DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas KKNI (Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia) dalam bentuk analisajurnal yang telah selesai dilakukan oleh
penulis.Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca. Semoga apa yang dipaparkan oleh penulis dapat dipahami dan dapat
diambil nilai positifnya oleh para pembaca.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
yang membangun demi perbaikan makalah yang telah penulis buat ini.Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun, semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami oleh kita semua. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahankesalahan dalam proses pembuatan makalah ini.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
Cover
BAB I PENDAHULUAN
BAB 1V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 16
B. Saran ………………………………………………………. 16
REFERENSI ………………………………………………………. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical Book Review (CBR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa karena dengan mengkritik suatu dan member analisis hasil sebuah buku tertentu
maka mahasiswa dapat mengulas sebuah buku. Tugas ini dilakukan harus berdasarkan bukti
dan argumentasi agar dapat memahami buku. Ditinjau dari isi laporan tugas ini berisikan
tentang kelemahan dan kekurangan dalam buku, baik alam sistematika penulisan, penggunaan
bahasa, isi materi yang disajikan dan tampilan buku. Siswa yang baik dalam mengerjakan
tugas ini akan memperoleh hasil yang baik berupa meningkatnya kemampuan berpikir siswa
dan kemampuan mengkritisi sebuah buku.
Disamping dari tujuan penulisan tugas ini, penulis juga memaparkan tujuan dari penulisan
buku yang sedang dianalisis oleh kelompok tujuh. Buku yang dianalisis oleh kelompok kami
adalah berjudul “Teknik Tari Pakpak Dairi (Tatak Tintoa Serser)” yang ditulis oleh Sitti
Rahmah, Tuti Rahayu, dan Yusnizar Heniwaty. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk
mempelajari teknik tarian pakpak dairi. Tak hanya itu juga untuk melestarikan sekaligus
mengingat nilai-nilai luhur budaya bangsa terutama budaya Pakpak Dairi.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
1. Nama Penulis:
• Sitti Rahmah. S.Pd., M.SI
• Dr. Tuti Rahayu, M. Si
• Yusnizar Heniwaty. SST., M.Hum., Ph.D
2. Judul Buku: Teknik Tari Pakpak Dairi (Tatak Tintoa Serser)
3. Penerbit: fbs unimed press
4. Editor: Faisal Batubara
5. Kota Terbit: Medan, Jl. Wiliem Iskandar Psr V, Medan Gedung FBS UNIMED
6. Tahun Terbit: 2018
7. ISBN: 978-602-53253-2-8
8. Cetakan Pertama: Desember 2018
5
BAB II
A. Ringkasan
Sebelum ada asimilasi penduduk asli pakpak dengan orang-orang daerah sekitarnya
6
mialnya: suku karo, simalungun, dan toba, telah ada marga-marga di daerah keppas adalah
marga-marga:
1. ujung
2. bintang
3. angkat
4. caah
5. kudadiri
6. berampu
7. sambo
8. pardosi
9. maha
10. pasi
Belum ada bukti yang pasti tentang sejarah asal usul orang Pakpak. Beberapa versi
asal usul dari penuturan masyarakat Pakpak maupun dari rumpun Batak lainnya adalah:
1. Pertama dikatakan bahwa orang Pakpak berasal dari Assam, India Selatan
selanjutan masuk ke pedalaman dan berkembang menjadi orang pakpak.
2. Versi lain menyatakan orang Pakpak berasal dari etnis Batak Toba.Alasan Pakpak
berasal dari Batak Toba, karena adanya kesamaan struktur sosial dan kemiripan
nama-namamarga.
7
3. Sedangkan versi lain menyatakan orang Pakpak sudah lebih dahulu ada sebelum
suku Batak ada, dengan kata lain suku Pakpak adalah clan Batak yang pertama dan
tertua di Sumatera.
B. Pengelompokan Suku/Marga
Marga yang ada di Pakpak dapat dikelompokan sebagai BerikutL:
1. Marga Pakpak Simsim : Berutu, Padang, Bancin, Sinamo, Manik, Sitakar,
Kebaekan, Lembeng, Cibro, dan lain-lain.
2. Marga Pakpak Keppas : Ujung, Angkat, Capah, Kuda diri, Maha, dan lain-lain.
3. Marga Pakpak Kelasen : Tumangger, Tinambunen, Kesogihen, Meka, Maharaja,
Ceun, Mungkur, danlain-lain.
4. Marga Pakpak Pegagan : Matanari dan lain-lain
5. Marga Pakpak Boang : Saraan, Sambo, Bacin dan lain-lain.
C. Sitem Kekerabatan
Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan
Sulang silima. Sulang silima terdiri dari unsur yakni :
1. Sinima tertua/Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua)
2. Sinima penengah/Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang ditengah)
3. Sinima terbungsu/perekur-ekur (keturunan atau generasi yang ditengah)
4. Berru (Kerabat penarima gadis)
5. Puang (kerabat pemberi gadis)
Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam
berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam
konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya kelima unsur ini harus terlibat agar keputusan
yang diambil menjadi sah secara adat.
Masa kini, banyak sekali lagu Pakpak yang menjadi populer dan diadaptasi secara
modern menggunakan instrumen yang juga modern seperti keybord. Lagu-lagu populer
Pakpak yang kerap diputar di acara-acara pernikahan ini misalnya Cikala Le Pongpong,
Pantar Silang, dan Tangis Anak Malumang.
Pada awalnya tarian Pakpak dipelajari orang-orang hanya dengan mengenal dan
menguasai bentuk gerak tanpa memperdulikan istilah gerak dan ragam geraknya. Istilah
ragam gerak dan pencatatan tari pada tarian pakpak selama ini belum ada sumber yang
menuliskan tentang hal-hal ini. Penulis sudah seklian lama ingin mewujudkan tulisan
tentang ini sebelumnya bersama bapak alm.B.A.Bako.
2. Busan Wanita
• Saong (penutup kepala)
• Kudung-kudung (anting-anting)
• Cimata landas (hiasan leher wanita)
• Ragi idup
11
• Baju merapi-api
• Kancing sitepu (kancing baju)
• Ucang (tempat sirih)
• Oles pardabaitak (dililitkan seperti sarung)
Beberapa Contoh upacara daur hidup yang masih dipraktekan masyatakat pakpak
antara lain:
• Marre Nakan Merasa
Yaitu upacara kehamilan, dimana wanita sedang hamil biasanya rawan
terkena penyakit dan gangguan gaib.
• Mangan Nakan Balba
Upacara melahirkam dengan mengadakan makan besar.
• Mesur-Mersuri
Yaitu pemberian makan pada ibu yang melahirkan dan kepada bayi yang
baru lahir.
12
• Mengebetkan
Semacam upacara turun tanah pertama kali bagi sih bayi.
• Mergosting
Upacara menggunting rambut oleh pihak puhun atau pamannya.
• Menanda
Memberikan perjanjian dan kesepakatan antara dua keluarga yang saling
berkenaan setelah anaknya besar dan dewasa.
• Mertakil
Suatu upacara penyunanatan terhadap laki-laki remaja.
• Mengikir atau melentik
Upacar yang dilakukan pada saat seorang naak perempuan menjelang
remaja.
• Upacara perkawinan
Tahapan upacara dan kedua bela pihak memberikan persetujuan penuh dan
juga semua kwajiban adat di penuhi.
• Menere Cinta Lao
• Mate Ncayur Nitua
Upacara adat kematian seseorang yang mati muda berbeda dengan yang mati
tua.
• Mengrumbang
• Mengokal dan menutung tulang
Beberapa contoh upacara yang berhubungan dengan alam dan system mata
pencaharian hidup antara lain:
• Markottas
• Meneppuh Babah
• Menoto
• Menanda tahun
• Menanggak-nanggakke
Beberapa contoh upacara adat di sekitar kampong (kuta) dan rumah tangga antara
• Menerbeb
• Mbengket bagesl
13
• Mengambat
• Merre kambaen
• Mendegger uruk
• Pepajek kuta
14
BAB III
PEMBAHASAN
Dari ringkasan isi buku yang telah dipaparkan sebelumnya, kami memperoleh beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam buku tersebut yaitu:
A. Kelebihan:
• Isi buku disusun secara terstruktur mulai dari perkenalan wilayah pakpak, sampai pada
seni budaya dan keunikan masyarakat pakpak.
• Penulis buku telah mencapai tujuannya, dengan menyediakan beberapa teknik tari
tradisional suku pakpak, dengan lengkap disertai dengan gambar yang memudahkan
pembaca mempelajari tarian suku pakpak juga.
B. Kelemahan:
Setiap kelebihan selalu dibarengi dengan kelemahan, demikianlah yang kami temukan pada buku
ini meskipun buku ini cukup baik untuk dijadikan sebagai referensi, namun ada satu hal yang
menurut kami menjadi suatu pertimbangan yaitu:
• Cakupan materi cukup lengkap, namun pada keunikan atau kebiasaan masyarakat pakpak
ada beberapa hal yang mungkin belum disampaikan pada buku tersebut secara jelas,
misalnya tentang perbedaan kedudukan antara anak laki-laki dan perempuan dikeluarga
masyarakat pakpak.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab yang sudah di paparkan, dapat disimpulkan bahwa banyak sekali keberagaman
yang terdapat di suku pakpak ini dan semua keberagaman itu tidak kalah banyak dan menariknya
dengan suku-suku yang lainnya. Misalnya saja dari segi sub sukunya, jenis-jenis marga,
pengelompokan marga, sistem kekerabatan yang terdapat di suku pakpak, alat musik tradisional
nya yang selalu digunakan, seni tari yang selalu ditampilkan sesuai dengan acara-acara yang
akan di adakan, seni bangunan nya maupun seni rupa, busana yang dikenakan bagi laki-laki
maupun perempuan, kain tenunan nya yang indah, upacara adatnya, serta lagu pakpak yang
masih sangat terkenal dan yang tak jarang kita dengarkan di acara pernikahan seperti Cikala Le
Pongpong, Pantar Silang, dan Tangis Anak Malumang.
B. Saran
Kami menyarankan kepada penulis bahwa seharusnya penulis dapat meletakkan
pembahasan yang membahas mengenai kedudukan anak laki-laki dan anak perempuan di dalam
suku pakpak sehingga informasi yang diberikan kepada pembacanya mengenai suku pakpak
dapat tersampaikan dengan jelas dan lengkap.
16
REFERENSI
Sitti Rahmah, T. R. (2018). Teknik Tari Pakpak Dairi "Tatak TintoanSerser". Medan: fbs
unimed press.
17