Anda di halaman 1dari 47

KURIKULUM

PENDIDIKAN TINGGI
VOKASI DIKAITKAN
DENGAN KEBIJAKAN
“MERDEKA BELAJAR – KAMPUS
MERDEKA”

2022 Disampaikan Oleh : Dr. Drs. Ludfi Djajanto, MBA


1
Latar Belakang Kebijakan
“Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ”

 Kampus Merdeka dapat:


 Mendobrak tembok antar disiplin
keilmuan
 Kurikulum yang lebih flexible
 Modalitas pembelajaran bervariasi
(experiential learning, community
service/engaged learning)
 Reformasi manajemen internal dan tata
kelola
 Tujuan: Lulusan yang lebih berkualitas
dan relevan dengan kebutuhan
9

Tujuan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka


Mendorong proses pembelajaran di Perguruan Tinggi yang semakin otonom dan fleksibel.

Menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa.
Sumber: Bappenas RI, 2021
GELOMBANG PERUBAHAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

MUNCUL PEKERJAAN
DIPERLUKAN CARA KERJA
BARUYANG MEMERLUKAN BARU (ALIHTEKNOLOGI)
KETERAMPILAN PADA SEMUA JENIS
KETERAMPILAN BARU
PEKERJAAN (RELEARN)
(LEARN)
“Kebijakan Pemerintahharus
Arahan Presiden
“Potong semua regulasi
“Prioritaskan kondusif untukmenggerakkan yang menghambat
Percepatan
PendidikanKarakter sektor swasta agar PembangunanSDM
terobasandanpeningkatan
dan Pengamalan meningkatkan investasi di investasi” Unggul2020-2024
Pancasila” sektor pendidikan”

PENDIDIKAN INVESTASI DEREGULASI &


KARAKTER &INOVASI DEBIROKRATISASI
“Memperbaiki piramida kualifikasi tenaga
kerja agar menjadi tenaga kerja yang
terlatih, terampil agar terserap semuanya
ke dalam industri-industri”

PEMBERDAYAAN PENCIPTAAN
TEKNOLOGI LAPANGANKERJA
“PendidikanTinggi
,Pendidikan Kejuruan,SMKdi
“Memperkuat teknologi “Semua Kegiatanpemerintah
sebagai alatpemerataan.
Daerah-Daerah,
berorientasi pada penciptaan
Baik daerahterpencil
dihubungkandengan
lapangan kerja. Utamakan industri-industriagar
maupun kota besar pendekatan pendidikan da n
mendapatkankesempatan pelatihanvokasi yang barudan
lulusannya sesuai
dan dukungan yangsama inovatif” dengan kebutuhan,dan
untukpembelajaran” siap untuk hal-hal yang 2
baru”
Visi Kampus Merdeka Vokasi
Terintegrasinya pendidikan tinggi vokasi dengan dunia kerja
demi menghasilkan lulusan kompeten, produktif dan kompetitif.

BELAJAR BEKERJA

INTEGRASI PENDIDIKAN TINGGI


VOKASI DAN DUDIKA

Politeknik Sekolah tinggi


Universitas Institut

Akademi
Akademi Komunitas

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolo2gi


Tujuan Pendidikan Tinggi
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompeten, dan menjadi warga negara yang demokratis,bertanggung jawab, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa.

SISTEM DAN PROSES PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN TINGGI

6 C for HOTS (Communication, Collaboration, Compassion, Critical thinking, Creative thinking,


Lulusan
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada
computation logic), Adaptive, flexible, Leadership, Reading Skill, writing skill, himbauan penambahan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
SKS Bahasa Inggris dan IT Skills berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Psl 3 UU 20) dan
UU 12/2012

Tridharma PT SN Dikti 03/ 2020 dan 50/ 2018


 Pendidikan (dan
Ijazah, SKPI
Mahasiswa magang) Sertifikat Kompetesi
Sekolah  Penelitian (dan magang)
Sertifikat Pendidik
KKNI  Pengabdian Masyarakat Sertifikat Internasional
Regiter Profesi Nasional
SKKNI Kurikulum
Literasi Baru:
Register Profesi Internasional
Capaian Pembejaran
1.Big Data Capaian Pembelajaran Vokasi
Sistem Pembelajaran
2.Teknologi Lembaga Sertifikasi Profesi P1
Hybrid/ Blended Learning
3.Manusia
Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum

SN-Dikti
Permendikbud
No. 3 Tahun 2020

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 74 tahun 2021,


tentang Pengakuan Satuan Kredit Semester Pembelajaran Program Kampus Merdeka
Pesan Kunci Mendikbud

Kami berjuang untuk


membentuk sistem-sistem
pendidikan yang mengutamakan
kemerdekaan belajar

Kerangka Pesan Kunci

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3


Guru/dosen adalah Perubahan adalah hal Kita sedang
penggerak yang sulit dan penuh mengkonsolidasi
dengan kebijakan
ketidaknyamanan
(atau tantangan)

Sumber : Nizam – Plt. Dirjen Dikti-Kemendikbud, 2020


Problematika!
- Yang diharapkan oleh
industri/DUDI yaitu:
KOMPETESI
- Yang dimiliki oleh
lulusan: IJAZAH

Sumber: Wikan Sakarinto-Dirjen Pendidikan Vokasi, 2021


Sumber : Wikan Sakarinto-Dirjen Pendidikan Vokasi, 2020
INTEGRASI PENDIDIKAN VOKASI dan DUNIA KERJA
Dilaksanakan Melalui → Link and Match 8+i
Tidak Hanya Seremoni MoU, tapi juga dengan:

KURIKULUM disusun bersama


Sertifikasi kompetensi
termasuk penguatan aspek softskills dan
1 karakter kebekerjaan untuk melengkapi
yang sesuai standar dan kebutuhan
dunia kerja (bagi lulusan dan
5
aspek hardskills yang sesuai kebutuhan

8+i
guru/dosen/instruktur)
dunia kerja

Pembelajaran berbasis project riil dari


Dosen / Guru / instruktur
2 dunia kerja (PBL)
untuk memastikan hardskills akan disertai secara rutin mendapatkan update 6
Link & Match
softskills dan karakter yang kuat teknologi dan pelatihan dari Dunia Kerja

Jumlah dan peran guru/dosen/instruktur


Keterlibatan dunia kerja di RISET TERAPAN mendukung teaching
DARI INDUSTRI dan ahli DARI DUNIA KERJA
SEGALA ASPEK
3 ditingkatkan secara signifikan (sampai
penyelenggaraan
factory/Teaching industry 7
minimal mencapai 50 jam per semester yang bermula dari kasus atau kebutuhan
per program studi atau progli) pendidikan vokasi nyata di Industri/Masyarakat

Magang atau Praktik Kerja di dunia


4 kerja
Komitmen Serapan Lulusan
Oleh Dunia Kerja (bukan
8
minimal 1 semester
mengharuskan, tapi komitmen kuat)

i Berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja, antara lain:
✔ → Beasiswa dan/atau ikatan dinas
✔ → Donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya
✔ Dan lainsebagainya

Pelaksanaan “Link and Match 8 + i” pendidikan tinggi vokasi juga membantu pencapaian “IKU PT” Sumber : Wikan S., 2021
TUJUAN MBKM
a) meraih capaian
pembelajaran lulusan
dengan kompetensi
tambahan baik soft skills &
hard skills sesuai dg
kebutuhan perkembangan
zaman;
b) internalisasi sikap
profesional dan budaya
kerja yang sesuai, serta
diperlukan bagi dunia usaha
dan/atau dunia industri
sehingga terjadi link and
match;dan
c) menyiapkan lulusan sebagai
pemimpin masa depan
bangsa yang unggul dan
berkepribadian.
TEACH A COURSE
Sumber: Buku Panduan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, Kemendikbud, 2020
(Sumber: KepmenDikbud no.3/M/2021: IKU)
DAPAT dilaksanakan

❶ ❷
144
sks
4-11 smt 1 smt ≤ 2 smt
≥144 sks Mengikuti (14
Seluruh Proses ( ≥ 84 sks ) ( 20 sks ) ( ≤ 40 sks ) smt)
Pembelajaran di PRODI Di dlm PRODI & PT 1. Di luar PRODI
2. Prodi yg sama, PT
& PT nya sendiri Sama & PT Sama
berbeda;
3. Prodi berbeda, PT
berbeda; dan/atau
4. BKP-MBKM di Luar

A. ditentukan Kementrian dan/atau PimpinanPT;


B. diperlukan bentuk2/model2 Kerjasama dgMitra;
C. dibawah bimbingan Dosen, diperlukanSOP;
(PermenDikBud No.3 Tahun 2020: Pasal 15 & 18 (1,2,3)) D. diperlukan model2 konversi nilai & bobot sks dgMK;
Perguruan Tinggi WAJIB memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban
belajar dalam proses Pembelajaran sebagaimana dimaksud di atas. ©SyamsulArifin,2020
©Syamsul Arifin,2020
paling sedikit 4 (empat) semester dan
Di dalam Prodi Di Prodi paling lama 11 (sebelas) semester

SARJANA DAN SARJANATERAPAN


merupakan Pembelajaran di dalam
PROSES PENDIDIKAN Program Studi

PERMENDIKBUD NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

1 (satu) semester atau setara dengan 20


(dua puluh) satuan kredit semester
merupakan Pembelajaran di luar Program
Studi pada Perguruan Tinggi yang sama

paling lama 2 (dua) semester atau setara


Di dalam dan di dengan 40 (empat puluh) satuan kredit
semester merupakan:
Luar Prodi 1. Pembelajaran pada Program Studi yang
sama di Perguruan Tinggi yang berbeda;
Di Luar
2. Pembelajaran pada Program Studi yang
Prodi berbeda di Perguruan Tinggi yang
berbeda; dan/atau
Pasal 18 3. Pembelajaran di luar Perguruan Tinggi.
Sumber : Edy C., 2021

6
Kampus Merdeka, Merdeka Belajar

Merdeka dalam BELAJAR


Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara
sukarela (dapat diambil atau tidak):
Dapat mengambil sks di luar perguruan tinggi sebanyak 2 semester
(setara dengan 40 sks)
Ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang berbeda di PT yang
sama sebanyak 1 semester (setara dengan 20 sks)

Dengan kata lain sks yang wajib diambil di prodi asal adalah sebanyak
5 semester dari total semester yang harus dijalankan (tidak berlaku
untuk prodi Kesehatan1)
Dosen sebagai PENGGERAK
Perubahan definisi sks: Dosen memfasilitasi pembelajaran
 Setiap sks diartikan sebagai “jam kegiatan”, bukan “jam belajar”.
mahasiswanya secara independen.
Definisi “kegiatan”: Belajar di kelas, praktik kerja (magang),
pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen,
dan kegiatan mengajar di daerah terpencil. Semua jenis kegiatan Gunakan bentuk-bentuk non-kuliah:
terpilih harus dibimbing seorang dosen (dosen ditentukan oleh PT)
magang, KKN, menghadirkan praktisi
Daftar “kegiatan” yang dapat diambil oleh mahasiswa (dalam 3
semester diatas) dapat dipilih dari: (a) program yang ditentukan (dosen dari industri; bila perlu di RPL-kan),
pemerintah, (b) program yang disetujui oleh rektor project melibatkan mahasiswa.

Sumber : Nizam – Plt. Dirjen Dikti-Kemendikbud, 2020 7


Kebijakan PT Reorientasi/Rekonstruksi
Kebijakan PT yg melandasi Kurikulum
implementasi BKP-MBKM
Reorientasi/Rekonstruksi
kurikulum yg fleksibel dan
adaptif dalam pelaksanaan
BKP MBKM
Bentuk Kerjasama
Bentuk Kerjasama yg
dilandasi MoU/SPK dg
mitra PT dan/atau non-PT
Sistem Konversi sks
Sistem konversi bobot
sks dan nilai dari hasil
SPM & POB BKP-MBKM ke MK yg
Sistem penjaminan ada dalam kurikulum
mutu pelaksanaan
BKP MBKM dan POB

(Sumber: Buku Panduan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, KemendikbudRistek, 2020)


1. PERGURUAN TINGGI (PT)
2. MITRA PT Wajib menfasilitasi implementasi BKP-MBKM;
Menyusun kebijakan/pedoman akademik
 Membuat dokumen kerjasama
untuk implementasi BKP-MBKM;
(MoU/SPK) bersama perguruan
Membuat dokumen kerja sama(MoU/SPK)
tinggi/fakultas/program studi;
dengan Mitra PT;
dan
 Melaksanakan program kegiatan
luar prodi sesuai dengan
ketentuan yang adadalam
dokumen kerja sama (MoU/SPK)
3. FAKULTAS
Menyiapkan fasilitasi daftar mata
kuliah tingkat fakultas yangbisa
diambil;
Menyiapkan dokumen kerjasama
(MoU/SPK) dengan Mitra PT yang
4. PROGRAM STIDI relevan.
 Menyusun atau menyesuaikan
kurikulum dg implementasi BKP-MBKM;
 Mensosialisasi, menawarkan, dan
menfasilitasi mahasiswa dlm
pelaksanaan BKP-MBKM; 5. MAHASISWA
 Jika ada mata kuliah/sks yang belum Merencanakan bersama DosenPembimbing
terpenuhi dari kegiatan pembelajaran Akademik untuk mengikuti programBKP-MBKM;
luar prodi dan luar Perguruan Tinggi, Menyusun proposal, mendaftar, memenuhi
disiapkan alternatif mata kuliah daring. persyaratan, dan menjalankan program BPK-MBKM
sesuai dengan BOP & Panduan kademik yg telah
(Sumber: Buku Panduan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, KemendikbudRistek, 2020) dipersiapkan.
PERSYARATAN
UMUM
Dalam pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga semester di luar program
studi”, terdapat beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh mahasiswa maupun perguruan tinggi di antaranya,
sebagai berikut:

1. Mahasiswa berasal dari Program Studi yang terakreditasi.


2. Mahasiswa Aktif yang terdaftar pada PDDikti.

Perguruan tinggi diharapkan untuk mengembangkan dan memfasilitasi pelaksanaan program Merdeka Belajar dengan
membuat panduan akademik. Program-program yang dilaksanakan hendaknya disusun dan disepakati bersama antara
perguruan tinggi dengan mitra. Program Merdeka Belajar dapat berupa program nasional yang telah disiapkan oleh
Kementerian maupun program yang disiapkan oleh perguruan tinggi yang didaftarkan pada Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi.

Sumber : Sri Suning K., 2020


Mekanisme Persiapan Pimpinan PT
untuk Implementasi KM
Perguruan Tinggi
1) Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi: Perguruan Tinggi wajib
memfasilitasi hak bagi mahasiswa (dapat diambil atau tidak) untuk:
a. Dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi paling lama 2 semester atau setara dengan 40 SKS.
b. Dapat mengambil SKS di program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama sebanyak 1
semester atau setara dengan 20 SKS.
2) Merumuskan kebijakan di tingkat perguruan tinggi terkait implementasi program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka dalam bentuk Peraturan, Surat Keputusan, dan lainnya.
3) Menyusun panduan/pedoman yang menjadi acuan implementasi program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka di tingkat program studi.
4) Melakukan perubahan kurikulum yang mencakup perencanaan, proses pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, dan penjaminan mutu.
5) Menyusun prosedur operasional bagi mahasiswa untuk mengambil SKS di luar program studi selama tiga
semester baik di luar prodi dalam PT dan atau pembelajaran di luar PT.
6) Membuat dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra.
Sumber : Sri Suning K., 2020
8 Bentuk Kegiatan Pembelajaran ditawarkan
Kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di luar kampus asal

Kegiatan Penjelasan Catatan


Kegiatan magang di sebuah perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi
1 Magang / praktik kerja multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
(startup)
Proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah Dapat dilakukan bersama dengan aparatur desa (kepala
2 Proyek di desa terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya desa), BUMDes, Koperasi, atau organisasi desa lainnya

Kegiatan mengajar di sekolah dasar, menengah, maupun atas selama


3 Mengajar di sekolah beberapa bulan. Sekolah dapat berada di lokasi kota maupun tepencil Program ini akan difasilitasi oleh Kemendikbud

Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar negeri maupun Nilai dan sks yang diambil di PT luar akan disetarakan
4 Pertukaran pelajar dalam negeri, berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah diadakan oleh PT masing-masing
Pemerintah
Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora, yang
5 Penelitian / riset dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti Dapat dilakukan untuk lembaga riset seperti LIPI / BRIN

Mahasiswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri –


6 Kegiatan wirausaha dibuktikan dengan penjelasan/ proposal kegiatan kewirausahaan dan Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai
Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek berdasarkan topik
7 Studi / proyek independen sosial khusus dan dapat dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar

Kegiatan sosial untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan yang Contoh organisasi formal yang dapat disetujui Rektor:
8 Proyek kemanusiaan disetujui Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun luar negeri Palang Merah Indonesia, Mercy Corps, dan lain-lain

Catatan:
 Semua kegiatan wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
 Kegiatan yang berada di luar Perguruan Tinggi asal (misalnya magang atau proyek di desa) dapat diambil sebanyak dua semester atau setara dengan 40sks
28
DOKUMEN KURIKULUM LENGKAP
1. Identitas Program Studi - Menuliskan identitas Program Studi meliputi: Nama Perguruan Tinggi, Fakultas,
Prodi, Akreditasi, Jenjang Pendidikan, Gelar Lulusan, Visi dan Misi.
2. Evaluasi Kurikulum & Tracer Study – Menjelaskan pelaksanaan kurikulum yang telah dan sedang berjalan,
dengan menyajikan hasil evaluasi kurikulum. Analisis kebutuhan berdasarkan kebutuhan pemangku kepentingan
dari hasil tracer study.
3. Landasan Perancangan & Pengembangan Kurikulum: landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan
psikologis, landasan yuridis, dll.
4. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL) – CPL terdiri dari aspek: Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan umum, dan ketrampilan khusus yang dirumus-
kan berdasarkan SN-Dikti dan deskriptor KKNI sesuai dengan jenjang nya.
5. Penetapan Bahan Kajian – Berdasarkan CPL dan/atau menggunakan Body of Knowledge suatu Program
Studi, yang kemudian digunakan untuk pembentukan mata kuliah.
6. Pembentukan Mata Kuliah (MK) dan penentuan bobot sks – Menjelaskan mekanisme pembentukan
mata kuliah berdasarkan CPL (beserta turunannya di level MK) dan bahan kajian, serta penetapan bobot sks
nya.
7. Matrik distribusi mata kuliah (MK)- Menggambarkan organisasi mata kuliah atau peta penempatan mata
kuliah secara logis dan sistematis sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi. Distribusi mata
kuliah disusun dalam rangkaian semester selama masa studi lulusan Program Studi.
8. Rancangan Kurikulum Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka
9. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) – RPS disusun dari hasil rancangan pembelajaran, dituliskan
lengkap untuk semua mata kuliah pada Program Studi, dan perangkat pembelajaran yang menyertainya
(Rencana Tugas, Instrumen Penilaian dalam bentuk Rubrik dan atau Portofolio, Bahan Ajar, dll.).
Prinsip Menghitung Konversi Nilai & Bobot sks

Acuan konversi nilai & bobot sks Kegiatan Pembelajaran thd MK:

1. Kesesuaian CPL; dan


2. Kesesuaian waktu Kegiatan Pembelajaran dengan sks.

Kegiatan Pembelajaran : Magang/Praktik Kerja


Bobot sks : 20 sks

1 sks = 170 menit x 16 minggu = 2.720 menit  45 jam


1 hari Kegiatan Pembelajaran  8 jam
20 sks (Kegiatan pembelajaran) = 20 sks x 45 jam = 900 jam/8jam = 112,5 hari
= 112,5 hari / 20 hari kerja dlm sebulan  5,6 bulan
Sumber : Sri Suning, 2020
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran PERUBAHAN BARU
(Permendikbud No. 3 Tahun 2020: pasal 19) TAHUN 2020
Pengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Proses Belajar Penugasan Terstruktur Mandiri
50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Proses Belajar Mandiri
100 menit/minggu/semester 70 menit/minggu/semester
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, praktik kerja, penelitian,
perancangan, atau pengembangan, pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang, wirausaha,
dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
170 menit/minggu/semester

Pasal 16:
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester.
(2) Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah
semester dan ujian akhir semester.
(3) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan semester antara.
(4) dst

3/22/2022 -Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi 32


STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA)
No Program Beban Belajar Masa Studi Paling lama (tahun)
Minimum (Satuan
Kredit Semester)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajib menempuh Beban Belajar
Minimum dalam Masa Studi sbb.:
1 D1 36 2
2 D2 72 3
3 D3 108 5
4 D4/Sarjana 144 7
5 Profesi 24 3 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)

6 Magister, Magister terapan, 36 4 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)


dan Sp
7 S-3, S-3 Terapan, & Sub- Sp 42 7 (setelah menyelesaikan program
magister,magister terapan, Sp)
Pasal 20 Permendikbud No. 3 Tahun 2020 :
(1) Beban belajar mahasiswa program D2, D3, D4/Sarjana Terapan, Sarjana yang berprestasi akademik tinggi (IPS >3,00), setelah 2 (dua) semester
pada yang pertama dapat mengambil maksimum 24 satuan Kredit Semester per semerster pada tahun berikutnya.
Dst.
33
ORGANISASI MATA KULIAH
Mata kuliah dan
besarnya sks

Struktur kurikulum dan


Organisasi Mata Kuliah
Keterlibatan semua dosen Peta kurikulum

Perangkat Pembelajaran Desain pembelajaran:


(RPS, Rencana Tugas, Bahan Ajar, Rencana Evaluasi, memanfaatkan teknologi
Ditetapan Program studi
Instrumen penilaian (Rubrik/Portofolio)) IT dlm Blended Learning
Contoh Peta Kurikulum
Rancangan Kurikulum Implementasi MBKM untuk Perguruan
Tinggi Vokasi

• Penyusunan kurikulum pada dasarnya adalah menjadi otonomi perguruan tinggi vokasi dengan
mengimplementasikan kebijakan MBKM sehingga penyusunan kurikulum diserahkan sepenuhnya
pada kebijakan perguruan tinggi vokasi dengan tetap memperhatikan bahwa paling sedikit 4
semester pertama semua pembelajaran dilakukan di dalam program studi pada perguruan tinggi
yang sama.
• Selain itu khusus untuk mata kuliah MKWU (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa
Indonesia) tidak dapat dijadikan sebagai mata kuliah MBKM, sisanya baru diperbolehkan
menggunakan MBKM
Bobot SKS, Kesetaraan dan Penilaiannya
Fokus dari program MB-KM adalah pada Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

Kompetensi
1. Pertukaran mahasiswa Free Form tambahan:
2. Magang/Praktik Kerja 20 SKS
Hard skills
3. Mengajar di Sekolah Soft skills
4. Penelitian/Riset
5. Proyek Kemanusiaan
6. Kegiatan Wirausaha Structured form Penyetaraan
20 SKS
7. Studi/Proyek
Independen
8. Membangun
Hybrid form Penyetaraan
Desa/KKNT
20 SKS
Kompetensi
tambahan:
Hard skills
Soft skills

Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kemdikbud)
Kesetaraan
Bentuk Free Form:
Kegiatan MBKM selama 6 bulan disetarakan
dengan 20 SKS tanpa penyetaraan dengan mata
kuliah. Jumlah tersebut dinyatakan dalam bentuk
kompetensi yang diperoleh oleh mahasiswa
selama mengikuti program tersebut, baik dalam
hard skills maupun soft skills sesuai dengan
capaian pembelajaran yang direncanakan.

Bentuk Terstruktur (Structured Form):


Kegiatan MBKM juga dapat distrukturkan
sesuai dengan kurikulum yang ditempuh oleh
mahasiswa. Dua puluh sks tersebut
dinyatakan dalam bentuk kesetaraan dengan
mata kuliah yang ditawarkan yang
kompetensinya sejalan dengan kegiatan
magang.
Rancangan Kurikulum Implementasi MBKM untuk Perguruan
Tinggi Vokasi

• Penyusunan kurikulum pada dasarnya adalah menjadi otonomi perguruan tinggi vokasi dengan
mengimplementasikan kebijakan MBKM sehingga penyusunan kurikulum diserahkan sepenuhnya
pada kebijakan perguruan tinggi vokasi dengan tetap memperhatikan bahwa paling sedikit 4
semester pertama semua pembelajaran dilakukan di dalam program studi pada perguruan tinggi
yang sama.
• Selain itu khusus untuk mata kuliah MKWU (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa
Indonesia) tidak dapat dijadikan sebagai mata kuliah MBKM, sisanya baru diperbolehkan
menggunakan MBKM
Contoh Alternatif Implementasi MBKM
Image: shutterstock.com

Terima Kasih
47

Anda mungkin juga menyukai