Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH HUKUM AGRARIA

Ana Harlina
218100036
Latarbelakang
Pembaruan Hukum Agraria
 Hukum agraria yang berlaku sebagian tersusun
berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintah
jajahan dan sebagian lainnya lagi dipengaruhi olehnya,
 Hukum agraria bersifat dualisme, yaitu dengan
berlakunya peraturan-peraturan dari hukum adat di
samping peraturan-peraturan dari dan yang didasarkan
atas hukum barat hal mana selain menimbulkan pelbagai
masalah antargolongan yang serba sulit, juga tidak
sesuai dengan cita-cita persatuan Bangsa
 Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan tidak
menjamin kepastian hukum
Pentingnya Pembaruan Hukum Agraria

 "Di dalam Negara Republik Indonesia yang susunan


kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya,
terutama masih bercorak agraris, bumi, air dan ruang
angkasa, sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa,
mempunya iungsi yang amat penting untuk membangun
masyarakat adil dan makmur sebagai yang kita cita-
citakan. Dalam pada itu hukum agraria yang berlaku
sekarang ini, yang seharusnya merupakan salah satu
alat yang penting untuk membangun masyarakat yang
adil dan makmur tersebut, ternyata bahkan sebaliknya,
dalam banyak hal justru merupakan penghambat
daripada tercapainya cita-cita di atas.”
Hukum Agraria Pasca Kemerdekaan

 Masa pemerintahan Soekarno


 Iklim kebebasan mendorong pengorganisasian petani dan
mendorong terbukanya kebebasan gerakan bagi organisasi
massa petani untuk memperkuat diri
 Land reform menjadi perspektif utama perjuangan dan gerakan
petani
 Masa Pemerintahan Soeharto
 Kebijakan agraria lebih menekankan pada aspek peningkatan
produksi tanpa terlebih dahulu menata struktur agraria dari yang
timpang menjadi lebih adil
 Penekanan stabilitas politik dalam pencapaian tujuan
pertumbuhan ekonomi tinggi
 Masa Reformasi
 Revitalisasi agraria
 Semangat Pembaruan agraria
Masa Pemerintahan Soekarno
 Produk Hukum
 Lahirnya UUPA
 Cerminan UU hukum agraria pribumi
 Konflik akibat pelaksanaan land reform; pendudukan tanah-
tanah perkebunan, pengambilan kembali tanah-tanah objek
land reform,
 Lahirnya UUPBH
 Menciptakan hubungan yang adil antara petani pemilik tanah
dan penggarap sehingga tercipta suatu akses yang
menguntungkan bagi penggarap serta tidak terjadi
eksploitasi di antara keduanya
 Lahirnya UU No.56/1960
 Penetapan luas maksimum dan minimum penguasan tanah
pertanian (maks 20 ha)
 Menghindari penguasaan tanah yang berlebihan di tangan
satu orang
 Relasi agraria mengalami perubahan
 Berkembangnya konflik tanah menyebabkan
pertentangan tajam antar golongan.
 Organisasi petani memegang peran penting dalam upaya
land reform

Pemerintah
PKI PDI
BTI NU

Petani
Rakyat
Tuan
tidak tanah
berlahan
UUPA Merupakan Cerminan Hukum
Agraria Indonesia
 Proses Lahirnya
 Panitia
 Implementasi di Lapang
 Konsekuensi
Kelengkapan UUPA

 UU 56 Prp 1960 (penetapan luas tanah


pertanian)
 UU Pokok Bagi Hasil
Masa Pemerintahan Soeharto

 Pemerintah memandang bahwa pertumbuhan ekonomi


yang tinggi lebih penting dari pada pelaksanaan
redistribusi sumber daya agraria melalui program land
reform yang dianut oleh pemerintah sebelumnya.
 Alasan:
 Rata-rata luas penguasaan tanah di Jawa dan Bali yang sangat
sempit tidak relevan untuk melakukan strategi pembangunan
pedesaan
 Program redistribusi dianggap dapat menghambat upaya
pembangunan ekonomi dalam waktu yang sangat cepat.
Masa Pemerintahan Soeharto
ORDE Dana pembangunan dari kreditor
BARU asing, modal asing, swasta

UUPMA UPMDN

Mengundang investor asing


untuk melakukan investasi di Indonesia

Modal asing yang masuk ke Indonesia sebagian besar


merupakan perusahaan yang melakukan eksploitasi
sumber daya alam, baik kehutanan maupun
pertambangan.
Gambaran kondisi agraria di tiap sektor

 Kehutanan dan Pertambangan


 Undang-Undang Pokok Kehutanan (UUPK) pada tahun 1967
merupakan bukti didukungnya upaya mempercepat eksploitasi
terhadap subsektor kehutanan
 Eksploitasi di bidang pertambangan diawali ketika pemerintah
mengeluarkan UU Pokok Pertambangan pada tahun 1967
 Banyak investor menanamkan modal, menyebabkan muncul
sengketa agraria di kehutanan dan pertambangan yang berasal
dari pemberian HPH dan Hak Konsesi (Kuasa Pertambangan)
 Perkebunan
 Tahun 1985, pendapatan dari minyak menurun, sehingga
pemerintah melirik sektor perkebunan
 Kemudahan investasi diberikan melalui HGU dan PIR
 Mekanisme demikian menjadi akar konflik karena HGU yang
diberikan merupakan tanah rakyat
Masa Reformasi

Usulan Revisi UUPA (1998)


TAP MPR IX/2001
Keppres No.34/2003
RUU sumber daya agraria
Perpres No.36/2005
Perpress No.10/2006

Anda mungkin juga menyukai