Anda di halaman 1dari 8

INTEGRASI KOMUNIKASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Tafsir Tematik

Dosen Pengampu: Bu Yuyun

Disusun Oleh:

1. Mahabbatul Maula 1801026052

2. Halimah Sa’diyah 1801026053

3. Dewi Aisyah 1801026054

4. Nur Laili Mahmudah 1801026055

5. Tiya Riskiyana 1801026058

6. Nurdiana Jawa 1801026060

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

1
SEMARANG

I. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kodifikasi ayat-ayat suci yang diwahyukan oleh Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Atau
kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
kepada Nabi Muhammad SAW dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan
dengan mutawir serta membacanya adalah ibadah. Fungsi Al-Quran diturunkan
ke bumi adalah sebagai penuntun, petunjuk dan pedoman bagi umat manusia
untuk mengelola alam serta mengatur tata kehidupan. Oleh karena itu, Al-
Quran tidak hanya mengandung ayat-ayat yang mengatur mengenai hokum
syariah atau fiqih, tapi juga isyarat-isyarat pengetahuan yang perlu dikaji dan
diaplikasiakan oleh umat islam.
Syeikh ThantawiJauhari mengatakan bahwa ayat-ayat yang membicarakan
tentang ilmu pengetahuan, jauh lebih banyak dibandingkan ayat-ayat syariah.
Perbandingannya adalah 750 berbanding 150. Sedangkan dokter Mahdi
Ghulsyani mengatakan bahwa kata al-ilm dan kata jadiannya digunakan lebih
dari 780 kali. Beberapa ayat pertama saja yang diwahyukan kepada
Muhammad SAW, sudah menyebutkan pentingnya membaca, pena dan
pengajaran untuk manusia. Dengan demikian, jelas bahwa Al-Quran juga
mengandung ayat-ayat ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang wajib
dikembangkan oleh umat islam agar menjadi umat terbaik di dunia ini.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Integrasi Komunikasi?
B. Bagaimana Hubungan Makna Q.S. An-Nisa : 5 dengan Integrasi
Komunikasi?
C. Bagaimana Bahasa Lisan yang Baik pada Q.S. An-Nisa : 5?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi Komunikasi
Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga
menjadi suatu kesatuan yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa inggris
"integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang

2
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas
terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Dari semua
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki manusia, pengetahuan dan
keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang
paling penting dan berguna.
Melalui komunikasi antar pribadi kita berbicara dengan diri
sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang banyak
hal, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan
menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.
Melalui komunikasi antar pribadi manusia berinteraksi dengan orang
lain, mengenal mereka dan diri pribadi sendiri, serta mengungkapkannya
kepada orang lain; apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman
seprofesi, atau anggota keluarga. Melalui komunikasi antar pribadilah
kita membina, memelihara, dan kadang-kadang merusak (adakalanya
memperbaiki) hubungan pribadi kita.
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin communicare
ataucommunis atau communicatus yang berarti sama atau menjadikan
milik bersama; common dalam bahasa Inggris berarti sama, kesamaan
makna (commonness). Dalam bahasa Inggris communication berarti
hubungan, komunikasi, juga berarti kabar, pengumuman,
pemberitahuan. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain menjadi
miliknya. Komunikasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai proses
sharing (berbagi) diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas
komunikasi. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok,
yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

3
Komunikasi adalah sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusia.
Oleh karenanya, kedudukan komunikasi dalam Islam mendapat tekanan
yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai
makhluk Tuhan. Terekam dengan jelas bahwa tindakan komunikasi
tidak hanya dilakukan terhadap sesama manusia dan lingkungan
hidupnya saja, melainkan juga dengan Tuhannya. Dalam Al-Qur’an
terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan tentang proses
Komunikasi.1
B. Hubungan Makna Q.S. An-Nisa : 5 dengan Integrasi Komunikasi
Dalam ilmu komunikasi dikenal beberapa cara atau bahasa yang
dapat digunakan oleh manusia dengan sesamanya. Bahasa lisan
merupakan salah satu dari cara atau bahasa yang digunakan. Dipahami
pula, bahwa komunikasi dengan bahasa lisan merupakan salah satu
komunikasi yang paling efektif dan yang paling dibutuhkan oleh
manusia.
Komunikasi yang dilakukan seseorang tentu akan berhasil
manakala mereka mampu mengelola lisan dengan baik, atau dalam
bahasa agama disebut hifdz al-lisan. Meskipun demikian, banyak orang
yang memahami pentingnya menjaga lisan, tetapi seringkali banyak
orang yang masih tergelincir lisannyandan menyebabkan komunikasi
tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Jadi, hubungan makna ayat ini dengan integrasi komunikasi adalah
bahasa lisan yang baik dalam berkomunikasi. Dengan begitu, antara
komunikator dan komunikan dapat memiliki keserasian persepsi yang
menjadikan keberhasilan dalam proses komunikasi.
Sebab lisan (bahasa), disamping merupakan alat komunikasi juga
sebagai cerminan dan pikiran serta pandangan pengguna bahasa itu.
Artinya, bahasa yang digunakan seseorang dapat menggambarkan watak
dan pandangan seseorang yang dimilikinya.2
1
Perpustakaan nasional RI, Komunikasi dan informasi ( tafsir Al-Qur’an tematik),
(Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur′an), hlm. 37-38.
2
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-
Qur’an, Vol VII, Jakarta: Lentera Hati, 2003, hlm. 13.

4
C. Bahasa Lisan yang Baik pada Q.S. An-Nisa : 5
AL-Qur’an dalam beberapa ayatnya menggunakan term kata atau
lafadz, yang diperintahkan untuk digunakan manusia dalam
berkomunikasi. Salah satunya yakni lafadz “Qaulan Ma’rufa” yang
terdapat pada Q.S. An-Nisa ayat 5 :

‫الس َف َهآءَ َْأم َوالَ ُك ُم الَّىِت َج َع َل اهللُ لَ ُك ْم قِيَ ًما َو ْار ُز ُق ْو ُه ْم فِْي َها َوا ْك ُس ْو ُه ْم‬
ُّ ‫َوالَُتْئُت ْوا‬

)5( ‫َو ُق ْولُْوا هَلُ ْم َق ْوالً َّم ْع ُر ْوفًا‬


Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu)
yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja
dan pakaian (dari harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.”

MUFRODAT

 ‫ َوالَُتْئُت ْوا‬: dan janganlah kamu serahkan



َ‫الس َف َهآء‬ُّ : kepada orang yang belum sempurna akalnya
 ‫ َْأم َوالَ ُك ُم‬: harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu
 ‫ الَّىِت‬: yang
 ُ‫ َج َع َل اهلل‬: dijadikan Allah
 ‫ لَ ُك ْم‬: bagi kamu
 ‫ قِيَ ًما‬: (sebagai) pokok kehidupan
 ‫ َو ْار ُز ُق ْو ُه ْم فِْي َها‬: berilah mereka belanja
 ‫ َوا ْك ُس ْو ُه ْم‬: dan pakaian (dari hasil harta itu)
 ‫ هَلُ ْم‬: kepada mereka
 ً‫ َق ْوال‬: perkataan

5
 ‫ َّم ْع ُر ْوفًا‬: yang baik
ASBABUN NUZUL
MUNASABAH

‫اح فَِإ َّن آنَ ْستُ ْم ِمْن ُه ْم ُر ْش ًدا فَ ْاد َفعُوا ِإلَْي ِه ْم‬ ‫ِإ‬
َ ‫َو ْابتَ ُل الْيَتَ َامى َحىَّت َذا َبلَغُ ْوا انِّ َك‬
ِ
‫ف‬ ْ ‫َْأم َواهَلُ ْم َوالََت ْع ُكلُ ْو َها ِإ ْسَرافًا َوبِ َد ًارا َأ ْن يَكَْب ُروا َو َم ْن َكا َن َغنِيًّا َف ْليَ ْسَت ْعف‬
ِ ‫ومن َكا َن فَِقيرا َف ْليْأ ُكل بِالْمعرو‬
‫ف فَِإذَا َد َف ْعتُ ْم ِإلَْي ِه ْم َْأم َواهَلُ ْم فََأ ْش ِه ُدوا َعلَْي ِه ْم‬ ْ ُ َ ْ َ ًْ ْ ََ
)6 : ‫اهلل َح ِسْيبًا (النساء‬ ِ ِ‫و َك َفى ب‬
َ
Artinya : “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
kawin. Kemudian jika menurut pendapat kalian mereka telah cerdas
(pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-
hartanya. Dan janganlah kalian makan harta anak yatim lebih dari batas
kepatutan dan (janganlah kalian) tergesa-gesa (membelanjakannya)
sebelum mereka dewasa. Barang siapa (diantara pemeliharu itu)
mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak
yatim itu): dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta
itu menurut yang patut. Kemudian apabila kalian meneyerahkan harta
kepada mereka, maka hendaklah kalian adakan saksi-saksi (tentang
penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai pengawas
(atas kesaksian itu).

Q.S. An-Nisa ayat 5 dan Q.S. An-Nisa ayat 6 menjelaskan tentang


harta anak yatim, yang mana tidak boleh diserahkan kepada anak yatim
itu sebelum ia benar-benar pandai memelihara harta. Dan juga larangan
memakan harta anak yatim.

TAFSIR AYAT
An-Nisa : 5
Allah Swt. melarang memperkenankan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya melakukan tasarruf (penggunaan) harta benda
yang dijadikan oleh Allah untuk dikuasakan kepada para wali mereka.

6
Yakni para wali merekalah yang menjamin kehidupan mereka dari hasil
pengelolaan hartanya, baik melalui dagang ataupun cara lainnya.
Berangkat dari pengertian ini disimpulkan bahwa orang-orang yang
kurang sempurna akalnya dikenakan hijir (tidak boleh men-tasarruf-
kan hartanya). Mereka yang di-hijir ini ada beberapa macam:
adakalanya karena usia orang yang bersangkutan masih sangat muda,
sebab perkataan seorang anak kecil tidak dianggap (dalam mu'amalah).
Adakalanya hijir disebabkan karena penyakit gila. Adakalanya karena
buruk da!am ber-tasarruf mengingat akalnya kurang sempurna atau
agamama kurang. Adakalanya karena pailit, yang dimaksud dengan
pailit ialah bila utang seorang lelaki menenggelamkan dirinya, dan
semua hartanya tidak dapat untuk menutup utangnya itu. Untuk itu
apabila para pemilik piutang menuntut kepada pihak hakim agar meng-
hijir-nya, maka ia terkena hijir (tidak boleh men-tasarruf-kan hartanya
dan hartanya dibeslah).
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-
Nya: Dan janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan kalian.
(An-Nisa: 5)

An-Nisa : 6
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, As-Saddi. dan Muqatil
mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah perintah untuk
melakukan ujian terhadap anak-anak yatim (oleh para walinya).
Menurut Mujahid, yang dimaksud dengan nikah dalam ayat ini ialah
mencapai usia balig.
Jumhur ulama mengatakan bahwa alamat usia balig pada anak remaja
adakalanya dengan mengeluarkan air mani, yaitu dia bermimpi dalam
tidurnya  melihat sesuatu atau mengalami sesuatu yang membuatnya
mengeluarkan air mani. Air mani ialah air yang memancar yang
merupakan cikal bakal terjadinya anak. Sa'id ibnu Jubair mengatakan
yang dimaksud rusydan ialah kelayakan dalam agamanya dan dapat
memelihara hartanya. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas,

7
Al-Hasan Al-Basri, dan bukan hanya seorang dari kalangan para Imam
berdasarkan riwayat yang bersumber dari mereka. Allah Swt. melarang
memakan harta anak yatim tanpa adanya keperluan yang mendesak.
Yang dimaksud dengan istilah israfan wa bidaran ialah tergesa-gesa
membelanjakannya sebelum anak-anak yatim itu dewasa. Yang
dimaksud dengan falyasta'fif ialah memelihara diri dari harta anak
yatim dan janganlah memakannya barang sedikit pun.
Asy-Sya’bi mengatakan bahwa harta anak yatim baginya (orang yang
mampu) sama halnya dengan bangkai dan darah (yakni haram
dimakan).

HIKMAH
IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai