Anda di halaman 1dari 36

KELARUTAN GAS DI PERAIRAN

LAUT
Oleh:
Sri Yulina Wulandari
• Tiga perempat massa atmosfer terkonsentrasi
pada lapisan bawah dengan ketinggian 10
km pada wilayah atmosfer.

• Atmosfer merupakan sumber utama gas-gas


terlarut di perairan laut selain hasil proses
dekomposisi anaerobik materi organik.
• Komposisi utama: nitrogen (78 %), oksigen
(21 %) dan lain-lain seperti argon, karbon
dioksida (1 %).

• Gas-gas terlarut di perairan laut dibedakan


menjadi dua kelompok : reactive gases dan
noble gases.
Tabel. Komposisi gas di atmosfir
Gas Kadar (%) Gas Kadar (ppm)
N2 78,084 Ne 18,18
O2 20,946 He 5,24
CO2 0,033 Kr 1,14
Ar 0,934 Xe 0,087
H2 0,5
CH4 2,0
N2O 0,5
• Sumber: Richard (1965) dalam Chester (1990)
• Reactive gases (gas-gas yang besifat reaktif)
atau non konservatif.
Termasuk kelompok ini: O2; CO2; N2; CH4; H2S
dan NH3.

• Noble gases (gas-gas yang bersifat non reaktif)


atau konservatif.
Seperti: He, Ne, Ar, Xe, Kr dan Rn
• Gas-gas reaktif utama dan terlibat baik dalam
proses biologi dan siklus geokimia : O2 ; CO2
dan N2.

• Gas-gas non reaktif masih belum banyak


diketahui peranannya dalam proses
biogeokimia.
• Gas-gas yang ada di atmosfir dapat masuk ke
dalam perairan secara difusi melalui lapisan
udara-air (air-sea interface layer).

• Masuknya gas-gas dari atmosfir ke dalam


perairan laut melalui proses difusi, terjadi
menurut kaidah Henry (Henry’s law)
Rumus Henry

Pg = Kg Cg

Dimana: Pg = (ng RT)/V dan


Kg = Pg/Cg
[gas]air
=
ρgas-udara/RT
Pg = tekanan parsial gas dalam air
Kg = konstanta hukum Henry
Cg = kadar gas dalam air
ng = jumlah mol gas
V = volume gas
R = konstanta gas (~ 8,31 joule mol-1K-1)
T = temperatur absolut atau mutlak
Tabel. Konstanta Hukum Henry dalam air
pada 25oC (Manahan, 1977)

GAS K (mol liter-1 atm-1)


O2 1.28 x 10-3
CO2 3.38 x 10-2
N2 6.48 x 10-4
CH4 1.34 x 10-3
H2 7.90 x 10-4
• Apabila ρgas-udara > ρgas-air ------------- gas
akan masuk (difusi) dari udara ke air.

• Apabila ρgas-udara < ρgas-air ------------- gas


akan keluar dari air ke atmosfer (udara).

ρgas-udara >
Udara Air
ρgas-udara <
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan gas dalam air laut:

• Temperatur
Meningkatnya temperatur di perairan
menyebabkan daya kelarutan gas–gas
menurun.
• Salinitas
Kenaikan salinitas di perairan menyebabkan
menurunnya tingkat kelarutan gas – gas.

• Turbulensi gelombang dan arus.


Menyebabkan peningkatan pertukaran gas–
gas air laut dengan atmosfer
• Perbedaan konsentrasi gas–gas
Difusi gas – gas yang melalui fase interfase
udara – air laut dari konsentrasi tinggi ke
rendah hingga tercapai keseimbangan
• Tekanan
Peningkatan tekanan akan meningkatkan
kelarutan gas – gas.

• Fotosintesis
Peningkatan konsentrasi O2 akan menurunkan
konsentrasi CO2
• Respirasi.
Peningkatan konsentrasi CO2 menyebabkan
menurunnya konsentrasi O2

• Derajat keasaman (pH)


pH dapat mengontrol konsentrasi –
konsentrasi beberapa spesies dari CO2 di air
(HCO3-, H2CO3 dan CO32-)
Oksigen (O2)

• Tingkat kelarutan gas O2 di lapisan permukaan


sangat jenuh (Gambar ) -------- karena adanya
fotosintesa dan terutama adanya interaksi
perairan – udara yang terbentuk karena
peristiwa pecahan gelombang.
Suhu (C)

Gambar. Kurva saturation untuk Oksigen (garis hitam), titik biru adalah
konsentrasi yang terukur di lapisan permukaan air (Sumber: Open
University, (1995).
• Adanya buih – buih udara yang terbentuk,
pada puncak gelombang mengalami gaya ke
bawah menuju ke kolom air.
Gas yang terkandung didorong menuju
kelarutan oleh peningkatan tekanan
hidrostatik.
• Pada lapisan `photic` dekat dasar perairan,
terdapat keseimbangan antara jumlah carbon
yang diambil fitoplankton untuk digunakan
dalam fotosintesis dan sejumlah carbon yang
akan dibakar atau `dissipate (oxidize)`dalam
proses respirasi.
• Kedalaman dimana keseimbangan tersebut
terjadi disebut sebagai ``Compensation deep``
(kedalaman kompensasi)
Definisi ``Compensation deep`` :
Kedalaman dimana jumlah O2 yang dihasilkan
oleh fitoplankton selama fotosintesis lebih
dari 24 jam periode sama dengan jumlah yang
dikonsumsi dalam respirasi.

Light energi (fotosintesis)


CO2 (gas) + H2O CH2On + O2 (gas)
Metabolic energi (respirasi)
Karbon Dioksida (CO2)

• Seperti halnya O2, pada suhu rendah lebih


banyak gas CO2 yang terlarut.

• Di bawah lapisan thermoklin, walaupun


kondisi suhu bersifat konstan, daya kelarutan
CO2 seluruhnya menjadi fungsi tekanan.
• Peningkatan daya tekan mengakibatkan lebih
banyak CO2 larut dalam bentuk carbonic acid
(asam karbonat).

• asam karbonat merupakan asam lemak yang


bersifat tidak stabil sehingga mudah terurai
menjadi HCO3- (bicarbonat) dan CO32-
(carbonat).
• Kadar CO2 dalam perairan laut sekitar 28 mg/l

• Gas CO2 dalam laut akan membentuk reaksi


kesetimbangan kimia yang dikenal dengan
sistem karbonat.
• Kadar pH akan mengalami kenaikan (8,1 – 8,3)
walaupun terjadi penurunan sedikit kadar CO2
dari permukaan perairan selama fotosintesis
berlangsung.
• Sistem karbonat atau sistem CO2 (CO2- system)
disebut juga sebagai sistem buffer (buffer
system), seperti dalam reaksi:

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

H+ + CO32-
• Sistem tersebut berpengaruh terhadap
stabilitas pH, mencegah terjadinya perubahan
pH laut secara drastis terutama karena adanya
proses fotosintesis dan respirasi.
• Kesetimbangan reaksi akan bergerak ke kanan,
bila terjadi peningkatan kadar CO2 karena
proses respirasi.

• Kesetimbangan reaksi bergerak ke kiri bila


terjadi penurunan kadar CO2 karena aktivitas
fotosintesis.
• Peningkatan dan penurunan kadar CO2
berhubungan dengan penurunan dan
peningkatan pH perairan.

• Sistem menjaga nilai pH perairan laut berkisar


antara 7,0 – 8,0
100

kadar
Relatif (%) H2CO3 HCO3- CO32-
50

4 5 6 7 8 9 10 11 12
pH
Persentase kadar relatif spesies CO2 pada pH tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
CO2 di perairan laut
• Aktivitas fotosintesis serta respirasi
fitoplankton dan biota akuatik lainnya.
• Proses difusi CO2 dari atmosfir ke dalam laut.
• Aktivitas degradasi bahan organik.
• Pada pH ~ 8,0; total CO2 dominan ada dalam
bentuk HCO3- dan sebagian kecil ada dalam
bentuk CO32- dan H2CO3.

• Senyawa H2CO3 dominan terbentuk pada pH ~


6,0.
CO32- dominan terbentuk pada pH > 8,0
Gas-gas minor
• Tidak semua gas–gas diproduksi oleh
organisme yang hidup di permukaan perairan.

• Gas minor: SO2; CO; CH4; N2O; CH3I; (CH3)2S

• Pada permukaan perairan kondisi gas- gasnya


sangat jenuh, dengan kata lain, net flux-nya
terjadi dari dari laut ke udara
• Sumber dari gas–gas minor ini adalah gunung
berapi, industri dan oksidasi senyawa organik
sulphur natural (termasuk dimetil sulfida).

• Terjadinya hujan asam (acid rain)


mempercepat teroksidasinya gas SO3 yang
segera bergabung dengan air. Arah net flux-
nya bergerak dari udara ke air.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai