Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN

PROSEDUR ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT (ART)

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penatalaksanaan Kuratif Terbatas II

Dosen pengampu: Bapak M. Fiqih Sabilillah, S.ST., M.Kes

Disusun oleh:

Amalia Istiqomah

P20625220004

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPIS GIGI

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

2022
RANGKUMAN PROSEDUR ART

1. Pengertian Teknik ART


ART adalah suatu metode atau prosedur penumpatan dibidang konservasi gigi dengan
cara membuang jaringan karies gigi hanya dengan instrument geggam. ART adalah
prosedur klinik tanpa menggunakan bur gigi, water spray, atau anastesi. Tindakan
berupa ekskavasi jaringan karies gigi secara manual dan restorasi kavitas gigi dengan
semen yang melepas fluor. Konsep ART yaitu mengurangi trauma pada gigi. ART
menggunakan instrument tangan dari pada handpiece elektrik, sehingga mengurangi
rasa sakit dan mengurangi kebutuhan terhadap anastesi lokal untuk meminimalisir
trauma psikologis terhadap pasien.

2. Prinsip dasar ART


a. Menghilangkan jaringan karies pada gigi hanya dengan instrument genggam.
b. Merestorasi kavitas dengan bahan tumpatan yang adhesive pada gigi.
c. Bahan yang digunakan untuk merestorasi gigi pada ART, yaitu glass ionomer
semen.

3. Indikasi ART
a. Kavitas yang mencapai email dan dentin dan tanpa kelainan jaringan pulpa.
b. Kavitas tersebut memungkinkan untuk dirawat dengan hands instrument.

4. Kontraindikasi ART
a. Karies sulit dijangkau hand instrument misal di proximal
b. Kavitas karies sulit dibersihkan dengan hand instrument
c. Gigi sakit dalam jangka waktu lama da nada kemungkinan inflamasi pulpa kronis
d. Karies yang melibatkan pulpa
e. Adanya pembengkakan (abses) atau fistula yang dekat dengan gigi yang karies

5. Keuntungan teknik ART


Keuntungan menggunakan teknik ART adalah sebagai berikut:
a. Mudah didapat dan relative mudah karena menggunakan teknik manual
b. Dapat digunakan di tempat terpencil yang tidak tersedia listrik
c. Dapat meminimalisir penggunaan anastesi lokal
d. Adhesi kimia GIC mengurangi pemotongan jaringan gigi untuk retensi bahan
restorative.
e. Pelepasan fluoride dari GIC yang mencegah karies sekunder dan mungkin
meremineralisasi dentin yang karies.
f. Mengkombinasikan perawatan dan penyembuhan dalam 1 prosedur.
g. Mudah direparasi jika terdapat kecacatan
h. Biayanya murah
i. Memudahkan masyarakat yang tidak bisa menjangkau layanan kesehatan
j. Instrumen sederhana
k. Efektif untuk komunitas (bakti social)

6. Kerugian teknik ART


kerugian menggunakan teknik ART adalah sebagai berikut:
a. Belum terdapat restorasi ART yang tahan lama.
b. Teknik yang ditetapkan belum diasuransikan kesehatan gigi dan mulut.
c. Penggunaan hand instrument dapat menimbulkan kelelahan.
d. Pencampuran manual memungkinkannya tidak sesuai standart

7. Alat dan Bahan ART


Beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk teknik penumpatan ART:
a. Alat:
1) Diagnostic set (kaca mulut, sonde, excavator, piset)
2) Dental hatchet
3) Carver
4) Paper pad/ mixing pad
5) Spatula
6) Plastic filling
7) Handscoon
8) Masker

b. Bahan:
1) Cotton pellet
2) Cotton roll
3) Dentin conditioner
4) Varnish atau cocoa butter
5) Powder & liquid GIC

8. Prosedur penumpatan ART


A. Menurut Departemen Kesehatan Rebuplik Indonesia, 1995) :
1) Mempersiapkan tempat pasien
2) Mempersiapkan alat dan bahan tumpatan
3) Melakukan preparasi kavitas gigi dengan cara jaringan keras dibersihkan
dengan excavator sampai tidak ada lagi dentin yang lunak, kemudian bersihkan
dan keringkan kavitas
4) Setelah preparasi selesai pasien di instruksikan untuk oklusi dengan maksud
untuk melihat kontak lubang
5) Membersihkan kavitas, pit dan fissure dengan dentin conditioner
6) Membersihkan kavitas dengan cotton pellet yang dibasahi air
7) Melakukan penumpatan kavitas
8) Menekan bahan tumpatan dengan menggunakan jari
9) Membuang kelebihan bahan tumpatan dengan menggunakan carver
10) Mengolesi permukaan tumpatan dengan varnish dan melakukan pemeriksaan
kelebihan tumpatan dengan menggunakan articulating paper kemudian
memberikan instruksi pada pasien.

B. Prosedur penumpatan ART menurut (Adyatmaka, 2000):


1) Melakukan preparasi kavitas sebagai berikut:
a. Melakukan isolasi dengan kapas mengabsorbsi saliva mempertahankan
gigi agar tetap kering
b. Menghilangkan plak dengan menggunakan cotton pellet
c. Mengeksplorasi dengan sonde memastikan karies
d. Menggunakan hatchet untuk mencari jalan masuk
e. Memutar hatchet untuk memperbesar jalan masuk
f. Menggunakan excavator untuk mengerok jaringan karies
g. Membersihkan kavitas dengan kapas basah
h. Mengeringkan kavitas dengan kapas kering
2) Melakukan conditioning sebagai berikut:
a. Melakukan conditioning dengan conditioner, dapat pula dengan liquid
yang mengandung asam pol-akrilat karena tanpa conditioning ada “smear
layer” yang dapat mengganggu ikatan bahan tambalan dengan dentin.
Conditioning membersihkan dan memperkuat ikatan bahan tambalan dua
kali lipat
b. Membersihkan kavitas dengan kapas basah dan lakukan sedikitnya tiga
kali bilas
c. Mengeringkan dengan kapas kering
3) Melakukan dispensing sebagai berikut:
a. Membuka botol [owder
b. Membuka seal botol powder, pembatas plastic jangan di buka
c. Menutup kembali botol
d. Mengocok botol agar konsistensi powder homogeny, lalu ketukan
ditelapak tangan agar powder tidak tercecer di penutup botol
e. Menakar powder sesendok pres dan pastikan bahwa sendok powder bersih,
gunakan pembatas plastic untuk memeras
f. Menaruh takaran powder paper-pad
g. Membagi powder menjadi dua bagian
h. Menutup kembali botol karena powder bersifat hygroskopis
i. Membuka penutup botol cairan dan pastikan pipet botol bersih lalu
miringkan pipet botol secara perlahan agar gelembung udara tidak terjebak
dalam pipet botol dan posisikan botol dengan pipet botol menghadap
kebawah
j. Meneteskan satu tetes cairan. Tetes pertama digunakan sebagai conditioner
k. Memposisikan kembali botol dengan pipet botol menghadap kebawah.
Teteskan satu tetes cairan dengan tetap pada posisi itu
l. Menyiapkan powder dan cairan untuk mengaduk
4) Melakukan mixing sebagai berikut:
a. Meratakan cairan selebar kancing
b. Mengaduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk sirkular
c. Mengaduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk rotasi
sekitar 10-15 detik
d. Mengaduk seluruh powder hingga diperoleh konsistensi seperti pasta
antara 15-20 detik
5) Melakukan placement sebagai berikut:
a. Memasukan semen kedalam kavitas secara bertahap hingga penuh dalam
wakru sekitar 30 detik
b. Meratakan semen melalui dua pendekatan yaitu tekan dengan
menggunakan jari segala arah dan dengan menggunakan alumunium foil
menurut oklusi
c. Memotong sisa semen dengan carver
d. Melakukan pemeriksaan oklusi atau gigitan
e. Mengoleskan varnish ke permukaan gigi
6) Melakukan instruksi pada pasien agar tidak digunakan makan pada gigi yang
ditumpat selama 1 jam setelah penumpatan
DAFTAR PUSTAKA

umy. ac.id. UMY Repository. “Atraumatic Restorative Treatment.” (online). Tersedia dari:
https://repository.umy.ac.id

Yuniarly, Etty, Rochmawati Desi. 2020. “Pengaruh Tumpatan Atraumatic Restorative


Treatment (ART) Menggunakan Bahan Glass Ionomer Cement Terhadap Ph Saliva Pada
Anak Sekolah Dasar.” Poltekes Jogja. (online). Tersedia dari: https://e-
journal.poltekesjogja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai