Panduan Praktikum Kimia Dasar 2022
Panduan Praktikum Kimia Dasar 2022
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH:
RODUCT CHEMISTRY 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah mereka yang terdaftar secara akademik, yang
selanjutnya disebut sebagai Praktikan. Tata tertib Praktikum Kimia Dasar adalah sebagai berikut:
1. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan lebih dari 10 menit sejak praktikum
dimulai, praktikan dianggap tidak hadir;
2. Praktikan wajib mempelajari panduan praktikum dan buku-buku lain yang relevan dengan praktikum yang
akan dilakukan serta mengikuti pre-test sebelum melaksanakan praktikum
3. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan tertulis dan resmi terkait dengan
alasan ketidakhadirannya;
4. Praktikan seperti no.2 di atas, jika akan mengganti praktikum pada hari lain, wajib meminta rekomendasi
tertulis terlebih dahulu dari koordinator pengampu praktikum;
5. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas praktikum;
6. Praktikan wajib membawa: panduan dan lembar kerja praktikum, alat tulis, laporan hasil (pada praktikum
sebelumnya dst.), lap kain, tissue gulung, masker dan perlengkapan lain sesuai acara praktikum;
7. Praktikan wajib mengisi daftar absensi;
8. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan atau merokok di dalam laboratorium selama praktikum
berlangsung;
9. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau yang mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum;
10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja masing-masing, serta lantai
disekitarnya
11. Setelah menggunakan bahan kimia/reagen, praktikan wajib meletakkan kembali pada tempatnya semula
12. Praktikan dilarang menggunakan bahan kimia/reagen praktikum di luar kepentingan praktikum dan di larang
membuang sisa praktikum tanpa konfirmasi pada asisten praktikum;
13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta ijin kepada dosen atau asisten jaga;
14. Praktikan melakukan analisis sesuai bagiannya masing-masing, mencatat hasilnya pada lembar kerja
praktikum, serta memintakan ”ACC” pada dosen atau asisten jaga di akhir pelaksanaan praktikum dengan
menyerahkan laporan hasil pengamatan;
PENGENALAN ALAT
Tujuan Percobaan : Mahasiswa dapat memahami jenis dan cara penggunaan alat-alat
laboratorium.
Penjelasan Umum:
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Pipet volumetrik
Pipet volumetrik atau pipet gondok digunakan untuk analisis volumetrik khususnya untuk memindahkan
larutan dengan volume yang kecil. Pipet volumetrik memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Pipet ini memiliki
tanda seperti cincin pada bagian atas yang merupakan tera atau batas yang menandakan volume larutan
yang dipindahkan. Pemindahan larutan dengan pipet ini dilakukan melui penyedotan (dengan mulut atau
pompa karet) hingga melebihi batas tera pada bagian atas pipet kemudian larutan dikeluarkan sedikit
demi sedikit hingga batas tera tercapai.
5. Tabung reaksi
Tabung reaksi atau test tube adalah tabung kaca dengan bagian bawah berbentuk lengkung seperti huruf
U dengan ukuran bervariasi 5-15 ml. Tabung reaksi umumnya digunakan untuk menaruh, mencampur
atau memanaskan sejumlah kecil padatan atau cairan khususnya untuk percobaan kualitatif.
6. Tabung Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer adalah wadah kaca yang memiliki bagian mulut yang sempit dan silindris dengan
bentuk tabung yang kerucut. Tabung ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya yang merupakan
seorang peneliti kimia Jerman, Richard Erlenmeyer (1825-1909). Tabung Erlenmeyer umumnya
digunakan pada titrasi untuk menampung larutan yang dititrasi.
7. Gelas ukur
Gelas ukur atau graduated cylinder digunakan untuk mengukur volume dari sampel cair yang tersedia
dengan beberapa ukuran. Akurasi pengukuran dengan menggunakan gelas ukur masih berada di bawah
akurasi pengukuran dengan menggunakan labu ukur, pipet volumetrik dan buret.
8. Labu ukur
Labu ukur atau volumetric flask adalah jenis labu yang digunakan untuk penyiapan larutan untuk kimia
analitik dengan volume yang telah diketahui. Umumnya labu ukur terbuat dari gelas atau plastik dengan
bagian bawah berbentuk labu dengan bagian leher yang panjang dan umumnya dilengkapi dengan
stopper pada bagian atas.
Prosedur :
1. Pindahkah larutan n-heksana sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas beaker, gelas
ukur dan pipet ukur. Bandingkan ketelitian penggunaan ketiga alat tersebut dan uji akurasi
pengukuran tersebut dengan pipet volumetrik;
2. Timbanglah 10 g D-glukosa (Dextrose) pada cawan Petri dengan menggunakan timbangan
yang memiliki ketelitian hingga 4 desimal (toleransi penimbangan adalah 0,0004 mg.
Ulangi penimbangan sebanyak 3 kali dan tentukan rataan dan standar deviasi dari
penimbangan yang dilakukan.
NIM : Paraf :
Tanggal Praktikum :
Hasil Pengamatan :
Tujuan Percobaan : Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik
Penjelasan Umum:
Basa : rasanya alkalis, licin, mengubah lakmus dari merah menjadi biru, menghantarkan arus listrik,
bereaksi dengan logam aktif, menghasilkan gas hidrogen dan bereaksi dengan asam menghasilkan
garam dan air.
Kekuatan asam dan basa bisa diukur dengan kertas pH paper universal atau pH meter.
Prosedur Kerja
1. Ambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan yang diperlukan
2. Tetesi masing-masing dengan bahan
3. Periksa dan catatlah hasilnya
4. Ulangi sekali lagi
NIM : Paraf :
Tanggal Praktikum :
Hasil Pengamatan :
KURVA TITRASI
Pendahuluan
Konsentrasi ion H+ dan konsentrasi ion H- dalam air, laruta asam, atau larutan basa
merupakan bilangan yang sangat kecil. Oleh sebab itu, seorang ahli kimia yang bernama Serensen
mengemukakan suatu konsep yang disebut konsep (“pH” berarti potensial dan “H” adalah symbol
unsure hydrogen). pH didefinisikan secara matematika sebagai berikut:
pH = - log ( H+(aq))
untuk air murni yang tidak asam dan tidak basa (yaitu netral) :
pH = - log ( 10-7) = 7
kalau larutan bersifat asam, maka harga pH lebih kecil dari pada 7. Kalau larutan itu mengandung zat
yang bersifat basa misalnya NaOH, maka harga pH lebih besar dari pada 7. Untuk mudahnya perlu
diingat:
lingkungan netral pH = 7
konsentrasi ion H+ dapat diukur secara elektrik. Elektroda yang paling banyak digunakan untuk
menentukan pH larutan dengan pelarut air adalah “elektroda gelas”. Teori mengenai elektroda gelas
cukup sulit dimengerti, tetapi elektroda ini dapat dikalibrasi dengan suatu larutan yang pH nya sudah
diketahui. Suatu alat yang didasarkan pada kondisi tersebut “pH meter” yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini :
Tujuan :
▪ pH meter dengan
▪ HCL 0,1 M
▪ H3PO4 0,03 M
▪ NaOH 0,1 M
▪ Pengaduk plastic
▪ Gelas piala
▪ Pipet 25 ml
▪ Buret
▪ Standar besi
Prosedur percobaan :
1. Celupkan elektroda- elektroda (yang telah dicuci dalam air suling) kedalam 25 ml 0,1 M HCl.
Ukuran pH larutan itu.
2. Tambahkan 5 ml NaOH dengan memakai buret dan ukurlah pH pada setiap penambahan 5 ml
sampai 20 ml. bila dekat titik akhir, dengan sedikit penambahan NaOH, pH akan berubah
secara cepat, jadi sesudah penambahan 20 ml setiap penambahan dilakukan dengan 0,5 ml
lagi sampai 40 ml. jangan lupa mengaduk sesudah setiap kali penambahan. Hati- hati dinding
elektroda gelas itu sangat tipis dan mudah pecah.
3. Ulangi percobaan dengan 25 ml H3 PO4 tetapi setiap penambahan 2 ml sampai 30 ml.
4. Sesudah kedua percobaan, cucilah elektroda-elektroda dengan air dan untuk meyimpan
elektroda-elektroda tersebut celupkan dalam air.
Perhitungan :
NIM : Paraf :
Tanggal Praktikum :
Hasil Pengamatan :
Pendahuluan
Percobaan ini bersifat semi kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan pengaruh
perubahan konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju reaksi. Reaksi yang akan diamati adalah reaksi
pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan asam. Reaksi ini
dikatakan semi kuantitatif, karena disini tidak dilakukan pengukuran konsentrasi seperti yang dilakukan
pada percobaan VIII. Yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan agar koloid
berlerang mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi pengendapan belerang dapat ditulis sebagai
berikut :
Tujuan :
1) Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi.
2) Mempelajari pengaruh suhu pada laju reaksi.
▪ Gelas ukur 50 ml
▪ Stopwatch
▪ Gelas piala 600 ml
▪ Na2S2O3 0,25
▪ HCL 1 M
▪ Thermometer 0 – 100oC
▪ Pembakar gas/ lampu spritus
▪ Pipet Mohr
Bagian A :
1) Tempatkan 50 ml Na2S2O3 0,25 dalam gelas ukur yang mempunyai alas rata seperti terlihat
pada gambar dibawah ini:
2) Tempatkan gelas ukur tadi diatas kertas putih tepat di atas tanda silang hitam yang dibuat
pada kertas putih rutan tiosulfat, tanda silang itu jelas terlihat.
3) Tambahkan 2 ml HCL 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan, hidupkan stopwatch.
Larutan diaduk agar pencampuran menjadi merata, sementara pengamatan dari atas tetap
dilakukan.
4) Cacat waktu yang di perlukan campai tanda silang hilang tidak dapat lagi diamati dari atas.
5) Suhu larutan di ukur dan di catat.
6) Ulangi langkah - langkah di atas dengan komposisi larytan seperti pada table di bawah ini
(mulai dari system 2 sampai system 6 )
Suhu = …oC
Perhitungan :
(1) Lengkapi tabel di atas
(2) Dalam precubaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi. Buatlah kurva laju
reasi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat.
(3) Hitung ordo reaksi terhadap tiosulfat.
Bagan B :
(1) Masukkan 10 ml larutan Na-tionsulfat 0.25 ke dalam gelas ukur, lalu encerkan hingga
volumenya mencapai 50 ml.
(2) Ukur 2 ml HCL 1 M, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi. Tempatkan gelas ukur dan
tabung reaksi tersebut kedalam pemanas air yang bersuhu kurang lebih 35 oc. biarkan
kedua larutan tersebut beberapa lama, sampai mencapai suhu keseimbangan. Ukur
suhu dengan menggunakn thermometer dan catat.
(3) Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat bersamaan hidupkan
stopwatch. Larutan diaduk, lalu tempatkan gelas ukur di atas tanda silang hitam. Catat
waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi bila dilihat dari atas.
(4) Ulangi langkah di atas untuk berbagai suhu sampai 60oc (lakukan lagi untuk empat
suhu yang berbeda).
Perhitungan :
(1) Lengkapilah tabel di atas.
(2) Laju reaksi dinyatakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu
(oc) buat kurva log laju reasi sebagai fungsi 1/suhu (k-)
(3) Berilah komentar mengenai bentuk kurva yang di peroleh.
NIM : Paraf :
Tanggal Praktikum :
Hasil Pengamatan :