Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR I

KAJIAN PRODUK DARI SEGI MATERIAL PEMBENTUK DAN


PROSES PEMBUATAN: KACAMATA

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK DAN PROSES


MANUFAKTUR

ADZASTYA HARUTA

411110001

VIVI CHRISTIA INDRAWATI

411110018

YUNI ADITYA SUTRISNO

411110022

DEDE SUDRAJATTULLOH

411110023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2013

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1

Pemilihan Produk Objek Penelitian ............................................................... 2

2.2

Bagian-Bagian Produk ................................................................................... 2

2.3

Proses Pembuatan Bagian-Bagian Produk ..................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13


3.1

Kesimpulan ................................................................................................... 13

3.2

Saran ............................................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN

Suatu produk (bukan makanan dan minuman) biasanya terdiri dari satu atau dua
bahan teknik. Bahan teknik ini sendiri merupakan bahan yang untuk mengolahnya
diperlukan teknik-teknik tertentu terutama yang berhubungan dengan penerapan
teknologi terhadap bahan-bahan tersebut. Secara umum ada tiga bahan teknik utama,
yaitu metal, ceramic dan polymer.
Setiap bahan teknik tersebut memiliki properties yang berbeda-beda, baik dari segi
bentuk, sifat fisik bahkan secara kimiawi pun memiliki perbedaan masing-masing.
Bahan-bahan teknik ini banyak digunakan dalam pembuatan produk-produk yang
digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Kacamata merupan salah satu produk yang berasal dari pengolahan bahan teknik.
Kacamata biasanya tersusun dari tiga bahan teknik utama, antara lain ceramic (jenis
glass) pada kaca lensa, metal pada engsel dan polymer pada frame kacamata. Masingmasing bagian dari kacamata, diproses dengan cara yang berbeda-beda sesuai jenis
bahan teknik yang digunakan.
Pada penelitian kali ini, akan dijelaskan mengenai bagian-bagian dari kacamata
tersebut, serta proses pengolahan masing-masing bagian dari kacamata dari bahan
mentah menjadi barang jadi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan Produk Objek Penelitian


Produk yang dipilih sebagai objek dalam penelitian ini adalaha kacamata. Alasan
pemilihan kacamata sebagai objek penelitian karena kacamata terdiri dari tiga bagian
utama yang terbuat dari tiga jenis bahan teknik yang berbeda. Ketiga bagian utama
inilah yang kemudian akan diteliti guna mengetahui apa saja bagian-bagian tersebut,
mengapa bagian-bagian tersebut dibuat dari bahan teknik yang berbeda serta proses
pembuatan masing-masing bagian kacamata.
2.2 Bagian-Bagian Produk
Secara umum, kacamata terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaca lensa, frame dan
engsel pada frame. Keunikan dari ketiga bagian kacamaa tersebut juga terletak pada
bahan pembentuknya yang berbeda satu sama lain. Berikut ini merupakan pembahasan
mengenai ketiga bagian kacamata tersebut:
1. Kaca Lensa
Pada umumnya lensa kacamata dibedakan menjadi 2, yaitu lensa mineral (biasa
disebut dengan lensa kaca) dan lensa organik (biasa disebut dengan lensa plastik
atau lensa mika). Masing-masing jenis lensa tersebut memiliki karakteristik sebagai
berikut [1]:

Table 1. Perbandingan Lensa Mineral dan Lensa Organik


Lensa Mineral
Lensa Organik
Tahan terhadap panas, goresan, dan
Mudah tergores dan tidak tahan terhadap
bahan kimia
bahan kimia seperti aseton
Berat jenisnya cukup tinggi

Berat jenisnya ringan (lebih rendah dari


lensa mineral)
Indeks bias 1,49

Indeks bias 1,523

Alasan penggunaan lensa mineral pada kacamata:

Karakteristik lensa mineral yang kuat dan tahan terhadap panas, goresan,
maupun bahan kimia.

Lensa mineral termasuk kategori indeks bias yang tinggi, yaitu indeks bias
yang dimiliki mendekati 1,6. Hal tersebut menyebabkan kejernihan lensa
mineral untuk melihat suatu obyek lebih baik dibanding lensa organik.

Bahan baku kaca:


1. Pasir silika
2. Sodium Oksida
3. Kalsium oksida

Gambar 1. Kaca Lensa Untuk Kacamata

2. Engsel Kacamata
Engsel kacamata pada umumnya mirip dengan engsel biasa seperti engsel pintu,
namun engsel kacamata lebih kecil dengan bentuk yang lebih sederhana, yaitu
hanya berbentuk poros. Hal ini dikarenakan pada ujung frame kacamata dan bend
(bagian batang kacamata) yang akan dihubungkan dengan engsel sudah
membentuk suatu bentuk yang bisa digabungkan, dengan ditambahkan poros
ditengahnya. Engsel atau poros kacamata ini terbuat dari metal, dan biasanya
adalah stainless steel.

Alasan penggunaan stainless steel pada kacamata:


1. Stainless steel merupakan metal dan bersifat ductile (tidak mudah pecah).
2. Stainless steel merupakan alloy yang tahan karat.
3. Bobot stainless steel yang lebih ringan disbanding metal lainnya.

Gambar 2. Engsel Kacamata

Gambar 3. Berbagai Jesin Poros Stainless Steel

3. Frame Kacamata
Frame atau bingkai kacamata ini digunakan untuk melindungi lensa kacamata
agar nyaman ketika digunakan. Frame kacamata dapat diklasifikasikan menurut
bahan utamanya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Frame Metal (berbahan dasar logam)
2. Frame Plastik (berbahan dasar plastik)
3. Frame Kombinasi (berrbahan dasar plastik dan logam)
Pada penelitian ini frame yang akan dibahas adalah frame berbahan polymer.
Hal tersebut karena frame polymer lebih sering dipilih dalam pembuatan kacamata
karena beberapa alasan, antara lain:
1. Polymer lebih ringan dari material teknik lainnya.
2. Polymer merupakan material teknik yang unik karena ada yang bersifat
brittle dan ada yang bersifat ductile.
3. Harga bahan baku polymer yang lebih murah disbanding material teknik
yang lain.
Frame dengan bahan polymer lebih dikenal di kalangan umum dengan frame
plastik. Biasanya frame plastik terbuat dari Celluloid Propinat, Celluloid Nitrat,
Optyl, dan Polyamide [2].
a. Celluloid Propionat
Bahan ini memiliki elastisitas yang tinggi, mudah di setel, sehingga menunjang
kenyamanan pada pemakaiannya. Jenis ini lebih tahan terhadap panas dan lebih
stabil. Celluloid propionat banyak digunakan sebagai bahan dasar frame plastik
karena keunggulanya tersebut.
b. Celluloid Nitrat
Jenis juga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan frame plastik.
Karena bahannya yang lebih mengkilap namun mudah terbakar. Biasanya
Celluloid Nitrat dipasangkan pada tulang metal yang terdapat pada bagian
dalam di tangkai samping (temple) dari frame kacamata tersebut.
c. Optyl
5

Bahan dasar plastik optyl ini menggunakan acrylic. Optyl memiliki sifat yang
kaku dan mudah patah, namun dengan pemanasan yang tepat, frame ini akan
mudah untuk di bentuk atau di setel sesuai dengan kebutuhan. Dan juga
memiliki bobot yang lebih ringan, tahan terhadap zat kimia serta suhu tinggi.
Optyl akan tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai. Bahan ini
paling

baik

untuk

pengidap

alergi

kulit

serta

harganya yang reltif lebih murah.


d. Polyamide
Bobotnya yang ringan hampir sama dengan optyl, namun lebih lentur. Dan pada
tangkainya terdapat tulang besi. Jenis ini mudah berubah bentuk bila terkena
panas terlalu lama. Polyamide akan menciut dan tidak kembali ke bentuk
semula.

Gambar 5. Kacamata dengan Frame Plastik

2.3 Proses Pembuatan Bagian-Bagian Produk


a. Proses Pembuatan Kaca lensa
Proses pembuatan kaca dibagi menjadi 4 tahap utama [1]:
1. Peleburan

Bahan-bahan pembentuk kaca perlu dileburkan hingga mencapai suhu di atas


1261o agar semua bahan mencair dan nantinya menghasilkan kaca yang jernih.
2. Pencetakkan
Biasanya proses pencetakkan menggunakan mesin dengan cara cairan kaca
dimasukkan ke mesin kemudian ditekan menjadi berbagai bentuk. Selain itu,
beberapa jenis produk kaca dibentuk dengan cara ditiup, contohnya adalah
botol. Metode tiup ini digunakan untuk membuat rongga pada produk yang
diinginkan.
3. Pendinginan
Produk kaca yang telah dibentuk tidak dapat langsung didinginkan di suhu
ruangan. Sering kali produsen memberi pemanas pada produk kaca yang telah
mengeras untuk mengurangi tekanan yang dapat membuat kaca mudah retak.
4. Penyelesaian
Proses akhir yang perlu dilakukan sebelum produk kaca dapat dipasarkan
adalah membersihkan sisa-sisa serpihan di pinggir produk dengan cara
pengikisan ataupun menggunakan bahan kimia khusus untuk memoles produk
kaca.
b. Proses Pembuatan Engsel Kacamata
Proses pembuatan frame kacamata sama dengan proses pembuatan poros
stainless stell, ada bermacam-macam proses pembuatan stainless steel, namu pada
penelitian ini, proses pembuatan stainless steel adalah menggunakan proses dapur
cawan. Adapun langkah-langkah dalam proses dapur cawan adalah sebagai berikut
[3]:
1. Pertama masukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
2. Kemudian dapur cawan ditutup rapat.
3. Masukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan
akan mencair.
4. Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan stainless steel dengan
menambahkan unsur logam lain yang diperlukan, antara lain:
7

a. Kromium
b. Nikel
c. Mangan
d. Aluminium

c. Proses Pembuatan Frame Kacamata


Proses pembuatan frame kacamata dilakukan dalam 5 tahapan, antara lain [4]:

1. Meancang Bentuk Frame


Pada tahap ini, dilakuan perancangan ataupembuatan design frame yang
kacamata. Setelah rancangan selesai, akan dibuat cetakan sesuai dengan bentuk
rancangan.

Gambar 1 Contoh gambar cetakan frame kacamata

2. Mencetak Frame Plastik


a. Setelah rancangan dibuat, mesin pencetak dibuat dari besi dan mesin
pencetak tersebut akan menghasilkan cetakan frame yaitu lembaran
cellulose acetate. Ujung ujung dari cetakan besi harus tajam dan
didalam mesin pencetak besi ada tonjolan-tonjolan yang berfungsi
untuk melubangi cetakan, dimana lensa yang akan dipasang akan
8

berlubang. Lembaran acetate dibawa dari ruang penyimpanan dingin


ke ruangan oven yang bersuhu panas 180 F (68 C) untuk membuat
lembek plastik. Lembaran yang lembek dipasang di mesin dan di tekan
dengan kekuatan beberapa ton. Mesin otomatis mengangkat cetakan dan
memindahkannya ke bagian plastik lain. Proses dibuat secara cepat
selagi plastik tetap lembek. Frame yang setengah jadi diangkat dari
lembaran, dan bagian lensa di buang dari frame. Bagian lensa yang
kosong menjadi berlubang.
b. Bagian depan frame selesai setelah melalui beberapa proses. Lekuk yang
menahan lensa di potong menggunakan router. Lekukan dipotong
dengan lebar 0.16 in (0.41cm), dimana sebagai standar dari industri.
c. Frame kemudian dihaluskan untuk menghilangkan bagian pinggir yang
kasar dengan menggunakan 2 mesin amplas. Satu mesin bertugas untuk
menghaluskan ujung frame yang menempel di pipi dan mesin yang
kedua untuk menghaluskan area disekitar hidung. Kemudian frame
dipindahkan di dalam catokan seperti alat dimana bantalan hidung yang
menahan hidung di lekatkan pada frame. Setelah direkatkan selama 24
jam, bagian yang di rekatkan juga dihaluskan.
3. Memproduksi Temples
a. Dua bagian tangan yang melengkung di sekitar telinga disebut temples.
Temples juga dibuat sama seperti membuat frame. Standar panjang
temples berada di rentang antara 5-6 in (12.7-15.2 cm) dan biasanya
terbuat dari bahan yang sama dengan frame

Gambar 4. Produksi Temples

Setelah frame dihaluskan, temples direkatkan ke frame dengan sebuah


engsel logam. Untuk membuat temples, potongan plastik temple
dipanaskan serta baja yang sangat tipis dan panjang yang sesuai dengan
temple yang juga disebut core wire juga dipanaskan. Ketika suhu yang
tepat sudah dicapai maka core wire dimasukkan ke dalam temples.
b. Untuk menempelkan temple ke frame, celah kecil dibuat di pojok atas
frame. Separuh engsel di pasang ke setiap celah dan frame sedangkan
setengah engsel lagi diletakkan di mesin capitron. Mesin capitron
menimbulkan getaran ultrasonic di dalam engsel dan muncul gesekan
yang panas. Gesekan menyebabkan plastik frame meleleh hanya
disekitar engsel dan bisa melekatkan engsel ke frame.
4. Penyelesaian bagian muka
a. Bagian muka dengan engsel yang sudah terpasang kemudian dicetak
nama perusahaan atau logo perusahaan, nama dari model frame, dan
ukuran dari frame. Sebelum temples ditempelkan pada frame, ketepatan

10

siku sangat diperlukan supaya dapat dipakai dengan baik. Gergaji mesin
digunakan untuk memotong bagian dudut yang tepat di tepi atas bagian
depan. Tutup dipasangkan di atas engsel, ketika bagian depan dipoles.
Dibagian ini, bagian depan tetap datar dan dengan bagian tepi yang
masih tajam kecuali bagian potongan yang ada di area dimana lensa akan
dipasang. Diruang pemolesan, ratusan bagian depan berguling didalam
tabung dengan pumice (batu halus yang diubah menjadi bubuk dan
digunakan sebagai amplas).
b. Bagian depan yang dihaluskan sekarang sudah melengkung sesuai
dengan bentuk muka. Bagian depan dipanaskan di dalam oven, dibingkai
dengan cetakan lengkung, dan di pres. Tekanan dilakukan sekitar 30
detik untuk membentuk lekukan bagian depan yang seragam. Bagian
depan yang hangat dimasukkan ke dalam air dingin supaya bentuk yang
melengkung dapat bertahan.
c. Bentuk bagian depan kembali ke dalam ruangan pemolesan dimana
bagian depan melewati serangkaian gulingan di dalam tabung dalam
jangka waktu 4 hari untuk dapat berubah menjadi mengkilap. Setiap
tabung terdiri dari pumice yang komposisinya lebih ringan dari proses
sebelumnya, tabung terakhir bertugas memoles dengan wax. Setelah
selesai, frame diletakkan dalam amplop khusus nerdasarkan model,
ukuran, dan warna.
5. Penyelesaian Temples
Berdasarkan bentuk dan model dari desain kacamata dan templesnya,
temples kemudian dibentuk dari beberapa tahapan pekerjaan. Lekukan
dipotong di ujung temples, dan bagian dari pasangan engsel terpasang di
temples. Pada bagian ujung dipotong agar cocok dengan sudut dari bagian
depan. Seperti bagian depan, temples kemudian diselesaikan dengan beberapa
proses, dan pasangan dari temples yang telah dipoles dibungkus didalam
amplop berdasar ukuran, model, dan warna. Pabrik menyimpan amplop yang
11

berisikan bagian depan dan temples sampai optometric supply houses memesan
kacamata berdasarkan ukuran, model, dan warna. Bagian depan dan temples
kemudian dikirimkan.

12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap bahan teknik memiliki properties yang berbeda-beda, baik dari bentuk,
fisik bahkan dari struktur penyusunnya. Kacamata merupakan suatu produk yang
terdiri dari bahan-bahan teknik. Kacamata terdiri atas 3 bagian utama yang mewakili
bahan teknik, yaitu kaca lensa (ceramic), engsel (metal), frame (polymer).
Kaca lensa menggunakan lensa mineral, bahan ini dipilih karena karateristik
mineral yang kuat dan tahan terhadap panas, goresan maupun bahan kimia. Sementara
untuk engsel kacamata pada umumnya terbuat dari metal, dan biasanya adalah stainless
steel. Dalam proses pembuatannya menggunakan metode dapur cawan yang pada
umumnya mencairkan baja untuk membentuk metal yang baru. Bagian frame kacamata
atau yang biasa disebut frame plastik, bahan-bahan penyusunnya adalah celluloid
propanat, celluloid nitrat, optyl, dan polyamida. Sementara untuk pembuatannya
terdiri dari beberapa proses yaitu mencetak frame plastik, memproduksi temples,
penyelesaian bagian muka, dan penyelesaian temples.

3.2 Saran
Dalam pembuatan kacamata hal-hal yang harus diperhatikan adalah bahanbahan pembuatannya, dan proses pembuatannya. Untuk bahan-bahan penyusunnya
dibutuhkan bahan-bahan yang berkualitas baik, sehingga kacamata dapat bertahan
lebih lama atau awet. Sementara hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah
proses pembuatannya. Melalui proses yang tepat, maka akan dihasilkan kacamata yang
baik dan tidak mudah rusak.

13

LAMPIRAN A Gambar Teknik Kacamata

6.5 cm

2.6 cm

4.5 cm

2.5
cm

6.5 cm

Planning and Design Company:


Universitas
Chung
PlanningMa
& Design

3.25
cm
14

Drawing by:
Adzastya

Malang

Company
Designing
by:
Checked by:
Dede S.
N. Erlika
13/10/2013

1:2.154

Project Name:
Kacamata
Job No: 1

Drawing No:

DAFTAR PUSTAKA

1. W.

Febri,

Cara

Pembuatan

Kaca,

(Online)

2013

(http://www.scribd.com/doc/61598711/Cara-Pembuatan-Kaca diakses 6 Oktober


2013)
2. Optik
Melawai,
Mengenal
Material
Frame,
(Online),
2011
(https://www.optikmelawai.com/style_idea/mengenal-material-frame/522/,
diakses 9 Oktober 2013)
3. R. Indrayanto, Pengantar Pengetahuan Bahan Teknik, Universitas Pembangunan
Nasiona, Surabaya, 2012
4. China
Manufacture,
Eyeglass
Frame,
(Online),
2010
(http://www.madehow.com/Volume-5/Eyeglass-Frame.html, diakses 10 Oktober
2013)

15

Anda mungkin juga menyukai