Pada kasus anda kan dbd nya pada anak usia 10 tahun, apakah demam dengue lebih sering
terjadi pada anak2 di bandingkan pada orang dewasa?
Ternyata alasan utamanya, karena anak secara daya tahan tubuh memang cenderung lebih
rentan dan sering berada di dalam rumah. Sementara, nyamuk DBD memang nyamuk
rumahan yang juga senang berada di sekitar lingkungan anak-anak. Tim dari IDAI
menyampaikan, anak-anak kerap di bawah usia sekolah kerap menghabiskan waktu pagi
sampai dengan sore di ruangan, itulah tempat yang memiliki risiko paling tinggi. Mereka
memang perlu beristirahat lebih lama di waktu tersebut.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan faktor lingkungan dapat memengaruhi
kerentanan anak terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sejak dulu kasus ini
memang kerap menyerang usia anak, balita, dan bayi. Beberapa tahun silam, data IDAI
menunjukkan anak usia di bawah lima tahun yang paling rentan. Namun, saat ini lebih luas
lagi rentang umurnya. Tidak sedikit, penyakit ini menyerang anak di bawah usia 15 tahun.
Ruangan rentan sebagai tempat yang lembab dan juga cenderung gelap. Selain itu, kondisinya
yang kotor juga akan memperparah bersarangnya nyamuk.
Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melihat bagi anak usia sekolah
biasanya terjangkit saat mereka beraktivitas di taman sekolah dan main saat sore hari. Mereka
kerap berlama-lama di lokasi yang sama, dan berisiko digigit oleh nyamuk DBD. Dengan
begitu, orang tua harus waspada dan memperhatikan anak-anak mereka agar terhindar dari
risiko.
2. Apakah bisa seseorang terinfeksi penyakit demam berdarah lebih dari sekali?
Setelah sembuh dari DB seseorang mungkin terkena DB lagi. Alasannya, virus dengue
penyebab DB terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe den-1, 2, 3, dan 4.
DBD yang terjadi untuk kedua kalinya memiliki tingkat sakit lebih berat dibanding DBD
sebelumnya.
Sayangnya, gejala yang ditimbulkan dari infeksi yang kedua mungkin lebih berat dari yang
pertama. Menurut Leonard, ini karena reaksi antibodi yang sudah diciptakan dari infeksi
sebelumnya mengenali virus tipe berbeda, namun tidak bisa melawannya.
.
Waktu pasien pertama kali terkena infeksi, sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh
pasien sudah mengenali adanya virus dengue," kata Leo. Ketika terinfeksi kembali virus
dengue untuk ke dua kalinya, virus itu akan menyerbu sistem imunitas tubuh dan
mengakibatkan reaksi yang berlebihan. "Jadi hasilnya sebenarnya adalah over reaction.
Reaksi yang berlebihan akan terjadi pada kasus infeksi virus dengue yang dua sampai empat
kali.
Bila syok tidak diatasi secara dini, pasien DBD bisa mengalami kebocoran plasma dan
perdarahan pada saluran cerna yang bisa mengakibatkan kematian,"