Anda di halaman 1dari 12

Modul - 7

PENGERINGAN & PENANGANAN BAHAN


(Dewatering & Material Handling)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam operasi pengolahan bahan galian, air merupakan aspek penting dan pada
tahap tertentu, harus dipisahkan dari material padatan. Beberapa metode pengurangan
kadar air dari hasil olahan akan di bahas dalam modul ini. Selain itu aspek penting
lainnya adalah proses pemindahan bahan dari unit operasi ke unit lainnya, juga
memerlukan peralatan tertentu. Peralatan yang digunakan dalam menangani bahan galian
baik konsentrat maupun tailing juga akan dibahas secara umum.
B. Ruang Lingkup Isi

Lingkup dan isi kajian dalam modul in adalah :

1. Dewatering :
a. Sedimentasi
b. Filtrasi
c. Centifuge, Mechanical, and Thermal Drying.
2. Material Handling :
a. Penanganan material padat
b. Penanganan Slurry
c. Pembuangan Tailing

C. Kaitan Modul

Modul ini sangat erat kaitannya dengan Modul – 4 sampai Modul – 6 (modul-modul
tentang proses konsentrasi).
D. Sasaran Pembelajaran Modul

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan metode-metode pengurangan kadar air pada proses pengolahan


bahan galian dan peralatan yang digunakan.
2. Menjelaskan metode dan peraltan yang digunakan dalam penanganan bahan.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 1


BAB II PEMBELAJARAN

Operasi pengeringan bahan diperlukan setelah proses konsentrasi mineral agar


ongkos transportasi menuju ke smelter lebih murah. Selain itu pengambilan kembali air
setelah proses dapat mengurangi supplay air terlalu banyak, sehingga operasi menjadi
lebih efisien. Sedikitnya dua metode yang sering digunakan dalam proses pengeringan
yaitu thickening dan filtration. Kemampuan operasi dengan menggunakan metode ini
dipengaruhi oleh variasi ukuran butir (Gambar 7. 1).
Tailing biasanya dikeringkan dengan peralatan sedimentasi dalam bentuk kolam
pengendapan. Selain itu beberapa metode lainnya seperti hydrocyclone dan centrifuges
dapat digunakan dengan biaya yang relatif murah dibandingkan dengan filtrasi.

Gambar 7. 1 Hubungan antara ukuan partikel dan % kadar air


terhadap berbagai peralatan pengering.

A. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pemisahan material padatan dengan air berdasarkan


gaya gravitasi. Metode operasinya terdiri dari thickening dan clarification. Thickening
dicirikan oleh bidang batas antara cairan jernih dengan sedimen dan kapasitasnya dibatasi
oleh kondisi underflow. Sedangkan clarification merupakan proses sedimentasi tanpa
adanya bidang batas yang jelas antara cairan dan sedimen, sehingga kapasitasnya terbatas.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 2


A.1 Peralatan Sedimentasi

Peralatan sedimentasi umumnya disebut “thickener” dengan berbagai variasi


diataranya adalah :
1. Cylindrical Continous Thickener
2. Lamella Thickener
3. Deep Cone Thickener
Cylindrical Continous Thickener merupakan peralatan pengendapan yang banyak
digunakan. Alat ini terdiri dari tanki berbentuk silinder, alta pengumpanan (feed well),
rake yang berfungsi untuk membawa material ke pusat tanki serta lounder yang berfungsi
untuk mengendalikan kecepatan cairan (Gambar 7.2).

Gambar 7. 2 Kenampakan suatu thickener silinder

Lamella thickener dirancang menjadi lebih kecil dibanding dengan thickener


konvensional. Dengan ukuran sekitar 5,5 x 3,7 x 5,2 m kubik dengan kapasitas 230 m
persegi luas pengendapan, eqivalen dengan thickener yang berkuran 17 m (Gambar 7.3).
Deep Cone thickener menggunakan flokulan tingkat tinggi ( 200 g/ton). Dengan
adanya tekanan ke arah bawah memungkinkan terjadinya pengeluaran underflow yang
selanjutnya dapat ditangani dengan menggunakan conveyor (Gambar 7.4).

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 3


Gambar 7. 3 Ilustrasi dari suatu lamella thickener

Gambar 7. 4 Ilustrasi dari Deep Cone Thickener

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 4


B. Filtrasi
Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari cairan dengan melewatkan fluida
melalui medium penyaringan. Spesifikasi ukuran peralatan diperlukan untuk menghasikan
produk yang disyaratkan. Filter dapat dioprasikan dalam 2 metode yaitu : filtrasi tekanan
konstan dan filtrasi laju tetap. Bebagai macam peralatan filtrasi dan yang paling banyak
digunakan yakni tipe “continous vacuum filter”. Metode in teriri dari 3 klas yaitu :
1. Drum filter
2. Discs Filter
3. Horizontal Filter
Drum Filter terdiri dari drum silinder mendatar yang berputar. Filter ini
menggunakan mempunyai diameter sekitar 1 – 4,5 m dengan luas penyaringan antara 1 –
80 m persegi (Gambar 7.5).

Gambar 7. 5 Ilustrasi dari suatu ”drum filter”.

Disc Filter terdiri dari beberapa cakram yang sebagian tercelup dalam lumpur
(slurry), dan tertanan pada saft secara teratur. Masing-masing cakram dibagi menjadi
segmen-segmen. Tiap filter bisa memiliki 1 – 12 cakram dengan diameter mencapai 5 m
atau seluas 30 m persegi permukaan filter per cakram (Gambar 7.6).
Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 5
Filter cakram ini harganya murah dan sangat kompak. Kelemahannya adalah tidak
mampu mencuci secara efektif, namun hal ini tidak penting dalam proses filtrasi
konsentrat.

Gambar 7.6 Ilustrasi potongan suatu filter cakram.

Vacuum filter dicirikan oleh permukaan saringan mendatar dalam bentuk sabuk,
meja atau sederet panci yang disusun secara sirkular atau linier ( Gambar 7.7 dan
Gambar 7.8).

Gambar 7.7 Ilustrasi dari suatu alat filter tipe cakram.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 6


Gambar 7. 8 Ilustrasi dari suatu ”Belt Filter”.

C. Alat pengering lainya


Beberapa alat pengering yang digunakan pada kondisi tertentu yaitu pemisahan
sentrifugal dan alatnya disebut ”centrifuges”. Alat ini cocok untuk pengeringan material
hasil olahan yang berukuran sangat halus. Ada 2 tipe alat centrifuge yang umum yaitu
”solid bowl” dan ”perforated basket” (Gambar 7.8 dan 7.9).

Gambar 7. 8 Ilustrasi dari ”Solid bowl centrifuge”

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 7


Gambar 7. 9 Vibrating Basket Centrifuge
Metode pengeringan lainnya yang biasa digunakana adalah thermal draying. Karena
pengurangan kadar air secara mekanis jarang dapat menurunkan kadar air di bawah 25 %
volume. Apabila diinginkan hal tersebut, maka diperlukan pengeringan dengan cara
pemanasan. Alat yang digunakan pada proses ini seperti fluidized bed drayer (Gambar
7.10). Alat ini cocok untuk pengeringan material halus. Temperatur pemanasan bisa
mencapai 300o C.

C. Penanganan Bahan

Transportasi dan penyimpanan bahan merupakan fungsi utama pada pabrik


pengolahan mineral. Bahan dipindahkan setiap tahapan dalam suatu pabrik atau bahkan
pada setiap bagian proses.
Kebanyakan operasi konsentrasi menggunakan air, sehingga diperlukan penanganan
lumpur (slurry) dengan baik. Lumpur tersebut kadang-kadang harus dipindahkan alam
jarak dekat secara gravitasi atau pemompaan. Dalam beberapa kasus, seperti pembuangan
tailing diperlukan pipa untuk mentrasportasikan material tersebut ke tempat pembuangan
yang relatif jauh.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 8


Gambar 7. 10 Ilustrasi dari Fluidized Bed Drayer

C. 1 Bahan Padat (solid materials)

Semua operasi pengolahan mineral memerlukan penanganan bahan padatan seperti


bijih dari tambang, bijih hasil remukan, dan konsentrat kering. Untuk bahan dengan
kapasitas besar dan ukuran pertikel kasar, biasanya digunakan ”stockpiles”, sedangkan
bila kapasitas dan ukurannya kecil digunakan ”bin”. Fungsi utama stockpiles adalah
penyimpanan bahan sementara untuk proses lebih lanjut atau transport lebih lanjut,
sedangkan fungsi bin adalah untuk memberikan kapasitas dan laju pengumpanan yang
terkendali.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 9


Selain bin, juga dikenal adanya istilah hopper, dan feeder. Bin dan hopper
merupakan suatu unit yang terintegrasi. Bila alat ini digunakan, maka peralatan lain yang
harus dipasang adalah feeder. Alat ini biasanya bersifat vibrasi untuk memperlancar
pengaliran material. Beberapa tipe feeder seperti Gambar 7.11

Gambar 7.11 Tipe-tipe Feeder


Pemindahan material padatan dari bin atau stockpile merupakan operasi yang sangat
kritis dalam pabrik pengolahan. Alat utama yang biasa digunakan adalah belt conveyor.
Pada alat ini juga dilengkapi dengan chute, fulley, dan sebagainya (Gambar 7.12).

Gambar 7.12 Skematik dai suatu ”belt conveyor”.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 10


C. 2 Bahan Campuran padat-air (slurry)

Penanganan material slurry tidak hanya pada operasi pengolahan bahan galian, akan
tetapi kadang-kadang juga pada proses penambangan dengan metode hydrolik seperti
pada tambang pasir pantai, emas alluvial dan kasiterit. Selain itu penanganan slurry tidak
hanya dalam hal transportasi dari satu tempat ke tempat lain, namun juga masalah
suspensi dan agitasinya dalam tanki selama proses berlangsung
Peralatan utama yang digunakan dalam penanganan bahan slurry adalah pompa,
katup (valve) dan pipa. Ada 2 tipe pompa yang biasa digunakan yakni ”positive-
displacement pump” dan ”centrifugal pump”. Tipe pertama digunakan bila diperlukan
head yang tinggi, sedangkan tipe kedua jika head rendah.

C. 3 Pembuangan Limbah (Tailing Disposal).

Ada dua tipe limbah yang harus dipertimbagkan yaitu padatan dan cairan.
Umumnya digunakan kolam pengendap atau bendungan pengendap (tailing dam). Dua
aspek penting yang diperhitungkan yaitu ekonomi dan keamanan. Sedapat mungkin
biayanya yang relatif murah serta aman atau tidak mencemari lingkungan sekitar. Metode
konstruksi tailing dam seperti Gambar 7.13

Gambar 7. 13 Metode-metode konstruksi tailing dam a).


Upstream method, b). Downstream method, c). Mine
waste rock.

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 11


BAB III PENUTUP

Pada sesi akhir pembelajaran diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk


menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas. Penguatan materi dilakukan dengan
memberikan tugas berupa ”portofolio” yang dikerjakan berkelompok, sumber materi
dapat diperoleh dari referensi yang digunakan serta di internet.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kelly, E.G & Spottiwood, D.J., 1982., “Introduction to Mineral Processing”., John
Wiley & Sons, New York.
2. Priyor, E.J, 1965., “Mineral Processing”., Elsevier, Amsterdam

Modul – 7 : Pengolahan Bahan Galian - 7. 12

Anda mungkin juga menyukai