Anda di halaman 1dari 6

Lampiran

Materi Pelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Menganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan dalam Ceramah

A. Deskripsi Singkat Materi


"Tiada hari tanpa menyimak". Itulah salah satu ungkapan dalam kehidupan
bermasyarakat. Jika kita cermati, kehidupan sehari-hari memang tidak dapat lepas dari
menyimak. Sebagai contoh, ketika bercakap-cakap dengan teman, kita tentu harus
menyimak perkataan teman kita itu. Ketika belajar di kelas pun, kita harus menyimak
penjelasan dari guru. Kegiatan guru ketika menjelaskan sesuatu itu termasuk ceramah.
Jadi, sesungguhnya ceramah sangatlah tidak asing bagi kita.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning, diharapkan peserta didik dapat menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan
dalam teks ceramah dengan teliti, tanggung jawab, kerja sama.

C. Uraian Materi
Ceramah merupakan jenis komunikasi yang dilakukan di depan umum sehingga
disebut komunikasi publik. Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang dilakukan
dua arah, ceramah merupakan komunikasi publik yang dilakukan searah. Secara
keseluruhan, ceramah terdiri atas unsur-unsur: penceramah, materi, pendengar, dan
media.
Ketika seseorang menyampaikan informasi di depan umum dengan tujuan
memberi nasihat dan petunjuk tentang suatu hal yang bersifat aktual, kegiatan tersebut
dapat dinamakan ceramah. Hal apa yang dapat kalian serap dari sebuah ceramah?
Adakah informasi aktual yang dapat diinformasikan kembali dari isi ceramah tersebut?

Struktur Teks Ceramah


1. Pembuka (pendahuluan): Pada bagian pembuka biasanya diawali dengan salam
pembuka, ucapan terima kasih, ucapan syukur, sapaan kepada para undangan.
Setelah itu dilanjutkan dengan menyampaikan garis besar permasalahan yang akan
disampaikan dalam pidato. Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan
pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam
teks eksposisi, yang disebut dengan isu.
2. Isi: Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis.
Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-
argumen pembicara berupa rangkaian pendapat pembicara berkaitan dengan bagian
pembuka. Pada bagian ini juga diampaikan fakta-fakta yang mendukung pendapat
pembicara.
3. Penutup (kesimpulan): berisi penegasan kembali pernyataan-pernyataan
sebelumnya atau yang biasa disebut dengan kesimpulan atau rangkuman. Bagian
penutup juga biasanya disertai ajakan/persuasi kepada pendengar serta salam
penutup.
Unsur Kebahasaan Ceramah :
1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak,
sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami
apabila penceramahnya mengatasnamakan Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa
Indonesia 95 kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang
ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibuibu, saudara-
saudara.
2. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang
dibahas. Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus
pembahasanya, istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis,
eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat).
Misalnya, jika... maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal
ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya,
sebaliknya, berbeda halnya, namun.
4. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu,
harus.

Perhatikan teks ceramah berikut.

Pidato Lengkap Hardiknas 2020 Mendikbud Nadiem Makarim Halaman 2 - Kompas.com


Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk
kita semua,
Om Swastiastu, Namo
Buddhaya, Salam
Kebajikan, Rahayu.

Bapak dan Ibu yang kami muliakan dan segenap insan pendidikan
ditanah air, Selamat merayakan hari Pendidikan Nasional Tahun 2020.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini harus kita lakukan ditengah
pandemi COVID.
– 19. Semoga Kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar
bisa melalui masa sulit ini. Saat ini kita sedang melalui krisis COVID – 19. Krisis
yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa
bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan
banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan
setelahnya.
Untuk pertama kalinya, guru-guru melakukan secara daring atau online,
menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya
pembelajaran bisa terjadi di manapun.
Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru.
Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian
menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada.
Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu
bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan
yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa,
dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.
Bapak dan ibu yang kami banggakan,
Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan,
Betapa pentingnya kebersihan. Betapa pentingnya norma - norma kemanusiaan
didalam masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas ditengah
masyarakat kita pada saat pandemi COVID – 19 ini merupakan suatu
pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan khanya di masa krisis ini,
tetapi juga disaat krisis ini telah berlalu. Belajar memang tidak selalu mudah,
tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai
eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan dan bangsa yang lebih baik di
masa depan.
Terima kasih telah mengikuti anjuran Bapak Presiden untuk selalu
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta tetap belajar, bekerja, dan
beribadah di rumah saja.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh, Om Shanti Shanti Shanti
Om, Namo Buddhaya, Salam kebajikan

Jakarta, 2 Mei 2020


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim

Pidato tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem


Makarim, melalui rekaman video. Setelah kalian simak isi teks pidato tersebut, informasi apa
yang kalian dapatkan?
Informasi dan permasalahan aktual yang kalian dapat dari pidato menteri tersebut,
di antaranya:

Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini harus kita lakukan ditengah
pandemi COVID – 19. Semoga Kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan
semangat agar bisa melalui masa sulit ini. Saat ini kita sedang melalui krisis
COVID – 19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi
tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis ini kita
mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat
ini dan setelahnya.
Untuk pertama kalinya, guru-guru melakukan secara daring atau online,
menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya
pembelajaran bisa terjadi di manapun. Orang tua, menyadari betapa sulitnya tugas
guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Guru,
siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu
yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu
membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua.
Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.
Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan, Betapa
pentingnya kebersihan. Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan didalam
masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas ditengah masyarakat kita
pada saat pandemi COVID – 19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita
kembangkan. Bukan khanya di masa krisis ini, tetapi juga disaat krisis ini telah
berlalu. Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi.
Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan
dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Dari uraian tersebut, kalian dapat simpulkan bahwa ceramah merupakan kegiatan
menyampaikan informasi, pengetahuan, nasihat, dan lain-lain di depan khalayak. Orang
yang menyampaikan ceramah harus memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan
audiens atau pendengarnya. Dengan demikian, isi informasi yang disampaikan dapat
dipahami dengan baik oleh pendengar. Media ceramah ini bisa langsung ataupun melalui
sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan media lainnya.
Selain ceramah, dikenal pula sebutan pidato, khotbah, sambutan. Dibandingkan
pidato ataupun khotbah, ceramah merupakan bentuk berbicara di depan umum yang
lebih menekankan pada penyampaian informasi daripada bujuk-membujuk. Oleh karena
itu, setelah mendengarkan ceramah, pendengar diharapkan memperoleh informasi yang
berguna bagi pengetahuan dan pemahaman tentang topik tertentu. Seperti pada teks
pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, permasalahan yang aktual yang diangkat
adalah Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan, Betapa
pentingnya kebersihan. Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan didalam
masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas ditengah masyarakat kita pada
saat pandemi COVID -19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita
kembangkan.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Mengontruksi Teks Ceramah
A. Deskripsi Singkat Materi
Dengan informasi yang sudah kita dapatkan, kita dapat memberi komentar. Dengan memberi
komentar, secara tidak langsung kita telah mengonstruksi (membangun kembali) informasi
dalam teks tersebut karena komentar tentu berlandaskan informasi.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning peserta didik dapat mengonstruksi ceramah tentang permasalahan aktual dengan
memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat dengan jujur, kreatif,
(aktif), dan kerja sama.

C. Uraian Materi
Adapun langkah-langkah penyusunannya dimulai dengan menentukan topik dan tujuan,
menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami, hingga menyunting teks ceramah.

1. Menentukan Topik
Beberapa topik yang dapat dijadikan bahan ceramah adalah:
a. pengalaman pribadi,
b. hobi dan keterampilan,
c. pengalaman dalam pekerjaan,
d. pelajaran sekolah atau kuliah,
e. pendapat pribadi,
f. peristiwa hangat dan pembicaraan publik,
g. masalah keagamaan,
h. problem pribadi,
i. biografi tokoh terkenal,
j. minat khalayak.

2. Merumuskan Tujuan Ceramah


Ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan
(informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
1) Ceramah informatif, ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar.
Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang
kemerdekaan, posisi Indonesia di kancah internasional.
2) Ceramah persuasif, ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau
bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang cara-cara
hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.
3) Ceramah rekreatif, ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu,
ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonan-guyonan
yang memancing tertawa pendengar.
b. Tujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan
umum lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya.

Berikut contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.


Topik : Keragaman budaya daerah
Tujuan umum : Informatif (memberi tahu)
Tujuan khusus : Pendengar mengetahui bahwa:
1) setiap daerah memiliki budaya yang khas;
2) dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang
bisa kita petik.

Topik : Manfaat penghijauan


Tujuan umum : Persuasif (mengajak) Tujuan khusus :
1) Pendengar memperoleh keyakinan tentang manfaat
penghijauan.
2) Pendengar mau mengikuti program penghijauan dengan
baik.

3. Menyusun Kerangka Ceramah


Kerangka ceramah merupakan rencana yang memuat garis-garis besar materi yang
akan diceramahkan. Kerangka ceramah bermanfaat dalam memudahkan penyusunan
karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur, menghindari
timbulnya pengulangan pembahasan, serta membantu pengumpulan data dan sumber-
sumber yang diperlukan.
Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Ceramah meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi, dan penutup.
b. Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas.
c. Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan.
d. Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis.

4. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka


Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka menjadi naskah ceramah yang
utuh dan lengkap. Namun bersamaan dengan itu, perlu dilakukan pemahaman dan
pengahayatan terhadap bahan-bahan yang ada, yakni dengan jalan:
a. mengkaji bahan secara kritis,
b. meninjau kelayakan bahan dengan khalayak (audiensi),
c. meninjau bahan yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra,
d. menyusun sistematika bahan ceramah, dan
e. menguasai bahan ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis.

Anda mungkin juga menyukai