Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU

JURNAL DISKUSI
PERTEMUAN 4

I. IDENTITAS
Nama : Isnaeni Thahir
NIM : 201051301049
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Dr. Ismail, M.S.
Kelas : Pendidikan Biologi A
Pertemuan : IV (14 Oktober 2020)
Topik/Materi : Unsur ilmu pengetahuan

II.EKSPLORASI KONSEP YANG TELAH DIPAHAMI


Konsep yang telah saya pahami adalah tahu adalah hasil interaksi
antara akal dan objek, malalui proses penalaran, benar atau salahnya serta
lengkap atau tidak lengkapnya tahu itu bergantung kepada kemampuan
setiap manusia dalam hal interaksi dengan objek, manusia sebagai subjek
dikarenakan hanya manusia yang dapat berpikir karena mempunyai akal,
sehingga dapat memikirkan objek. Objek tahu ini ada yang materil dan
immateril, yang selanjutnya terbagi menjadi 4 garis besar yaitu objek alam,
sosial, manusia dan ketuhanan.

Dalam proses interaksi dengan objek ini ada yang berlangsung


sistematis yang disebut dengan metode ilmiah yang akhirnya melahirkan
ilmu, dan ada juga yang tidak berlangsung sistematis disebut metode non
ilmiah, yang pada akhirnya melahirkan sebuah pengetahuan, salah satu
cara dalam memperoleh tahu tidak secara sistematis yaitu karena adanya
keyakinan terhadap objek ini.
Setiap orang memiliki ukuran pengetahuan yang berbeda, karena tolak
ukur pengetahuannya berbeda. Ada beberapa macam pengetahuan, yaitu
tahu bahwa yaitu mengetahui sesuatu berdasarkan infomasi atau data, tahu
bagaimana yaitu pengetahuan berkaitan dengan cara melakukan sesuatu,
tahu akan/mengenai yaitu pengetahuan tertentu akan suatu hal akibat
interaksi personal dengan objek, dan tahu mengapa yaitu pengetahuan
yang lebih mendalam berupa penjelasan mengapa sesuatu itu bisa terjadi
atau bisa disebut sesuatu.

III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI

Ada beberapa konsep yang belum saya pahami diantaranya yaitu :

1. Saya belum memahami terkait apakah metode empiris, rasional,


fenomologi dan metode ilmiah ini merupakan bagian dari metode
memperoleh pengetahuan secara sistematis (ilmiah) atau tidak?
2. Bagaimana posisi objek formal filosofis, teoritis, dan terapan ini dalam
proses memperoleh pengetahuan, apakah memang sudut pandang
terhadap objek (pengetahuan) baik materi maupun immateri ini bisa
dipandang hanya dari tiga sudut pandang ini atau bagaimana?

IV. PERMASALAHAN BESERTA PEMECAHANNYA

Pertanyaan Dalam Diskusi

Pertanyaan 1 :
Kelompok 5 (Hasnawati S.)
Menurut Keraf dan Mikhael (2001) pengetahuan dibedakan menjadi
empat macam pengetahuan yaitu tahu bahwa, tahu bagaimana, tahu
akan/mengenai, dan tahu mengapa. Berikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari maksud dari keempat pengetahuan tersebut!
Jawaban Kelompok 1 (Isnaeni Thahir) :
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam hal es batu,
kita tahu mengenai es batu kalau kita sudah pernh kontak langsung
dengan (objek) es batu itu, sehingga terjadi proses pengamatan terkait
informasi apa saja yang terdapat pada es batu, yang mengarahkan kita
pada (tahu bahwa ) itu adalah es batu, dari pengetahuan tersebut
tentunya kita mulai lebih mengamati segala hal yang berkaitan dengan es
batu, seperti proses mencairnya es batu mengapa hal itu bisa terjadi?
tentu kita perlu mempelajari hal-hal terkait es batu dan peristiwa mencair
untuk membentuk pengetahuan (tahu mengapa), ketika kita sudah
mengetahui beberapa pnegetahuan ini tentu kita sudah bisa mengetahui
tentang teknis bagaimana es batu ini bisa terbuat (tahu bagaimana).

Pertanyaan 2 :
Kelompok 4 (Muhammad Asnur Yenre)
Pengetahuan mistik itu sebenarnya dia masuk di objek formal atau
objek materil?
Jawaban Kelompok 1 (Resky Amaliah Sapa) :
Pengetahuan mistik ini masuk kedalam objek materil, dimana
merupakan bagian dari pengetahuan ketuhanan (teologi), pengetahuan
mistik menitik beratkan pada “keyakinan”

Pertanyaan 3 :
Kelompok 2 (Nur Ismayatul Ulya)
Berdasarkan pemaparan materi hanya ada empat metode mendapat
pengetahuan. Namun, di jurnal yang saya baca ada lima cara metode
mendapat pengetahuan, yaitu Metode Intuisionisme, dimana hal tersebut
merupakan pengetahuan didapatkan dari perbuatan yang telah dialami
manusia! Bagaimana menurut pemateri ?
Jawaban Kelompok 1 (Isnaeni Thahir) :
Menurut kelompok kami metode intuisionisme ini termasuk dalam
metode empirik, dimana menurut metode empirik seseorang dikatakan
mempunyai pengetahuan melalui pengalaman inderawi, dan
pengetahuan itu dapat dilacak secara empiric, sama halnya dengan
intuisionisme yang menyatakan bahwa pengetahuan ini merupakan hasil
dari perbuatan yang telah dialami.
Jawaban Kelompok 1 (Resky Amaliah Sapa) :
Metode intuisionisme ini pada prinsipnya hampir sama dengan paham
pengetahuan secara empiris dimana pengetahuan itu terbentuk melalui
proses pengamatan melalui indera sehingga terbentuk suatu
pengalaman, jadi metode intuisionisme ini dapat dikategorikan sebagai
bagian dari empiris.

Pertanyaan 3 :
Kelompok 8 (Akidah)
Bagaimana proses lahirnya ilmu pengetahuan? Apa saja yang menjadi
dasar dari ilmu pengetahuan itu sendiri?
Jawaban Kelompok 1 ( Isnaeni Thahir) :
Pengetahuan lahir dimulai dari adanya rasa ingin tahu sehingga
membuat seseorang itu mempertanyakan tentang hal-hal yang ingin
diketahui. Untuk itu, dia akan melakukan segala macam cara untuk
mengetahui hal tersebut dengan melakukan berbagai metode-metode
tertentu.
Untuk Dasar-dasar pengetahuan yaitu adanya rasa ingin tahu kemudia
adanya proses penalaran, ada logika, bahasa, dan kebutuhan manusia
yang ingin dipenuhi melalui proses menjawab pertanyaan-pertanyaan
dalam ilmu pengetahuan.
Jawaban Kelompok 1 (Arna Ningsih) :
Pengetahuan ini lahir dari masalah yang dialami manusia, sehingga
membuat manusia mencoba mencari penyelesaian atas masalahnya
melalui proses tertentu yang pada akhirnya akan melahirkan
pengetahuan baru, dalam menjalani aktivitas sehari-hari pengetahuan
yang perlu diketahui oleh manusia hanya terbatas pada pengetahuan
biasa, atau common sense.

Pertanyaan di Google Classroom


Pertanyaan 5 :
Kelompok 7 (Alfika) :
Mengenai objek material yg dipaparkan tadi ada empat ilmu
pengetahuan di antaranya : ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
kemanusian , ilmu pegetahuan sosial dan ilmu pengetahuan
ketuhanan .Mengenai hal tersebut , bisakah kelompok satu menjawab :
bagaimanakah penerapan ke empat objek material/ empat ilmu tersebut
dalam ilmu pengetahuan sains.
Jawaban Kelompok 1 (Isnaeni Thahir) :
Pengetahuan biasa atau common sense akan menjadi dasar kita
dalam rangka membangun pengetahuan yang ilmiah yang tentunya
dengan adanya pengetahuan agama sehingga pengetahuan ilmiah ini
tidak bebas begitu saja selain itu, pengetahuan filsafat berguna dalam hal
merefleksikan ilmu yang telah kita ketahui agar ilmu ini lebih terbuka
terhadap sangkala atau pertanyaan sehingga bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pngetahuan di masa depan.
Pertanyaan 6 :
Kelompok 6 (Aprilia setiawati) :
Seperti yg anda jelaskan bahwa pengetahuan manusia itu ada 4
pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan
pengetahuan agama.. Yang menjadi pertanyaan saya Bagaimanakah
jika seorang manusia tidak memiliki salah satu dari ke empat
pengetahuan tersebut dan apa saja dampak serta manfaat dari masing-
masing ilmu tersebut bagi kehidupan manusia dimasa yang akan
datang.
Jawaban Kelompok 1 ( Resky Amaliah Sapa) :
Ke empat pengetahuan ini sangat penting dalam rangka memuaskan
rasa ingin tahu manusia (menemukan kebahagiaan), masalah-masalah
yang terjadi di sekitar manusia tidak bisa terjawab oleh salah satu
pengetahuan saja, dibutuhkan kolaborasi dari keempatnya untuk
menjawab permasalahan manusia, dampak jika tidak mempunyai salah
satunya maka manusia akan berada dalam kebingungan, misalnya saja
ketika manusia tidak memiliki pengetahuan agama, manusia akan mudah
berputus asa dalam mencoba menjawab berbagai permasalahannya,
manfaat dari keempat pengetahuan ini saling berkaitan dalam rangka
menjawab atau memenuhi kebutuhan manusia yang semakin
berkembang.
Pertanyaan 7 :
Kelompok 3 (Muhammad Fuad) :
Tadi dijelaskan bahwa manusia selalu ingin tahu yang benar,
pertanyaan saya bagaimana manusia itu tahu bahwa yang ingin di tahu
adalah benar?apakah ada langkah-langkah pengkajian tertentu untuk
menemukan jawabannya?
Jawaban Kelompok 1 (Arna Ningsih) :
Yang dimaksud dengan mencari tahu yang benar disini maksudnya
adalah mempertanyakan kembali hal yang sudah diketahui apakah hal
tersebut benar atau tidak, untuk memperoleh pengetahuan benar dan
objektif ada langkah-langkah untuk memperolehnya yaitu menentukan
pendekatan atau ruang lingkup pengkajian kita, selanjutnya yaitu
menentukan metode yang cocok, selanjutnya menentukan apakah
penganalisisan nya mau secara induktif-deduktif ataupun sebaliknya dan
terakhir yaitu pemilihan sistem kerja, mau tertutup atau terbuka.

V. REFLEKSI DIRI

Suasana diskusi yang berlangsung tadi menurut saya sudah terjadi


umpan balik yang baik antara peserta diskusi, karena selain pemateri, para
peserta juga atif memberikan tambahan atau sanggahan terhadap
pendapat pemateri, seperti pada pertanyaan saudara Muhammad Asnur
terkait pengetahuan mistis, yang ditanggapi oleh saudara Aprilia yang
menyatakan bahwa pengetahuan mistis ini merupakan kajian spiritual
sehingga termasuk dalam objek materi ketuhanan, begitupula dengan
pertanyaan dari saudari Aqidah terkait bagaimana sebenarnya lahirnya itu
pengetahuan dan apa dasar dari pengetahuan itu, yang ditanggapi oleh
saudari alfika, sebagai hasil dari proses pengkajian dari segi ontologis,
yaitu tentang apa dan sampai di mana yang hendak dicapai ilmu..
Epistemology meliputi aspek normatif mencapai kesahihan perolehan
pengetahuan secara ilmiah, di samping aspek prosedural, metode dan
teknik memperoleh data empiris, aksiologi sebagai kaidah moral
pengembangan penggunaan ilmu yang diperoleh. Interaksi aktif dari
peserta ini merupakan salah satu hal yang menyenangkan dari diskusi ini
bagi kami pemateri, yang kesulitan menemukan kata yang tepat dalam
menyampaikan jawaban kami.

Namun kami menyadari bahwa penyampaian materi yang dilakukan


kelompok kami belum benar-benar menjawab terkait unsur dari ilmu
pengetahuan, yaitu apa sebenarnya tahu itu yang merupakan hal dasar
yang perlu dikaji sebelum masuk kepada apa yang kami sampaikan,
sehingga pemahaman yang terbentuk pada peserta didik terbatas kepada
pemahaman kontekstual untuk mengetahui hal-hal begitu saja artinya tidak
lebih ke pemaknaan apa sebenarnya itu tahu dan apa unsurnya, dalam
penyampaian materi juga kami menyadari kurangnya penguasaan
terhadap materi yang dipresentasikan sehingga jawaban-jawaban yang
kami berikan hanya berupa jawaban kontekstual, hal ini tentu saja
merupakan bagian yang tidak menyenangkan dari diskusi ini.

Setelah proses diskusi ada penyampaian materi dari dosen


pengampuh mata kuliah, terkait apa sebenarnya itu tahu dan bagaimana
sebenarnya sehingga terbentuk pengetahuan itu, penyampaian ini
membantu kami dalam meluruskan apa sebenarnya yang perlu dikaji
dalam presentasi ini, sehingga dari hasil pemaparan materi membuat saya
teratarik untuk mempelajari hal-hal lebih lanjut terkait bagaimana
sebenarnya itu metode dalam memperoleh pengetahuan, apakah metode
empiris, rasional, dan fenomologi ini juga dapat dikatakan cara
memperoleh pengetahuan yang sistematis, dan apakah hasil dari metode
ini disebut dengan pengetahuan atau merupakan sebuah ilmu. Selain itu
saya juga tertarik mempelajari perolehan pengetahuan secara non ilmiah,
saya tertarik untuk mengetahui, apa-apa saja yang bisa diperoleh dari cara
non ilmiah, pengetahuan dalam bentuk apa saja itu. sehingga saya akan
mencoba mencari tahu hal tersebut dengan membaca dari beberapa
sumber, dan mungkin akan saya tanyakan dalam forum diskusi di group.

Anda mungkin juga menyukai