Anda di halaman 1dari 41

AGHNIA KIASATI - BBM

Stroke iskemik Stroke hemoragik TIA Bells Palsy


Definisi  Stroke  MK gangguan peredaran  Stroke MK gangguan peredaran  Stroke  suatu manifestasi klinis  Paralisis otot wajah terjadi secara
darah otak (non perdarahan) darah otak (e.c perdarahan)  gangguan peredaran darah otak  akut
menyebabkan deficit neurologis, menyebabkan deficit neurologis menyebabkan deficit neurologis
mendadak, global/kontralateral mendadak, global/kontralateral  Durasi < 24 jam dan/atau CT Scan (-)
 Durasi > 24 jam atau CT Scan (+)  Durasi > 24 jam atau CT Scan (+)
atau def. neurologis berat atau def. neurologis berat
(penurunan GCS) (penurunan GCS)
 Jenis: ICH, SAH

Etiologi Adanya oklusi pada pembuluh darah Pecahnya pembuluh darah yang Sama kayak stroke iskemik - Reaktivasi virus HSV 1 di ganglion n.
/ Jenis di otak, jenis: melemah : VII
- Thrombus dari plak aterosklerosis - Aneurisme - Autoimun  menyerang myelin 
arteri otak (Thrombotic stroke) - Arteriovenous malformation demielinisasi
- Embolus dari pembuluh darah di (AVM)
luar otak (Embolic stroke)
paling sering e.c gg irama jantung Jenis Stroke:
e.g AF 1. SAH
- Aneurisma arteri-arteri pada
circulus arteriosus Willis
- Thunderclap headache : nyeri
kepala terhebat yang pernah
dirasakan pasien
- Muntah
- Kaku kuduk : meningismus +

2. ICH
- Dapat disebabkan karena
trauma atau spontan.
- ICH spontan merupakan
stroke hemorrhagik dan
paling sering disebabkan oleh
hypertensive hemorrhage
pada deep penetrating
AGHNIA KIASATI - BBM

branches dari arteri-arteri


cerebral
Ax

GEJALA
- Paralisis m. fascialis
- Nyeri tajam pada telinga dan
mastoid
- Perubahan pengecapan
- Hiperakusis kelemahan
m.stapedius
- Kesemutan dagu & mulut
- Epiforamata berair
- Bell’s phenomenon kelopak
mata tidak meutup
- Sinkinesis meningkatnya
aair mata saat mengunyah

FAKTOR RESIKO
- Herpes simplex.
TANYAKAN FAKTOR RISIKO (RPD DAN RPK) - Diabetes.
 Hipertensi
 DM - A common cold.
 Penyakit jantung AF - The flu.
 Dislipidemia - High blood pressure.
 Pernah mengalami TIA atau stroke
- Lyme disease.
 Polisitemia
 Obesitas - Mononucleosis.
- HIV or another
TANYAKAN KEBIASAAN autoimmune disorder
 makanan berlemak, asin, manis -  Low humidity
 Merokok, alcohol - cold temperatures
AGHNIA KIASATI - BBM

 Olahraga berkurang

1. Gangguan scr Global : penurunan  Onset : akut, tiba2


kesadaran Gejala peningkatan TIK :  Durasi : <24 jam (ga ada gejala sisa)
2. Gang fokal : muncul mendadak Sakit kepala hebat  Keluhan :
Muntah proyektil - Hemiparesis, monoparesis
Tergantung area yang terkena : Penurunan kesadaran - Hilang penglihatan
Cushing Trias monokuler/bilateral
Arteri serebri anterior - Diplopia
paralisis kontralateralekstremitas - Disfagia, disaritmia, afasia
bawah 1. hemiparesis, hemiplegi - Ataksia
gangguan bicara 2. hemihipestesi, hemianesthesi - Vertigo
gangguan pikir 3. Gangguan bicara (disartria)  Penilain faktor risiko ABCD2
inkontinensia urin 4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti
arteri serebri media ataksia,vertigo, disfagia, diplopia,
hemiparesis kontralateral (selain ex 6. Gejala bisa dirasa pasien lebih
bawah) dari satu
hemianopia ipsilateral
agnosia
afasia
penurunan perhatian

arteri serebri posterior


homonymous hemianopsia
agnosia
gangguan mental
vertigo, nystagmus, diplopia, ataxia,
disfagia, diasritmia

SKOR ROSIER
Stroke >0
Bukan stroke <0 ( tp tdk sepenuhnya
AGHNIA KIASATI - BBM

disingkirkan)

FISIK  GCS : penurunan


Eye
4 : spontan
3 : perintah
2 : nyeri
1 : no respon
Verbal
5 : orientasi baik
4 : bingung
3 : kata2 tidak tepat
2 : menggumam
1 : no respon
Motorik
6 : ikuti perintah
5 : melokalisir nyeri
4 : menghindar
3 : fleksi
2 : ekstensi
1 : no respon
 Vital sign Kemungkinan Cushing Triad pada SH
- TD, HR, saturasi oksigen, RR, suhu : TD meningkat
-
 Px head to toe
AGHNIA KIASATI - BBM

 Px neurologis (wajib 6 selalu bendingkan kanan kiri)


- Sensorik : menurun
- Motorik : spasticity, clonus, kaku, lemah
0 =-
1 = hanya keliatan tonus ototnya
2 = tidak mampu melawan gravitasi (horizontal)
3 = tidak bisa menerima tahanan ringan (hy bisa melawan gravitasi)
4 = tidak bisa menerima tahanan kuat
5 = menerima tahanan kuat (max)
- N. Kranialis :
Stroke  1/3 bawah, bells sebagian
3 = Cek peningkatan TIK  pupil anisokor, reflex cahaya pupil (direk/indirek)
7 = Mengangkat alis, mengernyitkan dahi, menutup mata, mencucu, menyeringai, menggembung + rasa 2/3
anterior lidah
12 = deviasi lidah kearah yg sakit
- Reflex fisiologis: tangan 2 (brachioradialis, siku) kaki 2 (patella, Achilles)meningkat/normal
- Reflex patologis : tangan 2 (Hoffman tromner), kaki 2 (Babinski, chadok) +
- Meningeal sign (kaku kuduk, brudzinki 1,2) + pada SAH

PENUNJ  Px lab  CT scan non kontras Ct scan -


ANG - Hematologi rutin : apa ada 1. SAH
perdarahan, infeksi, kadar
lemak (FR)
- GDS : untuk dd hipoglikemia
- Fx ginjal : ureum kreatinin
- Elektrolit : Na, K, Cl. Ca, Mg
(untuk dd ketidaksimbangan
elektrolit)
- Analisis gas darah
 Ct scan non kontras (gold
standar)
Syarat:
AGHNIA KIASATI - BBM

2. ICH
3.

- 24 jam setelah onset


- Lesi hipodens

 Px atas indikasi : faktor koagulasi


AGHNIA KIASATI - BBM

(APTT, PT), CKMB, troponin T


TX  ABC  DABC  Antiplatelet  Terapi steroid (dalam 72 jam
- Airway support + ventilasi 1. Menilai jalan nafas, Aspirin 80 mg, ATAU paska onset) :
- Oksigen untuk saturasi pernafasan, dan sirkulasi Clopidogrel 75mg
<95%O2 2-4 liter/menit (ABC)  Neuroprotektan Prednison 60 mg/hari selama 5
via kanul hidung 2. Menjaga jalan nafas agar Citikolin 250 mg IV hari tapering off 10
- Beri cairan kristaloid tetap adekuat intubasi mg/hari ,dengan durasi total
 Kontrol TD 3. Memberikan oksigen bila FARMAKOTERAPI SEKUNDER pemberian steroid adalah 10 hari
Sebelum di tx alteplase, syarat diperlukan O2 2-4  Tx FR R/ prednisone 5mg tab No LX
TD <185/110 liter/menit via kanul hidung Simvastatin 20x1 S 3 dd tab 4
Jika melebihi kontrol dulu 4. Memposisikan badan dan Metformin 2x500
dengan obat TD kepala lebih tinggi (head- Hindari rokok, alhokol, kb,  Terapi antiviral
and-trunk up) 20-30derajat Anjurkan olahraga diberikan pada kecurigaan
FARMAKOTERAPI untuk menurunkan TIK pd etiologi virus
1. Antihipertensi stroke hemoragik Asiklovir (PO) 5x400 mg,
- Pada stroke ischemik, TD 5. Memantau irama jantung selama 10 hari (HSV-1) atau
diturunkan 15% (sistolik maupun 6. Memasang cairan infus salin 5x800 mg (Varicella Zoster) –
diastolik) dalam 24 jam pertama normal atau ringer laktat
apabilaTDS>220 mmHg atau (500 ml/12 jam)
TDD>120 mmHg 7. Mengukur kadar gula darah
- Pada pasien stroke ischemik akut (finger stick)
yang akan mendapat trombolitik, 8. Memberikan Dekstrose 50%
TD diturunkan hingga TDS<185 25 gram intravena (bila
mmHg dan TDD<110 mmHg. hipoglikemia berat)
- Obat antihipertensi yang dapat 9. Menilai perkembangan
digunakan : labetalol, nitropaste, gejala stroke selama
nitroprusid, nikardipin, atau perjalanan ke rumah sakit
diltiazem IV layanan sekunder
10. Menenangkan penderita
2. IV alteplase
- Sebagai tissue plasminogen
activator : pemecah bekuan CAIRAN
darah  TIDAK ADA peningkatan TIK
- Dosis : 0,9 mg/kgBB10% Cairan normosaline : NaCl
AGHNIA KIASATI - BBM

sebagai bolus inisial, 90% dalam  Adanya peningkatan TIK


infus selama 60 menit Manitol 20% 0.50 mg/kgBB,
- Diberikan 3 jam setelah onset selama >20 menit, diulangi setiap
- Antiplatelet tidak boleh diberikan 4 - 6 jam dengan target ≤ 310
dalam 24 jam mOsrn/L

FARMAKOTERAPI AKUT
3. Antiplatele – Aspirin 1. Anti Hipertensi
- dosis awal 325 mg dalam 24-48 Nitrogliserin 100 μg/menit IV
jam setelah onset
AGHNIA KIASATI - BBM

Metabolik encephalopathy Hypertensive encephalopathy


Ensefalopati yang disebabkan oleh gangguan metabolic. Merupakan sindrom klinik akut reversibel yang dicetuskan oleh kenaikan
Tanda: gejala gangguan otak difus  penurunan kesadaran (delirium sampai koma) dan tekanan darah mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi otak.
kejang Atau dapat terjadi pada normotensi yang TDnya mendadak naik menjadi
160/100 mmHg.
Merupakan pengertian umum keadaan klinis yang ditandai: 1) penurunan kesadaran sedang
sampai berat, 2) gangguan neuropsikiatri kejang, lateralsasi, 3) kelainan fungsi
neurotransmitter otak, 4) tanpa disertai tanda infeksi bakteri yang jelas.
AX MANIFESTASI FAKTOR RESIKO
- Penurunan kesadaran sedang sampai berat - Riwayat ISK
- Gangguan neuropsikiatri : kejang, lateralisasi - Riwayat hipertensi : lama dan beratnya, pengobatan dan
- Demensia kepatuhannya
- Mual? Muntah? - Usia : sering pada 40 – 60 thn
- Nyeri kepala hebat? Pandangan kabur? - Konsumsi obat2an tertentu: agen simpatomimetik dan kokain
(menginduksi), steroids, cyclosporine and ACTH.
- Riwayat kram otot, kelemahan otot  hyperaldosteronism.

MANIFES:
FAKTOR RESIKO
- Onset perlahan (24 – 48 jam)
- Riwayat hipertensi
- Gejala sist syaraf: Lethargy/ Coma, Sakit kepala hebat (anterior,
- penyakit ginjal, hepar
konstan), ansietas
- trauma
- Gangguan penglihatan
- Mual.muntah
- Pernapasan cheyne-stokes - Irritability
- Hypotonia
- Riwayat kejang seluruh badan
- Gejala sistem ginjal: Hematuria, oliguria
RPD
- glomerulonefrosis, pyelonephritis, riwayat kehamilan dengan
tanda eklampsi

RIWAYAT KELUARGA:
- Keluarga dengan HT/ riwayat gejala serupa

Px fisik - KU Sama dengan px penurunan kesadaran


- Kesadaran: menurun (GCS!!) 1. KU
- VS 2. Kesadaran: menurun (GCS!!)
TD: dbn 3. VS
HR/P: lemah TD: mendadak naik menjadi 160/100 mmHg.
RR: takipneu/ Cheyne stock HR/P: lemah
Suhu: dbn RR: takipneu
AGHNIA KIASATI - BBM

- Status lokalis (tanda kerusakan organ) Suhu: dbn


- Mata  SENTER : reflex pupil turun 4. Status lokalis (tanda kerusakan organ)
- Leher: dbn - Mata  SENTER : reflex pupil turun
- Thorax: dbn - Leher: >JVP
- Abdomen : - Thorax: S3, murmur, edem pulmo, rhonki/wheezing
Hepatomegaly - Abdomen : Bruitz abdomen (tanda renovascular HTN)
- Ekstremitas: akral dingin
- Ekstremitas:
5. Neurologis: sensorik/motoric: lateralisasi + hempirases,
Asteriksis (gerakan mengepak telapak tangan bila dihiperekstensikan) 6. Rangsang meningeal
7. Syaraf kranialis: afasia, gg melihat
Mioklonus multifokal (gerakan berkedut kasar mendadak, non ritmis, dan tidak
berpola)
.

Tremor (kasar dan irregular 8-10 kali per detik) hilang saat istirahat & mudah
ditemukan di jemari tangan yang terjulur

Spasme otot

- Neurologis: sensorik/motoric: lateralisasi + hempirases,


- Rangsang meningeal
- Syaraf kranialis: afasia, gg melihat

Px 1. EEG  adanya perlambatan


penunjang 2. Px kimia darah Tes skrinning  mengetahui penyebab hipertensi
Hyperlipidemia,hiperurisemia  essensial HTN
1. darah rutin
BUN, Kreatinin  meningkat
Anemia  gagal ginjal kronik
SGOT/SGPT
Eosinophilia  nefritis interstitial
3. Px elektrolit (natrium, kalium, clorida, kalsium, magnesium)
2. Kimia darah
4. Px analisa gas darah
Hyperlipidemia,hiperurisemia  essensial HTN
5. Deteksi LCS
BUN, Kreatinin  meningkat
6. Urinalisis : BUN dan Kreatinin
3. urinalisis
7. CT scan dan MRI kepala
hematuria  glomerulonephritis
proteinuria  nefropati
urinary tract infection
4. elektrolit
- hypokalemia  rennin – mediated HTN
- metabolic alkalosis  Hyperaldosteronism
AGHNIA KIASATI - BBM

funduskopi : perdarahan retina, papilledema, eksudat, cotton – wool spot


(grade 4 retinopati)

EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi

CT scan atau MRI : edema otak dan perdarahan

Terapi 1. Resusitasi cairan  RL 1. Labetalol (beta adrenergic blockers)


2. O2 :2 – 4 L/menit Dosis inisial alah 20 mg dosis bolus
3. Atasi gangguan glukosa
- Hipoglikemia dextrose R/ Inj. Labetalol 5 mg/ml no. I
- Hiperglikemi :RL dan diuresis S i. m. m x
4. Atasi gangguan metabolik dan elektrolit
5. Cegah dan kendalikan kejang
2. Sodium nitroprusside (vasodilator)
- Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB per kali pemberian
Dosis inisial 0,3-0,5 mcg/kg/min IV
AGHNIA KIASATI - BBM

3. Nicardipine
dosis bolus 5-15 mg/h IV
R/ nicardipine 5mg/ml No. I
S i. m. m x
Komplikasi Koma, kematian, stoke, nefropati, IM, nefropati, retinopati, gg pembuluh
perifer
Prognosis jika tekanan darah tidak segera diturunkan  koma dan meninggal dalam
beberapa jam.
Sebaliknya apabila tekanan darah diturunkan secepatnya secara dini
prognosis umumnya baik dan tidak menimbulkan gejala sisa

Lesi batang otak Amnesia pasca trauma


Definisi Segala jenis lesi yang melibatkan batang otak. sebagai periode setelah trauma kapitis dimana informasi tentang
kejadian yang berlangsung tidak tersimpan. Ini dibagi menjadi 2 jenis
yaitu :
 Retrogarde  hilang kemampuan secara total atau parsial untuk
mengingat kejadi an sebelum cedera
 Anterogarde  defisit dalam membentuk memori baru setelah
kecelakaan, tak mampu lagi mengingat kejadian setelah cedera
Etiologi Bisa berupa gangguan vaskuler (infark atau perdarahan), tumor,
proses inflamasi dan degenerasi
Ax sindroma khas  hemiplegia alternans  kelumpuhan Keluhan = pasien tidak ingat dengan apa yang terjadi sebelumnya
ekstremitas pada sisi kontralateral tipe UMN + kelumpuhan Gejala =
nervuskraniales sisi ipsilateral tipe LMN a. Disorientasi  tak dapat sebutkan nama dan lokasi di mana
b. Amnesia 
c. Mengerang, memanggil, perilaku kekanakan
d. Halusianasi
e. Pengulangan gerakan dan fikiran
f. Fiksasi pada satu topik
g. Penurunan atensi
h. Turunnya konsentrasi
AGHNIA KIASATI - BBM

i. Impulsif
j. Takut dan paranoid
Px fisik Px neurologis hemiplegia alternans
- Sindrom mesensefalon (sindrom Weber)
Hemiplegia alternans okulomotorius (didapatkan hemiplegia
kontralateral lesi dan parese nervus III ipsilateral)
- Sindrom Pons (sindrom Millard Gubler)
Hemiplegia alternans n.abdusens dan n.fasialis (didapatkan
hemiplegia kontralateral lesi dan parese n.VI dan n.VII tipe
LMN)
- Sindrom Medula Oblongata
Hemiplegia alternans n.hipoglosus, hemiplegia alternans
glossopharyngeus dan n.vagus (sindrom Wallenberg)
- Sindrom Benedict
Parese N.III ipsilateral, hemiparesis kontralateral, hiperkinesis
kontralateral dan ataxia.
- Sindrom Avellis
Paralisis palatum molle dan pita suara disertai hemianestesia
kontralateral
- Sindrom Jackson
Sindrom Avellis disertai paralisis lidah ipsilateral
- Sindrom Claude
Parese N.III ipsilateral disertai ataxia cerebellum
- Sindrom Parinaud
Hilangnya tatapan vertikal, midriasis, hilangnya konvergensi ,
refleks cahaya menghilang, retraksi kelopak mata dan
nistragmus retraktorius
- Sindrom Top O Basillar
Sindrom Parinaud, parese N.III ipsilateral dan abulia inisiatif
- Sindrom Nothnagel
Parese N.III unilateral atau bilateral disertai ataxai cerebellar
AGHNIA KIASATI - BBM

Reflex pupil, pergerakan mata, roving eye movement, doll’s eye


movement, tes kalorik, reflex kornea, gag reflex

Px MRI / CT  infark TOAG (Tes Orientasi dan Amnesia Gavelstone)  skoring amnesia
penunjang  skor 75-100  normal
 skor < 75  indikasi amnesia
NRS (Neurobehavioral Rating Scale)  memeriksa perubahan perilaku
yang diakibatkan trauma

Tx Kausatif a. Kurangi resiko kerusakan menggilir seseorang/keluarga untuk


menjaga pasien
b. Buat Pasien senyaman mungkin buat nyaan lingkungan,
hindari dari kegelisahan
c. Cegah Stimulasi teralalu banyak  kurangi kebisingan di sekitar
pasien, cegah memberikan pasien informasi yang banyak,
usahakan kalimat yg digunakan pendek
d. Bantu arahkan pasien bantu pasien untuk mengingat sesuatu
(ex: hari, tempat, keluarga)
e. Rehabilitas anemia khusus penderita amnesia anterogarde.
Intervensi berfokus pada catatan, komputer, dan diari.
f. Pasien agitasi jangan di kekang, lebih baik diberi antipsikosis
atau sedasi
AGHNIA KIASATI - BBM

Cedela Kepala Ringan Cedera Kepala Sedang Cedera Kepala Berat

MMSE orientasi  APT

Anamnes  Nyeri kepala hebat pasca  Nyeri kepala hebat pasca trauma  Nyeri kepala hebat pasca trauma
is trauma  Riwayat pingsan 10 menit- 6 jam  Riwayat pingsan >6 jam
 Riwayat pingsan <10 menit  Muntah proyektil  Muntah proyektil
 Tanyakan kronologi kejadian  Tanyakan kronologi kejadian (untuk  Tanyakan kronologi kejadian (untuk
( untuk mengetahui adanya mengetahui adanya amnesia atau tidak) mengetahui adanya amnesia atau
amnesia atau tidak) tidak)
Px Fisik Bismillah - Cuci Tangan Bismillah - Cuci Tangan Bismillah – Cuci Tangan
KU/Kesadaran
Head to toe Head to toe Head to toe
 Laserasi, abrasi, hematoma  Laserasi, abrasi, hematoma padakepala  Laserasi,abrasi hematoma,fraktur
pada kepala  Periksa tanda fraktur basis cranii battle depresi pada kepala
sign ( memar di prossesus mastoideus)  Periksa tanda fraktur basis cranii:
GCS : 13-15 dan raccoon eyes( daerah battle sign, racoom eyes
 E : spontan (4), dipanggil gelap/ekimosis di periorbital)  Periksa adanya otorhea atau
(3),rangsang nyeri (2), tidak rhinorea (kegawatan : etika ada
ada respon (1) halo sign (darah bercampur CSF)
AGHNIA KIASATI - BBM

 V : orientasi baik (5), tidak


nyambung (4), sebatas kata
(3), mengerang (2), tidak
bersuara (1)
 M : sesuai perintah (6),
lokalisasi perintah (5)

Px Neurologis
 Reflex cahaya pupil : normal
 Reflex patologis negatif

Hamdalah – Cuci Tangan

GCS : 3-8
 E : spontan (4), harus dipanggil
 Periksa adanya otorhea atau rhinorea (3),rangsang nyeri (2), tidak ada
( kegawatan : ketika ada halo sign respon (1)
(darah bercampur CSF)  V : orientasi baik (5), tidak
nyambung (4), sebatas kata
(3),mengerang (2), tidak bersuara
GCS : 9-12 (1)
 E : spontan (4), harus dipanggil  M : sesuai perintah (6), lokalisasi
(3),rangsang nyeri (2), tidak ada respon perintah (5)
(1)
 V : orientasi baik (5), tidak nyambung Px neurologis
(4), sebatas kata (3),  Reflex cahaya pupil : biasanya di
mengerang (2), tidak bersuara (1) dapatkan anisokor
 M : sesuai perintah (6), lokalisasi  Reflex patologis positif
perintah (5)  Refleks fisiologis normal/mningkat

Px Neurologis
 Reflex cahaya pupil : biasanya di Hamdalah – Cuci Tangan
dapatkan anisokor
 Reflex patologis positif bisa negatif
bila masih di meninges (blm parenkim)
 Refleks fisiologis normal/mningkat
Hamdalah – Cuci Tangan
Px  CT scan: Normal  CT scan : SAH/SDH/EDH/ICH  CT scan : SAH/SDH/EDH/ICH
AGHNIA KIASATI - BBM

Penunjan  Darah rutin : Normal Catatan: Catatan:


g  AGD - SAH : gambaran hiperdens mengikuti - SAH : gambaran hiperdens
 GDS pola struktur otak mengikuti pola struktur otak
 Ureum kreatinin - SDH : gambaran bulan sabit - SDH : gambaran bulan sabit
- EDH : gambaran bikonveks - EDH : gambaran bikonveks
- ICH : gambaran hiperdens ditengah - ICH : gambaran hiperdens
jaringan otak ditengah jaringan otak

 Darah rutin : Hb mungkin turun  Darah rutin : Hb mungkin turun


 AGD  AGD
 GDS  GDS
 Ureum kreatinin Ureum kreatinin
Dx CKB suspct SAH/SDH/EDH CKR suspct SAH/SDH/EDH CKS suspct SAH/SDH/EDH
Banding CKS suspct SAH/SDH/EDH CKB suspct SAH/SDH/EDH CKR suspct SAH/SDH/ED
Tx PRINSIP: CAIRAN + SIMPTOMATIK LIHAT PENINGKATAN TIK: MANNITOL, LIHAT PENINGKATAN TIK: MANNITOL,
ANTIEDEMA, KEJANG, ATASI GEJALA ANTIEDEMA, KEJANG, ATASI GEJALA
RAWAT INAP 24 jamobservasi GAWAT GAWAT
perburukan melalui CT scan, bila tidak
ada perburukan dapat dipulangkan Non Farmako: Non Farmako:
Safety Safety
Non Farmako: Response Response
Safety Shout for help Shout for help
Response Airway Airway
Shout for help - Pastikan aman ( headtilt chinlift/ jaw - Pastikan aman ( headtilt chinlift/
*ABC dilakukan dlm keadaan berat  trust), jika curiga cedera leher, gunakan jaw trust), jika curiga cedera leher,
ringan biasanya tdk dilakukan collar gunakan collar
Airway - Aksesairwaysdanbreathing(endotrakeali - Aksesairwaysdanbreathing(endotra
- Pastikan aman ( headtilt ntubationdanventilasi),target SaO2 kealintubationdanventilasi),target
chinlift/ jaw trust), jika curiga 94-98 % dan PaCO2 30-35 mmHg dan SaO2 94-98 % dan PaCO2 30-35
cedera leher, gunakan collar pasang IV line mmHg dan pasang IV line
- pasang ET Breathing
Breathing - Oksigen kanul 2-4 L/menit Breathing
- Oksigen nasal kanul 2-4 - Pasang oksimetri - Oksigen kanul 2-4 L/menit
L/menit,>95% Circulation - Pasang oksimetri
- Pasang oksimetri - Cek CFR dan tekanan darah - Pasang ET pada pasien dengan
Circulation - Tangani perdarahan penurunan kesadaran (GCS<8)
- Cek CFR dan tekanan darah - Observasi tanda vital tiap 30 menit Circulation
- Pasang IV line - Cairan: Mannitol 0,5mg/KgBB - Cek CFR dan tekanan darah
AGHNIA KIASATI - BBM

- Kristaloid IV  NaCl 0,9% / R/ Infus Manitol 20% 500 ml fl. I - Pasang IV line, RL 20 tpm
RL  20 tpm atau 1,5 Simm - Tangani perdarahan
ml/kgbb/jam - Observasi tanda vital tiap 15 menit
- Tangani perdarahan Elevasikan kepala 30 derajat
- Observasi tanda vital tiap 1 Pasang kateter Elevasikan kepala 30 derajat
jam Begitu stabil : langsung rujuk Pasang kateter
Begitu stabil : langsung rujuk
Elevasikan kepala 30 derajat Farmako
Pasang kateter - Pemberian injeksi Citicolin 250 mg IV Farmako
Begitu stabil : langsung rujuk (neuroprotektan) - Pemberian injeksi Citicolin 250 mg
- Mual muntah IV (neuroprotektan)
R/ ondansetron 4 mg amp No I - Mual muntah
Farmako ANALGETIK + S i.m.m R/ ondansetron 4 mg amp No I
ANTIEMETIK(sesuai symptom) - Antiedema: dexamethason S i.m.m
- Pemberian injeksi Citicolin 250 R/ Inj. Dexamethason 5mg/ml 1 ml - Antiedema: dexamethason
mg IV (neuroprotektan) ampul II R/ Inj. Dexamethason 5mg/ml 1 ml
- Pemberian injeksi Antrain 1 R/ spuit 3 cc No. I ampul II
amp IV (antinyeri dan demam) S pro imm R/ spuit 3 cc No. I
- nyeri kepala - Obat kejang S pro imm
R/ pct 1000 mg/1000 ml vial Diazepam IV 10 mg - Obat kejang
No. I - nyeri kepala Diazepam IV 10 mg
S I.m.m R/ pct 1000 mg/1000 ml vial No. I - nyeri kepala
ATAU tablet S I.m.m R/ pct 1000 mg/1000 ml vial No. I
- mual muntah S I.m.m
R/ ondansetron 4 mg amp No I
S i.m.m Transfer ke ICU atau Neurology Critical Transfer ke ICU atau Neurology Critical
CareUnit CareUnit

MONITORING MONITORING
TX DEFINITIF 1. Aktivitas jantung-> EKG 6. Aktivitas jantung-> EKG
operatif yaitu kraniotomi evakuasi 2. Saturasi oksigen->oksimetri 7. Saturasi oksigen->oksimetri
epidural hematoma bila memburuk 3. Tekanan darah-> sebelum terapi 8. Tekanan darah-> sebelum terapi
aneurisma jaga BP pada 90-140 aneurisma jaga BP pada 90-140
PROGNOSIS mmHg dan pada pasien hipertensi mmHg dan pada pasien
bonam jaga BP < 200mmHg hipertensi jaga BP < 200mmHg
4. Suhu-> jaga pada suhu sekitar 37,2 C 9. Suhu-> jaga pada suhu sekitar
(jika tinggi bisa pakai PCT(PO) 37,2 C (jika tinggi bisa pakai
5. Fluid and hydration-> CVP 5-8mmHg
AGHNIA KIASATI - BBM

PCT(PO)
10. Fluid and hydration-> CVP 5-
TINDAKAN OP:
8mmHg
1. MIDLINESHIFT>5mm
2. VOL>30CC
3. LUAS PERMUKAAN PERDARAHAN
>10MM MAKA KEADAAN GAWAT(OP) TINDAKAN OP:
4. MIDLINESHIFT>5
5. VOL>30CC
PERHATIKAN SAH: 3A/3B, EDH DAN SDH
6. LUAS PERMUKAAN
HANYA DIAGNOSIS KRN SKDI 2 KRN BESAR
PERDARAHAN >10MM MAKA
KRMUNGKINAN EDH DAN SDH TXNYA PASTI
KEADAAN GAWAT(OP)
OP
PERHATIKAN SAH: 3A/3B, EDH DAN SDH
HANYA DIAGNOSIS KRN SKDI 2 KRN
BESAR KRMUNGKINAN EDH DAN SDH
TXNYA PASTI OP

EPIDURAL/EXTRADURAL SUBDURAL HEMATOMA SUBARACHNOID HEMORRAHAGE (SAH)


HEMATOMA (EDH) (SDH)
Anamnesis keluhan:
1. perubahan kesdaran
pada EDH ada lucid interval
2. Tanda trauma kepala = memar di sekitar mata dan belakang telinga, cairan keluar dari hidung dan telinga
3. Mual muntah
4. Nyeri kepala
5. Kejang
6. Kebas/lemah
7. Penglihatan kabur
Faktor riisko:
1. Trauma kepala
2. Hipertensi
3. Obatobatan antikoagulan
4. Merokok
5. Penyakit vaskular
px fisik ku, kesadaran: tKesadaran menurun, dg atau tanpa
LUCID INTERVAL EDH
VS: meningkat
kepala: di regio temporal/parietal)
atau tanda trauma lain di kepala (misal laserasi)
AGHNIA KIASATI - BBM

Pupil dilatasi ,anisokor, pin point


leher: bila ada trauma fraktur
thorax; Cheyne stokes

neurologis:
def neurologis :gangguanpenglihatan, hemiparesis, hipestesi, ataksia
1. Sensoris -> bila masi sadar
2. Motoric -> berikan tahanan
3. Fisiologis-> tangan (tricep, brachioradialis), kaki (patella, achiles)
4. Patologis-> Babinski , oppenheim
5. Rangsang meningeal
kaku kuduk
Brudzinski I kepala diangkat nnti kaki fleksi keduanya
Brudzinski II kaki kanan diangkat, kaki kiri ikutan keangkat (fleksi)
6. Syaraf kranialis
N VIII
N IX  glosofaring buka mulut, tekan lidah
N X vagus
N XIIjulurkan lidha (hipoglosus)
px 1. CT Scan = gambaran EDH 1. CT Scan SDH: lesi 1. CT Scan: hiperdens di ruang subarachnoid
penunjang berupa lesi hiperdens hiperdens bentuk 2. Px darah lengkap
(lebih putih) berbentuk bulan sabit - Profil lipid
bikonveks 2. Px darah lengkap - Ureum, kreatinin darah
2. Px darah lengkap - Profil lipid - Kadar GDS
- Profil lipid - Ureum, kreatinin
- Ureum, kreatinin darah darah
- Kadar GDS - Kadar GDS
AGHNIA KIASATI - BBM

TX 1. Survey Primer (A, B ,C)


2. Pasang ET pada pasien dengan penurunan kesadaran (GCS<8) dan
proteksi airway yang buruk dan pasang akses IVline
#Jika ada peningkatan ICP induksi dengan etomidate atau propofol
selama intubasi
3. BPmanagement
Jika SBP >200 mmHg atau MAP >150 mmHg-> antihipertensi IV
Jika SBP >180 mmHg atau MAP >150 mmHg dengan peningkatan IC
>continus IV atau intermiten untuk menurunkan BP dengan monitorin
ICP dan jaga CPP
>=60 mmHg
4. Minimalisasi ekspansihematoma
AGHNIA KIASATI - BBM
AGHNIA KIASATI - BBM

NYERI KEPALA
Migrain = 4A TTH = 4A Cluster = 3A Trigeminal Neuralgia = 3A
Klasifikasi Tanpa Aura/Common migrain  80% 1. Infrequent Episodic
1. Sekurang-kurangnya 5x serangan - 1x serangan/bulan
berulang dengan manifestasi 4 – 72 - < 12 x serangan/ tahun
jam 2. Frequent Episodic
2. Sedikitnya punya 2 karakter sbb : - 1 – 14 x serangan/bulan
 Unilateral - 12 – 180 hari/tahun min
 Berdenyut 3bulan
 Intensitas sedang/berat 3. Menahun/Kronis
 Tambah berat dengan aktivitas fisik - > 15 x serangan/bulan
3. Disertain salah satu sbb : - Sekurangnya 180 hari/tahun
 Mual muntah
 Fotofobia
 Fonofobia
4. Tidak terkait kelaianan lain
Dengan Aura/ Classic Migrain
1. Sekurangnya terjadi 2x serangan yang
didahului gejala neurologi fokal yang
reversible selama 5 – 20 menit,
berlangsung < 60 menit
2. Terdapat min 1 aura sbb :
 Gangguan visual
 Gangguan sensoris
 Gangguan Bicara
3. Min 2 karakter sbb :
 Penghlihatan kabur singkat sementara
 Min timbul 1 aura secara gradual > 5
menit & atau gejala lain > 5 menit
 Berlangsung 5 – 60 menit
4. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Status Migrenous
1. Intensitas berat berlangsung > 72
AGHNIA KIASATI - BBM

jam
2. Tidak berkaitan dengan kelainan
lain
Pencetus Herediter, menstruasi, stress, frustasi, Stress, cemas, depresi(tidak
tegang, lapar, konsumsi coklat/keju/alkohol
diperparah dengan aktivitas fisik
rutin)
Patofisiologi  Peningkatan sensitisasi di nosiseptor Kontraksi menetap otot skelet di Not fully understood. Penekanan vascular, faktor lain
meningeal dan neuron trigeminal kulit kepala, wajah, leher, bahu  inflamasi n.V ATAU menekan
sentral Beberapa mekanisme : n. V merusak selubung myelin
 Vasodilatasi pembuluh darah  Vasokontriksi pembuluh darah 1. Dilatasi vascular
pandangan kabur 2. Stimulasi n. V
3. Circadian effect 
menyerang saat tidur
(serangan berpola)
4. Injeksi subkutan
histamine
5. Alkohol
6. < O2
Tempat

Frontotemporal Menyeluruh, leher, bilateral Orbitotemporal Sesuai percabangan N.V


Px Fisik
Karakter Berdenyut (pulsing) Tekanan (squeezing), tidak Terasa di bor Tajam, superfisial, seperti
berdenyut ditusuk/diestrum
Pola Saat bangun pagi/siang Terus menerus, intensitas Malam hari. 1 – 2 jam setelah
berubah-ubah tidur ikuti irama sirkadian
Intensitas Sedang sampai berat Ringan sampai sedang Berat Berat
AGHNIA KIASATI - BBM

Sensitivitas Ada keduanya Tidak ada. Mungkin salah satu Ada salah satu atau keduanya Tidak ada
cahaya/suar
a
Durasi 4 – 72 jam 30 menit – 7 hari 15 – 180 menit < 2 menit (biasanya beberapa
detik)
Pereda Berbaring di tempat gelap, analgesic, tidur Analgesic, stress relief Aktivitas, obat, oksigen Analgetik, hilangkan pencetus
Gejala
Epidemiologi Banyak di perempuan, onset remaja dan Perempuan Laki-laki usia 20 – 40 tahun
dewasa muda
Lain-lain Tidak ada mual/muntah 1. Injeksi Terdapat trigger area di
konjungtiva/lakrimasi nasolabialis dan pipi. Contoh:
periorbital bicara, membasuh muka, gosok
2. Kongesti nasal/rinorea gigi
ipsilateral
3. Edema palpebral
ipsilateral
4. Dahi dan wajah
berkeringat ipsilaterla
5. Ptosis ipsilateral
6. Gelisah
Tx
Farmako ABORTIVE ABORTIVE UNTUK AKUT/ABORTIF 1. Antikonvulsan
1. Analgesik Nonspesifik 1. Analgesic 1. Masker O2 100%  Carbamazepine 200 –
 Aspirin 1 gram  PCT 1000 mg 7L/menit selama 15 1200 mg/day
 Ibuprofen 400 mg R/ Paracetamol 500mg menit
 Naproxen 500 – 750 mg tab No. X 2. DHE IV 0,5 – 1 mg R/ Carbamazepin
S 3dd tab 2 (prn) 3. Sumpatriptan SC 6 mg/ 200mg tab No. X
2. Vasokonstriktor Spesifik Nasal spray 20 mg S I dd tab I
 Ergotamin 1 – 2 mg nasal spray, atau  Ibuprofen 400 mg 4. Zolmitriptan 5 – 10 mg
 Diklofenak 12,5 – 100 mg  Fenitoin 300 – 500
 Sumatriptan 6mg/0,5ml SC atau 50mg PO
tab/hari  Aspirin 650 – 100mg 5. Metoxyfluran 10 – 15 mg/day
2. Antidepresan Trisiklik
tetes di saputangan
R/ Sumatriptan tab 50mg No. V 2. Kafein 65 mg (adjuvant) : ex:  Amytriptiline 10 –
PCT 250mg/Aspirin250mg + R/ DHE 0,5mg amp no. I 75 mg
S 1 dd tab 1
caffeine 65mg S i. m.m
AGHNIA KIASATI - BBM

Status Migren
 Cairan + injeksi dihidroergotamin PROFILAKSIS
(DHE) 0,5 – 1 mg @ 6 jam 3. Antidepresan (preventive) PROFILAKSIS
 Muntah  metoklopramid 10 mg  Amytriptiline 10 – 75 mg 1. Verapamil 2 x 40 mg
 Benzodiazepin 2. Lithium Karbonat 2 x 300
R/ Amytriptilline 25mg tab mg
No. V
S 1 dd tab 1 (prn) R/Verapamil 40mg tab
No.X
4. Muscle Relaxan S 2 dd tab 1
Tinazidin, Triptan, Baklofen

R/ Tinazidin tab 2 mg No X
S 3 dd tab 1

Non Hentikan pencetus!


Farmako 1. CBT
2. Pelatihan relaksasi
AGHNIA KIASATI - BBM

KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM MENINGITIS ENSEFALITIS 3B


DEFINISI Kejang pada anak 6 bulan-5tahun Peradangan selaput otak dan medulla Infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
Ada kenaikan suhu (>38,5), mendahului spinalis
Bukan disebabkan oleh proses kranial

ETIOLOGI / 1. demam : < 2jam Infeksi bakteri , TB, jamur Infeksi  virus (HSV, VZV, HZ , cmvdll)
FAKTOR : > 39°C Biasanya dari trak. Respiratorius Biasanya dari trak. Respiratorius
RESIKO 2. usia : 2 tahun
3. riwayat keluarga
4. prenatal (ibu > 35 tahun) dan pascanatal
(BBLR)
5. vaksin/imunisasi
6. Infeksi GI atau sal. napas

KLASIFIKASI A. Sederhana
 Singkat (<15 menit)
 Berhenti sendiri
 Tidak ada deficit neurologis
 General (Tonik Klonik)
 Tidak berulangdalam 24 jam
B. KOMPLEKS
 Lama (>15menit)
 Berulang >1x dlm 24 jam
 Kejang PARSIAL bisa berkembang jadi
UMUM
AGHNIA KIASATI - BBM

PATOGENESIS 1. Hematogen Primer invasi langsung mikroorganisme substantia


infeksi di tempat lain (faringitis, gricea
tonsilitis, endokarditis, pneumonia,
infeksi gigi)  bakteriemia (biakan
kuman darah=LCS) Parainfeksiusakibat respon imun pasiensubstantia
alba
2. Perkontinuitatum
infeksi sinus paranasalis, mastoid, Hanya Ensefalitis HSV dan Varicella yang dapat diobati
abses otak, sinus cavernosus

3. Implantasi langsung
trauma kepala terbuka, bedah otak,
LP, mielokel

4. Meningitis pd neonates
Aspirasi cairan amnion
Transplasental (terutama listeria)
MANIFESTASI  Suhu naik TIDAK ADA GEJALA KHAS 1. Demam
KLINIS  TONIK KLONIK / FOKAL Demam Tinggi mendadak
 Tanda dehidrasi (bila penyebabnya Nyeri kepala Sering ditemukan hiperpireksia
diare) Meningismus dengan/tanpa penurunan
kesadaran 2. Penurunan kesadaran dengan cepat
Letargi 3. Anak agak besar sering mengeluh nyeri
Malaise kepala,ensefalopati
Kejang (> 10 menit, perubahan vascular dna 4. Kejang
edema, paralisis todds) Kejang bersifat umum atau fokal, dapat terjadi status
Fungsi serebral intak TIDAK ADA DEF epileptikus
NEUROLOGIS 5. kesadaran menurun
Muntah

PADA BAYI
Demam
Iritabel
Letargi
malas minum
high pitched-cry

ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


AGHNIA KIASATI - BBM

 Lama kejang
 Bagian mana
 Sifat (tonik/klonik)
 Kegiatan anak sebelum kejang
 Kesadaran
 Kejang yg ke berapa

RIWAYAT
 Kehamilan
 Persalinan
 Infeksi (pd Kejang Demam: infeksi GI  FR)
 Tumbuh kembang
 Imunisasi
 Makan
PX FISIK - KU
- VS
- Meningeal sign : kaku kuduk, Brudzinski I II III IV, kernigMENINGITIS +
- Tanda ↑ TIK : UUB menonjol, papil edema
- Tanda infeksi luar SSP : ISPA, OMA, ISK
- Px neurologis : reflex fisiologis(>> PADA ENSEFALITIS), reflex patologis(+ PADA ENSEFALITIS)
AGHNIA KIASATI - BBM

PX 1. Px lab
PENUNJANG - Untuk tahu penyebab
- Darah perifer, elektrolit, gula darah, kultur darah/urin
2. Pungsi lumbal
- Kemungkinan meningitis Bila meningeal sign +
- Kontraindikasi : anak <12 bulan, kejang sederhana, KU baik

- Meningitis keruh/opalescence, sel PMN 100-100.000, glukosa ↓, protein


200-500 mg/dL(pada meningitis bacterial)
- Ensefalitis dominan limfosit, glukosa normal, protein <200 mg/dL

3. Elektroenselograf
- Indikasi : kejang demam FOKAL
- perlambatan atau gelombang epileptiform baik umum maupun fokal
4. CT/MRI
- Kelainan neurologis fokal yang menetap
- Ensefalitis menunjukkan gambaran edema otak baik umum maupun fokal
TX 1. Kausatif 1. Kausatif
2. Antiinflamasi 2. Antiinflamasi
3. Antikonvulsan 3. Antikonvulsan
4. Penurunan TIK 4. Penurunan TIK
5. Antipiretik 5. Antipiretik

Usia 1-3 bulan Peningkatan TIK


Manitol 0,5-1 gram/kg/kali
1. Ampisilin 200-400 mg/kgbb/hari atau
IV dibagi dlm 4 dosis Furosemid 1 mg/kg/kali
+
Sefotaksim 200-300 Antiinflamasi
mg/kgbb/hari IV dibagi dlm 4 Metilprednisolon 15 mg/kg/haridibagi setiap 6 jam
dosis, atau selama 3-5 hari

2. Seftriakson 100 mg/kgbb/hari IV Prednison oral 1-2 mg/kg/hari
dibagi dlm 2 dosis selama 7-10 hari

TATALAKSANA EHS
AGHNIA KIASATI - BBM

Usia> 3 bulan Acyclovir 10-20 mg/kgbb tiap 8 jam IV


1. Sefotaksim 200-300 Terbukti : 10-14 hari
mg/kgbb/hari IV dibagi dlm 3-4
dosis

2. Seftriakson 100 mg/kgbb/hari IV


dibagi 2 dosis, atau

3. Ampisilin 200-400 mg/kgbb/hari


IV dibagi dlm 4 dosis
+
kloramfenikol 100 mg/kgbb/hari
dibagi dlm 4 dosis

Anti inflamasi
Deksametason 0,6 mg/kgbb/hari IV dibagi
dlm 4 dosis selama 4 hari,
15-30 menit sebelum atau pada saat
pemberian antibiotik

Diazepam 0,5mg/Kg IV

LAMA 10-14 hari


AGHNIA KIASATI – BBM

DD HNP

Onset Akut, tiba-tiba

Lokasi Biasanya mengenai vertebra L4-L5 dan L5 sampai S1

Gejala 1. Pada stadium awal asimtomatik.


2. Gejala klinis muncul ketika Nukleus pulposus menekan saraf.
- Nyeri menjalar(radikuler) dari punggung hingga ke tungkai bawah atau kaki (Iskialgia)
- Sensoris = Tajam seperti terbakar, berndenyut, gejala kesemutaan atau rasa baal sesuai dermatomnya
- Motoris = Gejala kelemahan otot ekstremitas bawah
- Gerakan punggung terbatas (antefleksi) karena nyeri
- Berat  retensi urine

3. Rasa sakit semakin memburuk saat:


- Setelahberdiriataududuk(perubahanposisi ataudalamposisisamadalamwaktulama)
- Ketika bersin, batuk atau tertawa
Ketikamembungkukkebelakangatauberjalan lebih dari beberapaMeter

Px fisik Meliputi pemeriksaan sensori, motorik dan reflek


AGHNIA KIASATI – BBM

1. Straight Leg Raise (Laseque) test


- Mencari ada tidaknya ischialgia
- (+): nyeri radikular dan parestesia sesuai distribusi nervus ischiadicus ketika hip joint dielevasikan pada
sudut 30-60 derajat dengan lutut ekstensi
- Bila (+) : radikulopati L5, S1
- Nyeri saat elevasi <10 atau >60 derajat : bukan kompresi radik
- Bowstring sign : berkurangnya nyeri radikular ketika lutut difleksikan saat Lasegue test (+)

2. Bragard test
- Mempertajam lasegue test (Lasegue + dorsofleksi ankle)

3. Crossed straight leg raise test


- Elevasikan tungkai yang asimptomatik menyebabkan gejala nyeri radikular tipikal pada tungkai yang simptomatik
(spesifisitas >90% untuk kompresi radiks lumbosacral)

4. Reverse straight leg raise (femoral stretch) test


- pada posisi pasien pronasi, lutut difleksikan lalu hip diekstensikan ke atas, menyebabkan nyeri pada punggung bawah
dan paha bagian depan.
- Bila (+) : radikulopati L2, L3, L4

5. Patrick test
AGHNIA KIASATI – BBM

- Eksorotasi hip dengan lutut fleksi 90 derajat (dan diletakkan pada lutut yang satunya) menyebabkan nyeri pada hip atau
bokong.
- Bila (+) : patologi hip joint atau penyakit sacroiliac.
6. Contra Patrick test

Px penunjang Neuroimaging
1. Foto polos lumbosacral
- eksklusi diagnosis banding: spondilosis, spondilolistesis,
fraktur, keganasan, infeksi, proses degenerasi, penyempitan
disk space.
- Dapat melihat struktur tulang namun tidak bisa melihat
herniated disk

2. CT SCAN
- Menilai struktur tulang jauh lebih baik dibandingkan MRI
dan foto polos
- tidak bisa mengevaluasi radix saraf

3. MRI
- Dapat menvisualisasi soft tissue lebih baik dan informatif
dibandingkan CT SCAN.
- Paling disarankan untuk penegakan diagnosis herniated disc

Tatalaksana
Konservatif
- Analgesik golongan NSAID
- Modifikasi aktivitas (kurangi duduk yang terlalu lama, membungkuk, mengangkat barang) – Fisioterapi,
program olahraga
- Collar neck atau korset lumbal sementara selama 2 minggu
- Injeksi kortikosteroid epidural pada kasus nyeri radikular yang hebat di lumbal
AGHNIA KIASATI – BBM

Indikasi Bedah
- Nyeri yang tidak tertahankan walaupun sudah menjalani terapi konservatif yang adekuat selama > 3 bulan
- Hasil EMG : terdapat kompresi radiks
- Defisit neurologis yang progresif
- Prosedur = discectomy anterior servikal atau laminektomi
AGHNIA KIASATI - BBM

PUSING
Perbedaan BPPV Meniere Motion Sickness
Definisi Masalah mekanis di telinga bagian dalam karena Kelainan telinga bagian dalam yang lebih Terjadi saat otak menerima informasi
kristal kalsium karbonatterakumulasidi kanalis dikenal dengan sindroma endolimpatik dari visual, vestibular dan propioseptif
semisirkularis dan mengganggu pergerakan cairan hidrops yang berkebalikan dengan gerakan
sehingga telinga dalam mengirimkan sinyal palsu abdan
ke otak.

Etiologi 1. Idiopatik  usia  degeneratif Idiopatik  Membaca dalam perjalanan


2. Trauma kepala diikuti dengan neuritis vestibularis Dapatan  Bermain video game (terutamayg
3. Migrain Trauma menggunakan VR)
4. Posisi tidur yang lama pada pasien post operas ketidakseimbangan elektrolit  Melihat belakang/samping dalam
5. DM, HT obat ototoksik, kendaraan yg berjalan ke depan
6. Operasi gigi  infeksi hiperlipidemi,
infeksi virus herpes
abnormalitas endokrin
alergi
autoimun
Pathogenesis  BPPV disebabkan Ketika otolith dari kalisum  Distorsi pada membrane labirin telinga Konflik visual-vestibular
karbonat yang berasal dari makula pada utrikulus bagian dalam  akumulasi berlebih dari
yang lepas dan bergerak ke lumen salah satu cairan endolimfe  aliran tidak 1. tipe 1 : visual vestibular menerima
kanal semisirkular seimbang blockade depolarisasi dan sinyal berebda dalam waktu sama
 Otokonia menstumulasi kupula memberikan penurunan fungsi saraf vestibular EX :
sensasi berputar saat terjadi perubahan posisi (menyebabkan vertigo). melihat ombak diatas kapal
kepala melihat kendaraan luar di mobil yg
 adanya gangguan mekanik pada organ bergerak
 Kanalolitiasis otokonia bergerak ke kanalis otolit (utikulus dan sakulus) untuk alat
posterior  endolimfe bergerak menjauhi kupula keseimbangan linier dan translasional 2. tipe 2 : input visiual tdk diikuti
 merangsang kanal posterior adanya gangguan keseimbangan (non vestibular/propio
 Kupulolitiasis otokonia menempel pada kupula rotational vestibular symptom) EX :
 durasi nystagmus lebih lama melihat film di mobil yang berkelok
 adanya desakan mekanik  terhadap kelok
AGHNIA KIASATI - BBM

inner hair cell organ corti (menyebabkan


tuli sementara 3. tipe 3 :input vestibulat tdk diiuti
visual
EX :
membaca peta dari mobil yg bergerak

MK 1. Pusing berputar 1. vertigo Gejala awal


- Durasi singkat (detik) - min 20 menit Tidak nyaman di epigastrium
- Berat - episodic Malaise
- Sering di pagi hari - berampur disequilibrum berhari Nausea
- Pemicu  perubahan posisi 2. Nystagmus
2. Mual muntah 3. Nausea Gejala lain
3. Nystagmus 4. hilang pendengaran Vertigo
- Durasi < 1 menit (30 s) 5. tinitus dan rasa penuh Bersebndawa
- Posterior : upward beating, torsional Saliva meningkat
- Lateral : geotropic, apogeotropik palor
Px Fisik Maneuver 1. Garpu tala
1. Dix Hallpike Rinne +
(+)  posterior Weber lateralisasi sehat

2. Audiogram
Ada gang pendengaran SNHL

3. Tes gliserin
Membuktikan adanya hydrops
Minum gliserol dilihat ada
perbaikan pendengaran tidak

4. Px kalori
Catat lama nystagmus yg timbul
(+) :
Masa laten 3-10 s 5. ENG (electeo nystagmography)
Durasi nystagmus < 30s Tes keseimbangan
Vertigo makin berkurang tiap maneuver
AGHNIA KIASATI - BBM

diulang (fatigue maneuver) 6. BERA (brainsteam Evoked Respons


Durasi vertigo=durasi nystagmus audiometri)
Mengathui kerusakan sostem
2. Tes kalori keseimbangan telinga dalam
Masukan air dingin (30°C) dan panas (44°C),
masing-masing 250 ml secara bergantian dengan 7. Ecog (Elektrp Cochleography)
selang waktu 5 menit Merekam informasi elektrik telinga
(+) nystagmus catat berapa lama dalam saat diperdengarkan suara
Hasilnya : terganggu

kriteria diagnosis pasti :


3. Supine/Head Roll/Pagnini-McClure
1. 2 atau lebih episode vertigo dengan
durasi 20 menit-12 jam
2. Audiometrik menunjukkan adanya tuli
sensoris pada frekuensi rendah-sedang
3. Adanya tanda kelainan
telinga(pendengaran berkurang,
tinnitus, rasa penuh)
4. Tidak di diagnosis kelainan vestibular
lain

(+)  lateral nystagmus geotropic / kriteria probable :


apogeotropik 1. 2 atau lebih episode vertigo dengan
durasi 20 menit-24 jam
2. Adanya tanda kelainan telinga
(pendengaran berkurang, tinnitus, rasa
penuh)
3. Tidak di diagnosis kelainan vestibular
lain

Tx Non medikamentosa Non medikamentosa Antihistamin


6. Keseimbangan air dan elektrolit R/ Dimenhidrinat tab 50 mg No
1. Maneuver Epley  POSTERIOR
7. Diet tinggi protein, tinggi kalium dan s. 3 dd tab 1
AGHNIA KIASATI - BBM

rendah natrium
8. Konsumsi garam 1500-2000 g Antimuscarinic
9. Hindari factor pencetus R/ scopolamine patch 1,5mg No. 1
S u.c

Medikamentosa
1. Analog histamine
R/ Betahistine maleat tab 6 mg NoXIV
S 2 dd tab 1
2. kortikosteroid
R/ Prednison tab 5 mg No. VII
S 4dd tab 4

1. Pasien diminta untuk menolehkan kepala


ke sisi yang sakit sebesar 45°
2. Berbaring dengan kepala tergantung dan
dipertahankan 1-2 menit
3. Kepala ditolehkan 90° ke sisi sebaliknya,
dan posisi supinasi (30s)lateral
decubitus (15s)  kepala hadap tanah
(15s)
4. jaga kepala di posisi yg sama  dudukan
pasien  luruskan kepala (tahan 30s)

2. Lempert/Barbecue LATERAL
AGHNIA KIASATI - BBM

3. Brandt Daroff

Medikamentosa
AGHNIA KIASATI - BBM

1. Analog histamine
R/ Betahistine maleat tab 6 mg NoXIV
s. 2 dd tab 1

2. Antihistamin
R/ Dimenhidrinat tab 50 mg No
s. 3 dd tab 1

PENCEGAHAN 1. Berbaring dengan posisi kepala sedikit lebih Mengurangi konsumsi


tinggi daripada badan 1. Garam
2. Minum air putih yang banyak 2. Coklat
3. Pada saat sedang timbul serangan vertigo, 3. Kafein
jangan mengendarai kendaraan, bekerja di 4. Rokok,alkohol
tempat yang tinggi, atau menjalankan mesin 5. Makanan terlalu manis dan
yang bahaya berlemak
4. Hindari gerakan kepala dan perubahan posisi
tubuh secara mendadak Mengurangi aktifitas dan stress
5. Terdapat sebuah teknik yang dikenal dengan Menghindari uara bising
teknik Brandt-Daroff untukmenurunkan
derajat berat BPPV

Anda mungkin juga menyukai