Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN PRA NIKAH

Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing : Titi Nur Hayati, M.KM

Dibuat oleh :

Ulfa Tasya Aprilia Putri

P17324213038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah

Sasaran : Remaja dan Calon pengantin

Jumlah sasaran : 10 orang

Hari/Tanggal : Selasa/14 April 2015

Waktu/Tempat : 08.00 WIB – 08.15 WIB/Aula serbaguna

Penyuluh : Ulfa Tasya Aprilia Putri

1. Tujuan penyuluhan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta menyadari akan pentingnya
pemeriksaan kesehatan pra nikah.
b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat :
1. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan pra nikah.
2. Menerangkan manfaat pemeriksaan kesehatan pra nikah.
3. Menyebutkan hal apa saja yang diperiksakan pada pemeriksaan pra nikah.
4. Merencanakan tempat pemeriksaan kesehatan pra nikah.

2. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Keuntungan

3. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab.

4. Media
Infocus, laptop, white screen, slide dan leaflet.

Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan


1 Pembukaan 2 menit 1. Salam pembuka
2. Perkenalan
3. Menjelaskan tujuan diadakannya
penyuluhan

2 Pengembangan 1 menit 1. Menggali pengetahuan peserta


mengenai pemeriksaan pra nikah

3 menit 2. Menjelaskan tentang :


1) Pengertian pemeriksaan pra nikah
2) Waktu pelaksanaan pemeriksaan pra
nikah
3) Dimana dapat melakukan pemeriksaan
pra nikah
4) Tujuan dilakukannya pemeriksaan pra
nikah
4 menit 3. Menjelaskan tentang:
1) Apa saja yang diperiksakan pada
pemeriksaan kesehatan pra nikah.
2) Manfaat pemeriksaan pra nikah.

1 menit 4. Memberikan kesempatan bagi peserta


untuk bertanya.

Penutup 4 menit 5. Mengadakan tanya jawab untuk


mengetahui kedalaman materi
6. Membagikan leaflet
7. Menyimpulkan
8. Salam penutup

PEMERIKSAAN KESEHATAN PRA NIKAH

1. Pengertian
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1
Banyak diantara kita yang tidak mengetahui status kesehatan kita sendiri secara
detail. Seseorang terlihat sehat atau merasa sehat, padahal bisa saja sebenarnya ia
adalah silent carrier atau pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan hereditas. Jika
ia perempuan, saat hamil dapat mempengaruhi janin yang dilahirkannya nanti.
Karena itulah, sebelum menikah sangat direkomendasikan bagi calon pengantin
laki-laki dan calon pengantin perempuan untuk melakukan Pre-Marital Check Up atau
biasa disebut pemeriksaan kesehatan pra nikah. Premarital artinya sebelum menikah.
Jadi, premarital check up adalah pemeriksaan kondisi tubuh sebelum seseorang
menikah.

2. Tujuan
1) Memastikan bahwa kedua calon mempelai secara medis dinyatakan sehat untuk
menjalani dan melangsungkan pernikahannya, tidak hanya sehat fisik tapi juga sehat
psikis.
2) Memperdalam pengenalan terhadap diri juga calon pasangan.
3) Memungkinkan calon mempelai mendapatkan keturunan yang sehat.

3. Kapan melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah


Idealnya pemeriksaan pra nikah yaitu sekitar tiga atau bahkan enam bulan
sebelum pernikahan berlangsung. Jika saat itu (pemeriksaan) telah terdeteksi penyakit
yang mungkin ada, maka calon suami dan istri dapat melakukan terapi terlebih dahulu.

4. Manfaat dilakukannya pemeriksaan kesehatan pra nikah


1) Mengetahui lebih lanjut tentang kondisi pasangan serta proyeksi masa depan
hubungan pernikahan juga keturunan.
2) Mendeteksi dan mencegah secara dini terhadap penyakit keturunan atau pun infeksi.

5. Apa sajakah yang diperiksakan


1) Pemeriksaan fisik / klinis lengkap
Untuk mengetahui status tekanan darah seseorang. Pemeriksaan fisik juga bisa
mendeteksi gejala obesitas.
2) Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi kadar hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah putih
(leukosit), dan faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu perlu mengetahui
kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia, juga perlu mengetahui adanya ganguan
faktor pembekuan darah. Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui kondisi kadar
kolesterol tinggi yang meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke.

1 Undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.


Pemeriksaan gula darah yang dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa, dapat
mengetahui adanya diabetes mellitus, atau adanya kelainan yang dapat berkembang
menjadi diabetes mellitus.
3) Golongan darah dan rhesus
Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D pada
darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif
berarti tidak ada antigen-D. Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi bukan
bergolongan darah O adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi
(ABO Incompatibility). Bila diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu
memiliki rhesus negatif (-), akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus yang bisa
mengakibatkan kematian pada janin. Dengan mengatahui rhesus sebelum hamil,
dokter dapat segera mengatasinya.
4) Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi saluran kemih
(ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang menunjukkan adanya
penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan beresiko baik bagi ibu maupun bayi,
seperti kelahiran prematur, berat janin yang rendah, bahkan resiko kematian saat
persalinan
5) pemeriksaan penyakit hereditas/Thalasemia
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita penyakit ini tidak
mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Dengan pengecekan darah, kita dapat
memprediksi kemungkinan yang akan muncul dan mencegah hal yang tidak kita
inginkan.
6) Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya
secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak
secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia lebih banyak
membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
7) Sickle Cell Disease
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit
kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia.
8) Pemeriksaan penyakit menular/HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)
Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan cairan tubuh.
Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi organ tubuh.
Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada pemakai obat-obatan
terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis penyakit infeksi ini sangat
penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau ‘tidur’ dalam jangka waktu yang lama
tanpa menunjukkan gejala apapun.
9) TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa menyebabkan
gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh yang terinfeksi
TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam kandungan. Infeksi
TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, atau
bahkan kelainan bawaan pada bayi.
10) Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Selain dapat mendeteksi adanya penyakit tersebut, juga
sekaligus bisa melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup menjadi lebih
sehat.
11) Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan
1. Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi
rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba fallopi dan adakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus
haidnya tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa
misalnya hormon FSH (follicle stimulating hormone), LH (lutenizing hormone)
dan Estradiol (hormone estrogen).
2. Untuk laki-laki
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum,
prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses
pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga
analisis semen dan sperma.
12) Suntik Tetanus Toksoid (Imunisasi TT)
Perlu suntik TT di Puskesmas terdekat dan kembali lagi ke KUA dengan
membawa surat dari Puskesmas sebagai tanda bukti bebas toksoid. Hal ini telah
diatur sejak tahun 1986. Ini adalah program jangka panjang pemerintah untuk
memberantas tetanus.
Suntik TT ini biasanya diberikan kepada calon mempelai wanita yang akan
menikah atau ibu hamil. Suntik ini bertujuan untuk melindungi dari infeksi saat
melahirkan nanti dari alat bantu persalinan yang tidak steril.
Sumber dan literature

Undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.


http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/10/19/pemeriksaan-kesehatan-pranikah-
perlukah-696564.html (Diunggah pada 28 maret 2015, pukul 15.00 WIB)
http://www.slideshare.net/tazkiyatunnufus1/7-medis-pranikah-akhwat (Diunggah pada 28
maret 2015, pukul 15.00 WIB)
https://www.academia.edu/6985838/URGENSI_PEMERIKSAAN_KESEHATAN_PRANIK
AH_DALAM_PEMBENTUKAN_KELUARGA_SAKINAH (Diunggah pada 28 maret 2015,
pukul 15.00 WIB).
http://papuabarat.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?
ID=28&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897 (Diunggah
pada 4 April 2015, pukul 22.00 WIB).
http://sumsel.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=115316 (Diunggah pada 4 April
2015, pukul 22.00).

Anda mungkin juga menyukai