Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

SKENARIO 3

Oleh:

Amira Zhafira (2018012035)


Andestya Nanda Pratama (2018012048)
Joana Sirooj Irsyadyah (2018012030)
Karunia Santi (2018012009)
Kinanti Rahmadhita (2018012005)
Leonardo Arwin Hadi Wijaya (2018012040)
Karina Azlia Aamanda (2018012018)

Preceptor:

dr. Fitria Saftarina, M.Sc., Sp. KKLP

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
PORTOFOLIO REPORT

Ketua tutorial : Joana Sirooj Irsyaadyah

Scriber : Leonardo Arwin


1ST JUMP : IDENTIFIKASI ISTILAH ASING

1. Pelayanan paliatif (KINANTI)

Jawaban :

KARUNIA :

Perawatan dengan pendekatan multi disiplin memberi dukungan pada keluarga

dimana waktu pendekatan bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien melalui

identifikasi dini dan penatalaksanaannya

2. Lansia (KARUNIA)

Jawaban :

ANDESTYA : Kelompok penduduk diatas 60tahun

KINANTI : Kelompok umur diatas 60tahun yanng ditandai dengan perubahan

fisiologis yang menurun kerentanan serta menurunnya mobilitas dan ketangkasan.

Terbagi 3 :

 Orang dengan lansia awal 46-55th

 Lansia akhir 56-60th

 Manula lebih dari 60th

3. END of life care (KARINA AZLIA )

Jawaban :

KINANTI : Terminologi yang dipakai untuk perawatan pasien dalam menghadapi

akhir hayat untuk mengurangi penderitaan pasien dan keluarga. Deskripsi dukungan

medis dalam akhir hidup seseorang yang memiliki penyakit kronis contoh : stroke

stadium akhir.

ANDESTYA : Pemberian terapi medis spiritual.

4. Homecare dan hospis care (ANDESTYA)

Jawaban :
KARINA AZLIA :

 Homecare = pelayanan perawatan spesifik untuk meringankan penyakit yang

diderita dan dilanjutkan kerumah dibawah pengawasan tim medis.

AMIRA ZHAFIRA :

 Hospiscare = perawatan bagi pasien pada tahap akhir baik di penyakit yang tidak

bisa disembuhkan untuk menurunkan penderitaan dan rasa tidak nyaman akibat

penyakit yang diderita

JOANA :

Pelayanan paliatif suportif dan koordinatif berupa tim dokter perawat dan tenaga

kesehatan lain yang memberikan pelayanan fisik dan psikologis, sosial, dan spiritual

bagi pasien dan keluarga.

2ND JUMP : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mekanisme perawatan paliatif? (JOANA)

2. Penapisan untuk paliatif care?

3. Talak end of life care? (AMIRA)

4. Pelayanan perawatan kesehatan lansia (KARINA AZLIA)

5. Ruang lingkup paliatif care? (KARUNIA)

3RD JUMP : BRAINSTROMING

1. Mekanisme perawatan paliatif? (JOANA)

Jawaban :

JOANA :
Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga. Prinsip : menghilangkan

nyeri, menghargai kehidupan, tidak bertujuan untuk mempercepat atau memperlambat

kematian, memberi dukungan keluarga, menghindari tindakan sia-sia.

Langkah-langkah : Menentukan tujuan, diberi talak sesuai gejala, memberi dukungan

psikologis, disesuaikan pada penyakt pasien.

ANDESTYA :

Menentukan tujuan perawatan, menyesuaikan tujuan yang ada, talak gejala pasien,

inform consent pasien pada keluarga perawatan apa saja yang dilakukan, memberi

dukungan psikologis, spiritual pada pasien, fase terminal : melakukan tindakan wasiat

pasien.

KARUNIA :

Prinsip paliatif care :

(1). Menghilangkan nyeri, atau gejala (2). Memberi pengertian mengenai penyakit

dan talak yang akan dilakukan, (3). Mengolak aspek spiritual dan psikologi pasien,

(4). Memberi ruang untuk konsul keluarga, (5). Memberikan gambaran perjalanan

penyakit pasien (6). Mengolah stres pada pasien (7). Memfasilitasi adanya rujukan

pasien paliatif care.

KINANTI :

Dapat dilakukan oleh ahli kesehatan, dokter, dokter spesialis, perawat, psikolog, talak

dapat diberikan di RS dan puskesmas dan dirumah pasien.


2. Penapisan untuk paliatif care?

Jawaban :

AMIRA :

Penilaian dengan skoring diberi pertnyaan tentang penyakit dasar, jika ada penyakit

diberi skkoring 2 poin, pertnyaan kedua terkait komorbd, jika ada poin 1, pertanyaan

status fungsional pasien dengan derjat 0-4, berupa kriteria lain, jika ada poin 1,

penilaian sendiri apabila poin 1 tidak perlu talak, poin 2-3 dievaluasi, poin >4 talak

paliatif.

KARUNIA :

Mengetahui seseorang kelompok mana, masuk 6 penyakit dasar : kanker, ppok.

Penurunan fungsional, CHF, HIV/AIDS, lebih dari 2 setiap penyakit. Bila masuk

komorbid poin 2. Untuk komorbid hati kronik, gagal jantung kronis skor 1. Skor 0

bila pasien melakukan aktivitas tanpa hambatan, ada hambatan dengan aktivitas berat

skor 2, menghabiskan aktivitas banyak dikursi skor 3, untuk tidak bisa mengurus

sendiri poin 4. Interpretasi 0-2 tidak peru intervensi, 3-4 = perlu observasi , >4 =

kosultasi paliatif

KARINA :

Perawatn yang disediakan pada akhir rujukan, terdiri

 Perawatan paliatif

 Lanjutan

 Perawatan perencanaan lanjutan

 Memaksimalkan kualitas hidup pasien khususnya yang komplek kronis tujuannya

meringankan pasien dari keluhan pasien dari segi psikis. Memberi dukungan
moral, spiritual, dan juga keluarga, menghindari pasien berasa sepi dan sendrian,

memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien, menyiapkan dukungan dan

bantuan sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang.

Pelayanan pasien bertemu dengan kedokteran keluarga, pengolaan pasien berdasarkan

agama dan etika, konsultasi disiplin, kordinasi perawatan lanjutan, dukungan rohani,

dukungan berduka.

KINANTI :

Prinsip : tenaga kesehatan menghormati hak pasien dan keluarga, memberikan hak

bagi pasien dan keluarga untuk mengetahui dan memilih, melakukan secara

pendekatan kolaboratif, tidak diskriminatif, transparan, hak dan kewajiban sesuai

kebutuhan pasien.

JOANA :

Aspek yang perlu diperhatikan :

 Aspek kognitif = pasien memiliki kesadaran secara mental

 emosional : mencakup emosi pasien terhadap penyakit

 aspek perawatan kesehatan mengenai kualitas perawatan

 otonomi personal : pasien memiliki kemampuan untuk memilih kontrol terhadap

dirinya sendiri

 fungsi fisik : mencakup manajemen gejala dan nyeri agar pasien dapat

beraktivitas

 sosial : hubungan dan relasi keluarga orang yang dicintai, dan orang terdekat

lainnya.
 spiritual : berisi kepercayaan dan keluarga yang dianut. Persiapan menghadapi

kematian

3. Talak end of life care? (AMIRA)

Jawaban :

LEONARDO :

1. Memprioritaskan keamanan lansia

2. memperhatikan kebutuhan nutrisi

3. memenuhi kebutuhan lain

4.Membantu lansia untuk tetap aktif kegiatan

5. menerima bantuan dari orang lain

6. memahami kondisi kesehatan lansia

7. membuat jadwal kegiatan lansia

8. mendampingi kesehatan lansia

9. memastikan lansia menjaga kesehatan

4. Pelayanan perawatan kesehatan lansia (KARINA AZLIA)

Jawaban :

KARINA AZLIA :

Posyandu lansia disuatu daerah masyarakat agar lannsia dapat pelayanan kesehatan,

sasaran 2 hal : sasaran langsung: kelompok usia lanjut 45-50 th >60, resiko tinggi

>70th. Untuk sasaran tidak langsung ada keluarga, organisasi sosial, masyarakat. Jenis

pelayanan :

 Pemeriksaan kemandirian lansia melakukan aktivitas

 pemeriksaan status mental


 pemeriksaan status gizi

 pengukuran tekanan darah

 pemmeriksaan gula darah, kolestrol dan asam urat

 pelaksanaan rujukan ke puskesmas

 penyuluhan kesehatan lansia

 kunjungan rumah kerumah oleh kader

 pemberian PMT ( pemberian makanan tambahan)

 kegiatan olahraga lansa

KARUNIA :

 Upaya promotif : untuk meningkatkan keamanan lansia baik keamanan makanan dan

obat-obatan. Upaya preventif : ada 2 upaya :

1. Pencegahan primer : konseling, dukungan nutrisi dan aktivitas fisik

2. Pencegahan Sekunder : kontrol tekanan darah, deteksi dan pengobatan

 Kuratif : melakukan pengobatan pada lansia sesuai keluhan

 Rehabilitatif : agar lansia dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa

AMIRA :

Dapat dilakukan dengan kegiatan prolanis, terbagi 4 kegiatan :

1. Konsultasi medis,

2. Edukasi kelompok

3. Pemberian reminder melalui SMS

4. Home visit
5. Ruang lingkup paliatif care? (KARUNIA)

Jawaban :

KARINA AZLIA

Ruang lingkup di perawatan : 1. Penatalaksanaan nyeri 2. Keluhan fisik lainnya 3.

Asuhan keperawatan dan dukungan. Dilakukan bisa dengan rawat jalan dan dukungan

kerumah.

Dukungan medikolegal : diminta persetujuan tindakan pasien apakah pasien mau di

resusitasi atau tidak, keputusan berupa pesan atau inform consent.

JOANA :

Sasaran semua peserta BPJS dengan penyakit komorbid, dilakukan pendataan : 1.

Identifikasi data 2. Menentukan target = target pserta yang mendaftar dan di validasi .

Sasaran = peserta baru, peserta post opname. Tujuan = meningkatkan kualitas hidup

dan diharapkan 75% kesehatan baik. Kegiatannya berupa konsultasi medis, edukasi

kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien, dan kesadaran. Kegiatan lain

berupa reminder bisa melalui SMS ditujukan agar dapat kunjungan rutin pasien.

Kegiatan lainya berupa home visit, tidak hanya ditujukan kepasien tapi ke keluarga

pasien juga.

KINANTI :

Sangat penting untuk meningkatkan kulaitas lansia, kegiatannya : promosi kesehata,

terkait gejala, faktor resiko pada lansia. Edukasi edukasi mengenai penyakit yang

sedang di derita atau bahkan fakttor resiko lansia. Dapat dilakukan psiko edukasi

karena mengingat pada lansia sering terdapat gangguan tidur, cemas, dan depresi.

Maka perlu psikoedukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien.


Prolanis dapat dtujukan kepada pasien penyakit kronis. Dimiliki dalam waktu yang

lama. Contoh DM, HT. Tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperingan

gejala sehingga membantu pasien dalam mengurangi keluhan yang diderita.

ANDESTYA :

 Edukasi psikologis : psikoterapi = intervensi interpersonal relational yang

digunakan psikotrapis untuk membantu klien.

 Terapi self healing yang ditetapkan pemulihan, yang dipandu insting diri

sendiri.

 Tahap asis emosis : pelepasan ekspresi emosi yang ditekan lama

 Logo terapi : psikoterapi yang mengembangkan dimensi keprbadian somatik

dan psikososial yang lebih baik

 Pemberian psikoedukasi pada keluarga lansia.


4TH JUMP : MIND MAPPING

Perawatan
kesehatan
pada
lansia

Urgensi
polilansia Perawatan
dan paliatif
prolanis
Lansia

Pelayanan End of life


homecare care

5TH JUMPH : LEARNING OBJECTIVE

1. Perbedaan paliatif care dan hospis care

2. Masalah kesehatan lansia masa pandemi dan upaya mandiri pasien dan keluarga

3. Peran tenaga kesehatan pada end of life care

4. Aspek etik dalam end of life care dan penerapan di indonesia

5. Menilai fungsi kualitas hidup kesehatan lansia

6. Pelayanan perawatan kesehatan lansia tngkat lanjut

6TH JUMP : BELAJAR MANDIRI


7TH JUMP : PROBLEM SOLVING

1. Perbedaan paliatif care dan hospis care

Problem solving :

ANDESTYA :

- Paliatif : diberikan setiap tahap penyakit, menjalani pasien kuratif, di instansi Rs.

- Hospis : diberikan pada pasien memiliki harapan hidup rendah, prioritas, tempat

nyaman (rumah masing-masing).

JOANA :

 Paliatif : orang-orang didiagnosis yang mengancam hidup seseorang, ditujukan

meningkatkan kualitas hidup, manajemen rasa sakit dan gejala meningkatkan

kualitas hidup Dilakukan pada penyakit apa saja dan kapan saja. Dapat diberikan

dirumah sakit, dilakukan pendekatan multidisiplin domaa beberapa tim terlibat, obat

obatan yang memperpanjang hidup tidak digunakan dirumah sakit, tetapi digunakan

dalam perawatan paliatif.

 Hospis : pasien didiagnosis penyakit stadium akhir atau bertahan <6bulan.

Tujuannya memberikan keadaan bebas rasa sakit menjelang kematian, memberi

kenyamanan kualitas hidup, support pasien dan keluarga. Dilakukan saat akhir

hidupnya dan pengobatan selesai dapat diberikan tidak ada obat yang diberikan,

LEONARDO :

Paliatif : berfokus menghilangkan penderitaan pasien dengan sakit parah

Hospis : perawatan yang diberikan pada pasien yang parah dengan prognosis kurang

dari 6 bulan
2. Masalah kesehatan lansia masa pandemi dan upaya mandiri pasien dan keluarga

Problem Solving :

Kinan: semua fungsi tubuh menurun,banyak penyakit yang datang, seperti DM,

HT, Stroke PPOK, Osteoarthritiss, RA, Gagal ginjal, gagal jantung. Sindrom

geriatri pada lansia : imobilisasi = berkurangnya gerak lansia. Inkontinensia urin :

mengompol lansia . infeksi, insomnia, informent of sense, imunodefisiensi,

diatrogenik. Upaya mandiri pasien : indeks = alat ukur yang mengukur

kemandirian fungsional lansia, dengan sistem penilaian kemampuan lansia

menjalani aktivitas sehari. Terdapat 10 poin : Aktivitas jawaban 1. Bantuan 2.

Mandiri. Aktivitas yyang dimaksud :

1. Makan point 5 bantuan, 10 mandiri

2. Transfer/ berpindah bantuan 5, mandiri 15 poin

3. Kebersihan= bantuan 0, mandiri 5

4. Aktivitas toilet bantuan 5poin, mandiri 10

5. Mandi = bantuan 0, mandiri 5

6. Berjalan= bantuan 10, mandiri 15

7. Naik turun tangga bantuan 5 mandiri 10

8. Berpakaian=mandiri 10, bantuan 5

9. Mengotrol BAB bantuan 5, mandiri 10

10. Mengontrol BAK bantuan 5, mandiri 10

Ditotal mandiri 100 = lansia mandiri

0-20 = ketergantungan penuh

21-61= ketergantungan berat

62-90= ketergantungan sedang

91-99= ketergantungan ringan


KARUNIA :

Suatu instrumen menlai tingkat kemandirian lansia, instrumen dipakai IADL

(instrumental activity of Daily Living) . point2 penilian

1. Dapat menggunakan telepon skor = mencari nomor dituju = 1. Bisa

menghubungi bbrpa nommor 1. Dapat menjawab telpon tidak dapat

menghubungi 1, skor 0 jika pasien tidak dapat memakai telepon

2. Mampu pergi suatu tempat. Bepergian sendiri poin 1,mengatur perjalanan

sendiri 1, menggunakan transportasi umum 0, jika didampingi 0, tidak

melakukan perjalanan 0

3. Dapat berbelanja, skor 1= mampu mengatur kebutuhan belanja sendiri,

skor 0 jika butuh bantuan belanja atau tidak bisa belanja

4. Dapat menyiapkan makanan, menyiapkan makanan skor 1, bisa

menyiapkan makanan jika ada bahan skor 0, menyiapkan makanan tidak

dapat mengatur diet 0, pasienn perlu dilayani 0

5. Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga, merawat rumah sendiri 1, tidak

berpartisipasi 0

6. Mencuci pakaian, pakaian kecil skor 1, dicucikan skor 0

7. Obatobatan, meminum obat tepat dosis 1, tidak mampu minum obat 0

8. Mengatur keuangan, mengatur keuangan sehari2 1, tidak mampu mengatur

finansial 0

Diinterpretasikan, skor 0 = dikerjakan orang lain, skor 1= Bantuan

sepanjang 1 skor 2= perlu bantuan sesekali, skor 3-8= mandiri.


JOANA :

Upaya mandiri keluarga, sangat diperlukan bagi lansia, sebiasa mungkin

keluarga memberi pemahaman pada penderita, apabila lansia memiliki

pendamping, pastian mempunyai jadwal rutin ke puskesmas, terapkan

protokol kesehatan (masker, sabun). Ketersediaan makanan bergizi, butuh

teman bercerita, menceritkan hal-hal positif. Dapat mengejarkan lansia alat

komunikasi jarak jauh, ajak lansia senam, ketahui hobi lansia diluar dan di

sekeliling rumah.

3. Peran tenaga kesehatan pada end of life care

Problem solving :

KARINA :

1. Berperan mengatur pertemuan keluarga pasien dan dokter

2. Mengelola pasienetika agama kepada pasien

3. Memberikann konsultasi kepada pasien

4. Menentukan perencanaan perawatan

5. Memberikan dukungan rohani

6. Dukungan masa berduka

Peran dokter lebih sabar den cermat, khususnya pasien yang memiliki komorbid

seperti pneumoni, asma, konstipasi, mual muntah, diare harus berkolaborasi

seperti perawat, tokoh agama, ahli gizi. Perawat yang bertanggungnjawab kepada

pasien tersebut. Tempat dapat dilakukan di RS, rumah, klinik, dapat dilakukan

tenaga terlatih. Dokter dapat memberikan kepada pasien dan mengajarkan

merawat diri, mempercegah perburukan. Menentukan kapan pasien diabawa ke rs

atau dirumah. Perpanjangan tangan tenaga medis, pembekalan secara cukup.


Sifatnya harus mengerti keluarga, santun, simpatik, pintar disiplin. Pengetahuan

tenaga medis terkait sesak nafas harus mengerti tentang rencana kedepannya.

4. Aspek etik dalam end of life care dan penerapan di indonesia

Problem Solving

KINANTI :

Beberapa prinsip etika yang harus ditekankan. 4 prinsip : 1. Non maleficance =

memastikan pasien terhindar dari bahaya, fisik atau emosional 2. Beneficence=

melakukan sesuatu yang baik kepada pasien dan menguntungkannya, contoh =

mendengarkan keluhkesah pasien. 3. Autonomy = pasien memiliki hak

pengambilan keputusan terkait perawatan dengan inform consent. 4. Justice=

memperlakukan pasien secara adil tidak membedakan pasien dari suku ras dan

agama.

5. Menilai fungsi kualitas hidup kesehatan lansia

Problem Solving :

KARUNIA :

Junis Instrumen P3G (Pengkajian Paripurna Pasein Geriatri) merupakan suatu

proses diagnostik untuk menentukan suatu massalah dan kapabilitas medis, dan

lingkungan pasien dengan usia lanjut.

Tujuan = penanganan komprehensif jangka panjang.

Ada beberapa pengkajian multidisiplin :

a. Status fisik,

b. status fungsional

c. Mental dan kognitif


d. status nutrisi

e. Status sosial dan ekonimi

Status fungsional : menunujukan kemandirian lansia yang bertujuan meningkatkan

kualitas hidup lansia. Ada beberapa instrumen unutk menilai status fungsional

lansia Instrumen :

 IADL (instrumetal activities of daily living) LAWTON. Kuesioner

terlampir.

 Penilaian Activity of Daily Living dengan Instrumen Indeks Barthel

modifikasi

 Penilaian pasien risiko jatuh


Interpretasi

 Risiko rendah terjatuh : 1-3.

 resiko tinggi terjatuh : > = 4

AMIRA :

Penilaian kualitas hidup pasien . WHO qlr untuk menilai kualitas hidup

seseorang secara efektif . kuisonernya terdiri 4 domain pertanyaan : a.

Kesehatan fisik b. Psikologis. C. Lingkungan, D. Hubungan sosial.

KARINA :

Instrumen minimental = menguji aspek kognitif lania : orientasi, mengingat

kembali bahasa. Tidak dapat untuk penegakkan diagnosstik. Short cotable

mental status = mendetekesi tingkat intelektual terdiri 10 pertanyaan = a.

Orientasi, b riwayat pribadi, c memori, d. Memori jauh, e. memori jangka

pendek f. Kemampuan matematis. Jika salah nilai 1 jika benar 0


6. Pelayanan perawatan kesehatan lansia tngkat lanjut

Problem solving :

ANDESTYA :

 Posyandu lansia : terdapat upaya-upaya preventif untuk lansia

Pencegahan primer= deteksi dini gangguan kesehatan lansia, skkrining

Penecgahan Sekunder= pelayanan kuratif , membantu lansia melakukan

aktivitas biasa

 Prolanis = konsultasi kesehatan yang diderita lanssia, fktp poskes tingkat

lanjut, lansia penyakit kronis dirujuk balik.

AMIRA :

Pelayanan geriatri, di RS= beberapa kriteria a. Pasien memilikilebih dari 1 psikis.

2. Memiliki gangguan fungsi organ, ekonomi yang membutuhkan pelayana

kesehatan, tingkat dirumah sakit 4 tingkat. 1. Sederhana, 2 lengkap. 3.sempurna

4. Paripurna. Tingkat sederhana = terdiri atas rawat jalan, kunjungan rumah.

Tingkat lengkap = rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah. Tingkat

sempurna = rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah, klinik lansia. 4.

Paripurna = rawat jalan, klinik asuh lansia, rawat inap akut. Rawat inap kronis,

rawt inap psikogeriatri, penitipan pasien geritari, kunjungan rumah dan hospis

care.

JOANA :

Klinik asuh lansia = membantu keluarga pasien dengan memberikan aktivitas

fisik(senam lansia, latihan kognisi) edukasi kesehatan. Agar para lansia tidak
berdiam diri dirumah yang dapat membuat stres pada lansia. Klinik geriatri =

dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap dengan pengkajian. Kajian

paripurna geriatri = masalah2 geriatri akan diidentifikasi dan dilakukan

penanganan terpadu. Apabila kasus perlu dilakukan pemeriksaan penunjang dan

rujuk ke dokter spesialis.

Anda mungkin juga menyukai