Anda di halaman 1dari 3

Puputan Margarana, Pertempuran Rakyat Bali Mengusir Belanda

- Puputan Margarana terjadi pada 20 November 1946. Perang ini terjadi di Desa Marga,
Kecamatan Margarana, Tabanan, Bali. Pertempuran ini dipimpin oleh Letnan Kolonel I Gusti
Ngurah Rai, selaku Kepala Divisi Sunda Kecil. Ia bersama pasukannya bertempur secara
habis-habisan untuk mengusir Belanda.

Latar belakang terjadinya Puputan Margarana Dilansir dari situs Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintah Kabupaten Klungkung, Puputan Margarana terjadi setelah Jepang
kalah dan Belanda datang ke Indonesia untuk mengambil alih atau merebut daerah kekuasaan
Jepang. Belanda berambisi untuk membuat Negara Indonesia Timur (NIT). Namun, I Gusti
Ngurah Rai menolak rencana Belanda tersebut.
Mengutip dari Dharmasena (Majalah Resmi Departemen Pertahanan Keamanan) (1976),
dalam Perjanjian Linggarjati 15 November 1946, Belanda hanya mengakui kekuasaan de
facto Indonesia pada wilayah Jawa, Madura dan Sumatra.

Mengutip dari Dharmasena (Majalah Resmi Departemen Pertahanan Keamanan) (1976),


dalam Perjanjian Linggarjati 15 November 1946, Belanda hanya mengakui kekuasaan de
facto Indonesia pada wilayah Jawa, Madura dan Sumatra. Pengakuan secara de facto ini
memunculkan rasa kekecewaan dalam hati rakyat Bali. Karena Bali belum diakui secara de
facto sebagai wilayah Indonesia.

Kronologi terjadinya Puputan Margarana Pada 18 November 1946, markas pertahanan atau
militer Belanda di Tabanan, Bali diserang secara habis-habisan. Hal ini membuat Belanda
murka dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengepung Bali, khususnya Tabanan.
Belanda mengirimkan pasukan 'Gajah Merah', 'Anjing Hitam', 'Singa', 'Polisi Negara' dan
'Polisi Perintis. Tidak hanya itu, Belanda juga mengirimkan tiga pesawat pemburu miliknya.

Pasukan yang dikirim Belanda tersebut mulai melakukan serangan pada 20 November 1946
pukul 05.30 WITA, dengan menembaki area pasukan warga Bali. Kekuatan persenjataan
yang dimiliki pasukan tersebut tergolong minim, sehingga mereka belum bisa melakukan aksi
balas serangan kepada pasukan Belanda.

Sekitar pukul 09.00 WITA, pasukan Belanda yang kira-kira berjumlah 20 orang mulai
mendekat dari arah barat laut. Beberapa saat kemudian terdengarlah suara tembakan. 17
orang pasukan Belanda ditembak mati oleh pasukan Ciung Wanara yang dipimpin oleh I
Gusti Ngurah Rai.

Setelah mengetahui jika pasukannya mati, Belanda melakukan aksi serangan dari berbagai
arah. Namun, upayanya ini beberapa kali mengalami kegagalan karena pasukan Ciung
Wanara berhasil melakukan aksi serangan balik.

Tidak hanya itu, Belanda juga sempat menghentikan aksi serangannya selama satu jam.
Beberapa saat kemudian, Belanda kembali menyerang dengan mengirimkan banyak pasukan
serta pesawat terbang pengintai, kira-kira pukul 11.30 WITA. Serangan ini kembali berhasil
dihentikan oleh pasukan Ciung Wanara. Akhirnya Belanda dan pasukannya mundur sejauh
500 meter ke belakang untuk menghindari pertempuran. Kesempatan ini digunakan oleh I
Gusti Ngurah Rai dan pasukannya untuk meloloskan diri dari kepungan musuh. Dalam
perjalannya meloloskan diri, tiba-tiba Belanda mengirimkan pesawat terbang untuk memburu
I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya.

Untuk terakhir kalinya I Gusti Ngurah Rai menyerukan "Puputan!', yang berarti habis-
habisan. I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya bertempur melawan Belanda hingga titik
darah penghabisan. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), I Gusti Ngurah Rai dan 1372 pejuang Dewan Perjuangan Republik Indonesia
Sunda Kecil gugur dalam Puputan Margarana.
Puputan Margarana, Pertempuran Rakyat Bali Mengusir Belanda

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puputan Margarana, Pertempuran


Rakyat Bali Mengusir Belanda", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/16/131749269/puputan-margarana-
pertempuran-rakyat-bali-mengusir-belanda.
Penulis : Vanya Karunia Mulia Putri
Editor : Nibras Nada Nailufar

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Anda mungkin juga menyukai