H
DENGAN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE) DI
POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD CIAWI
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
II semester ganjil tahun ajaran 2022/2023
Disusun Oleh :
Mayanda Utami
(P17320320062)
Tingkat 3B
Dosen Pembimbing :
A. DEFINISI
Lupus berasal dari bahasa latin yang berarti anjing hutan atau
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ atau
sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan
B. ETIOLOGI
Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa faktor
beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum diketahui faktor
1. Faktor Genetik
Berbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga timbul
SLE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada anak kembar. Sekitar 2-5%
anak kembar dizigot berisiko menderita SLE, sementara pada kembar monozigot,
risiko terjadinya SLE adalah 58%. Risiko terjadinya SLE pada individu yang
memiliki saudara dengan penyakit ini adalah 20 kali lebih tinggi dibandingkan
pada populasi umum.
merupakan salah satu faktor risiko tertinggi yang dapat menimbulkan SLE.
Sebanyak 90% orang dengan defisiensi C1q homozigot akan berisiko menderita
2. Faktor Imunologi
Pada LE terdapat beberapa kelainan pada unsur-unsur sistem imun, yaitu :
a. Antigen
dikenali. Hal ini menyebabkan reseptor yang telah berubah di permukaan sel T
akan salah mengenali perintah dari sel T. b. Kelainan intrinsik sel T dan sel B
Kelainan yang dapat terjadi pada sel T dan sel B adalah sel T dan sel B akan
teraktifasi menjadi sel autoreaktif yaitu limfosit yang memiliki reseptor untuk
autoantigen dan memberikan respon autoimun. Sel T dan sel B juga akan sulit
antibodi yang terlalu banyak, idiotipe dikenali sebagai antigen dan memicu
di jaringan.
3. Faktor Hormonal
Peningkatan hormon dalam tubuh dapat memicu terjadinya LE. Beberapa studi
menemukan korelasi antara peningkatan risiko lupus dan tingkat estrogen yang
tinggi. Studi lain juga menunjukkan bahwa metabolisme estrogen yang abnormal
4. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan dapat bertindak sebagai antigen yang bereaksi dalam
tubuh dan berperan dalam timbulnya SLE. Faktor lingkungan tersebut terdiri dari:
menjadi kurang efektif dan penyakit SLE dapat kambuh atau bertambah berat.
Hal ini menyebabkan sel pada kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin
pembuluh darah
C. PATOFISIOLOGI
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia
dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan. Pada SLE,
Awitan penyakit ini sifatnya membayakan atau akut. SLE bisa saja tidak
Manifestasi klinis penyakit ini sangat beragam dan seringkali pada keadaan awal
tidak dikenali sebagai Systemic Lupus Erythematosus. Hal ini dapat terjadi karena
Seseorang dapat saja selama beberapa lama mengeluhkan nyeri sendi yang
klinis lainnya seperti fotosensitivitas dan sebagainya yang pada akhirnya akan
a. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia dan artritis (sinovitis) adalah cirti yang paling sering muncul.
Pembekakan sendi nyeri tekan, dan nyeri pergerakan adalah hal yang lazim,
b. Sistem integumen
Terlihat beberapa jenis SLE yang berbeda (mis., lupus eritematosuskutaneus sub
akut [SCLE], lupus etitematosus diskoid [DLE]). Ruam kupu-kupu pada batang
hidung dan pipi muncul pada lebih dari separuh pasien dan mungkin merupakan
eksaserbasi (ledakan) dan dapat distimulasi oleh sinar matahari atau sinar
ultraviolet buatan. ulkus oral dapat mengenai mukosa bukal dan palatum.
c. Sistem Pernapasan
penderita akan merasa sesak, batuk kering, dan dijumpai ronki di basal. Keadaan
ini terjadi sebagai akibat deposisi kompleks imun pada alveolus atau pembuluh
darah paru, baik disertai vaskulitis atau tidak. Pneumonitis lupus ini memberikan
respons yang baik terhadap steroid. Hemoptisis merupakan keadaan yang sering
apabila merupakan bagian dari perdarahan paru akibat LES ini dan memerlukan
penanganan tidak hanya pemberian steroid namun juga tindakan lasmafaresis atau
pemberian sitostatika.
d. Sistem Kardiovaskuler
dapat ditemukan pada 15% kasus, ditandai oleh takikardia, aritmia, interval PR
lebih tinggi dibandingkan wanita normal. Pada wanita yang berumur 35-44 tahun,
e. Manifestasi Ginjal
: 1, dengan puncak insidensi antara usia 20-30 tahun. Gejala atau tanda
keterlibatan ginjal pada umumnya tidak tampak sebelum terjadi kegagalan ginjal
f. Manifestasi Gastrointestinal
merupakan cerminan keterlibatan berbagai organ pada penyakit LES atau sebagai
gangguan motilitas. Dispepsia dijumpai lebih kurang 50% penderita LES, lebih
g. Manifestasi Hemopoetik
Terjadi peningkatan Laju Endap Darah (LED) yang disertai dengan anemia
penyakit ginjal kronik, gastritis erosif dengan perdarahan dan anemia hemolitik
autoimun.
h. Manifestasi Neuropsikiatrik
pada 10% kasus. Kelainan psikiatrik sering ditemukan, mulai dari anxietas,
depresi sampai psikosis. Kelainan psikiatrik juga dapat dipicu oleh terapi steroid.
perdarahan.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2) Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila diperlukan
kreatinin urin
monitoring
adalah tes ANA generik. Tes ANA dikerjakan/diperiksa hanya pada pasien
dengan tanda dan gejala mengarah pada LES. Pada penderita LES ditemukan tes
ANA yang positif sebesar 95-100%, akan tetapi hasil tes ANA dapat positif pada
terutama jika didapatkan gambaran klinis yang mencurigakan. Bila tes ANA
dengan menggunakan sel Hep-2 sebagai substrat; negatif, dengan gambaran klinis
Beberapa tes lain yang perlu dikerjakan setelah tes ANA positif adalah tes
Ro(SSA), La (SSB), Scl-70 dan anti-Jo. Pemeriksaan ini dikenal sebagai profil
ANA/ENA. Antibodi anti- dsDNA merupakan tes spesifik untuk LES, jarang
didapatkan pada penyakit lain dan spesifitasnya hampir 100%. Titer anti-ds DNA
yang tinggi hampir pasti menunjukkan diagnosis SLE dibandingkan dengan titer
yang rendah. Jika titernya sangat rendah mungkin dapat terjadi pada pasien yang
bukan LES.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
pada keletihan, membuat integritas kulit gangguan citra tubuh, dan defisiensi
pengetahuan.
dan proses penyakit SLE yang tidak terduga; dorong pasien untuk
dukungan sosial.
ultrapiolet atau untuk melindungi diri mereka dengan tabir surya dan
pakaiaan.
1
4