Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK PEMBAHAS

Tambahan Pertama
(Bagian langkah-langkah penerimaan penugasan audit -- Mengevaluasi integritas manajemen)
Klien Baru yang Pernah diaudit Kantor Akuntan Publik Lain
Untuk memperoleh informasi mengenai integritas manajemen, auditor (sebagai auditor
pengganti) harus mengambil inisiatif untuk berkomunikasi auditor klien sebelumnya (auditor
pendahulu). Auditor pendahulu adalah auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh
klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan penugasan baru. Auditor
pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu penugasan atau auditor yang telah diundang
untuk mengajukan proposal untuk penugasan audit. Komunikasi ini harus dilakukan setelah
memperoleh ijin klien. Auditor perlu meminta klien untuk memberi wewenang kepada auditor
terahulu agar dapat memberikan respon penuh terhadap pertanyaan yang diajukan auditor.
Hal-hal yang perlu diselidiki oleh auditor meliputi:
1. Integritas manajemen
2. Perbedaan pendapat dengan manjemen mengenai prinsip akuntansi dan prosedur audit
3. Pengetahuan kantor akuntann publik terdahulu tentang alasan klien berganti auditor
4. Kesulitan-kesulitan yang ditemui auditor terdahulu dalam mengaudit klien. Auditor dapat
juga mengajukan pertanyaan, atas ijin klien bila memang diperlukan, kepada pihak ketiga
untuk menilai integritas manajemen.

Dalam SA seksi 315 dikemukakan bahwa dengan berkomunikasi dengan auditor pendahulu,
auditor pengganti dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih mudah. Kemudahan tersebut
diperoleh apabila auditor penggant:
1. Mengajukan pertanyaan spesiik kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah
yang menurut keyakinannya akan mempengaruhi pelaksanaan auditnya, seperti lingkup
audit yang memakan waktu berlebihan atau masalah-masalah audit yang ditimbulkan
oleh kondisi sistem akuntansi dan catatan-catatan akuntansi yang kurang baik, dan
2. Me-review kertas kerja auditor pendahulu.

Klien Baru yang Belum Pernah Diaudit


Pihak ketiga meliputi bankir, konsultan hukum pejabat, lembaga pemerintah terkait, dan
masyarakat bisnis yang berhubungan dengan klien. Auditor dpat memperoleh informasi dari
mereka mngenai kejujuran manajemen dalam hal pajak, keuangan, dan sebagainya. Disamping
itu, auditor dapat menelaah pergantian yang terjadi pada manajemen puncak. Klien lama auditor
dapat menelah kembali pengalamannya dalam menilai integritas manajemen. Auditor perlu
menyelidiki apakah ada kekeliruan, dan ketidakberesan, dan pelanggaran hukum yang ditemukan
dalam audit sebelumnya. Auditor juga dapat mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga untuk
menilai integritas manajemen pada saat itu.

Tambahan Kedua
Penentuan Kemampuan Melaksanakan Audit secara Cermat dan Seksama
Ada dua hal yang menentukan kemampuan auditor melaksnakan kecermatan dan keseksamaan,
yaitu:
1. Waktu yang ditetapkan untuk menyelesaikan audit. Semakin lama waktu yang ditetapkan
untuk menyelesaikan audit (deadline) semakin siap dan leluasa bagi auditor untuk
melaksanakan audit dengan cermat dan seksama.
2. Pembuatan skedul pekerjaan lapangan. dalam membuat skedu suditor
mempertimbangkan tiga hal yaitu perencanaan waktu, anggaran biaya, dan personil.
Pertimbangan mengenai ketiga hal tersebut, dilakuikan dengan mempertimbangkan juga
berbagai proyek lainnya yang sedang maupun yang akan ditangani suatu kantor akuntan
publik.

Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Pekerjaan interm (interim work) dilaksanakan auditor tiga sampai empat bulan sebelum
tanggal neraca.
2. Pekerjaan akhir tahun (year-end work) dilaksanakan beberapa minggu sebelum tanggal
neraca sampai tiga bulan setelah tanggal neraca.

Tambahan Ketiga
Surat Penugasan
Selain itu, suatu surat penugasan dapat pula berisi hal-hal lain sesuai kesepakatan yang dicapai.
Hal-hal lain tersebut seperti:
1. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya.
2. Pengaturan tentang pengikutsertaan auditor lain dan/atau tenaga ahli dalam beberapa
aspek audit.
3. Dan lain-lain.

Ada beberapa factor yang menyebabkan auditor memutuskan penirimaan surat penugasan audit
baru (SA seksi 320), yaitu:
1. Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup audit.
2. Adanya syarat-syarat penugasan yang direvisi atau khusus.
3. Perubahan manajemen yang terjadi akhir-akhir ini.
4. Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien.
5. Persyaratan hukum.

Pembuatan Surat Penugasan


Langkah terakhir dalam tahap penerimaan penugasan adalah penyusunan surat penugasan,
sebagai suatu praktik profesional yang lazim untuk mengkonfirmasikan segala istilah dan
terminologi yang berkaitan dengan penugasan.
Bentuk & isi surat penugasan bisa berbeda—beda untuk setiap klien, namun secara umum setiap
surat penugasan hendaknya berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Menyebutkan dengan jelas nama perusahaan/satuan organisasi dan laporan keuangan yg
akan diperiksa.
2. Menyebutkan tujuan audit.
3. Menyebutkan bahwa audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional yaitu standar
auditing yg ditetapkan oleh IAI.
4. Menjelaskan tentang sifat dan lingkup audit dan tanggungjawab auditor.
5. Menyebutkan bahwa walaupun audit telah dirancang dan dilaksanakan dengan baik,
namun audit mungkin tidak akan dapat mendeteksi semua ketidakberesan material.
6. Mengingatkan manajemen, bahwa manajemen bertanggungjawab atas penyusunan
laporan keuangan dan menerapkan suatu SPI yg memadai.
7. Menyebutkan bahwa manajemen akan diminta untuk memberikan representasi tertulis
kepada auditor.
8. Menjelaskan mengenai dasar perhitungan honorarium audit dan cara penagiha
honorarium.
9. Meminta klien untuk menegaskan kesepatakannya atas berbagai hal yg tercantum dalam
surat penugasan dengan menandatangani surat penugasan tersebut dan mengirimkan
kembali salinannya kepada auditor.

Tambahan Keempat
Waktu Penerimaan Penugasan
Waktu penerimaan penugasan oleh auditor dapat dilakukan sebelum maupun sesudah tutup buku.
Bila penerimaan penugasan dilakukan sebelum tutup buku, maka auditor dapat dengan leluasa
merencanakan program audit. Bila penugasan diterima setelah tutup buku, maka auditor akan
menghadapi banyak kendala, terutama kendala waktu, dalam melaksanakan audit.
Tambahan Kelima
Penetapan tim audit
Tujuan elem pengendalian mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian tehnis dan
pengalaman tim audit akan dapat memenuhi kebutuhan untuk menangani penugasan secara
profesional.
Tim audit pada umumnya terdiri dari :
• Seorang partner yg bertanggungjawab penuh dan merupakan penanggungjawab akhir dari
suatu penugasan.
• Seorang manajer atau lebih yg mengkoordinasi dan melakukan supervisi pelaksanaan
program audit.
• Seorang senior atau lebih yg bertanggungjawab atas sebagaian program audit dan
melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten.
• Staf asisten yg mengerjakan berbagai prosedur audit yg diperlukan.

(OPSIONAL)
Surat perikatan audit yang dibuat oleh auditor untuk kliennya yang bekerja untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh klien, tujuan dan
lingkup audit, lingkup tanggung jawab oleh auditor bagi kliennya, kesepakatan tentang laporan
keuangan auditan, serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor..
Hal-hal yang harus dicantumkan dalam surat tersebut Isi pokok surat perikatan audit:
a) Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan
b) Tanggung jawab auditor.
c) Tanggung jawab manajemen.
d) Identifikasi kerangka laporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan.
e) Penjelasan ruang lingkup audit, termasuk referensi ke peraturan perundang-undangan
yang berlaku, standar audit, kode etik, dan pernyataan dari badan professional yang harus
dipatuhi oleh auditor.
f) Bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk menyampaikanhasil
perikatan.
g) Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bahwa kekeliruan dan kecurangan material
tidak akan terdeteksi.
h) Pengaturan yang berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan audit, termasuk
komposisi tim audit.
i) Ekspektasi bahwa manajemen akan memberikan representasi tertulis.
j) Persetujuan manajemen untuk menyediakan draft laporam keuangan dan informasi lain
yang menyertainya secara tepat waktu.
k) Persetujuan manajemen untuk memberikan informasi kepada auditor tentang fakta-fakta
yang diketahui oleh manajemen.
l) Basis penentuan fee dan pengaturan penagihannya.
m) Permintaan kepada manajemen untuk menyetujui ketentuan perikatan yang dicantumkan
dalam surat perikatan dan surat tersebut

Auditor dapat memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan auditya
a) Pengaturan interaksi tentang auditor dan pakar lain dalam beberapa aspek audit.
b) Pengaturan keterlibatan auditor internal dan staf entitas lainnya.
c) Pengaturan yang dibuat dengan auditor pendahulu, jika ada, untuk audit tahun pertama.
d) Batasan kewajiban auditor bilamana kemungkinan seperti itu ada.
e) Suatu pengacuan terhadap persetujuan tambahan antara auditor dengan
f) Kewajiban untuk menyediakan kertas kerja audit untuk pihak lain

Anda mungkin juga menyukai