Anda di halaman 1dari 20

MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No.

02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA NTT DI


YOGYAKARTA

Aleksis Febrian Go, Irene Santika Vidiadari


Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl Babarsari 44 Yogyakarta
Email : aleksisfebriango@gmail.com, irene.vidiadari@uajy.ac.id

Abstract

This study discuss the barriers to intercultural communication experienced by students


from East Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Timur or NTT) while studying in Yogyakarta.
This research starts from the condition of Yogyakarta as one of the destination for
students from all over Indonesia to continue their educations, especially students from
NTT. This research use qualitative descriptive as a method, data collected by interviewing
the students from NTT and also collecting data from the media. The results indicate that
the differences of language, habits, and perceptions made the barriers to intercultural
communication for NTT students. In addition, the stereotypes attached to NTT students
such as troublemaker, came from underdeveloped area, and easily commit to criminal
acts are the sources of gaps between NTT students and other people around them

Keywords: barriers to intercultural communication, conflicts, NTT students, stereotypes.

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai hambatan komunikasi antar budaya yang dialami oleh
mahasiswa yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) selama menempuh pendidikan
di kota Yogyakarta. Penelitian ini bermula dari kondisi Yogyakarta yang menjadi salah
satu tujuan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Salah
satunya mahasiswa dari NTT. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif,
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan data dari media.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan bahasa, kebiasaan, dan persepsi
menjadi hambatan bagi mahasiswa NTT untuk berkomunikasi di Yogyakarta. Selain itu,
adanya stereotipe yang dilekatkan kepada mahasiswa NTT seperti terbelakang, suka
membuat keributan, dan rentan melakukan tindakan kriminal menjadi sumber adanya
kesenjangan antara mahasiswa NTT dan mahasiswa yang berasal dari daerah lain.

Kata kunci : Hambatan komunikasi, konflik, mahasiswa NTT, stereotipe.

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 147


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

PENDAHULUAN Perbedaan tersebut meliputi bahasa dan


Komunikasi merupakan hal yang adat istiadat. Oleh karena itu manusia perlu
penting pada proses kehidupan seorang sekali mempelajari komunikasi
manusia. Komunikasi yang berjalan antarbudaya, sehingga dapat
dengan baik akan menentukan interaksi memperlancar interaksi dengan individu
yang terjadi diantara tiap individu berjalan atau kelompok yang memiliki latar
dengan baik pula. Interaksi tersebut bisa belakang budaya,adat istiadat serta bahasa
berupa interaksi secara perorangan, yang berbeda.
kelompok ataupun organisasi. Komunikasi Yogyakarta, sebagai kota pelajar,
yang lancar menyebabkan semua hal ini menjadi kota yang dihuni oleh mahasiswa
dapat berjalan secara optimal. Sejak dari berbagai tempat di Indonesia. Jawapos
manusia tersebut lahir ke dunia,manusia (2018) pada salah satu beritanya
tersebut telah melakukan tindakan menuliskan bahwa mahasiswa yang
komunikasi. Proses komunikasi menempuh studi di Yogyakarta pada tahun
berlangsung secara terus menerus selama 2018 berjumlah sekitar 350.000
manusia tersebut hidup di dunia. Bisa mahasiswa. Jumlah ini terus bertambah
dikatakan bahwa komunikasi merupakan seiring dengan pertumbuhan program studi
bagian terpenting bagi kehidupan manusia. baru yang tersebar di berbagai universitas
Komunikasi terjadi di mana saja. Interaksi negeri dan swasta di Yogyakarta.
komunikasi biasanya menyangkut Keberagaman daerah asal dari mahasiswa
hubungan yang terjadi diantara tiap pribadi di Yogyakarta menyebabkan secara tidak
anggotanya. Interaksi dapat terlihat nyata langsung menjadikan kota ini sebagai
jika adanya hubungan timbal balik yang daerah yang plural. Salah satu propinsi
melibatkan kepentingan individu dan juga penyumbang mahasiswa yang
kepentingan kelompok. Suatu proses menyemarakkan keberagaman di
interkasi terjadi di sebuah lingkungan Yogyakarta adalah propinsi Nusa
sosial. Dalam proses interaksi tersebut Tenggara Timur (NTT). Setidaknya, pada
seorang individu dituntut untuk memiliki tahun 2013 terdapat sebanyak 14.000
kemampuan berkomunikasi dengan orang warga NTT yang sekolah hingga
manusia lainnya, meskipun terkadang bekerja di Yogyakarta (Viva, 2013).
dalam suatu proses interaksi di tengah Persoalan lain yang muncul jika
masyarakat memiliki perbedaan budaya. melihat persoalan mahasiswa NTT di

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 148


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Yogyakarta adalah kejadian konflik yang konlik yang terjadi dan melibatkan
pernah terjadi di kota ini. Kejadian yang mahasiswa NTT di tempat perantauannya.
cukup menyita perhatian adalah kasus Pembahasan mengenai aspek-aspek
penembakan di Lapas Cebongan (Pos hambatan komunikasi antarbudaya
Kupang, 2013). Kasus ini membawa khususnya mengenai hambatan
dampak bagi mahasiswa NTT yang sedang komunikasi antarbudaya dapat ditinjau
melanjutkan studi di Yogyakarta. Sejak dari beberapa penelitian sebelumnya.
peristiwa itu terjadi banyak ancaman dan Pertama, Adi Bagus Nugroho, Puji Lestari,
isu yang beredar setelah peristiwa itu. Ida Wiendijarti (2012, h.403-418) dengan
Peristiwa ini kemudian menyebabkan judul “Pola komunikasi antarbudaya
Asrama Mahasiswa NTT di Yogyakarta di mahasiswa suku Batak di UPN “Veteran”
kosongkan (Merdeka, 2013). Pada waktu Yogyakarta dan masyarakat asli
yang berbeda, pernah terjadi pula Yogyakarta”. Penulis menemukan bahwa
perkelahian antara mahasiswa Sumba dan terdapat perbedaan pola budaya yang
mahasiswa Alor (Hasanudin, 2012), dan dimiliki mahasiswa suku Batak di UPN
tawuran antar mahasiswa NTT di Tambak “Veteran” Yogyakarta dan masyarakat asli
Bayan yang menimbulkan kerusakan pada Yogyakarta. Pola budaya yang dimiliki
tempat usaha warga (Detik, 2007). oleh mahasiswa suku Batak di UPN
Kejadian - kejadian di atas “Veteran” Yogyakarta adalah budaya Low
mempengaruhi komunikasi yang terjadi Context dan budaya maskulinitas.
antara warga Yogyakarta dan mahasiswa Sedangkan pola budaya yang dimiliki oleh
NTT yang akan menempuh studi di kota masyarakat asli Yogyakarta adalah budaya
ini, salah satunya karena adanya stereotipe High Context dan budaya Feminitas.
negatif yang dilekatkan kepada mahasiswa Kedua, penelitian dari Femmita
NTT. Pada penelitian ini, penulis ingin Adelina, Fattah Hanurawan, dan Indah
melihat salah satu aspek mendasar dari Yasminum Suhanti (2017, h. 1-8) yang
komunikasi antar budaya, yakni hambatan berjudul “Hubungan Antara Prasangka
komunikasi. Pembahasan tentang Sosial dan Intensi Melakukan
hambatan komunikasi yang dialami oleh Diskriminasi Mahasiswa Etnis Jawa
mahasiswa NTT dapat menjadi uraian Terhadap Mahasiswa yang berasal dari
benang kusut dari stereotipe dan konflik- Nusa Tenggara Timur". Penelitian ini
menekankan bahwa prasangka sosial

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 149


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

mahasiswa etnis Jawa terhadap mahasiswa menyebabkan penelitian ini kurang luas
yang berasal dari Nusa Tenggara Timur terjait pembahasanya.
sebagian besar termasuk dalam kategori Penelitian ini mengungkapkan
sedang. Sedangkan intensi melakukan bagaimana hambatan komunikasi yang
diskriminasi mahasiswa etnis Jawa terjadi diantara mahasiswa-mahasiswi
terhadap mahasiswa yang berasal dari NTT di Yogyakarta. Tujuan peneltian ini
Nusa Tenggara Timur sebagian besar juga adalah untuk mengetahui hambatan
termasuk dalam kategori sedang. Hasil komunikasi antarbudaya mahasiswa-
penelitian ini menunjukkan bahwa ada mahasiswi NTT di Yogyakarta.Selain itu
hubungan positif dan signifikan antara penelitian ini bertujuan untuk
prasangka sosial dan intensi melakukan mengidentifikasi masalah-masalah yang
diskriminasi mahasiswa etnis Jawa diakibatkan oleh hambatan-hambatan
terhadap mahasiswa yang berasal dari komunikasi antarbudaya mahasiswa-
Nusa Tenggara Timur. mahasiswi NTT di Yogyakarta. Manfaat
Penelitian lain yang menjadi acuan penelitian ini adalah : (1) Penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh bermanfaat untuk mengimplementasikan
Wihelmina Rosa Laka pada tahun 2015 teori hambatan komunikasi,teori
Penelitian ini berjudul “ Studi Deskriptif interprtasi simbolik dan persepsi
Perilaku Agresi Mahasiswa Etnis NTT di budaya.,(2). Penelitian ini diharapkan
Yogyakarta”. Penelitian ini melihat dapat memberikan pengetahuan dari segi
permasalahan ini dari sisi pandang ilmu akademis khususnya komunikasi
psikologi.Berdasarkan hasil penelitianya antarbudaya.
disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa Manfaat lain dari penelitian ini adalah:
NTT disebabkan oleh tiga faktor.Pertama (1). Untuk mengetahui proses hambatan
faktor sosial seperti lingkungan tempat komunikasi antarbudaya yang terjalin
tinggal,rasa solidaritas dan kelompok antara mahasiswa etnis NTT di
pertemanan. Kedua, faktor individu Yogyakarta.,(2). Penelitian ini di harapkan
mencakup emosi negatif. Ketiga faktor dapat memberikan pandangan yang baru
situasional yaitu alkohol.Kekurangan dari mengenai hambatan komunikasi yang
penelitian ini adalah penelitian ini hanya terjalin selama ini diantara mahasiswa-
melihat faktor kekerasan berdasarkan satu mahasiswi NTT.(3).Mengurangi
sudut pandang saja. Hal ini tentu saja terjadinya potensi konflik yang mungkin

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 150


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

saja bisa terjadi diantara mahasiswa NTT Sereno dan Bodaken (dalam
di Yogyakarta. Mulyana,2008, h. 181) menyebutkan
TINJAUAN PUSTAKA bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas,
Persepsi Budaya dan Hambatan yaitu : seleksi, organisasi, dan interpretasi.
Komunikasi Antar Budaya Seleksi mencakup sensasi dan atensi,
Mulyana (2008, h.18) mengemukakan sedangkan organisasi melekat pada
bahwa persepsi merupakan inti interpretasi, yang dapat didefinisikan
komunikasi karena jika persepsi kita tidak sebagai peletakan suatu rangsangan
akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi bersama rangsangan lainnya.
dengan efektif. Persepsi yang menentukan Pada proses persepsi, tidak jarang
apakah seseorang akan memilih suatu muncul prasangka. Prasangka sendiri
pesan untuk diproses atau mengabaikan menurut Gordon Allport (dalam Liliweri,
pesan tersebut. Hal ini yang menyebabkan 2005, h.199) merupakan pernyataan atau
semakin tinggi derajat kesamaan persepsi kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan
antar individu, semakin mudah dan perasaan atau pengalaman yang dangkal
semakin sering mereka berkomunikasi. terhadap seseorang atau sekelompok orang
Konsekuensinya dari proses persepsi ini tertentu. Prasangka juga diartikan sebagai
adalah semakin menguatnya identitas suatu kekeliruan persepsi terhadap orang
kelompok budaya tertentu. yang berbeda adalah prasangka. Prasangka
Persepsi menjelaskan bahwa setiap adalah sikap yang tidak adil terhadap
simbol yang diberikan kepada orang lain seseorang atau suatu kelompok.
belum tentu dipersepsi sama dengan apa Ada keterkaitan antara persepsi
yang akan diharapkan oleh pengirim pesan budaya dan diskriminasi. Persepsi budaya
harapkan. Proses interpretasi dan yang keliru terhadap suatu masyarakat atau
pengalaman yang terjadi pada seseorang etnis tertentu dapat menentukan sikap
dapat memungkinkan seseorang tersebut seseorang. Jika persepsi tersebut negatif
memiliki persepsi yang sama terhadap tentu saja dapat menyebabkan
informasi yang akan disampaikan. Hal ini diskiriminasi terhadap suatu kelompok
tentu saja disebabkan oleh proses belajar tertentu.
dan perbedaan pengalaman yang terjadi Diskriminasi adalah perilaku negatif
pada masa lalu orang tersebut. yang ditujukan kepada orang lain.
Diskriminasi, menurut Samovar, dkk

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 151


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

(2017, h. 394) adalah sebuah upaya proses komunikasi antarbudaya, menurut


“mengecualikan” atau “mengekslusi” Fajar (2009, h. 298-299) Ada sejumlah
seseorang atau kelompok dari berbagai faktor yang menyebabkan pentingnya
akses peluang, layanan, maupun komunikasi antarbudaya. Faktor-faktor
kehidupan sosial lain. Tindakan ini tersebut antara lain :
merupakan salah satu bentuk manifestasi Mobilitas
dari prasangka. Mobilitas dalam komunikasi antarbudaya
Diskriminasi dapat beraneka ragam berarti perpindahan individu dari suatu
bentuknya, seperti perilaku mengabaikan, lingkungan budaya yang lama menuju
menggunakan bahasa yang tidak dipahami suatu lingkungan yang baru. Hal ini
kelompok tertentu saat berkomunikasi, menyebabkan adanya masyarakat baru
berbuat kasar, berbuat tidak adil, pada suatu lingkungan yang baru. Pada
menjelek-jelekkan, mengancam, dan lingkungan yang baru tersebut, individu
menyakiti. Jika prasangka sosial tentu saja membutuhkan komunikasi
merupakan komponen afektif dari antarbudaya untuk beradaptasi terhadap
antagonisme etnis, maka diskriminasi suatu lingkungan yang ada.
merupakan komponen behavioral dari Saling Ketergantungan ekonomi
antagonisme etnis. Dari konsep intensi dan Ekonomi menyebabkan seseorang untuk
diskriminasi di atas, peneliti berusaha untuk berinteraksi dengan orang
menyimpulkan bahwa intensi melakukan lain. Interaksi ini kemudian menyebabkan
diskriminasi adalah probabilitas seseorang seseorang harus mulai mengenal budaya
untuk melakukan perilaku negatif terhadap orang lain. Hal ini menjadikan ekonomi
individu atau kelompok lain. sebagai faktor penting dalam komunikasi
Komunikasi antarbudaya adalah antarbudaya.
komunikasi antara orang-orang yang Teknologi Komunikasi
berbeda kebudayaan, misalnya antar suku Teknologi komunikasi yang ada tentu saja
bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas menjadi sangat penting dalam komunikasi
sosial. Pada konteks globalisasi, antarbudaya. Komunikasi antar budaya
komunikasi antarbudaya memerlukan meningkatkan arus teknologi informasi
adanya saling pengertian antara satu dan komunikasi yang ada. Perekmbangan
budaya dengan budaya lain (Samovar, teknologi komunikasi dan informasi
Porter, McDaniel, Roy, 2015, h. 16). Pada menyebabkan suatu lingkungan

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 152


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

masyarakat yang ada berusaha untuk 6) Hambatan dari penerima pesan.


mempelajari komunikasi antarbudaya Kurangnya perhatian dalam menerima
1) Komunikasi Antarbudaya terdapat ataupun mendengarkan pesan. Hal ini
hambatan komunikasi. Menurut Suprapto dipengaruhi oleh sikap yang keliru atau
(Suprapto,2009: 14), hambatan dari proses juga bias informasi.
komunikasi yaitu : DeVito (2018) mengemukakan pula
2) Hambatan dari pengirim pesan, bahwa hambatan dalam Komunikasi Antar
misalnya pesan yang disampaikan oleh Budaya mencakup hal-hal berikut
pengirim belum jelas,perasaan atau situasi 1) Pengabaian perbedaan antar
emosional yang dialami oleh pengirim kelompok yang berbeda budaya.
pesan sangat mempengaruhi pesan yang Hambatan ini merupakan hambatan yang
akan disampaikan. Hal ini tentu saja sering terjadi terutama jika dikaitkan
mempengaruhi motivasi yang akan dengan persoalan nilai, sikap dan
mendorong seseorang untuk bertindak kepercayaan.
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan 2) Pemberian stereotipe karena terjebak
yang dimilikinya pada pengabaian adanya budaya yang
3) Hambatan dalam penyandian/simbol. berbeda.
Hal ini terjadi dikarenakan proses 3) Mengabaikan perbedaan dalam
penggunaan bahasa yang digunakan makna.
mengalami bias makna,dimana antara 4) Melanggar adat kebiasaan kultural,
pengirim dan penerima tidak mengalami yaitu peraturan komunikasi yang ada
kesamaan makna berdasarkan kultur-kultur sendiri. Aturan
4) Hambatan Media, Hambatan yang ini menetapkan mana yang patut dan mana
terjadi dalam penggunaan media yang layak dan tidak layak untuk
komunikasi,misalnya gangguan pada dilakukan
pemancar televisi sehingga berpengaruh 5) Menilai perbedaan secara negatif,
dalam menerima informasi yang maksudnya adalah sekalipun telah
disampaikan didalam media televisi dipahami adanya perbedaan diantara
tersebut kultur-kultur,perbedaan ini tidak boleh
5) Hambatan dalam bahasa sandi. dianggap sebagai sesuatu hal yang negatif.
Hambatan dalam menafsirkan sandi oleh Pada hambatan komunikasi
penerima pesan dari pemberi pesan antarbudaya, salah satu hal yang

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 153


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

berpengaruh adalah sikap etnosentrime. menganggap bahwa budaya yang kita


Menurut Zastrow (dalam Liliweri, 2002, miliki paling berkuasa dibandingkan
h.168) Etnosentrisme merupakan suatu budaya yang lain. Kita percaya bahwa nilai
kecenderungan untuk memandang norma- dan kepercayaan kita harus diadopsi oleh
norma dan nilai dalam kelompok orang lain.
budayanya sebagai yang absolute dan METODE PENELITIAN
digunakan sebagai standar untuk Penelitian ini menggunakan metode
mengukur dan bertindak terhadap semua peneltian kualitatif dengan metode
kebudayaan yang lain. Etnosentrisme pengumpulan data yaitu wawancara dan
memunculkan sikap prasangka dan studi pustaka. Subjek penelitian ini adalah
streotip negatif terhadap etnik atau 4 orang mahasiswa yang berasal dari
kelompok lain. Etnosentrime memiliki NTT,yang berkuliah di beberapa
tiga tingkatan didalam masyarakat perguruan tinggi di Yogyakarta. Para
menurut Samovar,dkk (2017) yaitu: informan dalam penelitian ini adalah:
1) Positif, merupakan kepercayaan 1) MG: mahasiswa NTT yang juga
bahwa budaya yang kita miliki merupakan pernah menjabat sebagai Ketua Komunitas
budaya yang lebih baik dari budaya yang Mahasiswa NTT Yogyakarta Periode
lain. Budaya ini merupakan hal yang 2018-2019
bersifat alami dan kepercayaan yang kita 2) DF: mahasiswa Ilmu Komunikasi
anut berasal dari budaya asli yang kita universitas swasta di Yogyakarta angkatan
miliki. 2014
2) Negatif, kita mengevaluasi budaya 3) EB: mahasiswa S2 di salah satu
yang ada disekeliling kita secara sebagian. universitas negeri di Yogyakarta
Kita percaya bahwa budaya yang kita 4) RH mahasiswa universitas swasta di
miliki adalah pusat dari segalanya atau Yogyakarta.
budaya yang miliki adalah inti dari semua Setelah pengumpulan data dengan
budaya yang lain. Budaya lain tersebut wawancara, hasilnya akan melalui tahap
harus diukur berdasarkan standar budaya berikut: (1). Reduksi Data. Reduksi data
yang kita miliki merupakan proses untuk memisahkan data
3) Sangat negatif, kita tidak cukup yang perlu dan tidak perlu dari data yang
menganggap budaya kita sebagai budaya ditemukan didalam penelitian,sehingga
yang paling benar dan bermanfaat, kita data-data yang ditemukan tersebut menjadi

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 154


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

lebih fokus terhadap tujuan penelitian yang HASIL PENELITIAN DAN


akan dilakukan. Data-data mengenai PEMBAHASAN
pandangan, opini, serta cerita mengenai Kedatangan Mahasiswa Nusa Tenggara
interaksi sosial khususnya mengenai Timur di Yogyakarta
hambatan komunikasi yang dialami oleh Berdasarkan penuturan sesepuh dan
mahasiswa NTT di Yogyakarta dari para data litetarur, kedatangan mahasiswa NTT
informan yang telah terkumpul setelah di Yogjakarta dapat dibagi kedalam tiga
wawancara dan observasi berlansung. (2) periode waktu yakni generasi pelajar tahun
Penyajian Data. Penyajian data merupakan 1940-1950, generasi mahasiswa kedua
langkah-langkah yang dilakukan dengan periode 1980-2000 dan generasi
membuat perencanaan dan mahasiswa ketiga periode awal tahun
mendeskripsikan secara tekstual hasil 2000an hingga sekarang. Pada tahun 1983
wawancara dan observasi yang diambil atas prakarsa salah satu sesepuh di
secara kualitatif. Data dari para informan Yogyakarta yaitu Pak John Keban
ini masih merupakan data rekaman suara. dibentuklah dua organisasi mahasiswa
Pada proses wawancara, penulis juga yaitu Flobamora dan IMF (Ikatan
melakukan wawancara dengan sesepuh Mahasiswa Flobamorata). Organisasi
dan penggiat komunitas NTT yang sudah Flobamora bertujuan untuk menghimpun
sejak lama tinggal di Yogyakarta sebagai mahasiswa NTT di Jogja bagian utara.
data pendukung. Pada tahun 1990 kedua paguyuban ini
Tahap studi pustaka merupakan tahap disatukan menjadi satu organisasi yaitu
pengumpulan data pendukung untuk Flobamora.
mendeskripsikan dinamika sosial budaya Organisasi Flobamora memiliki
dari mahasiswa NTT di Yogyakarta beberapa tujuan antara lain: menghimpun
melalui literatur dan pemberitaan di media. dan merangkul mahasiswa NTT di
Setelah melakukan studi pustaka dan Yogyakarta. Organisasi flobamora
menganalisis hasil penelitian, penulis bertanggung jawab memberi pengarahan
melakukan penarikan kesimpulan. Hal ini bagi mahasiswa baru sebelum berbaur
dilakukan setelah memaparkan data hasil dengan masyarakat dan memberikan bekal
observasi dan wawancara hambatan sebelum perkuliahan di kampus-kampus.
Komunikasi antarbudaya mahasiswa NTT Pada tahun 2000-sekarang arus
di Yogyakarta. kedatangan mahasiswa NTT ke

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 155


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Yogyakarta sangat tinggi. Tingginya minat NTT dengan masyarakat Yogyakarta,


ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu khususnya wilayah Tambak bayan dan
mutu pendidikan yang baik, biaya hidup Babarsari yang banyak dihuni oleh
murah, kenyamanan kota dan lingkungan, mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari
ikut teman dan keluarga.Mahasiswa NTT NTT. Konflik-konflik ini menyebabkan
pada periode ini mulai membentuk dan reaksi penolakan warga Tambak Bayan
berpencar ke masing-masing organisasi dan warga Yogyakarta secara umumnya
kedaerahan. Beberapa organisasi untuk tidak menerima mahasiswa NTT
mahasiswa diantaranya adalah menempati kos dan rumah kontrakan di
PERKURAY (Persatuan Kupang Raya), wilayah mereka. Penolakan ini nampak
IKAMAYA (Ikatan Mahasiswa dalam aturan dan kriteria-kriteria khusus
Manggarai Yogyakarta), HIPMASTY bagi calon penghuni kos atau rumah
(Himpunan Mahasiswa Sumba Timur), kontrakan seperti tidak menerima
KBNY (Keluarga Besar Ngada mahasiswa-mahasiswi NTT di kos atau
Yogyakarta),IMAY (Ikatan Mahasiswa rumah kontrakan mereka.
Adonara Yogyakarta). Dari sekian Pendatang dari NTT yang menetap di
organisasi kedaerahan mahasiswa NTT di Yogyakarta mencari teman sesama etnis
Yogyakarta terdapat beberapa yang aktif kemudian membentuk paguyuban
memprmosikan budaya,misalnya KMKS kedaerahan. Salah satu contohnya adalah
(Keluarga Mahasiswa Katolik Sumba Paguyuban Keluarga Manggarai
Yogyakarta) yang mementaskan budaya Yogyakarta. Paguyuban ini sebagai wadah
dan tari tradisional. Selain itu ada bagi kelurga etnis Flores Manggarai
“Wangak”, kelompok musik tradisional Yogyakarta untuk berkumpul bersama.
yang berasal dari Maumere yang sering Etnis Paguyuban Manggarai mempunyai
menampilkan music-musik tradisional kegiatan budaya tahunan di Yogyakarta
pada acara-acara kebudayaan. Adapun yakni tarian caci di halaman Pakualaman.
organisasi yang mengembangkan minat Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin
akademis, seperti komunitas KESA yang tahunan. Acara ini juga dihadiri oleh etnis-
bergerak pada dikskusi mengenai desa dan etnis Manggarai Yogyakarta seperti
politik. Semarang, Solo dan Surabaya.
Pada periode 2000-sekarang mulai Pola pemukiman orang NTT di
muncul benih-benih konflik mahasiswa Yogyakarta pada umumnya tersebar di

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 156


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

wilayah-wilayah sekitaran Yogyakarta. Selain itu, terjadinya beberapa kasus


Rata-rata orang NTT tidak memilki yang melibatkan mahasiswa NTT di
kesepakatan yang sama mengenai tempat Yogyakarta menjadi pemicu terjadinya
dimana mereka ankan tinggal. Tempat keterbatasan dinamika antar budaya. Hal
tinggal mahasiswa-mahasiswi NTT ini juga memperuncing hambatan-
biasanya berbaur dengan masyarakat hambatan komunikasinya. Kasus-kasus
Yogyakarta. Berdasarkan diskusi dengan tersebut antara lain:
beberapa informan yang telah dilakukan 1) Kasus Penembakan di Lapas
oleh peneliti, terdapat beberapa Cebongan
pertimbangan dalam memilih lokasi Penembakan di Lapas Cebongan pada
tempat tinggal yaitu kenyamanan tahun 2013 membawa dampak signifikan
lingkungan dan berdekatan dengan lokasi bagi mahasiswa NTT. Dampak nyata
pendidikan. pasca peristiwa penyerangan Cebongan
Kehadiran mahasiswa NTT di ternyata memberikan efek yang besar
Yogyakarta membawa warna dan khususnya dalam hubungan antar
dinamika budaya tersendiri. Gejala konflik mahasiswa NTT dengan warga
mahasiswa NTT mulai muncul pada tahun Yogyakarta. Setelah terjadi penembakan di
2000an, pada masa ini banyak mahasiswa lapas Cebongan, terjadi penolakan kepada
yang berpencar dan tidak aktif mahasiswa NTT yang sedang mencari kos
berorganisasi di perkumpulan mahasiswa di Yogyakarta. Selain penolakan, juga
NTT. Pada masa ini, banyak mahasiswa terjadi teror melalui SMS. Teror ini
dari beragam etnik di NTT memisahkan memberikan rasa tidak aman kepada
diri dari organisasi induk Flobamora. Hal mahasiswa NTT karena ada ancaman
ini menyebabkan pola hunian berbasis berupa SMS yang beredar bahwa akan
etnis dan kesukuan mulai marak di diadakan sweeping / pembersihan
Yogyakarta. Akibatnya, mahasiswa NTT mahasiswa NTT di Yogyakarta. Hal ini
tidak mengalami banyak interaksi dengan tentu saja memberikan rasa tidak nyaman
warga dari daerah lain di sekitarnya. Hal terhadap mahasiswa NTT khususnya
ini jelas membawa dampak pada dinamika untuk beraktivitas, seperti berangkat ke
komunikasi antar budaya yang dialami kampus untuk kuliah (Okezone, 2013).
oleh para mahasiswa. 2) Perkelahian antar Mahasiswa NTT
di Tambak Bayan

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 157


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Perkelahian antar mahasiswa NTT di Hambatan Komunikasi Antar Budaya


Tambak Bayan, Babarsari, Yogyakarta Mahasiswa NTT di Yogyakarta
melibatkan mahasiswa dari Kupang dan Suatu kebudayaan memberikan
Timor Leste (Detik, 2007). Perkelahian ini pengalaman bagaimana proses informasi
disebakan konsumsi miras yang kemudian dikelola berdasarkan suatu interaksi yang
memicu konflik diantara kedua kubu terjadi pada lingkungan masyarakat.Setiap
mahasiswa tersebut. Mahasiswa Timor- daerah tentu mempunyai budaya yang
timur yang sedang dalam keadaan mabuk beragam sehingga tentu saja dapat
melakukan kekerasan fisik terhadap mempengaruhi komunikasi yang terjadi
mahasiswa Kupang. Hal ini kemudian pada individu atau kelompok tersebut. Hal
menyebabkan penyerangan terhadap kos- ini kemudian dapat mempengaruhi proses
kosan mahasiswa Timor-timur oleh komunikasi khususnya dapat
mahasiswa Kupang. Akibat dari memunculkan hambatan komunikasi.
perkelahian ini menyebabkan beberapa Hambatan komunikasi bisa menjadi
warung milik warga Tambak Bayan tutup bagian yang penting dalam proses interaksi
dan hal ini tentu saja menggangu ketengan yang terjadi di masyarakat.
warga. Hal pertama yang menjadi hambatan
3) Perkelahian antara Mahasiswa dalam komunikasi antar budaya
Sumba dan Mahasiswa Alor mahasiswa NTT di Yogyakarta adalah
Bentrokan ini dipicu oleh masalah sepele, masalah bahasa. Salah satu informan yang
hal ini disebabkan oleh saling ejek diantara mangalami ini adalah DF. DF menuturkan
kedua kelompok. Saling ejek ini kemudian bahwa ia mengalami kesulitan saat
memicu konflik yang lebih besar. beinteraksi dengan masyarakat lain yang
Bentrokan ini mengakibatkan adanya bukan berasal dari NTT. Pada masa awal
perusakan rumah kos-kosanterutama kos DF berada di Yogyakarta, ia
yang dihuni oleh kedua kelompok tersebut. mengemukakan bahwa ia berusaha
Peristiwa ini tidak menyebabkan korban menyesuaikan diri dengan lingkungan
jiwa, namun membuat wilayah Tambak baru. Proses penyesuaian ini ia lakukan
Bayan sempat mencekam. Kedua dengan lebih banyak berinteraksi dengan
kelompok ini kemudian sepakat berdamai teman sesama dari NTT.
setelah diamankan oleh pihak kepolisian
(Hasanudin, 2012).

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 158


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

“Kalau dulu awal masuk kuliah saya Pencampuran antara bahasa Indonesia
lebih nyaman berkomunikasi dengan
dengan bahasa Jawa disebutkan DF
orang orang yang berasal dari NTT
karena pada saat awal kuliah saya sebagai hambatan baginya selama
masih berusaha untuk menyesuaikan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
dengan orang baru, budaya baru
serta lingkungan baru.Jadi butuh Hal ini dikarenakan keterbatasannya
orang yang sesama dari NTT sebagai
memahami bahasa Jawa itu sendiri. Hal
teman untuk menghadapi sesuatu
yang baru di Yogykarta, hal ini inilah yang menyebabkan DF lebih
dilakukan untuk berinteraksi dengan
nyaman berkomunikasi dengan teman
warga Yogyakarta. Saya juga banyak
mengikuti kegiatan yang diikuti oleh sesama dari NTT karena adanya
banyak mahasiswa NTT dan juga dari
persamaan bahasa. Selain DF, informan
luar NTT” (DF wawancara tanggal 4
November 2019) lain yang juga mengalami hambatan
adalah RH. Pengalaman RH saat berkuliah
Pada proses penyesuaian ini, DF melihat
mengemukakan bahwa ia menggunakan
bahwa perbedaan dialek dan bahasa
bahasa yang berbeda dengan orang yang
menjadi alasan DF mengalami kesulitan
bukan berasal dari NTT.
saat berinteraksi dengan warga sekitar
Hambatan komunikasi antar budaya
kosnya.
tidak berhenti pada persoalan bahasa saja.
Salah satu hal yang berpengaruh adalah
“Ada beberapa kalimat atau kata
yang memiliki arti berbeda misalnya sikap etnosentrime. Menurut Zastrow
kata sorong bagi kami orang NTT
(dalam Liliweri, 2002) Etonesntrime
artinya berpindah tempat, tapi
memiliki arti yang berbeda bagi orang adalah kecendrungan seorang individu
jawa. Hal tersebut mempengaruhi
untuk melihat suatu norma dan nilai dalam
dina saat berkomunikasi karena
takutnya nanti apa yang dikatakan kelompoknya sebagai sesuatu yang
dina bisa ditafsirkan berbeda. Terus,
mutlak. Hal ini kemudian digunakan
Awal-awal saya masih kaku untuk
berkomunikasi. Komunikasi saya sebagai standar untuk mengukur
agak susah karena mayoritas orang
kebudayaan yang lain. Etnosentrisme
asli Yogyakarta masih mencampur
bahasa Indoensia dan bahasa Jawa memunculkan sikap prasangka dan
dalam proses komunikasi disekitar
streotip negatif terhadap etnik atau
lingkungan saya, malah terkadang
lebih banyak bahasa Jawa kelompok lain. Etnosentrisme
dibandingkan bahasa Indonesia (DF,
dimunculkan oleh kelompok masyarakat
wawancara tanggal 14 November
2019). non NTT maupun dilakukan oleh
mahasiswa NTT itu sendiri. Etnosentrisme

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 159


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

yang dimunculkan oleh masyarakat non Budaya. Pada hasil wawancara dengan
NTT, dalam hal ini masyarakat di sekitar para informan, maka dapat dilihat bahwa
tempat kos mahasiswa NTT di Yogyakarta hambatan komunikasi antar budaya yang
adalah anggapan bahwa Jawa jauh lebih dialami mencakup hal-hal berikut:
maju daripada NTT. Padangan bahwa  Mengabaikan perbedaan antara anda
NTT terbelakang dan primitif muncul dan kelompok yang secara kultural
melalui pengalaman informan DF yang berbeda. Pengabaian ini merujuk pada
sering ditanyai mengenai ketersediaan sikap pelaku komunikasi yang
listrik dan makanan. menyamakan budayanya dengan budaya
Hambatan lain juga ada pada orang lain. Hal ini, ditunjukkan pada sikap
mahasiswa NTT sendiri yang melakukan EB yang menyalakan musik keras-keras di
sikap etnosentrime dari mahasiswa NTT kosnya karena merasa bahwa hal itu
sendiri. Etonesntrisme adalah sikap yang lumrah dilakukan di daerah asalnya.
menganggap budaya kita sebagai budaya Tindakan EB ini mengabaikan bahwa
yang paling benar dibandingkan budaya tempat kosnya yang berada di Yogyakarta
lainnya, kita menganggap budaya yang memiliki budaya berbeda dengan NTT.
kita miliki paling berkuasa dibandingkan  Terjebak dalam stereotipe: Stereotipe
budaya yang lain. Kita percaya bahwa nilai atau pelabelan merupakan hambatan
dan kepercayaan kita harus diakui oleh dalam komunikasi antar budaya karena
orang lain. Hal ini muncul pada informan stereotipe ini mengganggu cara pandang
EB yang mengatakan bahwa kebudayaan yang seharusnya objektif. Stereotipe
NTT adalah yang paling superior sehingga muncul karena adanya kejadian,
EB memiliki sudut pandang bahwa penanaman mitos yang kuat maupun yang
kebudayaan lain di luar NTT dipandang berasal dari prasangka. Pada penelitian ini,
rendah dibandingkan dengan budaya yang dapat dilihat bahwa stereotipe dialami oleh
EB miliki. EB saat awal kuliah merasa para mahasiswa NTT melalui anggapan
seenaknya seperti contoh membunyikan bahwa NTT merupakan daerah yang
suara musik dengan keras karena terbelakang, memiliki keterbatasan akses
menurutnya, di NTT hal tersebut sudah teknologi dan pembangunan. Selain itu,
sangat lumrah. stereotipe bahwa mahasiswa NTT
DeVito (2018) mengemukakan pula merupakan sumber masalah dan pemicu
bahwa hambatan dalam Komunikasi Antar konflik menjadi hambatan bagi mahasiswa

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 160


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

NTT untuk hidup membaur dengan membentuk kelompok budaya atau


masyarakat lain di Yogyakarta. kelompok identitas.
Stereotipe dan Diskriminasi pada Persepsi menjelaskan bahwa setiap
Mahasiswa NTT simbol yang kita kirimkan kepada orang
Stereotipe adalah pandangan umum lain belum tentu sama dengan apa yang
masyarakat erat kaitanya dengan akan kita harapkan. Proses interpretasi dan
prasangka. Stereotip merupakan suatu pengalaman yang terjadi pada seseorang
penilaian secara umum oleh suatu dapat memungkinkan seseorang tersebut
kelompok kepada kelompok masyarakat memiliki persepsi yang sama terhadap
lain. Menurut Liliweri (2005, h.199) informasi yang akan kita sampaikan. Hal
prasangka adalah suatu hambatan didalam ini tentu saja disebabkan oleh proses
kegiatan komunikasi. Dalam prasangka, belajar dan perbedaan pengalaman yang
emosi memaksa kita untuk kesimpulan terjadi pada masa lalu orang tersebut.
tang menggunakan suatu fakta yang Gordon Allport dalam Liliweri (2005,
ada.Oleh sebab itu,prasangka akan h.199) mengemukakan bahwa prasangka
membuat seseorang akan berpikir tidak merupakan pernyataan atau kesimpulan
objektif dan segala sesuatu yang dilihatnya tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau
akan dinilai secara negatif. pengalaman yang dangkal terhadap
Prasangka bermula dari persepsi yang seseorang atau sekelompok orang tertentu.
merupakan inti komunikasi. Menurut Prasangka juga diartikan sebagai suatu
Mulyana (2008, h.18), persepsi dikatakan kekeliruan persepsi terhadap orang yang
sebagai inti komunikasi karena jika berbeda adalah prasangka. Prasangka
persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin adalah sikap yang tidak adil terhadap
kita berkomunikasi dengan efektif. seseorang atau suatu kelompok.
Persepsi yang menentukan kita memilih Diskriminasi, menurut Samovar, dkk
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang (2017, h. 394) adalah sebuah upaya
lain. Semakin tinggi derajat kesamaan “mengecualikan” atau “mengekslusi”
persepsi antar individu, semakin mudah seseorang atau kelompok dari berbagai
dan semaskin sering mereka akses peluang, layanan, maupun
berkomunikasi, dan sebagai kehidupan sosial lain. Tindakan ini
konsekuensinya semakin cenderung merupakan salah satu bentuk manifestasi
dari prasangka.

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 161


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Perilaku diskriminasi bersumber dari seolah-olah orang timur itu atau NTT
makanan sehari-harinya itu ubi.
sikap seseorang yang didahului dengan
Kemudian stereotype yang kedua
rasa prasangka. Ada keterkaitan antara mereka itu lebih ke wilayah geografis.
Pengalaman saya saat bekerja di
persepsi budaya dan diskriminasi. Persepsi
warnet itu ada teman yang bertanya di
budaya yang keliru terhadap suatu NTT itu ada listrik enggak, terus saya
bilang adalah. Kemudian dia
masyarakat atau etnis tertentu dapat
bertanya lagi, NTT itu ada pelabuhan
menentukan sikap kita. Jika persepsi nggak. Jadi seolah-olah mereka
berpikir kalau NTT itu sangat
tersebut negatif tentu saja dapat
terbelakang dan kurang
menyebabkan diskiriminasi terhadap suatu pembangunan, jadi yang ada
dipikiran mereka, NTT itu cuman ada
kelompok tertentu. Sarwono dan Eko
hutan” (DF wawancara tanggal 14
(2009) menjelaskan diskriminasi sebagai November 2019)
perilaku negatif terhadap orang lain yang
Hal ini menunjukkan adanya stereotipe
menjadi target prasangka. Diskriminasi
terhadap mahasiswa NTT yang masih
merupakan tingkah laku di mana individu
dianggap terbelakang. Berkaitan dengan
atau kelompok memperlakukan orang
stereotipe, hal yang sama juga
secara berbeda karena keanggotaan orang
disampaikan oleh EB. EB sering mendapat
itu. Diskriminasi yang dialami oleh
perlakuan yang kurang menyenangkan.
kelompok budaya tertentu dapat memicu
Menurut EB, NTT sering dipandang
adanya hambatan komunikasi antar
sebagai tempat yang asing dan terpencil.
budaya pada proses interaksi dan dinamika
Hal ini kemudian diperkuat dengan
masyarakat. Stereotipe kemudian
persepsi negatif yang pernah dialami oleh
menimbulkan prasangka. Stereotipe
EB. Ia menuturkan bahwa sering tidak
seperti ini juga dialami oleh mahasiswa
mendapatkan kos-kosan atau rumah
NTT.
kontrakan karena asal dia yang dari NTT.

“Pernah mengalami tapi lebih


“Saya pernah mengalami kesulitan
mengarah kearah makanan atau
saat mencari kos atau rumah
geografis. Kalau pengalaman yang
kontrakan. Apalagi ketika meraka
saya dapat itu pernah satu kali ikut
tahu saya berasal dari NTT, beberapa
doa dilingkungan terus setelah doa,
kali penolakan pernah saya rasakan.
dilanjutkan dengan snack, nah pada
Bahkan adakalanya saat mencari kos
saat itu tuan rumah memberikan
atau rumah kontrakan, saya kadang-
snack singkong goreng kemudian
kadang mengaku bukan berasal dari
salah satu orangtua langsung kaya
NTT tujuannya kemungkinan saya
bilang ini ih singkong. Pasti disana
ditolak cukup kecil. Bahkan sering
makanannya ubi terus kan, jadi

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 162


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

kali ada yang mengecek KTP saya, mengemukakan bahwa teman-temannya


untuk memastikan hal itu “(EB,
sering kesulitan mencari kos-kosan
wawancara 16 November 2019)
sehingga mereka memutuskan untuk
Kesulitan mendapatkan kos yang dialami patungan dan membayar rumah kontrakan.
oleh mahasiswa dari NTT ini membuat Alhasil, pengalaman dan interaksi yang
pemilik kos memberikan peringatan awal dimiliki oleh mahasiswa NTT ini
kepada mahasiswa NTT jika ingin tinggal didominasi oleh teman sesama dari NTT
di rumah kosnya. Tidak jarang, pemilik dan kurang berinteraksi dengan warga
kos menolak mahasiswa NTT karena lokal.
menurut mereka anak NTT sering Suatu kebudayaan pasti memiliki
membuat masalah. dinamika mengenai individu yang
berusaha untuk memproses informasi atau
“pernah, pada saat saya awal masuk suatu pesan. Pesan itu kemudian
kos-kosan, bapak kos-kosan langsung
disebarkan dari individu ke lingkungan
mengatakan ‘Mas jangan buat rusuh
yah”, padahal saya baru beberapa jam sekitarnya. Setiap daerah di Indonesia
tinggal distu, setelah itu pemilik kos
mempunyai suatu sistem kebudayaan yang
tersebut mengatakan “Soalnya anak
NTT sering buat ribut,”. Sudah ada berbeda-beda. Perbedaan ini tentunya
persepsi kepada saya bahwa saya akan
sangat mempengaruhi dinamika
membuat keributan“ (wawancara
Eugenius,16 November 2019) komunikasi antar budaya yang ada di
tengah masyarakat. Perbedaan ini
Mahasiswa NTT sering mendapat
kemudian melahirkan hambata-hambatan
stereotipe beradasarkan asal mereka.
komunikasi antar budaya yang tentunya
Mahasiswa NTT sering mendapat
bisa mempengaruhi komunikasi yang
stereotipe beradasarkan asal mereka.
terjadi ditengah lingkungan masyarakat.
Terkadang stereotipe yang mereka alami
Salah satunya melalui penolakan pemilik
cenderung negatif. Hal ini juga dialami
kos yang tidak mau menerima mahasiswa
oleh mahasiswa NTT yang sering kesulitan
NTT menjadi penghuni kosnya.
saat mencari kos. Hal ini dikemukakan
Khususnya di wilayah Tambak Bayan,
oleh EB dalam wawancara
Babarsari, Yogyakarta. Hal ini disebabkan
mengungkapkan bahwa ia sering tidak
sikap dan tindakan mahasiswa NTT yang
mendapatkan kos-kosan atau rumah
sering bentrok dengan warga sekitar
kontarakan karena asal dia yang dari NTT.
maupun dengan sesama mahasiswa NTT.
Selain itu, informan MG juga

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 163


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Tindakan seperti ini kemudian pernah 3 kali ditolak saat mencari kos.
Saat itu ada tertera tulisan “kos puteri
menyebabkan ada sebagian warga
masih ada kamar” tapi saat di tanya
Yogyakaarta yang memiliki pandangan asalnya dan saya beritahu dari NTT
seketika langsung kamarnya penuh.
negatif terhadap mahasiswa NTT.
Dan pernah satu kali mencari kos
Sebagian masyarakat Yogyakarta untuk teman cowok di daerah
Tambakbayan tapi karena di kasih tau
kemudian merasa terancam dan menolak
kosnya penuh. Tentunya juga saya
kehadiran mahasiwa NTT. sebagai anak NTT harus intropeksi
diri karena saya sadar bahwa saya
Beberapa informan dalam penelitian
merantau ke daerah lain yang
ini mengatakan tindakan penolakan ini, budayanya juga lain sehingga saya
sebisa mungkin untuk menjaga sikap
sebenanya tidak seharusnya terjadi
dan perilaku agar tidak menimbulkan
terhadap mahasiswa-mahasiswi NTT. Hal stigma.” (wawancara RH, 17
November 2019)
ini seperti yang disampaikan informan RH
dalam wawancara. RH mengatakan, Hal ini tentu saja menunjukan bahwa
bahwa maraknya pengusiran atau persepsi terhadap mahasiswa NTT
penolakan kos harus segera dicari cenderung dipandang masih rendah. Hal
solusinya. RH menuturkan bahwa perlu ini mengibaratkan stereotipe terhadap
adanya pertemuan antara RT/RW setempat mahasiswa NTT masih dianggap
dengan teman-teman NTT untuk terbelakang.
mengetahui alasan jelas kenapa teman- Mahasiswa NTT juga memiliki
teman NTT mendapatkan perlakuan streotipe terhadap masyarakat lain
seperti itu. RH menuturkan : khususnya terhadap lingkungan sekitar
khususnya orang Jawa. Mahasiswa NTT
“Pandangan saya terkait maraknya
memberikan stereotipe negatif. Stereotipe
pengusiran atau penolakan kos atau
rumah kontrakan terhadap negatif adalah Negatif, dimana seorang
mahasiswa-mahasiswi yang berasal
individu mengevaluasi budaya yang ada
dari NTT ialah salah satu solusi dari
saya sebaiknya diadakan rapat atau disekelilingnya dan percaya bahwa budaya
musyawarah RT/RW setempat dengan
yang dia miliki adalah yang paling baik
teman-teman NTT untuk mengetahui
alasan jelas kenapa teman-teman NTT dan budaya yang ada diluar individu
tidak boleh tinggal (Kos) dan
tersebut harus diukur berdasarkan budaya
mendapat perlakuan yang kurang
baik. Stigma tentang NTT tidak boleh yang individu tersebut miliki.
dibawah ke generasi berikutnya
karena tidak semua anak NTT itu
melakukan tindakan buruk
(berkelahi,mabuk dll). Saya juga dulu

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 164


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

SIMPULAN mahasiswa-mahasiswi NTT ditengah


Melihat dari hasil dari penelitian dan masyarakat Yogyakarta. Konflik-konflik
pembahasan, peneliti menemukan seperti perkelahian yang melibatkan
hambatan komunikasi antar budaya NTT mahasiswa-mahasiswi NTT di
di Yogyakarta sebagai berikut: Yogyakarta.
Hambatan-hambatan komunikasi DAFTAR PUSTAKA
antar budaya mahasiswa NTT di Adelina, F., Hanurwan, F., Suhanti, I. Y.
Yogyakarta disebabkan oleh adanya (2017). Hubungan Antara Prasangka
persepsi negatif terhadap mahasiswa- Sosial Dan Intensi Melakukan
mahasiswi NTT. Persepsi yang keliru ini Diskriminasi Mahasiswa Etnis Jawa
kemudian menjadi penyebab adanya Terhadap Mahasiswa Yang Berasal
diskriminasi terhadap mahasiswa- Dari Nusa Tenggara Timur. Jurnal
mahasiswi NTT.Hambatan komunikasi Sains Psikologi, Vol.6 Nos.1, (1-8).
antar budaya yang terjadi pada mahasiswa doi: 10.17997/um023v6i12017p001
NTT berupa bahasa dan diskriminasi serta Detik.(2007, Juli 2).Mahasiswa asal Tim-
adanya streotipe terhadap mahasiswa- Tim dan Kupang Bentrok.
mahasiswi NTT. <news.detik.com/berita/d-
Stereotipe yang ada pada mahasiswa- 800263/mahasiswa-asal-timtim-dan-
mahasiswi NTT disebabkan oleh adanya kupang-kembali-bentrok>
pandangan negatif terhadap mahasiswa Devito, A.(2018). Human
NTT. Hal ini ditunjukan dengan adanya Communication: The Basic Course.
prasangka serta diskriminasi terhadap USA: Pearson.
mahasiswa-mahasiswi NTT. Salah satu Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori
bentuknya adalah tidak menerima dan Praktek. Yogyakarta : Graha
mahasiswa-mahasiswi NTT untuk kos Ilmu.
ditempat tersebut. Kemudian ada Laka, R. W. (2015). Studi Deskriptif
pandangan bahwa orang NTT suka Perilaku Agresi Mahasiswa Etnis
membuat onar dan strerotipe keliru seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) di
persoalan geografis serta makanan Yogyakarta. Skripsi, Universitas
terhadap orang NTT. Konflik yang Sanata Dharma.
melibatkan mahasiswa-mahasiswi NTT
menyebabkan semakin buruknya citra

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 165


MEDIAKOM : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02 Tahun 2020
p ISSN : 2580-1899 | e ISSN : 2656-5706 | DOI:

Liliweri, A. (2002). Makna Budaya dalam Hasanudin, U. (2012, November 8).


Komunikasi Antarbudaya. LKiS Bentrok Antar Mahasiswa di
Yogyakarta: Yogyakarta. Tambakbayan Kedua Kelompok
------------ (2005) Prasangka dan Konflik, Berdamai.<https://www.solopos.com/
Komunikasi Lintas Budaya bentrok-antar-mahasiswa-
Masyarakat Multikultur. Yogyakarta : ditambakbayan- kedua- kelompok-
LKiS berdamai- 345887>.
Mulyana, D. (2008) Ilmu Komunikasi, Viva. (2013, Maret 26). Ada 14.000 Warga
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja NTT di Yogya: Mereka Was-Was.
Rosdakarya <https://www.viva.co.id/berita/nasion
Nugroho, A. B, Lestari, P., Wiendijarti, I. al/400501-ada-14-000-warga-ntt-di-
(2012).Pola Komunikasi Antar yogya-mereka-was-was>
Budaya Batak dan Jawa di Jawapos.(2018, Maret 9). Predikat Jogja
Yogyakarta.Jurnal ASPIKOM. Vol. 1 Sebagai Kota Pendidikan
Nos.(5). (403-418). doi: Dipertaruhkan.<https://www.jawapos
10.24329/aspikom.v1i5.44 .com/jpg- today/09/03/2018/predikat-
Samovar, L., Porter, R.E., McDaniel, E.R., jogja-sebagai-kota-pendidikan -
Roy, C.S. (2015). Intercultural dipertaruhkan/>
Communication : A Reader (14th Pos Kupang. (2013, Juli 12). Diki dari
edition).Boston: Cengage Learning. NTT Bangga Bunuh Anggota TNI.
-------------(2017). Communication <https://kupang.tribunnews.com/2013
Between Cultures (9th edition). /07/12/diki-dari-ntt-bangga-bunuh-an
Boston: Cengage Learning. ggota-tni>
Sarwono, S.W. dan Eko, A. M. (2009). Merdeka. (2013, Maret 24). Asrama
Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Mahasiswa NTT Yogyakarta
Humanika. Dikosongkan.<https://www.merdeka.
Soeprapto, R. (2002). Interaksi Simbolik, com/peristiwa/asrama-mahasiswa-ntt-
Perspektif Sosiologi Modern. yogyakarta-dikosongkan.html>
Yogyakarta: Averrpes Press dan
Pustaka Pelajar

Hambatan Komunikasi Antar Budaya Mahasiswa NTT di Yogyakarta ................................. 166

Anda mungkin juga menyukai