1. Menjaga Pertemanan
Menjalin relasi dapat diawali dengan pertemanan, sebagai makhluk social, manusia tak
mungkin bisa hidup dan tentu membutuhkan teman. namun zaman telah berkembang,
pertemanan pun ikut berubah. era digital telah mengubah interaksi pertemanan melalui
dua ‘dunia’: nyata dan maya.
Membangun Relasi Propesional
Dan tak bisa dipungkiri, perkembangan media sosial dan gadget membuat orang jadi lebih
intens menyapa temannya secara online.
Sebagian waktu kita tiap hari dihabiskan bersama gadget, khususnya media sosial.
kesempatan menyapa teman secara online jadi terbuka lebar.
Meski begitu, keseimbangan pertemanan juga harus dijaga, baik secara online maupun
offline, artinya kualitas silaturahmi di media sosial sebaiknya juga dilakukan di dunia nyata.
Mengutip Prita Kemal Gani, praktisi public relations (PR) dan pendiri London School of
Public Relations (LSPR). Beliau menyampaikan “Aktivitas networking yang baik
hendaknya dilakukan dengan niat tulus dari hati, bukan hanya karena kewajiban pekerjaan,
pertemanan yang tulus akan membawa banyak manfaat positif dan kesempatan tak terduga”.
Membangun Relasi Propesional
2. Pandai Berstrartegi
Selain etika, cara berkomunikasi menjadi elemen terpenting dalam menjalin relasi bisnis,
keberhasilan bisnis pun sangat bergantung pada skill komunikasi.
Hal itu diamini Dr. Rudy Handoko, pengajar ilmu marketing dan Direktur Program S-1,
prasetiya mulya school of business and economics, jakarta. Menurut Rudy, kebanyakan
masalah dalam perusahaan terjadi karena manajemen komunikasi yang buruk.
Skill komunikasi bukan hanya soal kepiawaian berbicara, tapi juga kemauan untuk
mendengar, termasuk ketika customer/client menyampaikan keluhan tak mengenakkan.
“Saat customer/client marah emosi misalnya, dengarkan saja. Terkadang, seseorang hanya
perlu didengar. Kemauan mendengar adalah bagian penting untuk memperluas networking,”
imbuhnya.
Membangun Relasi Propesional
Selain skill komunikasi, memperluas jaringan dan manajemen klien juga hal yang
sangat penting dalam dunia bisnis. Bahkan, beberapa perusahaan rela mengeluarkan
biaya besar untuk menerapkan strategi customer relationship management (CRM).
Cara kerjanya seperti Google yang bisa membaca dan mengolah keinginan klien
melalui keyword tertentu. “Misalnya Anda browsing mencari hotel, maka berikutnya
banyak iklan hotel di laman media sosial Anda,” jelasnya.
Membangun Relasi Propesional
Tak dipungkiri, praktik networking memang tak semudah teori maupun kata-kata
bijak, Sebab dalam penerapannya, sering kali seseorang tak bisa melakukan
networking dengan profesional.
Salah satu penyebabnya adalah subjektivitas orang lain yang berujung pada asumsi
pribadi. Padahal, menurut Rudy, hal seperti itu bisa menghalangi dealing bisnis yang
potensial.
Mengubah Pola Networking Menjadi
Relasi Propesional
Ada beberapa cara mengubah networking jadi relasi profesional, yaitu:
1. Menjalin komunikasi
➢ Obrolan ringan seperti bercerita mengenai rutinitas harian, akan mempererat hubungan.
dengan begitu, seseorang akan merasa lebih akrab dan nyaman ketika berkomunikasi.
➢ Jika kita tidak berkomunikasi dengan teratur, hubungan bisa menjadi renggang,
sehingga berisiko kehilangan hubungan tersebut.
➢ Jalin pola networking dan komunikasi dengan pertemanan yang baik, agar kita dapat
saling mengembangkan diri kearah yang lebih baik, bukan sebaliknya.
➢ Saat mengawali aktivitas networking, tak perlu melakukan entertain dengan berlebihan.
mulailah lewat hal-hal sederhana, seperti mencari tahu kesamaan maupun hobi klien,
menghadiri kegiatan suatu komunitas relasi/klien yang positif dan bermanfaat.
Mengubah Pola Networking Menjadi
Relasi Propesional
2. Gerak cepat
➢ Ketika sudah membangun komunikasi dengan teman ataupun bertemu dengan relasi
baru, jangan berhenti pada berkenalan saja, kita bisa bertukar kontak, lakukan
komunikasi rutin terkait hobi, pekerjaan dan ketahap perdalam hubungan bisnis
maupun proyek-proyek yang potensial.
➢ Melansir The Muse (salah satu platform karir berbasis online di new york city),
alasan orang gagal dalam mengubah networking jadi relasi profesional adalah
terlambat untuk mengambil tindakan lanjutan.
➢ Menurut Forbes (majalah global yang berfokus pada bisnis, teknologi dll),
jangan sungkan untuk menawarkan bantuan kepada relasi kamu.
➢ Jangan berharap hanya dibantu saja, tetapi saat relasi sedang kesusahan, berikan
bantuan yang kamu bisa.
➢ Kita tidak tahu, mungkin saja bantuan tersebut sangat berarti bagi orang lain,
sehingga ketika kamu kesulitan, mereka juga akan membantumu.
Mengubah Pola Networking Menjadi
Relasi Propesional
4. Jadikan kebiasaan
➢ Semakin besar networking, maka semakin besar juga relasi profesional yang
akan terbentuk.
Mengubah Pola Networking Menjadi
Relasi Propesional
5. Mendengarkan pembicaraan dengan seksama
➢ Kamu hanya perlu lakukan hal yang sederhana seperti ucapan selamat atas
jabatan baru atau ulang tahun untuk menjalin komunikasi awal.
Mengubah Pola Networking Menjadi
Relasi Propesional
7. Menjangkau profesional yang tepat
➢ Melansir Indeed (platform karir), kamu hanya perlu membangun dan menjaga
hubungan profesional dengan orang yang berpengaruh terhadap karir atau
bisnismu.
➢ Sederhana, tapi penuh makna. Ucapan terima kasih atas bantuan yang
diberikan menunjukkan bahwa kamu memiliki etika dan rasa hormat.
➢ Tak peduli seberapa kecilnya bantuan, selalu ucapkan terima kasih kepada
mereka yang menolong kamu.
Siapa Yang Cocok Menjadi
Relasi Propesional
Dengan siapa saja kita dapat menjalin pertemanan, namun untuk menjadi
relasi yang potensial, tentu di perlukan seseorang maupun kelompok yang
cocok dan tepat untuk menjadi relasi profesional, diantaranya:
1. Teman
❖ Sebab, rekan kerja bisa menjadi mentor dalam dunia kerja dan menjadi
koneksi dalam mengembangkan karier ke jenjang berikutnya.
Siapa Yang Cocok Menjadi
Relasi Propesional
3. Anggota kelompok atau komunitas atau asosiasi professional
❖ Menjadi anggota dalam suatu klub atau asosiasi profesional sudah pasti
memberikan keuntungan lebih.
❖ Kamu bisa lebih mudah mendapatkan wawasan baru dan bantuan yang
tepat ketika berada dalam kesulitan.
Siapa Yang Cocok Menjadi
Relasi Propesional
4. Keluarga