Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia
yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Laporan Kegiatan Pengembangan Diri ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya
bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Suadi S.Pd., MT. selaku Kepala SMK Negeri 7 Pontianak yang telah
memberikan tugas kepada penulis untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan
diri yang telah penulis laksanakan.
2. Teman-teman seprofesi yang telah memberikan bantuan semangat dan  motivasi
untuk bisa diselesaikannya penulisan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan,
penyajian maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan
Laporan ini. Meski demikian, penulis tetap berharap agar kiranya
Laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan

Pontianak, 14 Januari 2019

Anggreaini, S.Pd

i
DAFTAR ISI

IDENTITAS DIRI
HALAMAN PENGESAHAN
UNDANGAN WORKSHOP
SURAT TUGAS
SURAT PERSETUJUAN MENGIKUTI DIKLAT
SERTIFIKAT
halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................................

BAB II LAPORAN PELAKSANAAN DAN HASIL PENGEMBANGAN DIRI.....................

A. Tujuan Pelatihan................................................................................................................
B. Deskripsi Materi................................................................................................................
C. Tindak Lanjut..................................................................................................................
D. Dampak Pelatihan............................................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................

MATRIKS RINGKASAN PELAKSANAAN DIKLAT............................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai Tenaga Pendidik Profesional adalah guru yang tidak hanya merasa
puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. Seorang guru sebagai
tenaga profesional hendaklah berusaha mengembangkan kariernya. Karier seorang guru
dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan, misalnya kegiatan pendidikan dan
pelatihan. Melalui kegiatan tersebut pengetahuan dan keterampilannya akan selalu
berkembang sehingga layanan yang diberikan kepada peserta didik adalah layanan yang
semakin berkualitas.
Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki kinerja
yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik saja
melainkan juga harus melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya.  Menurut Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009, seorang guru
dapat melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui tiga
komponen yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri, 2) melakukan publikasi ilmiah
dan 3) menemukan dan menciptakan karya-karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru. Semua kegiatan yang dilakukan oleh guru di
kelompok kerja atau MGMP termasuk ke dalam kegiatan kolektif guru sedangkan
kegiatan lain di luar MGMP termasuk ke dalam diklat fungsional.
Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan lainnya di samping akan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai seorang guru, juga mendapat penghargaan angka kredit yang dapat
diperhitungkan untuk pengembangan kariernya.

1
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, pengembangan diri dilakukan penulis dengan tujuan :
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada peserta didik
2. Untuk meningkatkan pemahaman tentang pengembangan karier guru melalui
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
3. Untuk meningkatkan profesionalitas guru
4. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untik kenaikan pangkat dari
golongan III c ke golongan III d dimana dibutuhkan minimal tiga pengembangan
diri

2
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN DAN HASIL PENGEMBANGAN DIRI

Nama Diklat Yang Di Ikuti : Workshop Implementasi Pemanfaatan Dan


Pemgelolaan Aplikasi Tes Online Dalam Pembelajaran
Bagi Guru Jenjang Dikdasmen Tahun 2016 Angkatan
Pertama
Waktu Pelaksanaan Diklat : 01 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 05 Agustus
2016. Pukul 07.30 WIB s.d selesai
Tempat Pelaksanaan Diklat : Aula SMK Negeri 5 Pontianak
Tujuan Diklat : Dalam rangka peningkatan kemampuan kompetensi
guru dalam penguasaan teknologi informasi
pembelajaran , maka Dinas Pendidikan Kota
Pontianak menyelenggarakan kegiatan Workshop
Implementasi Pemanfaatan Dan Pemgelolaan Aplikasi
Tes Online Dalam Pembelajaran Bagi Guru Jenjang
Dikdasmen Tahun 2016 Angkatan Pertama
Lama Waktu Pelaksanaan : 5 hari, yakni dari tanggal 01 s.d 05 Agustus 2016
Surat Tugas : Nomor :800/193/SMKN.7/2016
Penyelenggara/Pelaksana : Dinas Pendidikan Kota Pontianak
Diklat
Sertifikat : Nomor : 800/229/PTKP-2016

A. TUJUAN PELATIHAN

Kegiatan ini saya ikuti berdasarkan undangan dari Dinas Pendidikan Kota
Pontianak , Nomor : 800/2228/PTKP/2016 tanggal 22 Juli 2016 perihal peserta
Workshop Implementasi Pemanfaatan Dan Pemgelolaan Aplikasi Tes Online Dalam
Pembelajaran
Kegiatan bertujuan untuk membuat soal-soal yang nantinya berguna
memudahkan siswa belajar, dimana Dinas Pendidikan Kota Pontianak menyediakan e-
book berupa Bank Soal berbasis online yang bisa diakses
di website resminya http://multicast.dindikptk.net/banksoal atau
http://multicast.dindikptk.net/banksoalonline

3
B. DESKRIPSI MATERI

NO MATERI JML JAM


1 Pembukaan 1 jam latih
2 Kebijakan dinas pendidikan tentang pelayanan public 2 jam latih
berbasis online
3 Mengenal system bank soal dan ujian /tes online dinas 2 jam latih
pendidikan kota Pontianak
4 Kaidah penulisan soal hasil pembelajaran yang baik 1 jam latih
5 Membuat kisi-kisi soal berbasis teknologi informasi 1 jam latih
komunikasi
6 Menyusun soal-soal evaluasi pembelajaran berbasis TIK 9 jam latih
7 Registerasi penyusun soal pada system program bank sola 1 jam latih
8 Entry data teks dan gambar penyusun soal pada system 4 jam latih
program bank soal
9 Registerasi editor soal pada system program bank soal 1 jam latih
10 Entry data teks dan gambar editor soal pada system 1 jam latih
program bank soal
11 Teknik edit , hapus , atau memasukkan soal baku pada 11 jam latih
system program bank soal
12 Implementasi pemanfaatan dan pengelolaan tes online di 2 jam latih
sekolah
13 Presentasi hasil kerja 3 jam latih
14 Penutupan 2 jam latih
Jumlah 40 jam latih

1. Mengenal System Bank Soal Dan Ujian /Tes Online

Alasan pelaksanaan UN menggunakan sistem Online

a. Pandangan terhadap UN
Suatu proses pembelajaran tidak lengkap jika tidak disertai dengan evaluasi. Hasil
evaluasi merupakan indikator keberhasilan terhadap pembelajaran terhadap pengajar
dan peserta didiknya. Hal ini berlaku pada suatu kelas pembelajaran, tingkat sekolah,
tingkat kabupaten/kota sampai tingkat nasional. Hasilnya menggambarkan tingkatan yg
diwakilinya. Saat ini evaluasi yg dilakukan secara nasional untuk melihat ketercapaian

4
pendidikan nasional adalah Ujian Nasional (UN) dalam bentuk tes objektive. Saat ini
pelaksanaannya pro kontra apalagi UN dijadikan sebagai penentu kelulusan. Sy tdk
bermaksud ikut berpolemik apakah UN itu diperlukan atau tidak, sepanjang belum ada
konsep yang lebih matang untuk memantau pencapaian pendidikan secara nasional
selain UN, maka UN itulah yg terbaik.

b. Antara Waktu Pelaksanaan & Soal UN


Sebagian orang terjebak dengan istilah UN yang selalu didentikkan dengan satu satuan
waktu yg sama, atau serentak dilakukan diseluruh Indonesia. Menurut saya tidak perlu
sekaku itu, menurut pandangan saya salah satu alasan mengapapa ujian itu dilaksanan
serentak karena dikuatirkan terjadi kebocoran soal di daerah tertentu yg dapat menyebar
ke daerah lain, sehingga ujian itu tdk objektif lagi. Masalah itu bisa diatasi dengan
menyediakan jumlah paket soal yang banyak dan benar-benar berbeda, bukan hanya
posisi nomor soalnya yg diacak, padahal redaksi soalnya sama. Tentu hal ini menjadi
tantangan besar untuk menyediakan soal bervariasi dengan jumlah banyak tetapi setara.

c. Distribusi Soal UN
Distribusi soal yg dilakukan secara fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu
kendala besar yang dihadapi dan perlu biaya transportasi dan pengawalan yg luar biasa
besar. Hal ini sesungguhnya dapat diperpendek metode distribusinya dengan cara
memanfaatkan teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi
secara digital.

d. Koreksi Lembar Jawaban UN


Setelah pelaksanaan UN selesai beberapa hari yang akan datang kesulitan berikutnya
akan bergeser pada pengoreksian lembar jawaban (LJ) UN. Kesulitan muncul
disebabkan antara lain kualitas LJ yg baik baik sehingga sulit terbaca (apalagi ada yg
difotokopi), cara pengisian yang kurang sempurna. Dua-duanya memberikan dapat
memberikan efek hasil ujian tidak dapat terbaca, sehingga panitia harus bekerja 2 kali
harus “menghitamkan” ulang atau sekalian membiarkan seperti itu. Selain dua masalah
tersebut waktu yg dibutuhkan untuk mengoreksi lembar jawaban tersebut juga lumayan
lama.

5
           Berdasarkan uraian diatas, maka sesungguhnya UN dapat dilaksanakan dengan
model sistem online. Model sistem online yg maksudkan adalah, Sistem Bank Soal online
dan Sistem Ujian Online.
1. Sistem Bank Soal
Berfungsi untuk menampung soal, melakukan pengacakan, melakukan pemaketan,
melakakuan analisi butir soal dari setiap mata pelajaran yg diujikan. Sistem bank soal
ini mengakomodir secara detail level yang akan dicapai mulai kompetensi utama,
kompetensi inti, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator esensial
dan level taksonomi yg akan dicapai. Sistem ini dapat menyediakan soal ujian dalam
bentuk digital untuk keperluan ujian online dan juga dapat menyediakan soal versi cetak
untuk keperluan ujian versi manual. Krn berada dalam suatu sistem maka soal ini dapat
distribusikan secara ‘digital’ sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai gambaran singkat bagaimana bank soal menyediakan variasi soal ujian, jika
setiap mata pelajaran menyediakan 1000 butir dan 100 butih dipilih untuk diujikan,
setiap butir soal menyediakan 5 pilihan jawaban. Maka variasi soal yg kemungkinan
muncul adalah 1000 x 100 x 5 = 500.000 variasi, saya yakin ‘pelaku kecurangan’ akan
keculitan membuat kunci jawaban generik seperti pada umumnya. Kalaupun bisa harus
mengulas/membuat kunci jawaban 1000 butir soal tersebut.

2. Sistem Ujian Online

a. Keunggulan dan kekurangan ujian online dari sisi siswa


1) Siswa dapat melihat langsung mana soal yang benar dan yang salah 
2) Dapat memberi dampak positif dari siswa atau perkembangan kepribadian
seseorang. 
3) Membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka
dituntut  untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

b. Kelemahan dari ujian online dari sisi siswa


1) Dari sisi komputernya, terkadang ada kendala-kendala yang mungkin tidak terduga
yaitu waktu listriknya mati sehingga nilai ada yang yang tidak tersimpan langsung
diservernya dan ada yang tidak bisa connex.

6
2) Terlalu banyak siswa maka terlalu banyak tingkat keramaianya karena antara
komputer satu dengan yang lainya terlalu rapat,sehingga tidak obyektif kalau
mengerjakan soal tersebut.
3) Walaupun soal diacak,siswa masih saja mencotek kepada temanya.
4) Dalam menggunakan metode ini siswa mengeluh karena tidak bisa memilih lagi
jawaban yang sudah dipilih sehingga siswa dituntut harus benar-benar belajar
dengan baik dan teliti. Karena hal ini, terkadang ada siswa yang tidak hanya
menjawab satu jawaban tetapi ada yang 2 jawaban sekaligus. Kelemahan itulah
yang membuat siswa tidak bisa melakukan metode ini. Oleh karena itu metode
seperti ini sebaiknya harus disempurnakan lagi. Supaya siswa tidak mengalami
kesulitan dalam menjawab soal. Waktu juga diperpanjang, apabila ada gangguan
connexted internet.

  c. Keunggulan ujian online dari sisi guru


1) Guru bisa lebih mudah untuk memberi nilai kepada siswa, guru tidak repot untuk
fotocoppy soal untuk ujian siswa, guru tinggal menguploud soal.
2) Guru lebih mudah, karena tidak usah mengoreksi, dan langsung keluar nilainya
3) Lebih mudah menganalisis soalnya, karena sudah ada pada servernya, guru hanya
mengecek pada server, nilai, data, dan analisisnya lebih mudah.
4) Tingkat kemurnian nilai ujian juga lebh tinggi, karena jika online tiap computer
soalnya bisa di acak dan itu mempersulit peserta didik untuk mencontoh jawaban
pada temannya.
5) Guru lebih mudah mengawasi, karena jika di dalam lab kmputer hanya d butuhkan
selembar kertas untuk menghitung, jadi peluang untuk mencontoh di buku
(ngerpek) sedikit, karena d lab hanyalah boleh membawa selembar kerttas, itupun
di buat untuk menghitung jawaban dari soal tersebut.
6) Guru juga bisa sambil belajar teknologi yang lebih canggih.

2. Kaidah Penulisan Soal Hasil Pembelajaran Yang Baik

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini.

a.  Materi

7
 Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku
dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-
kisi.
 Pengecoh harus bertungsi
 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya
mempunyai satu kunci jawaban.

b. Konstruksi
 Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/
materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan
pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap
butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan
 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan
saja.
 Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya,
pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan
yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
 Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang
mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan
penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk
keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang
akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
 Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya,
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan
karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling
panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan
merupakan kunci jawaban.

8
 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di
atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya
pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu
karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan
itu menjadi tidak homogen.    
 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang
berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan sampai
nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara
unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban.
 Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal
yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik.
Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya
yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.
 Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna
tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
 Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan
pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab
benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

c. Bahasa/budaya

 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a)
pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak kalimat; b)
pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1)
penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca.
 Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah
dimengerti warga belajar/peserta didik.
 Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.

9
Penulisan Soal Bentuk Isian

Dalam menulis soal bentuk isian, penulis soal harus mengetahui konsep dasar bentuk isian.
Bentuk ini merupakan salah satu bentuk soal yang jawabannya menuntut peserta didik
untuk melengkapi atau mengisi kata-kata atau kelompok kata yang dihilangkan. Soalnya
disusun seperti kalimat lengkap, kemudian dihilangkan pada bagian tertentu yang harus
diisi oleh peserta didik. Adapun kaidah penulisannya adalah seperti berikut ini.

1).   Materi
a.  Soal harus sesuai dengan indikator
b.  Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian.

2).   Konstruksi
a. Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang diharapkan.
b. Hindarkan petunjuk ke arah jawaban yang benar,
c. Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya.
d. Hindarkan pernyataan-pernyataan yang kurang tegas.
e. Susunlah soal dengan pernyataan berita.
f. Usahakan hanya ada satu jawaban yang benar.
g. Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan. Sebuah soal yang terlalu
banyak yang dihilangkan sukar diketahui apakah sebenarnya hal yang diukur.
Pernyataan yang dihilangkan adalah benar-benar bentuk kata atau frasa yang
merupakan kunci jawaban dan bukan hal-hal yang memang tidak penting.
h. Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam buku
pelajaran.
i. Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama panjangnya.
j. Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun secara
berurutan (alfabetis jawabannya). Hal ini untuk memudahkan pemeriksaannya.
k. Daftarlah semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan jawaban benar yang tidak terduga dari siswa.
l. Berilah nomor pada tiap-tiap tempat jawaban. Hal ini untuk memudahkan
penilaiannya.

3).   Bahasa/budaya

10
a. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan peserta
didik.
b. Gunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

C. TINDAK LANJUT
1. Mengenalkan system bank soal online berbasis online yang bisa diakses
di website resminya http://multicast.dindikptk.net/banksoal atau
http://multicast.dindikptk.net/banksoalonline pada siswa-siswi SMK Negeri 7
Pontianak
2. Membuat tugas berkelanjutan yang melibatkan bank soal pada siswa-siswi SMK
Negeri 7 Pontianak

D. DAMPAK PELATIHAN
1. Bagi Guru:
 menambah wawasan guru tentang system bank soal berbasis online
 menambah wawasan guru tentang kaidah penulisan soal yang baik
 menggunakan bank soal berbasis online dalam kegiatan belajar mengajar tanpa
dibatasi ruang dan tempat
2. Bagi KBM dan peserta didik: proses belajar dan mengajar semakin mudah karena
siswa dapat mengakses tugas/soal dengan menggunakan gadget sehingga siswa
yang tidak dapat masuk kelas dapat mengakses dengan mudah dimanapun siswa
itu berada

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Workshop Implementasi Pemanfaatan Dan Pemgelolaan Aplikasi Tes Online Dalam
Pembelajaran Bagi Guru dapat meningkatkan kemampuan kompetensi guru dalam
penguasaan teknologi informasi pembelajaran

B. SARAN
Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kualitas
bagi guru-guru di kota Pontianak

12
MATRIKS RINGKASAN PELAKSANAAN DIKLAT

Nama
Tempat Jumlah Jam Mata Diklat /
Nama Diklat Nama Fasilitator Penyenggara Dampak
Kegiatan Kegiatan Diklat Kompetensi
Kegiatan
Workshop Aula SMK 40 JP Panitia tim ICT Matematika Dinas Pendidikan proses belajar dan
Implementasi Negeri 5 Diknas Kota Kota Pontianak mengajar semakin
Pemanfaatan Dan Pontianak Pontianak mudah karena
Pemgelolaan Jl. A. Yani siswa dapat
Aplikasi Tes Pontianak mengakses
Online Dalam tugas/soal dengan
Pembelajaran menggunakan
Bagi Guru gadget sehingga
Jenjang siswa yang tidak
Dikdasmen Tahun dapat masuk kelas
2016 Angkatan dapat mengakses
Pertama dengan mudah
dimanapun siswa
itu berada

13

Anda mungkin juga menyukai