Anda di halaman 1dari 7

ARSA (Actual Research Science Academic)

Vol. 4 No. 3-September 2019


ISSN 2548-3986 (Online)

Efektifitas Larutan Buah Bit dan Larutan Buah Naga Merah Sebagai Bahan
Identifikasi Plak Gigi Pada Mahasiswa Tingkat 1 Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Nok Mega1 , Aan Kusmana2 , Cahyo Nugroho2,


Emma Kamelia2 , Hadiyat Miko1
Skripsi
1)
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2,3,4,5)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Jl. Tamansari Gobras No.210, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat 46115, Telp./Fax.0265-334790
Email: nokmega17@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Plak dapat diidentifikasi menggunakan disclosing solution
namun zat ini mengandung bahan kimia dan bersifat karsinogenik sehingga
dibutuhkan zat alami yang aman sebagai pengganti. Buah bit dan buah naga
merah dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mengandung betasianin
serta dapat dijadikan disclosing solution alami. Tujuan: untuk mengetahui
efektifitas larutan buah bit dan larutan buah naga merah dalam mengidentifikasi
plak gigi.
Metode penelitian ini menggunakan rancangan Posttest Only Control
Group Design dan menggunakan sampel 30 orang mahasiswa tingkat 1 Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Tasikmalaya yang dibagi menjadi 2 kelompok, 15
orang kelompok LBB dan 15 orang kelompok LBN. Sampel diinstruksikan untuk
mengkonsumsi biskuit sebanyak 6 gr dan di tunggu selama 15 menit, kemudian
diperiksa indeks plak menurut Turesky-Gilmore-Glickman dari Quigley-Hein serta
observasi warna, waktu dan rasa dari kedua larutan menggunakan lembar ceklis.
Hasil penelitian menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan nilai indeks
plak 0,033 sehingga terdapat perbedaan efektifitas larutan buah bit dan buah naga
merah dalam mengidentifikasi plak gigi. Observasi warna didapatkan 0,369 dan
waktu 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan warna dan waktu dari kedua
larutan. Hasil observasi rasa didapatkan 0,001 sehingga terdapat perbedaan rasa
antara kedua larutan tersebut. Kesimpulan: Larutan buah bit lebih efektif dalam
mengidentifikasi plak gigi, ditinjau dari hasil uji statistik, nilai rata-rata indeks
plak dan hasil observasi warna, waktu, rasa serta larutan buah bit mengandung
betasianin lebih besar dibandingkan dengan larutan buah naga merah yaitu 120
mg/100g.

Kata Kunci: Buah bit, Buah naga merah, Plak gigi, Betasianin, Disclosing
solution.

24
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

PENDAHULUAN yang digunakan sebagai bahan


identifikasi plak gigi, seperti
Plak bisa disebut juga dengan penelitian Diyah Fatmasari tahun
biofilm yang berwarna kuning pucat 2017 yang meneliti tentang larutan
serta berkembang secara alami pada ubi jalar ungu dan buah bit dengan
gigi. Biofilm atau plak gigi terbentuk hasil penelitian buah bit lebih efektif
diakibatkan oleh bakteri kolonial dibandingkan dengan ubi jalar ungu,
yang berusaha menempel pada serta penelitian Endah Aryati
permukaan halus gigi(1). Plak gigi Ekoningtyas tahun 2015 yang
dapat diidentifikasi dengan meneliti tentang larutan ubi jalar
menggunakan pewarna yang biasa ungu dan buah naga merah dengan
disebut dengan disclosing solution hasil penelitian buah naga merah
tetapi disclosing solution ini lebih efektif dalam mengidentifikasi
mengandung bahan kimia seperti plak gigi(6,7).
kalium jodida, kristal jodium dan Buah bit dan buah naga merah
glisein sehingga jika digunakan sudah banyak diteliti tentang
dalam kurun waktu yang lama dapat efektifitasnya dalam
menyebabkan karsinogenik, sehingga mengidentifikasi plak gigi, namun
diperlukan bahan pewarna alami belum ada penelitian yang
untuk identifikasi plak yang aman membandingkan buah bit dan buah
digunakan oleh tubuh(2). naga merah sebagai bahan
Kelemahan - kelemahan identifikasi plak karena keduanya
disclosing berbahan kimia tersebut mempunyai zat pewarna yang sama
menjadi dasar pengembangan yaitu betasianin. Penelitian ini
disclosing berbahan alami. Indonesia bertujuan untuk mengetahui
kaya akan buah-buahan dan sayuran efektifitas larutan buah bit dan
yang dapat dimanfaatkan sebagai larutan buah naga merah serta untuk
bahan pewarna alami, seperti mengetahui larutan yang lebih efektif
contohnya buah bit dan buah naga dalam mengidentifikasi plak gigi
merah. Buah bit dan buah naga pada mahasiswa tingkat 1 Jurusan
merah mengandung pigmen warna Keperawatan Gigi Poltekkes
alami yaitu betasianin. Buah bit Kemenkes Tasikmalaya.
mengandung betasianin sebanyak
120 mg/ 100 g berat basah dan 1.000
METODE PENELITIAN
mg/ 100g berat kering(3), sedangkan
pada buah naga mengandung Penelitian ini menggunakan
betasianin sebanyak 37,50–204,55 rancangan Posttest Only Control
mg batanin(4). Group Design yaitu rancangan yang
Namun, walaupun buah bit dan memungkinkan peneliti untuk
buah naga merah mengandung mengukur pengaruh perlakuan
betasianin yang dapat dimanfaatkan (intervensi) dengan cara
sebagai bahan pewarna alami, pada membandingkan kelompok
kenyataannya buah-buahan dan eksperimen dengan kelompok
(8)
sayuran sudah jarang dimanfaatkan kontrol . Sampel penelitian yang
sebagai bahan pewarna alami sejak digunakan yaitu mahasiswa tingkat 1
ditemukannya pewarna sintetis(5). Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Banyak peneliti yang telah meneliti Kemenkes Tasikmalaya yang
buah bit maupun buah naga merah berjumlah 30 orang, kemudian akan

25
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

di bagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 Kriteria indeks plak modifikasi


orang kelompok larutan buah bit Turesky-Gilmore-Glickman dari
(LBB) dan 15 orang kelompok Quigley-Hein adalah sebagai berikut:
larutan buah naga merah (LBN).
Larutan buah bit dan larutan 0 : Tidak ada plak.
buah naga merah dibuat dengan cara 1 : Terdapat bercak-bercak plak
dikupas buahnya, ambil massa yang terpisah pada bagian
seberat 100 gram kemudian dipotong margin servikal dari gigi.
menyerupai dadu dan di blender 2 : Terdapat lapisan tipis plak
sampai halus, setelah itu disaring sampai setebal 1 mm pada
sehingga didapatkan sari buah bagian margin servikal dari
sebanyak 50 ml. Sebelum diberikan gigi.
larutan, sampel penelitian 3 : Terdapat lapisan plak lebih
diinstruksikan terlebih dahulu untuk dari 1 mm dan mencapai 1/3
mengkonsumsi 6 gr biskuit kemudian bagian mahkota.
ditunggu selama 15 menit untuk 4 : Terdapat lapisan plak, lebih
menghasilkan plak baru dan dari 1/3 akan tetapi tidak
menghomogenkan perlakuan. Setelah melebihi dari 2/3 bagian
15 menit, teteskan larutan dibawah mahkota.
lidah sebanyak 1 ml dengan 5 : Terdapat lapisan plak
menggunakan pipet tetes kemudian menutupi seluruh permukaan
instruksikan sampel untuk gigi(9).
menyebarkan larutan ke seluruh Indeks untuk seluruh mulut
permukaan gigi dengan ditentukan dengan membagi skor
menggunakan lidah . (6) total dengan jumlah permukaan
Terakhir, periksa plak gigi (maksimum 2 x 2 x 14 = 56
dengan menggunakan penilaian permukaan) diperiksa.
indeks plak menurut modifikasi 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐼𝑃 =
Turesky-Gilmore-Glickman dari 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
Quigley-Hein yaitu dengan cara
menilai seluruh permukaan gigi Kriteria penilaian tingkat
(kecuali gigi molar ke 3) pada kebersihan mulut berdasarkan indeks
permukaan fasial dan lingual/palatal plak, yaitu:
setelah pemberian disclosing solution 1. sangat baik = 0
dengan rentang penilaian 0-5 2. baik = 0,1 – 1,7
(Gambar 1)(9). 3. sedang = 1,8 – 3,4
4. buruk = 3,5 – 5(9)
Selain mengukur indeks plak,
pada penelitian ini juga melakukan
observasi warna, waktu dan rasa
yang diambil dari syarat-syarat
disclosing solution dengan kriteria:
1) warna = kontras dan tidak
Gambar 1. Kriteria Skor Indeks Plak kontas
2) waktu = ≥5 menit tidak cepat
pudar, <5 menit cepat pudar

26
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

3) rasa = nyaman dan tidak No.


Kriteria Indeks
N (%)
nyaman(9) Plak
1. Sangat Baik (0) 2 13.3 %
Setelah skor terkumpul maka
2. Baik (0,1 – 1,7) 12 80 %
dilakukan analisis data dengan 6.7 %
3. Sedang (1,8 – 3,4) 1
menggunakan uji statistika Mann- 4. Buruk (3,5 - 5) 0 0
Whitney untuk mengetahui apakah
Total 15 100 %
terdapat perbedaan efektifitas antara
larutan buah bit dengan larutan buah
Tabel 3 menunjukkan nilai dari
naga merah sebagai bahan
akumulasi plak gigi setelah
identifikasi plak gigi.
pemberian LBB dan LBN. LBB
mempunyai nilai akumulasi sebesar
HASIL
1.36 dan LBN sebesar 0.65 dengan
Tabel 1 menunjukkan kriteria selisih 0.72 dengan kriteria indeks
indeks plak pada mahasiswa tingkat plak dari kedua larutan tersebut yaitu
1 Jurusan Keperawatan Gigi baik.
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
pada kelompok LBB dengan hasil Tabel 3. Distribusi Frekuensi
yaitu kriteria baik sebanyak 10 orang Akumulasi Plak Setelah
(66.7%) dan kriteria sedang Diberikan LBB dan LBN
sebanyak 5 orang (33.3%). Nilai
Akum Kriteria
Nama Larutan
ulasi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Plak
Berdasarkan Kriteria Indeks
Larutan buah bit Baik
Plak Setelah Pemberian LBB 1.36
Kriteria Indeks
Larutan buah naga Baik
No. N (%) 0.64
Plak merah
Sangat Baik (0) 0 0.72
1. 0 Selisih
Baik (0,1 – 1,7) 66.7 %
2. 10
Sedang (1,8 – 33.3 %
3. 5 Hasil dari pengolesan dapat
3,4) 0
4. 0
Buruk (3,5 - 5) dilihat pada gambar di bawah ini
Total 15 100 % (gambar 2 dan gambar 3).

Tabel 2 menunjukkan kriteria


indeks plak pada mahasiswa tingkat
1 Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
pada kelompok LBN dengan hasil
yaitu kriteria sangat baik sebanyak 2
orang (13.3%), kriteria baik
sebanyak 12 orang (80%) dan Gambar 2. Gambar 3.
kriteria sedang sebanyak 1 orang LBB LBN
(6.7%).
Diagram dibawah ini
menunjukkan hasil observasi dari
LBB dan LBN yang dibandingkan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
melalui warna, waktu serta rasa dan
Berdasarkan Kriteria Indeks
Plak Setelah Pemberian LBN didapatkan hasil sebagai berikut:

27
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

isomerisasi dan dekarboksilasi atau


Warna Waktu Rasa
arah coklat muda(4). Larutan buah bit
13 13
11 dan larutan buah naga yang di
diamkan pada suhu ruangan selama 3
7
4
hari maka akan menjadi asam dan
2 berubah warna menjadi kuning, hal
ini sesuai dengan penelitian Pangesty
Larutan Buah Bit Larutan Buah Naga (2018) yang menyatakan
Merah dehidrogenasi betanin menyebabkan
pembentukan neobetanin, yaitu
Gambar 4. Hasil Observasi
pergeseran warna ke arah kuning.
Perbandingan Warna, Waktu dan
Rasa pada LBB dan LBN Pemecahan struktur betanin dan
isobetanin dapat menghasilkan
Tabel 5 merupakan hasil rata- komponen asam betalamik yang
rata observasi warna, waktu dan rasa berwarna kuning terang(4).
dan didapatkah hasil dari segi warna Pewarnaan pada plak dengan
dan waktu larutan buah bit lebih menggunakan bahan pewarna terjadi
kontras dan tidak cepat pudar, karena ikatan antar atom pada suatu
sedangkan dari segi rasa buah naga senyawa dengan interaksi atau gaya
merah lebih nyaman dibandingkan intermolekuler, yaitu gaya yang
dengan buah bit. mengikat atom-atom dalam satu
molekul akibat adanya ikatan kimia.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Glikoprotein yang terkandung dalam
Berdasarkan Nilai Rata-Rata plak gigi adalah suatu protein yang
Observasi warna, Waktu dan mengandung rantai oligosakarida
Rasa yang mengikat glikan dengan ikatan
Nama Mean kovalen, hal ini membuat plak gigi
Larutan Warna Waktu Rasa memiliki kemampuan untuk
Larutan 14,50 13,00 20,00
Buah Bit menahan sejumlah besar substansi
larutan yang digunakan sebagai
Larutan 16,50 18,00 11,00
Buah Naga pewarna plak(10).
Merah Tabel 4 yang merupakan hasil
Selisih -2,0 -5,0 9,0 observasi dari larutan buah bit dan
buah naga merah didapatkan bahwa
PEMBAHASAN larutan buah bit dan larutan buah
naga merah mempunyai warna yang
Larutan buah bit terdapat kontras dengan gigi serta hasil yang
kandungan betasianin yang lebih didapatkan dari 30 sampel, 24
banyak dibandingkan dengan larutan sampel menunjukan hasil kontras dan
buah naga merah. Betasianin akan 6 sampel menunjukan hasil tidak
stabil pada pH 4-8 yang kemudian kontras. Perbedaan tersebut
akan menghasilkan warna merah atau disebabkan karena beberapa faktor
merah muda/pink(3). Banyak faktor seperti struktur permukaan gigi yang
yang dapat mempengaruhi warna berbeda, permukaan gigi dengan
pada betasianin selama proses kontur tepi gusi yang buruk, pada
penyimpanan, salah satunya yaitu permukaan email yang cacat dan
suhu. Pigmen betalain dalam bentuk pada daerah pertautan sementoemail
betanin dapat terdegradasi karena

28
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

yang kasar sehingga menyebabkan larutan buah bit lebih efektif


perbedaan hasil warna pada daripada larutan buah naga merah.
pengolesan larutan buah bit dan buah Hasil penelitian observasi dengan
naga merah(9). Selain itu, larutan menggunakan Mann-Whitney warna
buah bit terdapat kelemahan juga dan waktu menunjukkan H0 diterima
pada rasa. Kelompok LBB dengan nilai p-value untuk warna
menyatakan 11 dari 15 sampel 0,369>0,05 dan waktu 0,050=0,050
merasa tidak nyaman dengan rasa sehingga tidak terdapat perbedaan
buat bit, sedangkan pada LBN 13 dari warna dan waktu. Nilai p-value
dari 15 sampel merasa nyaman untuk rasa 0,001< 0,05 sehingga
dengan rasa larutan buah naga merah terdapat perbedaan dari segi rasa
karena buah naga merah sudah sering larutan buah bit dan larutan buah
di konsumsi oleh orang Indonesia naga merah dimana larutan buah
berbeda dengan buah bit. Buah bit naga merah lebih disukai daripada
biasanya dikonsumsi di Indonesia larutan buah bit.
sebagai obat tradisional bukan
sebagai sayuran sehingga masih KESIMPULAN
banyak orang yang belum
mengetahui tentang buah bit(11). Larutan buah bit lebih efektif
Tabel 5 menunjukan nilai untuk mengidentifikasi plak gigi
rata-rata akumulasi dari observasi dibandingkan dengan larutan buah
warna, waktu dan rasa. Observasi naga merah, hal ini dikarenakan
warna menunjukan bahwa nilai larutan buah bit mengandung
akumulasi LBB lebih kecil betasianin lebih banyak dan dilihat
dibandingkan dengan LBN yaitu dari nilai rata-rata indeks plak,
14,50 : 16,50 sehingga larutan buah larutan buah bit mempunyai nilai
bit lebih kontas dibandingkan dengan lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan buah naga merah, serta pada larutan buah naga merah, namun
observasi waktu juga didapatkan terdapat kelemahan dari segi rasa.
nilai LBB sebesar 13,00 dan LBN
sebesar 18,00 sehingga larutan buah DAFTAR PUSTAKA
bit tidak cepat pudar dibandingkan 1. Hongini, S. Y., &
dengan larutan buah naga merah. Aditiawarman, M. (2012) .
Hasil observasi dari rasa didapatkan Kesehatan Gigi Dan Mulut.
nilai rata-rata akumulasi yaitu LBB Bandung: Pustaka Reka Cipta.
sebesar 20,00 dan LBN sebesar 2. Fatmasari, D., Musthofa, S., &
11,00 sehingga buah naga merah Santoso, B. (2014) . Efektifitas
mempunyai rasa yang lebih nyaman Buah Bit (Beta vulgaris) Sebagai
dibandingkan dengan larutan buah Disclosing Solution (Bahan
bit. Identifikasi Plak). ODONTO
Hasil penelitian dianalisis Dental Journal Vol. 1 No. 2, 6-9.
dengan menggunakan uji statistik 3. Andarwulan, N., & Faradilla, R.
Mann-Whitney dan diperoleh nilai p- F. (2012). Pewarna Alami Untuk
value 0.033 (< 0.05) yang berarti Pangan. Bogor: SEAFAST
terdapat perbedaan efektifitas larutan Center.
buah bit dan larutan buah naga merah 4. Pangesty, D. R. (2018) .
sebagai bahan identifikasi plak gigi, Identifikasi Pigmen Dan

29
ARSA (Actual Research Science Academic)
Vol. 4 No. 3-September 2019
ISSN 2548-3986 (Online)

Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Buah Naga. Jurnal Institut
Pertanian Bogor.
5. Fatmasari, D., Supriyana, &
Sukmawati. (2017) . Larutan Ubi
Jalar Ungu dan Buah Bit
Sebagai Bahan Identifikasi
Keberadaan Plak Gigi. Jurnal
Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1, 19-
24.
6. Koswara, S. (2009). Pewarna
Alami : Produksi dan
Penggunaannya.
eBookPangan.com.
7. Ekoningtyas, E. A., Sari, S. A.,
Mardiati, E., & Sukendro, S. J.
(2015). Efektifitas Larutan Ubi
Jalar Ungu (Ipomea batatas)
Dengan Buah Naga Berdaging
Merah (Hylocereus polyrhizus)
Sebagai Bahan Identifikasi Plak
(Disclosing Solution). Jurnal
Kesehatan Gigi Vol. 2 No. 2, 98-
103.
8. Notoatmodjo, S. (2014).
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
9. Putri, M. H., Herijulianti, E., &
Nurjannah, N. (2013). Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras dan Jaringan Pendukung
Gigi. Jakarta: EGC.
10. Mangiri, B. S., Yani, S., &
Anitasari, S. (2018) . Sari Buah
Naga Super Merah (Hylocereus
costaricensis) Sebagai Pewarna
Alami Plak Gigi. Jurnal
Material Kedokteran Gigi, 28-
34.
11. Lingga, L. (2010) . Cerdas
Memilih Sayuran. Jakarta
Selatan: PT ArgoMedia Pustaka.

30

Anda mungkin juga menyukai