Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SENI BUDAYA

TARI PAYUNG

NAMA KELOMPOK 3

1. Echa Qurata Ayun

2. Erice Novita Sari

3. Hesti Fitrawati

4. Fitri Raya

5. Rivan Halim Rahman

6. Tio Andra Saputra

Madrasah Aliyah Negeri Rejang Lebong

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentangtari payung ini.Makalah ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dariberbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu sayamenyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalampembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekuranganbaik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tanganterbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaikimakalah tari payung ini.Akhir kata saya berharap semoga makalah tari payungini dapat
memberikan manfaatmaupun inpirasidan jiwa seni serta cinta tanah air terhadap pembaca.

Curup, 12 Maret 2 022

penyusun2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................................

BAB 1 :

LATAR BELAKANG..............................................................................................................................

RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................

TUJUAN................................................................................................................................................

BAB 2 : ISI

SEJARAH..............................................................................................................................................

FUNGSI...................................................................................................................................................

MAKNA...................................................................................................................................................

PROPERTI...............................................................................................................................................

MUSIK......................................................................................................................................................

GERAKAN...............................................................................................................................................

POLA LANTAI..........................................................................................................................................

BAB 3 : PENUTUP

KESIMPULAN..........................................................................................................................................

SARANA...................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................
BAB 1 :

LATAR BELAKANG

Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan
masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika dilihat
sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas
dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.Tarian daerah Indonesia dengan ragam jenis tarian
indonesia seni tari membuat indonesia kaya akan adat kesenian budaya. Dengan mengenal lebih
banyakTarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih
mencintainegeri kita ini.Tarian Indonesia Menghargai dan Keanekaragaman Suku Bangsadan budaya
Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dariakar budaya bangsa
Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan
pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai
tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebihdari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan
drama dilestarikan di berbagai sanggardan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau
akademi seni yang dijalankan pemerintah.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sejarah adanya tari payung?

Apakah tujuan dari tari payung?

Apa makna yang terkandung dalam tari payung ini?

Apa fungsi dari tari payung?

Bagaimana kostum, properti, musik gerakan, dan pola lantai dalam tari payung?
TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Mendukung penuh peran budaya daerah dalam menunjang budaya nasional

Mengasah kemampuan penulisan ilmiah

Mengajak masyarakat Indonesia untuk mengenali budaya daerah lebih dalam

Munumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia

BAB 2

ISI

Masyarakat Minangkabau sejak dulu sudah dikenal memiliki berbagai jenis dan bentuk tarian yang
mewarnai kebudayaan mereka. Selain adanya tari piring yang sudah sangat populer, ada juga tari lain
yang menggunakan instrumen pelengkap berupa payung. Sehingga tarian ini disebut sebagai tari
payung.

Tarian ini merupakan tarian yang dalam pementasannya dibawakan oleh para penari yang memiliki
jumlah genap. Yaitu terdiri dari tiga orang yang berpasangan. Dulu, awalnya tari payung ditata oleh
seseorang bernama Siti Agam yang berasal dari Bukittinggi.

Sekitar tahun 1960, tari payung pernah menjadi sangat terkenal dan populer. Baik itu di lingkungan
masyarakat lokal Minangkabau ataupun masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Mayoritas
masyarakat menganggap bahwa belum lengkap ke Minangkabau apabila kita belum melihat pertunjukan
tari payung.

Seringkali, tarian ini dipentaskan di dalam paket pertunjukan tari Minangkabau. Itu artinya, tari payung
akan ditampilkan sebagai bentuk hiburan atau hanya pertunjukan seni saja. Umumnya, tarian ini
dibawakan ketika pembukaan acara yang cukup besar, pameran, maupun bentuk aktivitas penting
lainnya.

Tari payung juga tidak kalah terkenal dari tari lain yang ada di Indonesia. Misalnya tari Jaipong dari Jawa
Barat, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Yapong dari Betawi, dan tarian lainnya yang sudah ada
sejak zaman dahulu.

Tarian ini dikenal oleh masyarakat luas bersama dengan terkenalnya tari piring. Seperti namanya, tari
payung merupakan sebuah budaya tarian asal Minangkabau yang menggunakan payung sebagai
properti utamanya. Tarian ini mengisahkan cinta serta kasih sayang.

Pengertian Tari Payung

Tari payung merupakan salah satu tarian tradisional yang bisa dilakukan oleh penari dalam jumlah yang
genap. Penari yang ikut dalam pentas terdiri dari tiga pasangan. Tarian ini mulai terkenal berkat Siti
Agam dari Bukittinggi.

Kemudian pada tahun 1960, tarian ini sangat populer. Bukan hanya di dalam masyarakat Minangkabau
saja, tapi juga masyarakat yang berasal dari daerah lain.

Sejarah Tari Payung


Walaupun tidak bisa dipastikan darimana asal mula tari payung ini. Akan tetapi terdapat sebuah catatan
sejarah yang sudah dianggap valid dan bisa menceritakan perkembangan tari payung.

Sejarah tersebut sangat berkaitan dengan seni drama di masa penjajahan Belanda. Dulu dikenal dengan
nama toonel. Drama tersebut adalah salah satu kesenian yang

lahir karena adanya pengaruh kelompok seniman yang berasal dari Semenanjung Malaya.

Di dalam pertunjukan drama toonel, terdapat seni komedi yang berasal dari suku Melayu di wilayah
Sumatera Barat. Di sebuah pementasan drama toonel, biasanya tarian payung akan dipentaskan sebagai
salah satu kesenian pelengkap.

Awalnya, tari payung hanya digunakan sebagai penampilan selingan dari babak ke babak di dalam
rangkaian drama toonel. Kemudian pada tahun 1920, melalui beberapa perkembangan drama toonel.
Tari payung telah sukses menjadi semakin terkenal dan mendapatkan sambutan yang positif dari
masyarakat Bukittinggi.

Tarian khas dari daerah Minangkabau ini awalnya ditata dalam bentuk tari teater oleh Muhammad
Rasyid Manggis. Ia menata tarian tersebut pada tahun 1904 hingga 1920 an. Lalu, penataan tarian
tersebut dilanjutkan oleh Siti Agam yang berasal dari Bukittinggi. Beliau juga dikenal sebagai teman
seangkatan Muhammad Rasyid Manggis saat masih sekolah di Normal School di Bukittinggi.

Siti Agam menata koreografi tari payung dengan mengangkat tema pergaulan remaja atau muda-mudi.
Apabila dijelaskan lebih detail, tari payung memiliki kisah atau cerita tentang sepasang muda-mudi yang
sedang pergi berlibur ke Sungai Tanang. Sungai ini berada di daerah Bukittinggi.

Cerita yang ada di dalam tari payung sudah disesuaikan dengan gambaran kehidupan para remaja yang
di hidup di daerah perkotaan dan sudah lepas dari aturan adat yang berlaku. Ada juga hal lain yang
menarik dari tarian ini, yaitu semua penari yang melakukan tari payung terkadang semuanya diisi oleh
perempuan. Dimana peran yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki diganti dengan perempuan.
Termasuk juga pengiring musik dan penabuh musik.
Kebudayaan Minangkabau pada zaman dahulu sangat melarang para wanita untuk melakukan kegiatan
di luar Rumah Gadang (rumah tradisional khas Minangkabau). Hal inilah yang menjadi sebuah inspirasi
bagi Siti Agam untuk membentuk satu organisasi perempuan yang Ia dirikan pada tahun 1924.
Organisasi tersebut

bernama Serikat Kaum Ibu Sumatera. Kemudian setelah itu, Siti Agam menjadi pimpinan sebuah
majalah.

Dari hal tersebut, terdapat sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh Siti Agam. Tujuan yang dimaksud
adalah untuk mendorong derajat wanita termasuk ke dalam bidang seni melalui pertunjukan Drama
Toonel. Atau di dalam Bahasa Melayu, toonel juga dikenal dengan sebutan basandiwara.

Menurut Damir Idris yaitu salah satu murid Siti Agam, Ia mengungkapkan bahwa gurunya tersebut
adalah salah satu wanita yang paling terhormat di Minangkabau. Dimana beliau lah yang pertama kali
menari di atas panggung. Sitti Agam juga merupakan seseorang yang menata ulang tari payung seperti
yang sudah dijelaskan di atas. Beliau juga ikut menarikan tarian tersebut di dalam sebuah drama toonel
yang disutradarai oleh dirinya sendiri.

Hal tersebut kemudian menjadi sejarah yang cukup terkenal pada saat itu. Dimana semua kegiatan
kesenian untuk laki-laki dan juga perempuan dilakukan secara terpisah. Termasuk juga untuk
penontonnya.

Perkembangan Tari Payung

Selanjutnya, tari payung dikembangkan lagi oleh Sariaman yang juga dikenal dengan sebutan Saliasih. Ia
adalah salah satu pelajar yang berasal dari Normal School. Itu artinya, Ia satu sekolah dengan Sitti Agam
dan Muhammad Rasyid. Namun Ia lebih muda dari keduanya. Ia kemudian menyusun tari tradisional
tersebut dengan menekankan sebuah perbedaan dengan hal yang detail. Akan tetapi, semua esensi
yang ada di dalam tarian tetap sama.

Selain Saliasih, Ins Kayutaman yang bukan merupakan seorang murid di Normal School juga sudah
mengambil sebuah peran dalam perkembangan tarian payung. Ada juga tokoh lain yang memiliki andil
dan berkontribusi dalam perkembangan tari payung. Yaitu Sjotian Naan dan Djarmis Sutan Bagindo.
Kontribusi yang dilakukan oleh Sjotian Naan adalah memberikan gubahan warna pada tarian payung
yang berasal dari cerita atau kabar rakyat.
Improvisasi yang dilakukan pada tarian ini sudah menekankan simbol-simbol

identitas daerah Minangkabau. Walaupun masih terbatas dalam dimensi busana serta isinya. Selain
Sjotian, Djarmis Sutan Bagindo juga melakukan gubahan. Namun gubahan tersebut tetap mengikuti pola
dari tari payung yang sudah ada sebelumnya. Ia hanya melakukan sebuah perubahan pada bentuk
dimensi tekstual atau aspek internal yang ada di dalam tarian tersebut.

Setelah itu, tari payung juga mengalami dinamika horizontal. Terutama dari murid-murid Sjofian, yaitu
Sjofyani Yusaf, Gusmiati Suid, dan Hoerijah Adam. Tokoh tersebut mempunyai peran yang berbeda-beda
dalam melakukan pengemabangan tari payung sesuai dengan kreasi sendiri. Dari adanya gubahan yang
sudah dilakukan hingga saat ini. Gubahan yang dilakukan Sjofyani Yusuf adalah salah satu gubahan yang
paling terkenal.

Walaupun sudah mengalami banyak perubahaan dalam penataan tari. Namun tari payung tetap
mempertahankan tema percintaan dengan alunan musik iringan yang berjudul Babendibendi.

FUNGSI

Fungsi Tari Payung

Pada awalnya tari payung berfungsi sebagai tarian pengiring dalam seni pentas komedi toonel khas
Sumatera Barat. Toonel merupakan hiburan rakyat sehingga fungsi tarian payung pun sama sebagai
tarian penghibur masyarakat.

Akan tetapi setelah tarian ini dipisah dari seni pementasan tersebut, maka fungsinya bertambah dan
digelar diberbagai acara. Misalnya pesta rakyat, hajatan dan sebagai tarian penyambut. Tari payung
adalah tarian populer Sumatera Barat selain tari piring.

MAKNA
Makna dan Filosofi Tari Payung

Sama seperti tarian lain yang ada di Indonesia. Tari payung juga memiliki makna dan juga filosofi
tersendiri. Jika menganut pada asal-usulnya, tari payung merupakan tarian yang diciptakan untuk
mengisahkan atau menggambarkan cinta dan juga kasih sayang. Tari payung biasanya menceritakan
kisah remaja atau muda-mudi yang dilakukan secara naratif.

Makna dari payung bisa diartikan secara luas, yaitu sebagai sebuah wujud perlindungan dan juga kasih
sayang dari seorang suami terhadap istrinya. Dimana Ia memperjuangkan kehidupan rumah tangganya
supaya tetap hidup dengan bahagia dan sejahtera. Sedangkan selendang menggambarkan ikatan suci
cinta dari pasangan yang sering diartikan sebagai kesetiaan seorang wanita membina rumah tangga.
PROPERTI

Properti Tari Payung

Properti utama dari tari payung adalah payung itu sendiri. Tidak hanya properti payung yang memiliki
makna mendalam dalam seni tari payung. Terdapat berbagai properti lainnya yang juga tidak kalah
filosofis. Simak penjelasan dibawah ini untuk mengetahui properti tari payung beserta makna yang
terkandung di dalamnya.

1. Payung

Properti yang pertama adalah payung. Jika di awal sudah disinggung bahwa tari payung
melambangkan kehidupan sosial remaja atau muda mudi, maka payung adalah pelindung mereka dari
hal-hal yang tidak diinginkan.

Payung hanya akan dipegang dan digunakan oleh penari pria, karena payung ini adalah simbol
pelindung. Pria yang dianggap kepala rumah tangga memegang payung mengartikan bahwa kepala
rumah tangga haruslah melindungi keluarganya dari segala macam bahaya yang ada. Oleh karena itu
selama pertunjukan, penari pria akan memayungi kepala penari wanita.

2. Selendang

Jika penari pria memegang payung, maka penari wanita menggunakan selendang sebagai ciri
khasnya. Properti tari payungini memiliki makna sebagai cinta suci dan lambang kesetiaan dari seorang
pasangan.Oleh karena itu salah satu gerakan penari wanita dalam tari payung adalah melilitkan
selendang tersebut ke tubuh penari pria yang menjadi pasangannya.

Selendang ini juga memiliki makna kesetiaan seorang istri dan kesiapannya membina rumah tangga
bersama pasangan prianya.
3. Lagu pengiring

Pada pementasan tari payung, lagu pengiring yang digunakan berjudul ‘Babendi-bendi ke Sungai
Tanang’. Lagu ini mengisahkan sepasang suami istri yang sedang melakukan perjalanan bulan madu ke
Sungai Tanang.

Lagu pengiring ini semakin memperkuat kepercayaan masyarakat bahwa awal diciptakannya tari payung
adalah sebagai tarian pengiring dalam prosesi sebuah pernikahan di zaman dahulu kala.

4. Pakaian adat

Selayaknya sebuah kebudayaan, pakaian adat yang dijadikan properti tari piring juga merupakan
pakaian adat khas yang berasal dari Minang. Tapi baju adat ini bukan Baju Bundo Kanduang (yang sering
digunakan pada tari piring). Pakaian adat yang digunakan pada pertunjukan tari payung disebut sebagai
baju adat Luhak Nan Tigo.

Baju adat Luhak Nan Tigo memiliki berbagai motif, sehingga mungkin saja Anda akan menemukan baju
adat tersebut dalam motif yang berbeda-beda.

MUSIK

Tari payung diiringi oleh lagu yang berjudul Babendi-bendi ke Sungai Tanang. Lagu ini berkisah tentang
para pasangan suami istri yang tengah berlibur dan berbulan madu ke sungat tanang. Berikut ini
merupkan lirik lagu dari Babendi-bendi tersebut:

Babendi-bendi..

Ka sungai tanang

Aduhai sayang babendi-bendi


Ka sungai tanang aduhai sayang

Singgahlah mamatiak, singgahlah mamatiak

Bungo lambayuang

Singgahlah mamatiak, singgahlah mamatiak

Bungo lambayuang

Hati siapo indak ka sanang

Aduhai sayang

Hati siapo indak ka sanang

Aduhai sayang

Maliek rang mudo, maliek rang mudo

Manari payuang

Maliek rang mudo, maliek rang mudo

Manari payuang

Hati siapo indak ka sanang sayang

Hati siapo indak ka sanang

Aduhai sayangAduhai

Maliek si Nona, maliek si Nona

Manari payuang

Maliek si Nona, maliek si Nona

Manari payuang
Pengiring Tarian

Pada saat menarikan tarian payung akan diiringi dengan 2 elemen pengiring, yakni tabuhan alat musik
tradisional dan juga syair atau lagu Babendi-bendi ke Sungai Tanang.

Alat musik yang digunakan untuk mengirinya yang terdiri dari rebana, gendang, akordeon, talempong,
dan tentunya gamelan melayu. Tempo dan juga ritme alunan musik harus sesuai dengan tarian.

GERAKAN

Struktur Gerakan Penari Payung

pergerakan penari tari payung

Oleh karena tarian ini berisi kisah kasih dan cinta pasangan suami-istri, maka gerakannya pun cenderung
bebas pula tak terlalu punya kekhususan layaknya tarian tradisional lain.

Kendati demikian, bukan berarti para penari tidak harus senantiasa menempatkan perhatian terhadap
keserasian ragam gerak antara payung penari pria dan selendangnya penari wanita.

Karakteristik tarian kelahiran tahun 1920-an ini punya ciri khas Minangkabau dalam struktur gerakan
yang cenderung lemah lembut.

Gerakannya ibarat kiasan: “siganjua lalai/ pada suruik maju nan labiah// alu tataruang patah tigo/
samuik tapijak indak mati”, yang artinya: pada surut maju yang lebih// alu tataruang patah tiga/ semut
terpijak tidak mati.

Maksudnya, gerakan dari para penari memanglah lemah lembut, tapi terdapat kekuatan dan ketajaman
yang terkandung di dalamnya.

Gerakan yang dilakukan cenderung serentak dalam jumlah genap atau unisan, seperti enam orang,
sehingga menjadikannya terlihat punya keteraturan karena gerakan yang dilakukan tampak sama.
Gerakan-gerakan ini pula yang membuat Tari Payung tergolong ke dalam kombinasi tarian Minangkabau
Sumatera Barat-Melayu.

Gerakan yang berasal dari pencak silat akan disisipkan oleh para lelakinya, ditambah dengan gerakan
yang khas dari Melayu misalnya lenggang, lenggok, dan joget.

Deskripsi lebih lengkap mengenai keragamanan struktur gerakan ini antara lain:

a. Bagian Awal (Pembuka)

Semua penari putra memulai dari maliriak payuang-jalan, lalu ayun payuang bapasangan, dilanjutkan
silek puta tusuak, roda mamayuang, maelo puta dalam, kemudian maelo puta lua.

Sementara untuk para penari putrinya melakukan ayun puta, kemudian ayun puta payuang, setelah itu
layok payuan ka tangah puta, payuan sibak puta payuang dalam, mamatiak bungo langkah silang
balakang, lalu sibak payuang maagiah payuang ka panari putra.

b. Bagian Tengah (Isi)

Bagian Isi ini adalah seluruh penari putri yang melakukan maliriak salendang, jalan, lalu lingkaran 4
bapasangan, baru kemudian mangirai salendang puta, dilanjutkan ayun salendang kiri kanan puta kiri,
ayun salendang kiri kanan puta kanan, ayun salendang sampiang, jalan kiri kanan, dan jalan kamuko
maju mundur.

c. Bagian Akhir (Penutup)

Penutup Tari Payung berisi penari putra dan putri yang jalan bapasangan step c, komposisi bendi
bapasangan step s, langkah geser salendang lingkaran (dilakukan

oleh putri), bapasangan jalan lingkaran (untuk putra), rantang payuan puta (oleh putra), ayun salendang
maju step s, ayun salendang maju sambah (gerakan putra), dan ayun payuang maju sambah (ditarikan
oleh putra).
POLA LANTAI

Pola Lantai Tari Payung

Pola lantai yang ada di dalam tari payung tergolong tidak rumit. Hal utama yang perlu diperhatikan
adalah menjaga penari pria dan juga penari wanita supaya tidak bertabrakan ketika menari. Tak hanya
itu, tapi juga properti payung dan juga selendang yang digunakan tidak saling bertabrakan.

Tari Payung membentuk pola lantai garis vertikal, horizontal, lingkaran, dan segitiga. Pola lantai
merupakan sebuah pola gerak untuk menghubungkan gerakan dan arah penari.

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
Tari payung merupakan tari yang berasal dari Minangkabau. Tarian ini mulai terkenal berkat Siti Agam
dari Bukittinggi. Tari ini memiliki makna dan filosofi tersendiri yang disenangi masyarakat Sumatera
barat.

Tidak hanya masyarakat lokal, tari ini juga dikenal masyarakat Indonesia sebagai pertunjukan tarian dan
hiburan yang unik dan menarik.

SARAN

Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Salah satunya yaitu Tari
Payung. Agar Generasi Selanjutnya masih bisa melihat keunikan tari payung ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com

https://id.m.wikipedia.org

https://rimbakita.com

https://museumnusantara.com

https://egindo.com

https://katadata.co.id

https://budaya-indo.com

https://www.gramedia.com

https://www.suara.com

https://riverspace.org

https://ilmuseni.com

https://www.coursehero.com

https://sekolahnesia.com

https://restuemak.com

https://id.scribd.com

https://theinsidemag.com

https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai