Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERNYATAAN PESERTA UJIAN

Dengan ini saya mahasiswa peserta Ujian Tengah Semester (UTS) Semester Ganjil Tahun
Akademik 2022/2023 Universitas Dian Nusantara, Jakarta :

Nama : Jona Abila


NIM : 211211169
Program Studi : Ilmu Komunikasi - Broadcasting

Menyatakan sebagai berikut :

1. Saya akan melaksanakan Ujian Tengah Semester secara online sesuai jadwal yang
ditetapkan di SISKA.

2. Saya berjanji mentaati tata tertib ujian dengan bersikap jujur, tidak menyontek, tidak
meng-copy paste jawaban ujian orang lain dan tidak melakukan praktek perjokian.

3. Saya siap menerima sanksi nilai E (tidak lulus) apabila melakukan pelanggaran ujian
sesuai dengan butir 2.

4. Bahwa saya telah memahami kewajiban pembayaran uang kuliah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 9 November 2022

(JONA ABILA)

Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
Hasil Kerja Ujian Tengah Semester
Semester Ganjil 2022/2023

Nama : JONA ABILA


NIM : 211211169
No. HP : 089606565708
Waktu Ujian : Rabu, 9 November 2022
Mata Kuliah : KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Nama Dosen : Dominikus Dhima, S.Sos., M.Sos

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

2
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id

TATAP MUKA
Fakultas: ILMU KOMUNIKASI & BISNIS Kode Mata Kuliah:
Program Studi : BROADCASTING Kode Kelas:
1. Alasan mempelajari komunikasi lintas budaya menurut Litvin (1977),litvin menjelaskan
bahwa dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman
budaya sangat diperlukan , semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman
anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda, nilai-nilai setiap
masyarakat sebaik nilai-nilai masyarakat lainnya, setiap individu dan/atau budaya
berhak menggunakan nilainya sendiri, pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri
merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain
dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain
,memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi ,perasaan, dan
masalah manusia.
2. A) Teori adalah: F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004 : 6)
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Sedangkan, teori
menurut saya pribadi teori adalah sebuah pengetahuan atau langkah terperinci dalam
menjelaskan suatu hal.
B) Komunikasi antar budaya adalah: menurut DeVito masuk dalam komunikasi
kelompok, di mana seseorang berkomunikasi dengan orang lain dengan latar
belakang dan budaya yang berbeda. Pada hakikatnya proses komunikasi antarbudaya
yaitu suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis. Sedangkan,
komunikasi antar budaya menurut saya pribadi adalah kegiatan bertukar informasi
atau bertukar cara pandang yang menggunakan perbedaan budaya sebagai
mediumnya atau perantaranya, sehingga menghasilkan suatu cara pandang baru
tentang suatu kebudayaan tertentu.

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

3
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id
C) Ruang lingkup komunikasi antar budaya adalah: Menurut Soedjono, ruang lingkup
komunikasi antarbudaya merupakan semua hal yang berkaitan dengan format nyata
budaya – budaya yang ada di sekitar kita. Baik itu berbentuk cara komunikasi, gaya
bicara, dan pembawaan individu ketika melakukan komunikasi antarbudaya.
Sedangkan pengertian ruang lingkup antarbudaya menurut saya pribadi adalah, daerah
cakupan kita untuk melakukan kegiatan komunikasi antar budaya.

3. Dalam rangka memahami kajian komunikasi antarbudaya maka kita mengenal


beberapa asumsi, yakni :
1. Komunikasi antarbudaya di mulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan
persepsi antara komunikator dengan komunikan. Pernyataan ini memiliki arti,
sebuah kegiatan bertukar informasi atau kegiatan komunikasi bisa dikatakan sebagai
komunikasi antarbudaya karena adanya tolak belakang penafsiran/ informasi yang
masuk terhadap diri dan lingkungan kebudayaan itu sendiri, sehingga penafsiran itu
melekat dan membentuk sebuah kesan/ kesimpulan terhadap budaya lain.
2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi. Pernyataan
ini memiliki arti, kegiatan komunikasi antarbudaya ini mengandung hal-hal yang
sifatnya bisa meningkatkan hubungan interpersonal secara tidak langsung, karena
kita harus mampu berkomunikasi dengan seseorang yang lain apalagi dengan
perbedaan budaya yang ada, hal tersebut akan membuat kita menjadi mampu untuk
terbuka dalam gaya berinteraksi dengan lawan bicara yang berbeda sekali budaya
nya dengan kita.
3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi. Pernyataan ini memiliki
arti, bahwa setiap orang mempunyai gaya berbicara yang berbeda-beda karena
mempunyai latar kebudayaan yang berbeda dengan lawan bicaranya, dan hal ini
menyebabkan mereka mempunyai gaya berkomunikasi versi mereka sendiri, sesuai
dengan budaya yang mereka miliki.

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

4
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id
4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian. Pernyataan
ini memiliki makna, dengan adanya komunikasi antarbudaya kita dianjurkan untuk
mengerti apa maksud yang hendak disampaikan oleh lawan bicara kita, dengan cara
kita merumuskan rencana bagi komunikasi yang akan kita lakukan denga orang lain
berdasarkan atas tujuan dan informasi atau data yang telah kita miliki. Semakin besar
ketidakpastian maka kita akan semakin berhati-hati, kita akan semakin
mengandalkan pada data yang kita miliki. Data yang kita dapatkan tentang lawan
bicara lah yang kita gunakan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu tadi.
4. A) Teori komunikasi antarbudaya yakni:
- Teori kecemasan dan ketidakpastian. Teori ini dikembangkan oleh William Gudykunts yang
memfokuskan pada perbedaan budaya antar kelompok dan orang asing. Ia menjelaskan
bahwa teori ini dapat digunakan dalam segala situasi dan kondisi berkaitan dengan
terdapatnya perbedaan diantara keraguan dan ketakutan. Gudykunts berpendapat bahwa
kecemasan dan ketidakpastian yang menjadi penyebab kegagalan komunikasi antar
kelompok. Contohnya, mahasiswa undira tidak mengerti bahasa inggris oleh karena itu
mereka belajar bahasa inggris agar mampu mengerti jika mereka bertemu dengan orang
asing.
- Teori Face Negotiation, Teori ini dikembangkan oleh Stella Ting-Toomey, dkk. Pada dasarnya,
teori ini membantu kita memprediksi bagaimana orang-orang menciptakan wajah diri dalam
kebudayaan yang berbeda, terutama jika dihadapkan dalam sebuah konflik (Littlejohn, Foss &
Oetzel, 2017).
Dalam komunikasi, facework (proses pembentukan wajah diri baik secara verbal maupun
nonverbal) digunakan untuk mempertahankan wajah sosial diri sendiri, mempertahankan
wajah sosial orang lain ataupun menyerang wajah sosial orang lain (Littlejohn, Foss & Oetzel,
2017). Wajah di sini mencakup baik-buruknya citra diri di hadapan masyarakat.
- Teori Standpoint, merupakan salah satu teori komunikasi antarbudaya yang memiliki

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

5
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id
perspektif kritis. Pada dasarnya, teori ini berfokus pada relasi kuasa yang timpang terhadap
suatu kelompok dan bagaimana ketimpangan tersebut mempengaruhi penggambaran
masyarakat terhadap kelompok tersebut (Littlejohn, Foss & Oetzel, 2017). Ketimpangan dapat
terjadi antara kelompok dengan status sosial tinggi dan kelompok dengan status sosial
rendah, dan juga kelompok mayoritas dengan kelompok minoritas.
B) Contoh kasus yang berkaitan dengan teori standpoint, seseorang mahasiswa dari NTT baru
pindah ke kampus daerah Yogyakarta yang dimana mayoritas warga nya adalah penduduk
suku Jawa, sedangkan mahasiswa pindahan ini bisa dikatakan kaum minoritas karena ia hanya
sendirian disana. Ini bisa dijadikan ulasan karena kedua belah pihak harus sama-sama saling
terbuka dengan perbedaan budaya yang ada, entah itu mahasiswa dari NTT tersebut secara
pelan-pelan mempelajari budaya suku Jawa, begitupun sebaliknya.
5. Hambatan dalam melakukan komunikasi antar budaya yakni:
- Etnosentris: etnosentiris bisa dikatakan adalah sikap yang menganggap kebudayaan nya
lebih unggul daripada kebudayaan yang lain. Contoh: warga kota Jakarta menganggap remeh
dan menganggap kuno kebudayaan budaya Jawa yang masih memegang teguh adat istiadat
setempat,
- Stereotipe: stereotipe dikatakan sebagai sebuah sikap yang menyamaratakan suatu
kelompok masyarakat atau individu. Contoh: Olivia menganggap bahwa semua orang bersuku
Jawa adalah orang yang tidak pernah berkata kasar.
- Rasialisme: Rasialisme adalah sebuah sikap diskriminatif yang menganggap remeh budaya
orang lain. Contoh: Rania yang bersuku Jawa menganggap remeh temannya Meimei yang
berdarah Tionghoa.
- Prasangka: persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok lain. Konsep prasangka
mirip dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan dampak dari adanya
streotipe. Contoh: prasangka buruk terhadap suatu etnis tertentu, agama tertentu.
- Jarak Sosial: Jarak sosial berbicara tentang kedekatan antar kelompok secara fisik atau sosial.

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

6
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id
jarak sosial membagi individu – individu didalam suatu kelompok secara horizontal,
berdasarkan peradaban. Jarak peradaban ini muncul karena adanya perbedaan kemajuan
ilmu pengatahuan dan teknologi. Contoh: Masyarakat Jakarta sudah menggunakan android
atau iphone, sementara dipedalaman Toraja belum menggunakan teknologi.
- Persepsi: Pengalaman tentang suatu peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan dari sebuah kegiatan komunikasi. Contoh: di sebuah daerah
ada penutupan sebuah sanggar budaya yang mengajarkan hal-hal yang justru malah
menyimpang dari kebudayaan mereka sebetulnya, beberapa orang mempunyai persepsi hal
itu patut dilakukan, namun untuk beberapa orang mempunyai persepsi tidak usah ditutup,
tapi perbaiki saja apa yang salah dari pengajaran dalam sanggar tersebut.
- Sikap: merupakan hasil akhir atau evaluasi dari berbagai aspek terhadap sesuatu, sikap bisa
berupa suka dan tidak suka. Contoh: saya mempunyai sikap positif terhadap budaya yang lain,
dan saya menerima masuknya budaya tersebut ke lingkungan.
- Atribusi: Merupakan proses identifikasi penyebab perilaku orang lain yang dilakukan oleh
seseorang untuk menetapkan posisi dirinya. Kebudayaan lain, akan diidentifikasi berdasarkan
kebudayaannya sendiri. Contoh: Saat kita mendapat feedback yang jelek dari atasan kita
dikantor, kita justru menyalahkan dia karena tidak memberi arahan yang baik, padahal kita
yang abai atas pekerjaan kita sendiri.
- Bahasa: adalah merupakan penggabungan atau kombinasi dari simbol-simbol dan isyarat
aturan yang menghasilkan berbagai arti pesan. Contoh: adanya bahasa sunda, bahasa
manado sebagai alat perantara komunikasi dengan sesama sukunya
- Paralinguistik: adalah gaya pengucapan, tempo kecepatan bicara, tinggi rendahnya suara
saat berbicara. Contoh: Suku jawa terkenal dengan nada bicara yang halus, sedangkan suku
batak terkenal dengan gaya bicara yang keras dan nada yang tinggi.
- Misinterpretation: Kesalahan dalam menafsirkan sebuah bahasa atau budaya karena
persepsi yang tidak akurat. Contohnya: Rika salah tafsir perkataan Roni yang nadanya keras,

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

7
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id
ini dikarenakan Rika merupakan orang solo, sedangkan Roni orang Batak. Maka terjadi
misinterpretation antarkeduanya.
- Motivasi: Berkaitan dengan tingkat keantusiasan seseorang dalam mempelajari suatu
budaya. Jika motivasinya rendah ia sulit untuk mempelajari budaya baru, begitu sebaliknya.
Contoh: Fiki merupakan anak yang mempunyai antusias dalam mempelajari bahasa Spanyol,
maka ia mengambil les bahasa Spanyol.
- Experiantial: didasari dari kata experience, yang merupakan pengalaman. pengalaman hidup
tiap individu berbeda, dan hal tersebut akan mempengaruhi persepsi serta cara pandang
seseorang terhadap sesuatu. Contoh: Zahara mempunyai pengalaman jelek berteman dengan
suatu suku tertentu, oleh karena hal tersebut Zahara jadi tidak mempercayai lagi suatu etnis
suku tersebut.
- Emotional: berkaitan dengan emosi pelaku komunikasi. Jika emosi komunikan sedang buruk,
komunikasi lintas budaya tidak akan dapat berjalan dengan efektif. Contoh: Jona tidak dalam
keadaan mood yang baik sehingga menghambat cara komunikasi yang ada.
- Competition: Kompetisi disini berartikan jika seseorang sedang melakukan kegiatan
komunikasi, tetapi ia sambil melakukan kegiatan yang lain dan menjadi menghambat kegiatan
komunikasi lintas budaya yang berjalan. Contoh: Jona sedang meeting dengan client dari
Rusia sembari menyetir mobil.

2021 MATAKULIAH : KOMUNIKASINLINTAS BUDAYA UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

8
Nama dan NIM : JONA ABILA - 211211169 http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai