Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
brought to you by CORE

provided by e-Journal UIR (Journal Universitas Islam Riau)

Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI


KOTA PEKANBARU
(Studi Kasus Usaha Tas Rajut Industri Pengolahan Kreatifitas Tali
Kur)

Kiki Joesyiana, SE.,MM. Dosen


Program Studi Manajemen
Akademi Sekretari dan Manajemen Persada Bunda
kiki_joesyiana1983@yahoo.com
ABSTRAK
Industri kecil dan rumah tangga memiliki tiga alasan penting yang mendasari
keberadaannya di Indonesia. Pertama, adalah karena kinerja industri kecil dan
rumah tangga cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang
produktif. Kedua, sebagian dari dinamikanya, indutri kecil dan rumah tangga yang
sering mencapai peningkatan produktitivitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi. Ketiga, karena sering diyakini bahwa industri kecil rumah tangga
memiliki keutungan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar.
Industri rumah tangga diharapkan berperan dalam memecahkan masalah-masalah
pengembangan industri di Indonesia. Karena industri rumah tangga mempunyai
jumlah unit usaha yang jauh lebih baik dibandingkan kelompok usaha industri
sedang dan industri besar. Hal tersebut disebabkan industri rumah tangga
memiliki daya tahan yang kuat dalam perekonomian, dan merupakan bagian
terbesar dengan menumbuh kembangkan sekitar 99,19% dari keseluruhan usaha
di sektor industri.
Berdasarkan perhitungan konsentrasi industri didapatkan bahwa nilai CR4 pada
usaha Tas Rajut Industri Pengelolaan kreatifitas tas rajut di kota Pekanbaru
sebesar 53,32%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai 40>CR4>60%, maka
struktur pasar usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tali Kur dikota
pekanbaru berada pada pasar oligopoli sedang. Berdasarkan perhitungan IHH
(Indeks Herfindahl-Hirschman) didapat hasil bahwa nilai IHH usaha tas rajut
industri pengelolaan kreatifitas tas rajut di kota Pekanbaru sebesar 1407.1251
Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai IHH berkisar antara 1000-2500 yang
artinya bahwa usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tali kur di kota
Peknbaru berada pada pasar oligopoli, khususnya pasar oligopoli sedang.
Masing masing variable dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan internal usaha tas rajut industri pengelolaan
kreatifitas tas rajut. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penilaian responden
terhadap faktor internal usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tas rajut
sebagai berikut adalah :
1. Keuangan, Variable keuangan terdiri dari indikator memiliki modal usaha dan
cukup memiliki laba/keuntungan yang memiliki indikator kekuatan dalam
faktor internal, sedangkan indikator sistem administrasi keuangan yang masih
sederhana merupakan indikator kelemahan dalam faktor internal.
2. Sumber Daya Manusia, Identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi
kompensasi, pelatihan dan pengembangan serta perekrutan dan penempatan
karyawan. Selain itu tingkat pendidikan dan keterampilan serta keahlian tenaga
kerja industri juga ikut mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk.

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

3. Aspek Produksi, Kegiatan produksi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas
yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Kegiatan produksi berhubungan
dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.
4. Pemasaran dan Promosi, Pemasaran adalah tindakan–tindakan yang diperlukan
untuk menyampaikan barang produksi dari tangan produsen ke konsumen, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan penulis, diperoleh strategi yang
dapat digunakan dalam pengembangan usaha tas rajut di Kota Pekanbaru yaitu
strategi agresif. Strategi agresif lebih fokus kepada strategi S-O (strength-
opportunities). Dengan menggunakan strategi S-O (strengthopportunities), penulis
mendapatkan hasil temuan atau strategi yang dapat diterapkan dalam
pengembangan usaha tas rajut di Kota Pekanbaru yaitu peningkatan keahlian
SDM, peningkatan aktivitas promosi dan diversifikasi produk.
Key Words : Strategy, Development, Household Industry

ABSTRACT

Small industry and households have three important reasons that underlie their
existence in Indonesia. First, itis because the performance of small industry and
households tend to be better in generating productive workforce. Second, small
industries and households often achieve increasing productivity through
investment and technological changes. Third, it is often believed that domestic
small industries have profits in terms of flexibility than larger businesses.
Domestic industry is expected to play a role in solving the problems of industrial
development in Indonesia. Because the domestic industry has a number of
business units that are much better than the group of medium and larger
industrial enterprises. This is because domestic industry has a strong resistance in
the economy, and is a major part to develop approximately around 99.19% of the
total business in industrial sectors.
Based on industry concentration measurements, itshowed that the value of CR4 in
Bags Knitting business management industry in Pekanbaru is 53.32%. Thus it can
be seen that the value of 40> CR4> 60%, then the business market structure of
Bags Knitting business management industry in Pekanbaru are currently in a
moderate oligopoly market. Based on the IHH(Herfindahl-HirschmanIndex)
calculation, the IHH value of Bags Knitting business management industry in
Pekanbaru is 1407.1251. As seen that the IHH values ranged from 1000 to 2500,
which means that Bags Knitting business management industry in Pekanbaru is in
an oligopoly market, especially amoderate oligopoly market.
Each variable in this study consisted of several indicators to determine the
strengths and weaknesses of internal Bags Knitting business management
industry. Based on the research of respondents' assessment of internal factors
businesses Bags Knitting management industry, the authors found out as follows:
1. Finance, Financial Variable consisted of indicators of having enough own
capital and profits/gains is the strength indicator in internal factors, while the
indicator of having modest financial administration is the weakness indicator
in internal factors.
2. Human Resources, identification of human resource factors includes
compensation, training and development and also recruitment and placement

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

of employees. In addition, the level of education, skills and expertise of the


industrial workforce also affect the quality and quantity of products.
3. Aspects of Production, the production of business activities comprise all
activities that transform inputs into goods and services. Production activities
associated with the input, transformation, and output that vary between
industries and markets.
4. Marketing and Promotion, Marketing is the necessary actions to deliver goods
production from producers to consumers, either directly or indirectly.
Based on the results of SWOT analysis conducted by the author, strategy that can
be used in developing Bags Knitting business management industry in Pekanbaru
is an aggressive strategy. An aggressive strategy is to focus more on SO (strength-
opportunities) strategy. By using this SO (strength-opportunities) strategy, the
authors get resultsor strategies that can be applied in developing bags
knittingbusiness in Pekanbaru which are by increasing of Human Resources
expertise, increasing promotional activity and product diversification.
Key Words: Strategy, Development, Household Industry

Latar Belakang bagian terbesar dengan menumbuh


kembangkan sekitar 99,19% dari
Industri kecil dan rumah keseluruhan usaha di sektor industri.
tangga memiliki tiga alasan penting Industri rumah tangga di Kota
yang mendasari keberadaannya di Pekanbaru Sangat berpotensi untuk
Indonesia. Pertama, adalah karena di kembangkan. Kerena tidak hanya
kinerja industri kecil dan rumah berperan dalam penyediaan lapangan
tangga cenderung lebih baik dalam pekerjaan, namun juga berperan
menghasilkan tenaga kerja yang dalam pemberdayaan ekonomi
produktif. Kedua, sebagian dari masyarakat. Usaha Tas Rajut Industri
dinamikanya, indutri kecil dan rumah Pengelolaan Kerajinan Tali Kur di
tangga yang sering mencapai Kota Pekanbaru Tergolong Dalam
peningkatan produktitivitasnya Industri rumah tangga, dan bergerak
melalui investasi dan perubahan dibidang usaha pengembangan
teknologi. Ketiga, karena sering kreatifitas tali kur.
diyakini bahwa industri kecil rumah Diketahui bahwa usaha tas
tangga memiliki keutungan dalam rajut industri kreatifitas tali kur di
hal fleksibilitas ketimbang usaha kota Pekanbaru mengalami
besar. perkembangan pada tahun 2010
Industri rumah tangga hingga saat ini, perkembangan yang
diharapkan berperan dalam sangat pesat menimbulkan jumlah
memecahkan masalah-masalah usaha meningkat dan harga produk
pengembangan industri di Indonesia. kreatifitas tali kur pun mengalami
Karena industri rumah tangga kenaikan. Namun dalam
mempunyai jumlah unit usaha yang perkembangan yang pesat tersebut
jauh lebih baik dibandingkan terdapat berbagai permasalahan yang
kelompok usaha industri sedang dan menimbulkan kurangnya minat
industri besar. Hal tersebut terhadap tas rajut.
disebabkan industri rumah tangga Berdasarkan latar belakang
memiliki daya tahan yang kuat dalam penelitian, yang menjadi rumusan
perekonomian, dan merupakan masalah dalam penelitian ini adalah

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

1) Bagaimanakah struktur pasar rancangan bangun industri adalah


dalam usaha tas rajut industri kegiatan industri yang berhubungan
pengembangan kreatifitas tali kur di dengan perencanaan pendirian
kota Pekanbaru? 2) Bagaimana industri/pabrik secara keseluruhan
strategi pengembangan industri atau bagian-bagiannya. f)
rumah tangga khususnya tas rajut di perekaasaan industri adalah kegiatan
kota Pekanbaru? industri yang berhubungan dengan
Adapun tujuan berdasarkan perancangan dan pembuatan dan
uraian rumusan masalah yang telah peralatan industri lainnya.
diuraikan, maka tujuan penelitian ini (Azmiral,2014:24)
yaitu : 1) Untuk mengetahui struktur
pasar pada usaha tas rajut industri 2. Pendektan Structure Conduct
pengembangan kreatifitas tali kur di Peformance (SCP)
Kota Pekanbaru. 2) Untuk Menurut teori organisasi industri,
mengetahui strategi pengembangan terdapat sebuah konsep SCP atau
industri rumah tangga khususnya tas Structure Conduct Peformance.
rajut di Kota Pekanbaru. Teori tersebut menjelaskan bahwa
kinerja suatu industri pada dasarnya
Tinjauan Teori sangat dipengaruhi oleh struktur
1. Pengertian Industri dan pasar. Struktur pasar menunjukkan
konsep Industri atribut pasar yang mempengaruhi
Menurut Lipczynskin, et all. sifat proses persaingan. Unsur unsur
Industri adalah sejumlah perusahaan struktur pasar meliputi: konsentrasi,
yang memproduksi dan menjual diferensiasi produk, hambatan masuk
sejumlah produk yang serupa, kedalam pasar, struktur biaya dan
memanfaatkan teknologi yang serupa tingkat pengaruh Pemerintah.
dan mungkin juga mengakses faktor Struktur pasar sangat penting, karena
produksi (input) dari pasar faktor akan menentukan perilaku
produksi yang sama. (arsad, perusahaan dalam suatu industri dan
2014:14). kemudian perilaku akan
Terdapat 6 konsep yang berkaitan mempengaruhi kinerja. (jaya,2001:4)
dengan industri, antara lain: a) bahan
mentah adalah semua bahan yang 3. Struktur Pasar
didapat dari sumberdaa alam atau Struktur pasar adalah derajat-
diperoleh dari usaha manusia untuk derajat persaingan suatu industri.
dimanfaatkan lebih lanjut. b)bahan Secara teoritis struktur pasar dapat
baku industri adalah bahan mentah dibedakan menjadi dua yaitu pasar
yang diolah atau tidak diolah yang persaingan sempurna dan pasar
dapat dimanfaatkan sebagai sarana persaingan tidak sempurna
produksi dalam dalam industri. c) dibedakan menjadi tiga yaitu pasar
barang setengah jadi adalah bahan persaingan monopoli, oligopoli, dan
mentah atau bahan baku yang telah monopolistrik. Struktur pasar
mengalami satu atau beberapa tahap memiliki beberapa elemen-elemen
proses lebih lanjut menjadi penting yaitu: a. Pangsa pasar b.
barang jadi. d) barang jadi adalah Konsentrasi industri. masing-masing
barang hasil industri yang sudah siap jenis struktur pasar adalah memiliki
pakai untuk konsumsi akhir ataupun derajat konsentrasi penguasaan pasar
siap pakai sebagai alat produksi. e) ang berbeda-beda sessuai dengan

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

jenis struktur pasar yang mereka dengan tujuan jangka panjang,


miliki. Elemen tersebut akan program tindak lanjut, serta prioritas
menggambarkan ukuran perusahaan- alokasi sumber daya. (Rangkuti,
perusahaan yang bersaing dalam 2015:3). Berikut adalah jenis-jenis
suatu pasar. Berikut adalah empat strategi antara lain: a) strategi
indeks konsentrasi industri antara integrasi b) strategi intensif c)
lain: a. Rasio konsentrasi b. Indeks strategi diversifikasi dan d) strategi
Hirschman-Herfindahl c. indeks defensive.
rosenbluth d. indek entropi (Arsad,
2014:137). 6. Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut
4. Defenisi dan pengembangan Rangkuti (2006:170) adalah
Industri Rumah tangga instrumen perencanaan strategis yang
Menurut badan pusat statistik klasik. Dengan menggunakan
(2005:4) industri rumah tangga kerangka kerja kekuatan dan
adalah suatu kegiatan pengubahan kelemahan dan kesempatan eksternal
barang dasar menjadi barang jadi dan ancaman, instrumen ini
atau setengah jadi, atau dari yang memberikan cara sederhana untuk
kurang nilainnya menjadi menjadi memperkirakan cara terbaik dalam
barang yang lebih tinggi nilainya melaksanakan sebuah strategi.
dengan maksud untuk dijual, dengan Kegunaan dari analisis SWOT ini
jumlah pekerja 1-4 orang. adalah untuk memberikan gambaran
Upaya-upaya pengembangan hasil analisis kekuatan, kelemahan,
usaha kecil berdasarkan pasar 14,15 peluang dan ancaman perusahaan
dan 16 UU No. 9/1995 tentang usaha secara menyeluruh yang digunakan
kecil dirumuskan bahwa pemeritah, sebagai dasar atau landasan
dunia usaha dan masyarakat penyusunan objective dan strategi
melakukan pembinaan dan perusahaan dalam coorporate
pengembangan usaha kecil dalam planning. Analisis strategi SWOT
bidang berikut, seperti produksi dan dapat diterapkan dengan cara
pengolahan, pemasaran, sumber daya menganalisis dan memilah berbagai
manusia, teknologi dengan cara hal yang mempengaruhi keempat
berikut: a. Meningkatkan faktornya, kemudian menerapkannya
kemampuan manajemen serta teknik dalam gambar matriks SWOT,
produksi dan pengolahan. b. dimana aplikasinya adalah
Meningkatkan kemampuan bagaimana kekuatan (strengths)
rancangan bangunan dan mampu mengambil keuntungan
perekayasaan. c. Memberikan (advantage) dari peluang
kemudahan dalam pengadaan sarana (opportunities) yang ada, selanjutnya
dan prasraana produksi dan bagaimana kekuatan (strengths)
pengolahan bahan baku, bahan mampu menghadapi ancaman
penolong dan kemasan. (Arifa, (threats) yang ada, dan terakhir
2011:229). adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weakness) yang mampu
5. Jenis Strategi membuat ancaman (threats) menjadi
Menurut Chandler (1962) strategi nyata atau menciptakan sebuah
merupakan alat untuk mencapai ancaman baru.
tujuan perusahaan dalam kaitannya

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

7. Hipotesis (data deret waktu) seperti tahun


1. Diduga struktur pasar pada 2012–2017. Data yang digunakan
Industri tas rajut Pengelolaan dalam penelitian ini adalah data yang
Kreatifitas Tali kur di Kota diperoleh dari Biro Pusat Statistik
Pekanbaru adalah pasar oligopoli. (BPS).
2. Diduga dengan mengoptimalkan Teknik pengumpulan data yang
kekuatan dan peluang yang dimiliki digunakan dalam penelitian ini
serta dengan mengatasi kelemahan adalah:
dan ancaman yang datang dari luar, 1. Kuesioner, merupakan teknik
maka akan didapatkan beberapa pengumpulan data yang dilakukan
strategi yang dapat dilakukan dalam dengan cara memberikan
usaha tas rajut Industri Pengelolaan seperangkat pernyataan tertulis
Kreatifitas Tali Kur di Kota kepada responden untuk dijawab.
Pekanbaru 2. Observasi, adalah pengamatan
secara langsung untuk memperoleh
METODE PENELITIAN gambaran jelas tentang objek yang
Adapun populasi dalam akan diteliti.
penelitian ini adalah usaha tas rajut 3. Studi Kepustakaan, Pengumpulan
pada Industri Pengelolaan Kreatifitas data melalui studi kepustakaan
Tali Kur di Kota Pekanbaru. Dengan bertujuan untuk menggali informasi
diketahuinya jumlah populasi sebanyak mungkin mengenai objek
penelitian, maka pengambilan jumlah serta elemen-elemen yang terkait
sampel penelitian dilakukan dengan dalam penelitian ini.
sensus. Hal ini dilakukan dengan 4. Wawancara, adalah
pertimbangan bahwa jumlah populasi mengumpulkan data dengan cara
tidak terlalu banyak. Sensus mengadakan wawancara secara
merupakan penelitian yang dianggap langsung dengan pihak yang
dapat mengungkapkan ciri-ciri berkepentingan yang berhubungan
populasi (parameter) secara akurat erat dengan objek penelitian.
dan komprehensif, sebab dengan
menggunakan seluruh unsur populasi 1. Metode Analisis Data
sebagai sumber data, maka gambaran Metode analisis yang digunakan
tentang populasi tersebut secara utuh adalah analisis deskriptif kuantitatif
dan menyeluruh akan diperoleh. dengan menggunakan metode
Penelitian ini menggunakan data analisis SWOT. Analisis ini
primer dan data sekunder. Data merupakan identifikasi berbagai
primer adalah sumber data yang faktor secara sistematis untuk
langsung memberikan data kepada merumuskan suatu strategi dengan
pengumpul data. Pada penelitian ini, dasar pada logika yang dapat
data diperoleh melalui teknik memaksimalkan kekuatan (strengths)
pengumpulan data kuesioner dan dan peluang (opportunities) namun
wawancara. secara bersamaan bisa
Data sekunder adalah data yang meminimalkan kelemahan
diperoleh dari tinjauan kepustakaan (weakness) dan ancaman (threats).
melalui literatur, jurnal–jurnal, dan Setelah menentukan nilai bobot
situs internet yang dapat memberikan dan rating setiap faktor selanjutnya
informasi. Jenis data yang digunakan dilakukan analisis dengan
adalah data sekunder time series menggunakan matriks posisi. Matrik

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

ini digunakan untuk melihat posisi 2. Variabel eksternal adalah


strategi yang tepat bagi Variabel yang berasal dari luar
pengembangan suatu usaha. lingkungan perusahaan atau diluar
Selanjutnya di lakukan analisis kendali perusahaan. Variabel ini
strategi/matriks SWOT. terdiri dari: a) Aspek ekonomi adalah
kondisi dan keadaan perekonomian
Definisi Operasional Variabel masyarakat atau suatu daerah. b)
Dalam penelitian ini variabel Aspek sosial budaya adalah
yang digunakan adalah : mencakup keyakinan, nilai, sikap,
1. Variabel Internal adalah variabel opini yang berkembang dan gaya
yang berasal dari dalam lingkungan hidup dari orang-orang di suatu
usaha. Variabel ini terdiri dari: a) wilayah.c) Aspek kebijakan
Aspek keuangan adalah keadaan pemerintah merupakan pembuat
keuangan/financial yang ada didalam regulasi, deregulasi, pen-subsidi,
suatu industri, yang meliputi modal pemberi kerja dan konsumen utama
awal sampai keadaan keuangan organisasi.d) Aspek kompetitif
perusahaan saat ini. b) Aspek sumber adalah aspek yang menunjukan
daya manusia adalah faktor internal sebuah persaingan yang terjadi di
industri yang sangat menentukan dalam suatu industri.
pertumbuhan industri seperti tenaga
kerja. c) Aspek produksi adalah HASIL PENELITIAN DAN
terdiri atas semua aktivitas yang PEMBAHASAN
mengubah input menjadi barang dan 1. Struktur Pasar
jasa, Aspek produksi dalam faktor Dalam analisis struktur pasar
internal terdiri dari: bahan baku, terdapat elemen-elemen yaitu pangsa
teknologi, kualitas dan lokasi. d) pasar, konsentrasi dan hambatan
Aspek pemasaran dan promosi, masuk pasar. (Arsyad, 2014:98).
pemasaran adalah tindakan–tindakan Pada penelitian ini untuk
yang diperlukan untuk menentukan salah satu penyelesaian
menyampaikan barang produksi dari analisis SWOT yaitu struktur pasar
tangan produsen ke konsumen, baik usaha tas rajut dikota pekanbaru
secara langsung maupun tidak digunakan rumus rasio konsentrasi
langsung. Sedangkan promosi adalah (CR4) dan indeks Hirschman-
usaha perusahaan dengan segala cara Herfindahl (IHH),(Arsyad,
untuk mempengaruhi calon 2014:107).
konsumen agar mau membeli dan CR4= MS1 + MS2 + MS3 + MS4
memakai produk industri tersebut = 17,12 + 15,45 + 13,29 + 12,43
dengan tindakan persuasif. e) Aspek = 58,29 %
sarana dan prasarana, sarana adalah Berdasarkan perhitungan
segala sesuatu yang dapat dipakai konsentrasi industri didapatkan
sebagai alat dalam mencapai maksud bahwa nilai CR4 pada usaha Tas
atau tujuan, sedangkan prasarana Rajut Industri Pengelolaan kreatifitas
adalah segala yang merupakan tas rajut di kota Pekanbaru sebesar
penunjang utama terselenggaranya 53,32%. Dengan demikian dapat
suatu proses baik itu usaha maupun dilihat bahwa nilai 40>CR4>60%,
pembangunan proyek dan maka struktur pasar usaha tas rajut
sebagainya. industri pengelolaan kreatifitas tali

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

Kur dikota pekanbaru berada pada 1. Keuangan


pasar oligopoli sedang. Aspek keuangan atau finasial
Rumus Indeks Herfindahl- meliputi keadaan keuangan atau
Hirschman (IHH) merupakan finansial yang ada dalam suatu
penumlahan hasil kuadrat market industri, yang meliputi modal awal
share dari setiap industri. (Arsyad, sampai keadaan keuangan
2014:111). perusahaan saat ini. Variable
Berdasarkan perhitungan IHH keuangan terdiri dari indikator
(Indeks Herfindahl-Hirschman) memiliki modal usaha dan cukup
didapat hasil bahwa nilai IHH usaha memiliki laba/keuntungan yang
tas rajut industri pengelolaan memiliki indikator kekuatan dalam
kreatifitas tas rajut di kota Pekanbaru faktor internal, sedangkan indikator
sebesar 1407.1251 Dengan demikian sistem administrasi keuangan yang
dapat dilihat bahwa nilai IHH masih sederhana merupakan
berkisar antara 1000-2500 yang indikator kelemahan dalam faktor
artinya bahwa usaha tas rajut industri internal. Sedangkan indikator sistem
pengelolaan kreatifitas tali kur di administrasi keuangan yang masih
kota Peknbaru berada pada pasar sederhana merupakan indikator
oligopoli, khususnya pasar oligopoli kelemahan dalam faktor internal.
sedang. Indikator memiliki modal usaha yang
cukup memperoleh nilai skor 0,32,
1. Analisis Lingkungan Internal dan indikator memiliki
Analisis lingkungan internal laba/keuntungan memperoleh nilai
dilakukan untuk mengidentifikasi skor 0,30. Sedangkan indikator
faktor-faktor kekuatan dan sistem administrasi keuangan yang
kelemahan dari usaha tas rajut masih sederhana memperoleh nilai
industri pengelolaan kreatifitas Tali skor 0,32.
Kur di kota pekanbaru. Dalam
melakukan indentifikasi faktor 2. Sumber Daya Manusia
kekuatan dan kelemahan maka harus Identifikasi faktor sumber
ditetapkan beberapa variable dan daya manusia meliputi kompensasi,
indikator lingkungan internal usaha pelatihan dan pengembangan serta
tas rajut. Variable yang digunakan perekrutan dan penempatan
dalam penelitian ini adalah 1) karyawan. Selain itu tingkat
keuangan, 2) sumber daya manusia pendidikan dan keterampilan serta
3) produksi 4) pemasaran dan keahlian tenaga kerja industri juga
promosi 5) sarana dan prasarana. ikut mempengaruhi kualitas dan
Masing masing variable kuantitas produk. Menurut responden
dalam penelitian ini terdiri dari indikator loyalitas tenaga kerja
beberapa indikator untuk mengetahui mendapat nilai skor 0,37.
kekuatan dan kelemahan internal Selanjutnya indikator tingkat
usaha tas rajut industri pengelolaan pendidikan tenaga kerja memperoleh
kreatifitas tas rajut. Berdasarkan nilai skor yang baik yaitu 0,48.
hasil penelitian bahwa penilaian Sedangkan indikator keterampilan
responden terhadap faktor internal dan keahlian tenaga kerja mendapat
usaha tas rajut industri pengelolaan penilaian skor 0,30.
kreatifitas tas rajut sebagai berikut
adalah :

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

3. Aspek Produksi Lokasi suatu industri akan


Kegiatan produksi dari suatu mempengaruhi perkembangan
bisnis terdiri atas semua aktivitas industri tersebut, seperti lokasi
yang mengubah input menjadi industri dekat dengan tempat bahan
barang dan jasa. Kegiatan produksi baku atau lokasi industri dekat
berhubungan dengan input, dengan pasar. Pada dimensi lokasi
transformasi, dan output yang terdapat indikator kurang
bervariasi antar industri dan pasar. strategisnya lokasi industri, yang
Variabel produksi memiliki beberapa merupakan indikator kelemahan
dimensi seperti bahan baku, dalam faktor internal dan mendapat
teknologi, kualitas dan lokasi. nilai skor 0,30.
Bahan baku adalah bahan
yang identitasnya dapat diketahui 4. Pemasaran dan Promosi
pada produk jadi, dengan kata lain Pemasaran adalah tindakan–
suatu produk tidak akan jadi jika tindakan yang diperlukan untuk
tanpa bahan ini (elemen utama). Pada menyampaikan barang produksi dari
dimensi bahan baku memiliki tangan produsen ke konsumen, baik
indikator seperti memiliki secara langsung maupun tidak
ketersediaan bahan baku dan langsung. Sedangkan promosi adalah
kemudahan memperoleh bahan baku usaha perusahaan dengan segala cara
yang merupakan indikator kekuatan untuk mempengaruhi calon
dalam faktor internal. Menurut konsumen agar mau membeli dan
responden indikator memiliki memakai produk perusahaan tersebut
ketersediaan bahan baku mendapat dengan tindakan persuasif. Pada
nilai skor 0,62. Selanjutnya indikator indikator memiliki assosiasi yang
kemudahan memperoleh bahan baku mendukung pemasaran produk,
mendapat nilai skor 0,73. menurut responden mendapat nilai
Teknologi adalah salah satu skor 0,32. Selanjutnya pada indikator
sarana utama untuk mencapai tujuan kondisi pasar belum memadai
efektif, efesien, dan produktivitas memperoleh nilai skor 0,32.
yang tinggi dari suatu usaha. Pada Sedangkan pada indikator promosi
dimensi teknologi, terdapat indikator produk masih kurang mendapat
menggunakan mesin yang sederhana, penilaian skor 0,34.
yang merupakan indikator
kelemahan dalam faktor internal dan A. Sarana dan Prasarana
memperoleh nilai skor 0,32. Sarana adalah segala sesuatu
Kualitas merupakan salah yang dapat dipakai sebagai alat
satu kebijakan penting dalam dalam mencapai maksud atau tujuan,
meningkatkan daya saing produk sedangkan prasarana adalah segala
yang harus memberi kepuasan yang merupakan penunjang utama
kepada konsumen. Pada dimensi terselenggaranya suatu proses baik
kualitas, terdapat indikator produk itu usaha maupun pembangunan
yang dihasilkan memenuhi proyek dan sebagainya. Variabel
permintaan pasar, yang merupakan sarana dan prasarana memiliki
indikator kekuatan dalam faktor indikator yaitu sarana dan prasarana
internal dan mendapat nilai skor fasilitas yang cukup yang merupakan
0,32. indikator kekuatan dalam faktor
internal. Menurut responden

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

indikator sarana dan prasarana penelitian ini variabel sosial dan


fasilitas yang cukup mendapat nilai budaya memiliki indikator seperti
skor 0,34. kebiasaan masyarakat yang gemar
menggunakan tas atau dompet yang
2. Analisis Lingkungan Eksternal merupakan indikator peluang dalam
Analisis lingkungan eksternal faktor eksternal dan mendapat
dilakukan dengan mengidentifikasi penilaian skor 1,12.
faktor–faktor peluang (opportunity)
dan ancaman (weaknesses) dari 2. Hasil Penghitungan Struktur
usaha tas rajut.. Dalam menganilisis Pasar
lingkungan eksternal ditentukan Penghitungan struktur pasar
beberapa variabel dan indikator dengan menggunakan rasio
lingkungan eksternal. Varibel yang konsentrasi (CR4) mendapatkan hasil
digunakan adalah: 1) Aspek sebesar 58,29% yang artinya bahwa
ekonomi, 2) Aspek sosial dan nilai CR4 pada usaha tas rajut
budaya, 3) Aspek kebijakan industri pengeolaan kreatifitas tali
pemerintah, 4) Aspek kur di Kota Pekanbaru berada pada
kompetitifMasing–masing variabel tipe pasar persaingan tidak sempurna
terdiri dari beberapa indikator untuk yakni pada pasar oligopoli sedang.
mengetahui peluang dan ancaman Ini dilihat berdasarkan tipe jenis
eksternal usaha tas rajut Industri pasar dan intervalnya yakni nilai
Pengolahan Tas Rajut. Penilaian CR4 usaha tas rajut industri
indikator–indikator lingkungan pengeolaan kreatifitas tali kur di
eksternal adalah sebagai berikut : Kota Pekanbaru berada antara
40%<CR4<60%, dan berdasarkan
A. Ekonomi penghitungan market share (MS)
Perekonomian suatu daerah terlihat bahwa terdapat pelaku usaha
atau negara dapat mempengaruhi tas rajut menguasai pasar. Yaitu
iklim bisnis suatu usaha. Semakin pelaku usaha Bukit Pasir dengan
buruk kondisi perekonomian di suatu pangsa pasarnya mencapai 17,12%.
daerah atau negara maka semakin Hal tersebut sesuai dengan teori yang
buruk pula iklim usaha. Dalam ada, dimana derajat kekuatan pasar
variabel ekonomi terdapat indikator terjadi jika terdapat perusahaan yang
yaitu kondisi ekonomi yang memiliki pangsa pasar mencapai
berkembang, yang merupakan 17% dalam suatu industri. (Yunianti,
indikator peluang dalam faktor dalam Puspasari, 2006).
eksternal dan mendapat penilaian Hasil dari penghitungan
skor 1,12. indeks herfindahl-hirscman (IHH)
didapat bahwa nilai IHH usaha tas
B. Sosial dan budaya rajut industri pengeolaan kreatifitas
Faktor–faktor sosial dan tali kur di kota Pekanbaru yakni
budaya yang mempengaruhi suatu sebesar 1407 artinya bahwa nilai
perusahaan mencakup keyakinan, IHH berkisar antara 1000–2500
nilai, sikap, opini yang berkembang sehingga pada penelitian ini dapat di
dan gaya hidup dari orang-orang di artikan bahwa usaha tas rajut industri
lingkungan eksternal perusahaan, pengeolaan kreatifitas tali kur di
yang dapat merubah permintaan Kota Pekanbaru berada pada tipe
untuk berbagai produk. Pada pasar oligopoli yaitu oligopoli

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

sedang. promosi. Ulyana (2014)


mendapatkan hasil temuan yang juga
3. Strategi Pengembangan Usaha sama, yaitu menggunakan strategi
Tas Rajut di Kota Pekanbaru SO (strength-opportunities) dengan
Berdasarkan hasil analisis cara peningkatan aktivitas promosi.
SWOT yang dilakukan penulis, Budasih dan Astiti (2014)
diperoleh strategi yang dapat mendapatkan hasil temuan strategi
digunakan dalam pengembangan penetrasi pasar, dengan cara
usaha tas rajut di Kota Pekanbaru peningkatan aktivitas promosi.
yaitu strategi agresif. Strategi agresif Gurning (2014) mendapatkan hasil
lebih fokus kepada strategi S-O temuan strategi S-O (strength-
(strength-opportunities). Strategi ini opportunities) dengan cara
dibuat berdasarkan jalan pikiran diversifikasi produk dan peningkatan
perusahaan, yaitu dengan promosi. Maisyarah (2013)
memanfaatkan seluruh kekuatan mendapatkan hasil temuan strategi
untuk merebut dan memanfaatkan agresif yaitu menciptakan strategi
peluang sebesar–besarnya. yang menggunakan kekuatan untuk
(Rangkuti, 2006:31). Dengan memanfaatkan peluang, dengan cara
menggunakan strategi S-O diversifikasi produk dan peningkatan
(strengthopportunities), penulis aktivitas promosi. Laisa dan Sayekti
mendapatkan hasil temuan atau (2013) mendapatkan hasil temuan
strategi yang dapat diterapkan dalam strategi kondisi pertumbuhan
pengembangan usaha tas rajut di (growth) dengan cara peningkatan
Kota Pekanbaru yaitu peningkatan keahlian SDM. Hidayat (2014)
keahlian SDM, peningkatan aktivitas mendapatkan hasil temuan strategi
promosi dan diversifikasi produk. konsentrasi melalui integrasi
Yuliana (2013) mendapatkan hasil horizontal dan strategi defensif
temuan strategi S-O dengan cara peningkatan aktivitas
(strengthopportunities) yaitu strategi promosi dan peningkatan kualitas
memanfaatkan kekuatan yang SDM.
dimiliki industri untuk meraih Keterampilan serta keahlian
peluang yang ada, dengan cara yang dimiliki tenaga kerja
mengembangkan produk atau merupakan salah satu sumber daya
diversifikasi produk. Barus (2015) manusia dalam suatu usaha industri.
mendapatkan hasil temuanstrategi Karena tenaga kerja bukan saja
SO (strength–oppourtunities) yaitu menghasilkan barang dan jasa,
strategi yang memanfaatkan jumlahnya, tetapi juga kualitasnya.
kekuatan internal (strength) (Sakinah, 2014). Sumber daya
perusahaan untuk menarik manusia yaitu tenaga kerja atau
keuntungan dari peluang ekstrenal karyawan, memegang peranan yang
(opportunity), dengan cara sangat penting bagi peningkatan
peningkatan aktivitas promosi dan kinerja atau kemajuan suatu
peningkatan keahlian SDM. Azmiral perusahaan atau usaha. (Setiawan
(2014) mendapatkan hasil temuan dan Sulaeman, 2016). Kualitas
strategi kebijakan pertumbuhan yang sumber daya manusia pengusaha
agresif yang lebih fokus kepada dapat ditingkatkan dengan cara
strategi S-O (strength-opportunities), meningkatkan kemampuan
dengan cara peningkatan aktivitas manajerial dan motivasi pelaku usaha

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

untuk mengembangkan usahanya. besar. Sehingga didapatkan temuan


(Hidayat, 2014). Sehingga di strategi peningkatan aktivitas
dapatkan temuan strategi promosi dalam penelitian tersebut.
peningkatan keahlian SDM dalam Dapat dilihat umumnya responden
penelitian tersebut. Laisa dan Sayekti menjawab bentuk aktivitas promosi
(2013) tidak adanya pelatihan bagi yang dilakukan masih tergolong
tenaga kerja dapat menjadi sederhana, seperti minta tolong
kelemahan, karena kurangnya promosikan dengan keluarga, teman
pengetahuan dan informasi untuk dan tetangga di sekitar rumah.
mengadopsi teknologi yang lebih Pedoman diversifikasi produk
modern. Sehingga di dapatkan dapat menjadi strategi yang sangat
temuan strategi peningkatan keahlian efektif, antara lain. Pertama, ketika
SDM dalam penelitian tersebut. organisasi berkompetisi di sebuah
Menurut responden usaha tas rajut industri yang tidak mengalami
dibutuhkan dukungan pemerintah pertumbuhan atau pertumbuhannya
untuk ikut memajukan usaha yang lambat. Kedua, ketika menambahkan
dijalankannya, seperti dengan produk yang baru namun terkait akan
mengadakan pelatihan kepada tenaga secara signifikan mendongkrak
kerja yang digunakan agar semakin penjualan produk saat ini. Ketiga,
bertambah ilmu dan keahliannya. ketika produk yang baru namun
Sehingga diperlukan strategi terkait dapat ditawarkan dengan
peningkatan keahlian SDM. harga yang sangat bersaing. (David,
Promosi merupakan salah 2004). Budasih dan Astiti (2014)
satu strategi pemasaran yang produk tas rajut merupakan produk
berperan aktif dalam suatu usaha. yang belum dikenal banyak oleh
(Arifah, 2011). Promosi produk perlu masyarakat luas. Sehingga
ditingkatkan agar pasar dapat lebih didapatkan temuan strategi
diperluas dan semakin banyak diversifikasi produk dalam penelitian
konsumen yang terjaring dan tersebut. Yuliana (2013) salah satu
memaksimalkan keuntungan yang faktor strategis internal yang menjadi
didapat. Caranya dapat dengan kekuatan bagi industri kecil kerajinan
mengikuti pameran-pameran dan tas rajut adalah adanya inovasi
promosi dengan menawarkan ke (corak) produk. Sehingga didapatkan
langsung ke konsumen (door to door) temuan strategi mengembangkan
atau memasang iklan melalui produk atau diversifikasi produk
internet, (Hidayat,2014). Budasih dalam penelitian tersebut. Setiawan
dan Astiti (2014) perusahaan dapat dan Sulaeman (2016) perlu adanya
mencoba merangsang konsumen pengembangan jenis produk, agar
mereka untuk meningkatkan produk yang dihasilkan lebih
pembelian, ataupun untuk membeli bervariasi dan keberadaan produsen
lebih sering sekaligus untuk membeli bahan baku dapat dipertahankan.
lebih banyak setiap pembelian Sehingga didapatkan temuan strategi
dengan cara lebih gencar melakukan diversifikasi produk dalam penelitian
promosi melalui memberikan tersebut. Salah satu isu strategis
potongan harga atau harga khusus ataupun permasalahan dalam usaha
kepada pelanggan tetap dan tas rajut di Kota Pekanbaru adalah
konsumen lainnya apabila masih rendah niat pengusaha tas rajut
melakukan pembelian dalam jumlah

1
Jurnal Valuta Vol. 3 No 1, April 2017 ISSN : 2502-1419

untuk mengolah usaha tali kur penulis kemukakannya itu sebagai


menjadi tas rajut. berikut:
Kesimpulan dan Saran 1. Pelaku pada usaha Tas Rajut
Industri pengolahan kreativitas
Kesimpulan Tali Kur di Kota Pekanbaru
Dari hasil penelitian dan perlu menerapkan strategi
pembahsan, maka dapat ditarik peningkatan keahlian SDM,
kesimpulan sebagai berikut: peningkatan aktifitas promosi
1. Struktur pasar pada usaha Tas dan difersifikasi produk dalam
Rajut Industri pengolahan mengembangkan usaha Tas
kreativitas Tali Kur dikota Rajut di Kota Pekanbaru.
Pekanbaru adalah pasar 2. Perlu dukungan pemerintah
oligopoli sedang. Hal ini dapat untuk lebih memperhatikan dan
dilihat dari hasil penghitungan memusatkan perhatian kepada
CR4 dan IHH (Indeks usaha tas rajut, agar lebih
Herfindhal-Hirschman). berkembang lagi. Yaitu dengan
Hasil perhitungan CR4 sebesar memberikan pelatihan untuk
58,29%, dimana hasil peningkatan keahlian tenaga
perhitungan berada kerja, agar dengan keahlian
40%≤CR4≤60%. Adapun hasil tenaga kerja tersebut dapat
dari penghitungan IHH mendorong pelaku usaha tas
didapatkan nilai sebesar Rajut untuk mengembangkan
1407.1251 yang berada pada berbagai produk olahan Tas
kisaran 1000-2500. Rajut lainnya. Selain itu perlu
2. Strategi pengembangan yang sosialisasi dan seminar dari
dapat diterapkan dalam usaha pemerintah utnuk lebih
Tas Rajut Industri pengolahan memperkenalkan usaha dan
kreativitas Tali Kur dikota produk Tas Rajut ke Masyarakat
Pekanbaru yaitu berada pada luas.
kuadran 1, yaitu strategi 3. Diharapkan kepada peneliti
mendukung kebijakan selanjutnya untuk melakukan
pertumbuhan yang agresif. kajian yang lebih lanjut
Strategi agresif ini lebih fokus mengenai factor-factor yang
kepada strategi SO mempengaruhi perkembangan
(STRENGHT- usaha Tas Rajut dikota
OPPORTUNITIES), yaitu Pekanbaru berdasarkan
dengan menggunakan kekuatan karakteristik serta alat analisis
untuk memanfaatkan peluang yang berbeda.
yang ada. Adapun strategi SO
adalah: peningkatan keahlian
SDM, peningkatan aktifitas Daftar Pustaka
promosi dan difersifikasi
produk. Arifah, Tutik.2011. Strategi
Pengembangan Industri Kecil
SARAN Tas Rajut di Kota Pekanbaru.
Jurnal ekonomi pembangunan
Dari hasil penelitian dan Fakultas Ekonomi Universitas
pembahasan, maka saran yang dapat Negeri Semarang

1
Strategi Pengembangan Industri Rumah Tangga di Kota Pekanbaru ...
Kiki Joesyiana

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


Arsyad, Lincolin dan Stephanus Eri Politik Universitas Sumatera
Kusuma. 2014. Ekonomika Utara.
Industri Pendekatan Struktur,
Perilaku dan Kinerja. Hidayat, R.A.2014. Strategi
Yogyakarta:UPP STIM YKPN. pengembangan Industri Kecil
Tas di Kecamatan Jati
Azmirol. 2014.Strategi Pengolahan Kabupaten Kudus. Jurnal
jamur crispy di Pekanbaru Ekonomi Pembangunan
(Studi Kasus Kemitraan Agro Fakultas Ekonomi Universitas
Intan Nusantara). Jurnal Negeri Semarang. Volume 3.
Ekonomi Pembanganan No.1.
Fakultas Ekonomi Universitas
Riau. Volume 1. Nomor2. Jaya, W.K.2001./ Ekonomi Industri.
Yogyakarta:BPFE
Badan Pusat Statistik.2005. Profil
Industri Kecil dan Kerajinan Laisa. D. Dan Wuria Ningsih Dwi
Rumah Tangga. Jakarta: BPS Sayeti.2013. Analisis Harga
Pokok Produksi dan Strategi
Barus, D.R.2015. Analisis Pengembangan Industri
Pengembangan Ekonomi Pengolahan Ikan Teri Nasi
Kreatif di Kabupaten Deli Kering di Pulau Pasaran
Serdang(studi kasus: kerajinan Kecamatan Teluk Betung Barat
tangan). Jurnal Ekonomi Kota Bndar Lampung. Jurnal
Pembangunan Fakultas agribisnis Fakultas Pertanian
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Volume
Universitas Sumatera Utara. 1. No 2.

Budasih, N.L. dan Sri Astiti 2014./ Maisyarah, Riski. 2013. Strategi
Strategi Pemasaran Produk Pengembangan Bisnis dengan
Olahan Tas Rajut pada Analisis Strenght Weakness,
Kelompok Wanita Tani(KWT) Opportunitie Threat (SWOT)
Spora Bali. Jurnal Manajemen Pada Usaha Lumpia Medan.
Agribisnis Fakultas Pertanian Jurnal Ilmu Administrasi
Universitas Udayana. Volume Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
2. No.2 Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
David. F.R. 2004. Manajemen
Strategi Konsep. Jakarta:
Salemba4

Gurning, A.M.2014.Strategi
Pengembangan Usaha Pupuk
(Studi pada UD.SIGANUPARI
di Dusun III Tanjung Pasir
Kecamatan Tanah Jawa,
Kabupaten Simalungun). Jurnal
ilmu administrasi niaga

Anda mungkin juga menyukai