Anda di halaman 1dari 2

Teori Semiotika

Semiotika adalah ilmu tentang tanda (Griffin, 2006 : 40). Melihat definisi tersebut ada
kata “tanda” merupakan hal yang akan selalu dibahas dari awal sampai akhir bila kita
membahas tentang semiotika. Apakah yang membuat manusia membutuhkan pemahaman
tentang tanda? Manusia sendiri memiliki alat interaksi yaitu tanda. Seseorang bisa
mengetahui nama orang lain karena menggunakan tanda yang telah disepakati bersama
tentang huruf, cara membaca, dan bagaimana memaknainya. Seseorang bisa tahu dimana
toilet di suatu mall dengan melihat tanda yang telah disepakati bersama entah itu berupa
gambar ikon laki-laki dan perempuan ataupun tanda yang berbentuk huruf berupa tulisan
“toilet”.
Adanya tanda yang digunakan manusia merupakan bentuk komunikasi yang khas
diciptakan oleh manusia dan tidak bisa digunakan dan tidak bisa dikenali dalam dunia hewan
(McQuail, 2020 : 192 ). Dengan tanda manusia bisa mengatur semua hal entah itu bendanya
ada dihadapan manusia ataupun yang berada jauh darinya. Seorang ibu burung hanya bisa
mengatur makanan anaknya pada saat makanan itu ada di mulutnya dan membaginya. Ibu
manusia berbeda, ia bisa mengatur makanan untuk anaknya seminggu kemudian bahkan
setahun kemudian dengan menggunakan sistem tanda yang ia gunakan walaupun ia berjauhan
sekalipun dengan anaknya. Ibu manusia tadi menggunakan tanda yang digunakan bersama
yaitu bahasa, lebih khususnya kalimat-kalimat permintaan tolong dengan pembantunya dan
keluarganya, dan juga sistem tanda alat tukar yang biasa kita sebut uang. Tanda ini sangat
krusial kita bisa bayangkan bagaimana jadinya ketika manusia tiba-tiba tidak bisa
memanfaatkan tanda, kemungkinan kita akan sama dengan hewan dalam hal menjalankan
kehidupan.
Secara mudahnya tanda adalah sesuatu yang digunakan manusia untuk mewakili sesuatu
yang lain entah itu dalam bentuk abstrak atau berbentuk fisik (Baran, 2012 : 36). Begitu
kuatnya pengaruh tanda inilah akhirnya manusia membangun ilmu yang mempelajari tanda
tersebut. Tanda dalam ilmu Semiotika memiliki dua bagian, yaitu petanda dan penanda
(Griffin, 2006 : 41). Penanda adalah aspek material dari bahasa. Sedangkan petanda adalah
aspek mental sebuah bahasa, bisa berupa konsep, gambaran mental ataupun pikiran. Bisa
dikatakan misalnya kalau kita ambil contoh ekspresi seseorang. tanda kemarahan. Ketika
seseorang marah, maka ia menggunakan penanda dengan mengerutkan dahinya,
memelototkan matanya, dan menggertakkan giginya. Sedangkan petanda yang ada pada
orang yang dimarahi adalah pemahaman bahwa ia sedang dimarahi seseorang di hadapannya.
Praktik semiotika contohnya yang terjadi pada portal berita televisi, dimana banyak
menggunakan penghalusan-penghalusan penyampaian berita yang kalau diberitakan apa
adanya akan kasar. Misal lebih banyak muncul kata-kata “penertiban” daripada kata
“penggusuran” adalah bentuk penghalusan atau eufimisme yang mengindikasikan kuatnya
pengaruh pemerintah dalam pemberitaan tersebut. Ataupun banyak munculnya kata-kata
“keuntungan”, “kerugian”, dalam pemberitaan populer di masyarakat mengindikasikan
ideologi kapitalisme sangat berpengaruh dalam pemberitaan dan juga pada masyarakat.
Dalam hal ini semiotika memberikan kebebasan pengguna/pembacanya dalam memahami
sesuatu yang ditayangkan melalui portal berita televisi tersebut (Baran, 2012 : 36).

Anda mungkin juga menyukai