Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

PENGGOLONGAN FRAME BERDASARKAN PROSES


PEMBUATAN THERMOSETTING DAN THERMOPLASTIC

KLINIK OPTIK 2

REDITYA NURMAWAN
21132
KELAS 1E
AKADEMI REFRAKSI OPTISI
LEPRINDO
KATA PENGANTAR
           
            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya lah saya dapat menyesaikan penulisan
Makalah “PENGGOLONGAN FRAME BERDASARKAN
PEMBUATANNYA”  yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Klinik Optik. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi
akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.

Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi


kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap
kepada dosen kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

 Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat


menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen pada mata kuliah ini dan mudah-
mudahan isi dari makalah penulis ini dapat dipahami..

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan


khususnya mata pelajaran ini.

Terima Kasih
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar
Isi .................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang  ........................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah  ................................................................................... 1
1.3  Tujuan Masalah .................................................................................... 
BAB II Pembahasan ...............................................................................................
2.1  Jenis-jenis
frame ....................................................................................................... 
2.2  Thermosetting................................................................................................ 
2.3  Thermoplastic ................................................................................................ 
2.4 Perbedaan Thermosetting dan Thermoplastic ...............................................
BAB III Penutup .....................................................................................................
            3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 
            3.2 Saran .......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Frame atau bingkai kacamata adalah salah satu bagian dari kacamata,


selain lensa kacamata. Fungsi frame adalah sebagai tempat menaruh/dudukan
lensa, agar dapat kita pakai. Biasanya frame terbuat dari material plastik, logam,
kayu, ataupun campuran antara logam/plastik dengan karet.
Jadi Frame sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang dalam Bahasa Indonesia
berarti Bingkai, jadi frame kacamata itu adalah bingkai kacamata secara
keseluruhan yaitu rim (bingkai depan penyangga lensa) sampai dengan ujung
temple (tangkai yang menyangkut di telinga kanan dan kiri). 
Kacamata saat ini merupakan kebutuhan dari orang yang mengunakan
kacamata, selain untuk membantu dalam penglihatan juga dapat digunakan untuk
fashion.
Frame kacamata ada 3 jenis yaitu Full Frame, Half Frame, dan Frameless
atau sering disebut Rimless, ketiga jenis frame ini selain perbedaannya yang
terlihat dibagian rimnya juga memiliki perbedaan yang tidak terlihat juga
1.2 Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis frame kacamata ?
2. Thermosetting ?
3. Thermoplastic ?
4. Perbedaan Thermosetting dan Thermoplastic?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk menjelaskan berbagai jenis frame kacamata yang ada saat ini
2. Untuk memenuhi tugas makalah klinik optik dan memperdalam pengetahuan
tentang pembuatan frame
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis – Jenis Frame


1. Full Frame

Seperti pada gambar diatas, Full Frame bisa disebut sebagai jenis bingkai
kacamata yang paling umum banyak dipakai oleh pengguna kacamata. Sesuai
nama jenisnya Full Frame adalah bingkai kacamata yang rim nya melapisi bagian
pinggir lensa secara penuh tanpa ada bagian rim yang terpisah.
Bingkai jenis Full ini bagus untuk digunakan oleh pengguna kacamata
dengan kelainan refraksi seperti rabun jauh dan rabun dekat terutama penderita
rabun jauh dengan ukuran minus lensa yang tinggi karena lensa yang minusnya
semakin tinggi maka akan semakin tebal juga lensanya sehingga bagian pinggir
lensa dapat timbul keluar frame. Jika frame yang digunakan terbuat dari bahan
plastik, frame masih bisa menutupi sebagian pinggiran lensa yang timbul keluar,
tapi jika frame terbuat dari logam yang pada umumnya framenya tipis maka
pinggiran lensa yang tertutupi hanya sedikit, jadi dalam segi estetika frame plastik
lebih unggul.
2. Half Frame

Half Frame adalah bingkai kacamata yang rim nya hanya setengah dan pada
umumnya hanya ada dibagian atas lensa saja. Walaupun bingkai hanya ada
dibagian atas lensa saja bukan berarti lensa nya menggantung atau tidak ada
penyangga dibagian bawahnya karena jika tidak ada penyangganya lensa akan
mudah jatus atau lepas.
Di bagian bawah lensa disangga oleh senar yang disangkutkan di tiap ujung
rimnya. Frame jenis ini memiliki kelemahan dibagian bawah lensa yang hanya
disangga oleh senar tadi, jika kacamata sedang ditaruh dan tidak sengaja tersenggol
hingga jatuh atau terseret dapat langsung menyebabkan kerusakan pada lensa.
Adapun kelemahan lainnya yaitu dari segi estetikanya, jika pengguna frame ini
memiliki ukuran minus yang tinggi dan lensa tidak dipertipis, bagian pinggir lensa
yang tebal akan terlihat sangat jelas khususnya jika dilihat dari samping.

3. Frameless/Rimless
Jenis yang terakhir adalah frame jenis rimless, frame ini tidak memiliki rim
sama sekali untuk melapisi bagian pinggir lensa ataupun senar untuk menyangga
lensa. Frame ini menggunakan metode bor untuk memasang lensa ke templenya,
itulah kenapa frame jenis ini tidak perlu penyangga sama sekali. Dari segi fashion,
frame jenis ini bisa disebut jenis frame yang paling mudah cocok diwajah setiap
orang, tapi disamping itu cukup banyak kekurangannya.
Kekurangan yang pertama adalah resiko kerusakan lensa lebih besar dari
jenis lainnya karna tidak ada pelindung sama sekali dibagian pinggir, kemudian
kekurangan yang kedua adalah tidak dapat dipasangi sembarang lensa, karena
metode pemasangannya di bor, jika bahan lensa dari kaca walaupun lensa lolos
dari proses pengeboran tapi tidak ada jaminan lensa akan kuat dan tahan lama,
kemudian lensa plastik bisa juga masih rawan pecah walaupun tidak sebesar lensa
kaca, kemudian lensa yang paling cocok dengan frame ini adalah lensa yang
bahannya terbuat dari Polycarbonate, lensa plastik yang sangat keras. Kekurangan
berikutnya adalah untuk lensa minus tinggi, seperti sebelumnya yang saya
sebutkan, lensa semakin tinggi minusnya maka semakin tebal juga lensanya, lensa
tebal memang masih bisa di bor, tapi frame ini templenya jika ingin dipasangi
lensa harus menggunakan sekrup yang dimasukkan ke lubang lensa hasil bor
tersebut, sementara sekrup original dari frame belum tentu panjangnya bisa
mencukupi ketebalan lensa tersebut dan kalau diganti dengan sekrup yang bukan
original akan merusak nilai estetikanya.

2.2 THERMOSETTING
Thermosetting adalah polimer yang hanya sekali dibentuk dengan
pemanasan kemudian dicetak. Proses pemanasan dengan menaikan temperature
secara bertahap juga menimbulkan reaksi kimia, reaksi ini akan mengeraskan
material menjadi solid kaku. Setelah dingin tidak dapat dikembalikan dengan cara
pemanasan. Bila dipanaskan malah akan gosong dan rusak, karena sifatnya ini
tidak ada harapan melunak kembali
Dari penjelasan diatas kita dapat gambarkan bahwa proses thermosetting ini
untuk jenis model full frame metal/stainless steel yang dimana berbahan dasar
logam. Karena sifatnya tidak ada harapan melunak Kembali
Alasan penggunaan stainless steel pada kacamata :
1. Stainless steel merupakan metal dan bersifat ductile (tidak mudah pecah)
2. Stainless steel merupakan alloy yang tahan karat
3. Bobot stainless steel yang lebih ringan dibanding metal lainnya

2.3 THERMOPLASTIC
Thermoplastic adalah jenis plastik yang melunak jika mengalami pemanasan
dan akan mengeras jika mengalami pendinginan. Proses pelunakan dan pengerasan
termoplastik dapat berlangsung berulang kali. Penamaan termoplastik diperoleh
dari pembentukan ulang sifat plastik dengan proses pemanasan. Termoplastik
mengandung resin hidrokarbon dan manik-manik kaca.
Thermoplastic adalah polimer yang dapat dibentuk berulang kali dengan
pemanasan(pemanasan hanya beberapa ratus derajat saja) dan
pendinginan(temperature ruang)

Dari penjelasan diatas kita dapat simpulkan bahwa proses Thermoplastic ini
dikhususkan untuk frame yang berbahan dasar plastik/polimer, karena frame
polymer lebih sering dipilih dalam pembuatan kacamata karena beberapa alasan,
antara lain :
1. Polymer lebih ringan dari material Teknik lainnya
2. Polymer merupakan material Teknik yang unik karena ada yang bersifat
brittle dan ada yang bersifat ductile
3. Harga bahan baku polymer yang lebih murah dibanding material Teknik
lainnya
Proses pembuatan frame dengan metode Thermoplastic
Ada 5 tahapan :
1. Merancang bentuk frame
Pada tahap ini, dilakukan perancangan atau pembuatan design frame kacamata.
Setelah rancagan selesai akan dibuat cetakan sesuai bentuk rancangan
2. Mencetak frame plastic
 Setelah rancangan dibuat, mesin pencetak dibuat dari besi dan mesin
pencetak tersebut akan menghasilkan cetakan frame yaitu lembaran
cellulose acetate. Ujung ujung dari cetakan besi harus tajam dan didalam
mesin pencetak besi ada tonjolan tonjolan yang berfungsi untuk
melubangi cetakan, dimana lensa yang akan dipasang akan belubang.
Lembaran acetatedibawa dari ruang penyimpanan dingin.. dari ruang
penyimpanan dingin ke ruangan oven yang bersuhu panas 180° F (68° C)
untuk membuat lembek plastik. Lembaran yang lembek dipasang di
mesin dan di tekan dengan kekuatan beberapa ton. Mesin otomatis
mengangkat cetakan dan memindahkannya ke bagian plastik lain. Proses
dibuat secara cepat selagi plastik tetap lembek. Frame yang setengah jadi
diangkat dari lembaran, dan bagian lensa di buang dari frame. Bagian
lensa yang kosong menjadi berlubang. b. Bagian depan frame selesai
setelah melalui beberapa proses. Lekuk yang menahan lensa di potong
menggunakan router. Lekukan dipotong dengan lebar 0.16 in (0.41cm),
dimana sebagai standar dari industri. c. Frame kemudian dihaluskan
untuk menghilangkan bagian pinggir yang kasar dengan menggunakan 2
mesin amplas. Satu mesin bertugas untuk menghaluskan ujung frame
yang menempel di pipi dan mesin yang kedua untuk menghaluskan area
disekitar hidung. Kemudian frame dipindahkan di dalam catokan seperti
alat dimana bantalan hidung yang menahan hidung di lekatkan pada
frame. Setelah direkatkan selama 24 jam, bagian yang di rekatkan juga
dihaluskan.

3. Memproduksi Temples
a. Dua bagian tangan yang melengkung di sekitar telinga disebut
temples. Temples juga dibuat sama seperti membuat frame.
Standar panjang temples berada di rentang antara 5-6 in (12.7-15.2
cm) dan biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan frame
b. Setelah frame dihaluskan, temples direkatkan ke frame dengan
sebuah engsel logam. Untuk membuat temples, potongan plastik
temple dipanaskan serta baja yang sangat tipis dan panjang yang
sesuai dengan temple yang juga disebut core wire juga
dipanaskan. Ketika suhu yang tepat sudah dicapai maka core wire
dimasukkan ke dalam temples. b. Untuk menempelkan temple ke
frame, celah kecil dibuat di pojok atas frame. Separuh engsel di
pasang ke setiap celah dan frame sedangkan setengah engsel lagi
diletakkan di mesin capitron. Mesin capitron menimbulkan
getaran ultrasonic di dalam engsel dan muncul gesekan yang
panas. Gesekan menyebabkan plastik frame meleleh hanya
disekitar engsel dan bisa melekatkan engsel ke frame
4. Penyelesaian bagian muka
a. Bagian muka dengan engsel yang sudah terpasang kemudian dicetak nama
perusahaan atau logo perusahaan, nama dari model frame, dan ukuran dari frame.
Sebelum temples ditempelkan pada frame, ketepatan 11 siku sangat diperlukan
supaya dapat dipakai dengan baik. Gergaji mesin digunakan untuk memotong
bagian dudut yang tepat di tepi atas bagian depan. Tutup dipasangkan di atas
engsel, ketika bagian depan dipoles. Dibagian ini, bagian depan tetap datar dan
dengan bagian tepi yang masih tajam kecuali bagian potongan yang ada di area
dimana lensa akan dipasang. Diruang pemolesan, ratusan bagian depan berguling
didalam tabung dengan pumice (batu halus yang diubah menjadi bubuk dan
digunakan sebagai amplas).
b. Bagian depan yang dihaluskan sekarang sudah melengkung sesuai dengan
bentuk muka. Bagian depan dipanaskan di dalam oven, dibingkai dengan cetakan
lengkung, dan di pres. Tekanan dilakukan sekitar 30 detik untuk membentuk
lekukan bagian depan yang seragam. Bagian depan yang hangat dimasukkan ke
dalam air dingin supaya bentuk yang melengkung dapat bertahan. c. Bentuk bagian
depan kembali ke dalam ruangan pemolesan dimana bagian depan melewati
serangkaian gulingan di dalam tabung dalam jangka waktu 4 hari untuk dapat
berubah menjadi mengkilap. Setiap tabung terdiri dari pumice yang komposisinya
lebih ringan dari proses sebelumnya, tabung terakhir bertugas memoles dengan
wax. Setelah selesai, frame diletakkan dalam amplop khusus nerdasarkan model,
ukuran, dan warna.

4. Penyelesaian Temples
Berdasarkan bentuk dan model dari desain kacamata dan templesnya,
temples kemudian dibentuk dari beberapa tahapan pekerjaan. Lekukan
dipotong di ujung temples, dan bagian dari pasangan engsel terpasang di
temples. Pada bagian ujung dipotong agar cocok dengan sudut dari bagian
depan. Seperti bagian depan, temples kemudian diselesaikan dengan
beberapa proses, dan pasangan dari temples yang telah dipoles dibungkus
didalam amplop berdasar ukuran, model, dan warna. Pabrik menyimpan
amplop yang 12 berisikan bagian depan dan temples sampai optometric
supply houses memesan kacamata berdasarkan ukuran, model, dan warna.
Bagian depan dan temples kemudian dikirimkan

2.4 PERBEDAAN THERMOSETTING DAN


THERMOPLASTIC
Perbedaan thermoset dengan thermoplastik pada proses pembuatan, reaksi terhadap
pemanasan, metode pengolahan, bena molekul, titik leleh, sifat alamiah dan reaksi
terhadap pelarut organik.

1.  Proses Pembuatan

Keduanya dibuat melalui dua proses polimerisasi yang


berbeda, thermoplastik terbentuk lewat proses polimerisasi adisi,
sedangkan thermoset terbentuk lewat proses polimerisasi kondensasi.

2. Reaksi Terhadap Pemanasan

Perbedaan ke-2 yaitu reaksi terhadap pemanasan.


Ketika dipanaskan, thermoplastik akan melunak sampai menjadi cair. Reaksi
tersebut berbeda dengan thermoset yang akan menjadi hangus jika dipanaskan.
Perbedaan itu disebabkan karena keduanya memiliki struktur ikatan kimiawi yang
berbeda pula. Thermoplastik memiliki ikatan kimiawi dengan bentuk rantai lurus.
Faktor tersebutlah yang membuat plastik ini mudah untuk dilelehkan dan dibentuk
ulang. Di sisi lain, thermoset memiliki ikatan kimiawi dengan bentuk saling
menyilang yang menyebabkan thermoset menjadi tidak mudah meleleh jika
terkena panas.

3. Metode Pengolahan

Perbedaan ke-3 yaitu metode pengolahan thermoplsatik dan thermoset.


Thermoplastik biasanya diolah menggunakan metode injection molding, ekstrusi,
blow molding, thermoforming, dan rotational molding. Sedangkan thermoset lebih
sering diolah menggunakan metode compression molding dan reaction injection
molding.

4. Beban Molekul

Selanjutnya pada beban molekul


Thermoplastik memiliki beban molekuler yang cenderung lebih ringan
dibandingkan dengan plastik thermoset.

5. Titik Leleh

Thermoplastik memiliki titik leleh yang tentunya lebih rendah jika dibandingkan
dengan plastik thermoset.

6. Sifat alamiah

Thermoplastik memiliki sifat alamiah yaitu cenderung lebih elastis dan dan
fleksibel. Bertolak belakang dengan thermoplastik, plastik thermoset memiliki sifat
alamiah yang kaku.

7. Reaksi Terhadap Pelarut Organik

Terakhir perbedaan reaksinya terhadap pelarut organik


Beberapa jenis thermoplastik akan larut jika bertemu dengan zat pelarut organik,
sedangkan thermoset cenderung lebih resisten terhadap zat pelarut organik.
Kelebihan dan Kekurangan dari Thermoplastik
dan Thermoset
Kelebihan dari Thermoplastik

1. Sangat dimungkinkan untuk dicampur dengan material thermoplastik


lainnya
2. Resistensi yang sangat baik terhadap zat kimia yang bersifat korosif
3. Bisa di daur ulang dan dibentuk kembali
4. Resisten terhadap benturan

Kekurangan dari Thermoplastik

1. Cenderung lebih mahal


2. Tidak tahan terhadap panas dan sinar UV
3. Dapat mengalami kerusakan bentuk jika disimpan atau diletakkan pada suhu
yang cenderung tinggi

Kelebihan dari Thermoset

1. Tidak mudah rusak


2. Memiliki resistensi yang sangat tinggi terhadap zat kimiawi dan panas
Kekurangan dari Thermoset

1. Tidak dapat didaur ulang


2. Jika rusak, sulit untuk direparasi
3. Tidak bisa dicampur dengan plastik thermoset lainnya

Sekian pembahasan mengenai perbedaan antara plastik thermoset dan


thermoplastik, beserta kelebihan dan kekurangannya. Thermoset dan thermoplastik
tersedia dalam beberapa jenis material material.

Sebagai contoh, dua resin thermoset yang paling populer yaitu epoksi dan
poliester. Sementara beberapa plastik yang merupakan thermoplastik yaitu PVC,
Polistirena, HDPE, LDPE, LLDPE dan masih banyak lagi.

Seluruh jenis plastik tersebut dapat diaplikasikan untuk menghasilkan berbagai


varian produk, yang tentunya dengan pertimbangan karakteristiknya masing-
masing.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setiap bahan Teknik memiliki properties yang berbeda-beda, baik dari
bentuk, fisik bahkan dari struktur penyusunannya. Kacamata merupakan suatu
produk yang terdiri atas bagian utama yang mewakili bahan Teknik yaitu
Frame(polymer) dan metal serta lensa (kaca/mika)

3.2 SARAN
Dalam pembuatan kacamata hal hal yang harus diperhatikan adalah bahan
bahan pembuatannya dan proses pembuatannya . untuk bahan bahan
penyusunannya dibutuhkan bahan bahan yang berkualitas baik, sehingga kacamata
dapat bertahan lebih lama dan awet. Sementara hal penting lainnya yang harus
diperhatikan adalah proses pembuatannya .melalui proses yang tepat , maka akan
dihasilkan kacamata yang baik dan tidak mudah rusak
DAFTAR PUSTAKA
1. http://hudileksono.blogspot.com/2014/05/thermoplastik.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Termoplastik#:~:text=Termoplastik
%20adalah%20jenis%20plastik%20yang,sifat%20plastik%20dengan
%20proses%20pemanasan.
3. https://www.academia.edu/5242099/
Material_Pembentuk_dan_Proses_Pembuatan_Kacamata

Anda mungkin juga menyukai