ABSTRACT
The aim of this study is to predict the potential upwelling areas around East Kalimantan Waters,
based on vertical current velocity, temperature, and salinity information through the COHERENS
(A Coupled Hydrodynamical-Ecological Model for Regional and Shelf Seas) simulation, a three-
dimensional hydrodynamic model. The model was performed simulation for one year period (1st
January – 31th December 2016). Four major tidal constituents (M2, S2, K1, O1) and wind speed
have used as generating force. The simulation results showed the upwelling areas as well as
downwelling. The upwelling area located mostly in the southern parts of the Makassar Strait
while only a few areas located in the vicinity of the East Kalimantan coastline.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi daerah-daerah potensial upwelling di sekitar perairan
Kalimantan Timur berdasarkan informasi kecepatan arus vertikal melalui Model Hidrodinamika
3-dimensi COHERENS (A Coupled Hydrodynamical-Ecological Model for Regional and Shelf
Seas). Simulasi model dilaksanakan selama 1 tahun (01 Januari – 31 Desember 2016). Empat
komponen utama pasang surut (M2, S2, K1, O1) dan kecepatan angin digunakan sebagai gaya
pembangkit. Hasil simulasi menunjukkan daerah upwelling serta downwelling. Daerah upwelling
sebagian besar terletak di bagian selatan Selat Makassar sementara hanya beberapa daerah yang
terletak di sekitar garis pantai Kalimantan Timur.
Kata Kunci : upwelling, Arus vertikal, Transpor Ekman, Angin, Salinitas, Suhu.
sedikit konveksi, dan sedikit hujan (Stewart, terjadi angin muson barat, yaitu pada bulan
2008). Desember-Februari angin bertiup dari barat
Lokasi upwelling yang telah ditemukan menuju timur, sehingga arus juga bergerak dari
keberadaannya oleh para peneliti berada pada arah Benua Asia menuju ke Benua Australia.
3 lokasi, yaitu Selatan Jawa hingga Sumbawa, Pada saat terjadi angin muson timur yaitu pada
Laut Banda dan Arafura, dan Selat Makassar bulan Juni-Agustus angin bertiup dari arah
bagian Selatan. Peristiwa upwelling di 3 lokasi timur menuju barat, sehingga arus juga
ini terjadi berkisar pada bulan Mei hingga bergerak dari arah Benua Australia menuju ke
September, sedangkan untuk lokasi upwelling Benua Asia. Sedangkan saat terjadi musim
di daerah lain masih memerlukan penelitian peralihan baik saat peralihan dari muson barat
lebih lanjut (Yusuf, 2002). ke muson timur yaitu pada bulan Maret-Mei
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik maupun saat peralihan dari muson timur ke
untuk melakukan penelitian mengenai muson barat yaitu pada bulan September-
upwelling dengan mencari daerah potensial November pergerakan arus tidak teratur dan
upwelling di sekitar perairan Kalimantan cenderung terbagi menjadi dua arah yakni dari
Timur. Agar dapat mengkajinya, peneliti akan Benua Asia menuju Benua Australia dan dari
menentukan daerah upwelling dengan Benua Australia menuju Benua Asia namun
menggunakan model hidrodinamika 3 dimensi kecepatan arusnya rata-rata adalah lemah di
barotropik, untuk mensimulasikan pola hampir seluruh perairan di Indonesia
upwelling dengan menggunakan pendekatan (Daruwedho, 2016).
numerik. Model hidrodinamika yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model
2. TEORI COHERENS (Coupled Hydrodynamical
Pada kondisi normal wilayah Indonesia Ecological model for Regional and Shelf Seas).
dipengaruhi oleh empat musim utama, yaitu: COHERENS merupakan model numerik tiga
1. Monsun barat (west monsoon), yang dimensi multiguna untuk perairan pantai dan
terjadi pada bulan Desember, Januari dan lepas pantai yang digandengkan dengan modul
Februari. biologi, resuspensi dan kontaminan, dan dapat
2. Transisi dari monsun barat ke monsun memecahkan proses-proses skala menengah
timur yang terjadi pada bulan Maret, April (mesoscale) sampai skala musiman (seasonal
dan Mei scale). Model COHERENS tersedia untuk
3. Monsun timur (east monsoon), yang komunitas sains dan dapat dianggap sebagai
terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus. alat bantu untuk lebih memahami proses-
4. Transisi dari monsun timur ke barat, yang proses fisis dan ekologi, dan untuk
terjadi pada bulan September, Oktober dan memprediksi serta memantau material sisa di
November (Ningsih, 2000). perairan pantai, lepas pantai dan estuari.
Wilayah perairan Indonesia mengalir Program ini telah dikembangkan selama
dua sistem arus utama, yaitu: Arus Monsun periode 1990 sampai 1998 oleh sebuah
Indonesia (ARMONDO) dan Arus Lintas kelompok multinasional Eropa sebagai bagian
Indonesia (ARLINDO). ARMONDO berada dari proyek MAST (Marine Science and
di wilayah barat, sedangkan ARLINDO berada Technology Programme) yaitu PROFILE
di wilayah tengah dan timur perairan Indonesia (Processes in Regions of Fresh Water
(Yusuf, 2002). Influence), NOMADS (North Sea Model
Dari hasil pemodelan arus laut laut Advection Dispersion Study) dan COHERENS
permukaan perairan Indonesia dari data satelit yang didanai oleh Uni Eropa (Luyten, 2012).
Altimetri Jason-2 pada tahun 2010-2014,
didapatkan 3 kecenderungan arah arus laut
permukaan, yaitu dari arah Benua Asia menuju
Benua Australia, dari arah Benua Australia
menuju Benua Asia, dan arah arus tidak
teratur. Hal ini tak terlepas dari peran angin
yang melewati permukaan air laut di
Indonesia.
Berdasarkan pergerakan angin, pola
arus laut permukaan perairan Indonesia saat
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 4 Nomor 1, Februari 2021 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL
1
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑦𝑖 − 𝑦𝑖∗ )2 (1)
Keterangan : n = Jumlah Data
𝑦𝑖 = Data Observasi
𝑦𝑖∗ = Data Simulasi
4. INTERPRETASI
Transpor Arus Lintas Indonesia
(Arlindo) terjadi dari barat ekuator Pasifik ke
Gambar 1. Peta Batimetri Domain Model Samudera Hindia. Sistem arus tersebut
bergerak sepanjang batas barat (western
Daerah upwelling disimulasi boundary) dan dikenal juga dengan nama
menggunakan Model Hidrodinamika 3- Western Boundary Current (WBC) di selatan
dimensi COHERENS (A Coupled Samudera Pasifik kemudian melintasi ekuator
Hydrodynamical-Ecological Model for menjadi Arlindo. Perpindahan massa air
Regional and Shelf Seas). Lokasi penelitian tersebut dikenal dengan nama low latitude
yang diambil dalam studi ini terletak pada western boundary current (LLWBCs). Arus
perairan Selat Makassar dengan koordinat LLWBCs masuk ke Indonesia melalui Selat
lokasi penelitian berada pada 2° 26' 30" LU Makassar berasal dari Arus Mindanao di tepi
hingga 2° 25' 30" LS dan 116° 02' 24" Bujur timur Filipina, yang membawa massa air North
Timur hingga 119° 56' 24" BT. Sedangkan titik Pacific Intermediate Water (NPIW) dan North
verifikasi pasang surut berada pada koordinat Pacific subtropical Water (NPSW) (Du dan
0° 13' 29" LS dan 117° 25' 00" BT. Data Qu, 2010).
batimetri di perairan Selat Makassar diperoleh Massa air NPSW menyebar dengan ciri
dari data satelit ETOPO1 (National salinitas maksimum pada lapisan termoklin
Geophysical Data Center, NOAA, U.S. (Wyrtki, 1961). Massa air ini dibawa arus
Department of Commerce) dengan spasi grid North Equatorial Current dari Pasifik ke arah
∆𝑥 = ∆𝑦 = 1′ atau ∆𝑥 = ∆𝑦 = ± 1.885,37 barat, kemudian NEC mengalami
m. Data pasang surut yang digunakan sebagai percabangan, ke arah utara menjadi sumber
nilai awal dalam pemodelan diperoleh dari Arus Kuroshio, dan ke arah selatan menjadi
NAO99b, yaitu model untuk memprediksi Arus Jet Mindanao, di mana sebagian cabang
pasang surut yang dikembangkan oleh arus ini bergerak ke arah selatan dan masuk ke
National Astronomical Observatory Jepang Laut Sulawesi dan berlanjut ke Selat Makassar.
tahun 1999 berdasarkan data muka air laut dari Ketika memasuki Selat Makassar,
satelit altimetri Topex-Poseidon (Matsumoto terdapat suatu celah antara Tanjung
dkk., 2000). Data pasang surut ini digunakan Mangkalihat dan Tanjung Dondo dengan lebar
dalam batas terbuka, yang kemudian sekitar 60 km. Celah tersebut menyebabkan
digunakan untuk menentukan nilai konstanta aliran massa air (arus) pada jalur masuk
harmonik dari empat konstanta pasang surut Arlindo menjadi lebih kuat (Horhoruw, 2015).
(M2, S2, K1 dan O1) sebagai gaya pembangkit Pada daerah permukaan, ketika terjadi
untuk melakukan simulasi arus pasang surut angin muson barat pada bulan Januari dan
dalam domain model. Februari, arus mengalir dari arah Laut
Data angin sebagai gaya pembangkit Sulawesi menuju selatan Selat Makassar.
arus vertikal upwelling diperoleh dari website Sebagian kecil arus mengalir ke arah utara dan
ECMWF (European Centre for Medium- kecepatan arus yang tinggi berada pada
Range Weather Forecast) yang berupa nilai pinggiran Kalimantan. Pada saat masa
vektor kecepatan. Data salinitas dan suhu peralihan muson barat ke muson timur, arah
permukaan laut diperoleh dari website arus tidak begitu berbeda daripada musim
HYCOM (HYbrid Coordinate Ocean Model)
Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 4 Nomor 1, Februari 2021 E-ISSN 2615-5176
Geofisika FMIPA UNMUL
6. REFERENSI
Daruwedho, Haryo., Sasmito, Bandi., Janu A,
Fauzi. 2016. Analisis Pola Arus Laut
Permukaan Perairan Indonesia dengan
Menggunakan Satelit Altimetri Jason-2
Tahun 2010-2014, Jurnal Geodesi.
Du Y. & T. Qu. 2010. Three inflow pathways
of the Indonesian throughflow asseen
from the simple ocean data
assimilation. Dynam. Atmos. Ocean.
50:233–256. DOI:10.1016/j.dynatm
oce.2010.04.001
Hadi, S dan Radjawane, I. M. 2009. Arus Laut.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Horhoruw, S. M, Atmadipoera, A. S, Purba, M,
Purwandana, A. 2015. Struktur Arus
dan Variasi Sopasial Arlindo di Selat