Anda di halaman 1dari 40

MODUL AJAR

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI


SMA Kelas X
Fase E (10.1)

Gbr Yesus dan anak-anak

https://catatanseorangofs.wordpress.com/tag/anak-anak-kecil/
CATATAN PENDAHULUAN
1. Modul Ajar (Perangkat Ajar) ini disusun sebagai salah satu model yang bersifat terbuka
untuk dikembangkan lebih lanjut dan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
2. Modul Ajar (Perangkat Ajar) ini disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti pada Fase E dan Alur Tujuan Pembelajaran Kelas 10,
khususnya Alur Tujuan Pembelajaran 10.1 dan 10.3. Pemilihan Alur Pembelajaran dalam
modul ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Tujuan Pembelaajaran tersebut dianggap
esensial. Oleh karena itu, isi Modul Ajar ini tidak bisa dipakai untuk mengukur
ketercapaian seluruh Capaian Pembelajaran maupun Alur Tujuan Pembelajaran.
3. Adapun Capaian Pembelajaran Fase E, adalah sebagai berikut:
Pada akhir Fase E, peserta didik memahami kemampuan dan keterbatasannya sehingga
terpanggil untuk mengembangkan diri, mampu bersikap kritis terhadap media massa dan
ideologi yang berkembang dan bertindak sesuai dengan suara hati, serta mensyukuri diri
sebagai citra Allah, baik sebagai laki-laki atau perempuan; menanggapi panggilan
hidupnya dengan terlibat aktif dalam hidup menggereja (melalui kebiasaan doa, perayaan
sakramen); dan mewujudkan imannya dalam hidup bermasyarakat dengan cara
menjunjung tinggi martabat manusia.

4. Alur Tujuan Pembelajaran Fase E di Kelas 10, adalah sebagai berikut:


Peserta didik kelas 10 mampu memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai citra
Allah, setara antara laki-laki dan perempuan sehingga mampu mengembangkan karunia
Allah dalam dirinya. Memiliki suara hati sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung
jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini.
Memahami kisah Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta Tradisi.
Memahami pribadi dan karya Yesus (gambaran tentang Kerajaan Allah zaman Yesus,
Yesus mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sengsara dan wafat Yesus,
kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga, Yesus sahabat sejati dan tokoh idola, Putra
Allah dan Juru selamat). Memahami Allah Tri Tunggal Maha kudus dan peran Roh Kudus
bagi Gereja. Pada akhirnya peserta didik mampu meneladani pribadi Yesus dalam
hidupnya sehari-hari sebagai perwujudan imannya dalam kehidupan Gereja dan
masyarakat.
5. Modul Ajar 1, disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Fase E, Alur Tujuan Pembelajaran Kelas 10, Tujuan Pembelajaran 10.1;
sedangkan Modul Ajar 2, disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Fase E, Alur Tujuan
Pembelajaran Kelas 10, Tujuan Pembelajaran 10.3. Selanjutnya, karena dalam setiap
Tujuan pembelajaran memuat beberapa topik, maka Tujuan Pembelajaran tersebut
diuraikan lebih lanjut dalam Tujuan Pembelajaran Topik.
6. Pada setiap topik, tidak semua nilai karakter dari Profil Pelajar Pancasila harus tercapai,
melainkan dipilih sesuai dengan keluasan dan karakter materi topik itu sendiri. Tetapi
diharapkan semua nilai karakter dari profil Pelajar Pancasila tersebut dapat tercapai. Nilai
karakter tersebut hendaknya ditumbuhkan melalui pembiasaan, baik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung maupun dalam aktivitas keseharian peserta didik di lingkungan
sekolah.
7. Sekian, Semoga bermanfaat.

MODUL KAT.E.DBK.10.1

Identitas Modul

1 Mata Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti


Pelajaran
2 Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
3 Kelas X (Sepuluh)
4 Topik Manusia Makhluk Pribadi
5 Sub-topik a. Aku Pribadi Yang Unik.
b. Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan.
c. Keluhuran Manusia Sebagai Citra Allah
6 Target Peserta Siswa Reguler
didik
7 Jumlah Maksimal 36 siswa
Peserta didik
8 Model Tatap muka
Pembelajaran
9 Alokasi waktu 9 JP (405 menit)
10 Sarana dan Alkitab
Prasarana Laptop/komputer
Internet
11 Penyusun Sulis Bayu Setyawan, S. Pd.

12 Sekolah/ SMA Regina Pacis Bogor


Instansi Jl. Ir. H. Juanda No. 2 Bogor
13 Tahun 2021

TUJUAN PEMBELAJARAN FASE E 10.1

Peserta didik mampu memahami diri dengan segala kekuatan dan keterbatasannya, sehingga
menerima diri dan dapat menempatkan dirinya sebagai citra Allah, serta bersyukur kepada Allah
atas segala anugerah yang diterimanya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. AKU PRIBADI YANG UNIK


1. Tujuan Pembelajaran Topik 1:

Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai makhluk pribadi yang unik dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya, sehingga menerima diri dan bersyukur atas keberadaan
dirinya sebagai manusia yang unik.

2. Profil Pelajar Pancasila : Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia –
Kreatif – Gotong Royong – Bernalar kritis

3. Indikator Ketercapaian Tujuan:


a. Menjelaskan arti mausia itu unik.
b. Menjelaskan keunikan manusia menurut kitab suci
c. Merumuskan sikap-sikap yang perlu dikembangkan berkaitan dengan kekuatan dan
keterbatasannya.
d. Membuat refleksi tentang keunikan manusia sebagai ciptaan Allah..

4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab, Buku Teks Pelajaran, Laptop, Proyektor.

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis.


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta
didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan
orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau
ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari
terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok. Refleksi dan aksi.

7. Sumber Belajar:
a. Artikel : Tarjono Slamet: Saya butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit
b. Teks Kitab Suci Kitab Suci Kej 1: 26 – 31.
c. Teks Puisi, Jadilah Diri Sendiri Yang Terbaik (Douglas Mallock).
d. Rangkuman materi pembelajaran.

8. Persiapan Guru:
a. Membuat kolom lembar kerja untuk membantu peserta didik mengidentifikasi kekuatan
dan keterbatasan.
b. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran.
c. Lembar observasi diskusi kelompok.

9. Alur Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka


1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

KEGIATAN INTI : 100 menit

1 Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan keunikan Diri dan Orang lain
a. Peserta didik menggali pengalaman hidup Tarjono Slamet dalam mengatasi
keterbatasan yang dimiliki dengan memunculkan pertanyaan, misalnya:
1) Bagaimana kesan anda dengan ketika membaca cerita di atas?
2) Apa yag dialami oleh Tarjono Slamet dalam kisah diatas?
3) Apa yang mendorong Tarjono Slamet sehingga bisa mengubah
keterbatasan yang dia miliki menjadi sebuah kekuatan?
4) Nilai-nilai positif apa saja yang dapat anda pelajari dari pribadi Tarjono
Slamet?
b. Peserta didik mengamati keadaan dirinya, lalu menuliskan hasil
pengamatannya dalam lembar kerja dan melengkapi data keunikan dirinya
dengan meminta temannya (Contoh Lembar Kerja Terlampir).

c. Peserta didik menggali dari berbagai literasi atau studi pustaka dan
mensharingkannya hasil temuan tersebut dalam kelompok (1 kelompok 4 – 5
orang), misalnya:
1) Apa yang dimaksud manusia itu unik?
2) Hal apa yang paling mencirikan seseorang disebut unik ?
3) Mengapa penting seseorang mengenali dan menyadari apa yang menjadi
kekuatan dan keterbatasannya?
4) Sikap dan tindakan apa saja yang harus akan saya lakukan dalam rangka
mengembangkan diri?
d. Setiap perwakilan kelompok memplenokan temuannya berkaitan dengan
informasi di atas secara bergantian dan kelompok yang lain boleh mengajukan
pertanyaan yang bersifat informatif.
e. Guru memberikan peneguhan terkait dengan keunikan manusia dan mengapa
setiap orang perlu mengenali kekuatan dan keterbatasannya.

2 Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Keunikan Diri

a. Peserta didik mendalami teks Kitab Suci Kej 1: 26 – 31 yang berbicara tentang
keunikan diri.

b. Peserta didik membaca dan merenungkan teks sekali lagi dalam hati, dengan
mengganti kata “manusia” dan kata “mereka” dengan nama mereka sendiri.
c. Peserta didik mensharingkan tanggapan mereka tentang isi teks, misalnya
dengan pertanyaan: Perasaan apa yang kamu rasakan saat mengganti kata
“manusia” dan kata “mereka” dengan namamu? Pesan apa yang hendak
disampaikan Kitab Kejadian berkaitan dengan keunikan manusia umumnya dan
keunikanmu sendiri?

d. Guru memberikan peneguhan terkait dengan keunikan manusia menurut pesan


kitab suci.

3 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
1) Guru meminta peserta didik untuk duduk dengan tenang dan rileks, serta
menyuruh peserta didik membaca dan meresapkan dalam hati puisi dari
Douglas Mallock yang berjudul Be The Best, Jadilah Diri Sendiri yang
Terbaik.
2) Guru menyimpulkan seluruh proses pembelajaran dengan menyampaikan
hal berikut:
Kita sudah belajar bersama tentang pribadi yang unik di mana kita memiliki
kekhasan tersendiri dalam menghayati keberadaan diri dan bagaimana kita
menghayati hidup. Kita sadar bahwa sumber sejati keunikan pribadi manusia
adalah Allah sendiri, yang telah menciptakan manusia secara khusus, pribadi
demi pribadi secara ajaib. Diri kita adalah sebuah “karya seni atau
masterpiece” dari Allah yang luar biasa. Singkatnya diri anda adalah pribadi
yang indah dan istimewa.

b. Aksi:
1) Guru meminta peserta didik untuk membuat refleksi tentang keunikan
dirinya sebagai ciptaan.
2) Guru memberi penugasan peserta didik untuk membuat rencana program
jangka pendek dan jangka panjang yang dapat kamu lakukan sebagai
upaya untuk mengembangkan potensi/ kemampuan yang dimilikinya!

Kegiatan Penutup: 20 Menit

7. a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


b. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup dan
menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

10. Refleksi Guru:


Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
11. Refleksi siswa:
Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu lakukan
untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk
memahami pelajaran ini?

12. Rubrik Penilaian:


a. Pengetahuan

No Soal Jawaban
Apa arti manusia Manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya, lengkap
itu unik? dengan kekuatan dan keterbatasannya. Manusia itu unik (unique
atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang sama persis dengan
orang lain, bahkan saudara kembar sekalipun.

Jelaskan kekhasan/ Kitab Suci Kejadian menceritakannya dengan indah sekali.


keunikan menurut a. Waktu menciptakan manusia, Tuhan merencanakan dan
Kitab Suci ? menciptakannya menurut gambar dan rupa-
Nya, menurut citra-Nya (Kej 1: 26).
b. Waktu menciptakan manusia, Tuhan "bekerja" secara
istimewa. "Tuhan membentuk manusia dari debu dan
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya" (Kej 2: 7).
c. Segala sesuatu, termasuk taman Firdaus
itu diserahkan untuk manusia (Kej 1: 26), Bukankah
manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manausia
secarakhusus. Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan
oleh Tuhan sejak keabadian. Kehadiran manusia di bumi
dipersiapkan dan diatur secara teliti dan
mengagumkan. Manusia sungguh diperiakukan sebagai
"orang" sebagai pribadi "seperti" Tuhan sendiri.

Sikap apa yang Sikap apa saja yang perlu dikembangkan dalam menghadapi
perlu kekuatan dan keterbatasan adalah menerima diri apa adanya dan
dikembangkan mensyukurinya senagai anugerah Tuhan yang terindah dalam
dalam menghadapi hidupnya.
kekuatan dan
keterbatasan yang
kamu miliki?

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharga Berpartisipas Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan i pendapat i aktif dalam penjelasan h
kelompok teman kelompok guru Score
Sisw
a

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak


selalu sering
pernah
Aku kagum terhadap Allah yang telah
1.
menciptakan setiap orang secara unik
Aku menyadari bahwa apapun yang
melekat pada diriku merupakan bukti
2.
bahwa Tuhan mencintai diri saya secara
istimewa
Aku merasa bangga terhadap keadaan diri
3. saya seperti yang nampak saat sekarang
ini
Aku mensyukuri apapun yang ada /
4.
melekat pada diri saya
Aku merawat tubuh sebaik mungkin
5. sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan terhadap diri saya

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal
2) Sikap Sosial: Penilaian diri:

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 Saya bergaul dengan semua teman tanpa
bertindak diskriminatif

2 Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki


kekuatan dan keterbatasan.

3 Saya menerima mereka dengan segala


kekurangannya.

4 Saya tidak memilih-milih dalam pertemanan

Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

c. Penilaian Keterampilan; Guru meminta peseta didik untuk membuat refleksi tentang
keunikan dirinya sebagai ciptaan Allah
Pedoman penilaian untuk refleksi

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Refleksi struktur struktur yang struktur yang struktur yang
yang sangat cukup sistematis kurangsistem tidak
sistematis (Dari 3 bagian, atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaa terpenuhi 2). bagian, (Dari struktur
terpenuhi 1). tidak
n – Isi – terpenuhi
Penutup) sama sekali).
Isi Refleksi
Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak
(Mengungkap n syukur syukur kepada mengungkap mengungkap
kan tema yang kepada Allah, tapi tidak kan syukur kan syukur
dibahas) Allah dan menggunakan kepada Allah, kepada
menggunak refrensi Kitab tidak ada Alllah.
an refrensi Suci secara refrensi Kitab
Kitab Suci. signifikan. Suci.
Bahasa yangMenggunakan MenggunakanBa Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa hasa yang jelas Bahasa yang Bahasa yang
dalam refleksi yang jelas namun ada kurang jelas tidak jelas
dan sesuai beberapa dan banyak dan tidak
dengan kesalahan kesalahan sesuai dengan
Pedoman Pedoman Umum Pedoman Pedoman
Umum Penggunaan Umum Umum
Penggunaa Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
n Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

13. Bahan Bacaan untuk Siswa: Buku Teks Pelajaran:


a. Buku Teks Pelajaran.
b. Restia Ningrum, Menjadi Pribadi yang diterima dan disukai, Kanisius, 2018.

14. Bahan Bacaan untuk Guru


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Guru dan Siswa).
b. Restia Ningrum, Menjadi Pribadi yang diterima dan disukai, Kanisius, 2018.
c. Gus Dur; Seri Pejuang Kemanusiaan: Berbeda itu asyik, Kanisius, 2010

15. Materi Pengayaan


Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun
elektronik, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua,
dan sebagainya) untuk memperoleh informasi, atau pengalaman atau
paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema: keunikan manusia
sebagai ciptaan dan pengembangan kemampuan dan keterbatasan,
dalam upaya mengembangkan diri menuju kesempurnaannya. Hal itu
dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan, survei, wawancara
dan teknik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik (Format
Terlampir).

16. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar.


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai
ketuntasan belajar minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka
pahami.
b) Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara
langsung atau dengan tutor teman sebaya.
c) Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau
soal yang kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).

17. Daftar Pustaka


- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K
Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
- Kristianto. Yoseph, dkk. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta: Kanisius, 2010
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
Komisi Liturgi Konferensi Wali Gereja Indonesia, Puji Syukur, Penerbit Obor, Jakarta,
1992.
- Internet:
• https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-
yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/
• https://motivasays.wordpress.com/2012/08/27/langkah-mengubah-kelemahan-menjadi-
kekuatan/
• https://pelayananpublik.id/2019/08/24/tentang-manusia-pengertian-asal-usul-dan-
jenisnya/
• https://id.wikipedia.org/wiki/individu/

18. Lampiran:
a. Artikel:
Tarjono Slamet: Saya butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit
yudhistira hananta, kurnia agung prabowo, bambang gustiawan / 25 Desember 2015

Bantul, DIY – Tarjono Slamet, lelaki kelahiran Pekalongan 29


Desember 1972 ini harus kehilangan kaki kirinya yang
terpaksa diamputasi pada tahun 1990. Dia juga harus menerima
kenyataan bahwa 10 jari tangannya tak bisa lagi digerakkan
lantaran mengalami kerusakan syaraf.

Gambar 1.2. Tarjono Slamet (43), Manajer Mandiri Craft


Kejadiannya terhitung sangat cepat. Begitu lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun
1989, Tarjono diterima bekerja di Perusahaan Listrik Negara (PLN) bagian instalasi. Ia
ditugaskan di wilayah Klaten Jawa Tengah. Belum genap setahun bekerja, Tarjono dan dua orang
temannya kesetrum listrik tegangan tinggi. Meski ketiganya selamat, semuanya mengalami cacat
seumur hidup, termasuk Tarjono yang harus kehilangan kaki dan fungsi jari-jari tangannya.
Tarjono butuh waktu dua tahun lebih untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Meski sudah
setahun belajar di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) di
Yogyakarta, dan mengikuti sejumlah pendidikan serta keterampilan khusus bagi orang cacat,
semangat hidup Tarjono tak juga datang. “Saya butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit,” ujar
Tarjono
Kebersamaan dengan sesama penderita cacat akhirnya menggugah Tarjono untuk bangkit dari
keputusasaan. Ia juga makin tekun menggeluti latihan keterampilan yang diajarkan di Yakkum.
Bahkan, Tarjono sempat dikirim ke Selandia Baru, Australia, dan Belanda untuk mengikuti
berbagai kursus termasuk pelatihan fund rising.
Sepulang dari Australia, Tarjono memutuskan memulai hidup baru menjadi enterpreneur dan
pekerjaan sebagai staf Yakkum ditinggalkannya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki dan
modal warisan serta uang sisa gaji, Trajono mendirikan CV Mandiri Craft yang memproduksi
aneka macam kerajinan kayu seperti alat peraga pendidikan dan puzzle.
Tarjono merekrut 25 orang yang semuanya penyandang cacat sebagai karyawan. Tak banyak
kesulitan saat memulai usaha karena mayoritas karyawannya adalah alumni Yakkum yang sudah
dibekali keterampilan membuat aneka macam kerajinan.

Tidak heran jika kemampuan produksi CV Mandiri Craft juga cukup besar mencapai 650 unit
per bulannya, jumlah yang setara dengan kapasitas produksi suatu perusahaan yang dikerjakan
oleh tenaga tanpa cacat fisik.

Soal pemasaran, bukan masalah serius bagi Tarjono. Pengalaman pernah belajar ke Eropa dan
Australia membuka jaringan pemasaran untuk barang produksinya. Sebagian besar produk
Mandiri Craft memang dieskpor, utamanya ke Eropa dan Amerika.

Dengan pangsa ekspor itu, tak heran jika Tarjono mampu membayar semua karyawannya dengan
upah di atas ketentuan pemerintah. Semua karyawan Mandiri Craft digaji di atas Upah Minimum
Provinsi atau UMP. (Bambang Gustiawan
https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-
yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/

b. Lembar Kerja Siswa

Kekuatan dan Keterbatasanku

Nama: ………………………..

Aspek-Aspek Diriku Kekuatanku Keterbatasanku

Fisik/Jasmani
Bakat/Kemampuan

Materi/Ekonomi

Sifat – Sifat

Impian (sukses) yang ingin ku raih:

Kekuatan dan Keterbatasanku:

Aspek-Aspek Diriku Kekuatanku Keterbatasanku


Fisikku
Sifat/sikapku
Lain-lain

c. Materi/ Peneguhan Guru:


1) Setiap manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang
mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu
mempunyai perbedaan. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis,
bakat/kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu
merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan
diperlakukan secara khusus pula.
2) Setiap orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini,
manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun,
pasti mempunyai keterbatasan. Dan setiap orang mempunyai keunikan.
3) Keunikan manusia dalam Kitab Suci:
a) Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakannya menurut
gambar dan rupa-Nya. Menurut citra-Nya. (Kej 1:26).
b) Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala-galanya telah
ditelakkan di bawah kakinya (Mz 8:7).
c) Waktu menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara khusus.
“Tuhan Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya” (Kej 2:7).
Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus.
Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Allah sejak keabadian. Kehadiran
manusia di muka bumi telah disiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan.
Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai pribadi, “seperti” Tuhan
sendiri. Betapa uniknya kita manusia ini!

d. Format Remedial dan Pengayaan

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Didik Pengayaan Remedial Pelaksanaan Sebelum Sesudah Simpulan
1
2
3
4
5
6
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1. Tujuan Pembelajaran Topik 2:


Peserta didik mampu memahami jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling
melengkapi dan sederajat, bersyukur kepada llah yang menciptakan dirinya sebagai
perempuan dan laki-laki, sehingga pada akhirnya menghargai sebagai perempuan atau laki-
laki yang saling melengkapi dan sederajat.

2. Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia – Kreatif – Gotong Royong

3. Indikator Ketercapaian Tujuan

a. Maksud dari kesetaraan gender


b. Pesan kitab suci terkait dengan kesetaraan laki-laki dan perempuan berdasarkan
Kejadian 2:18-23.
c. Upaya yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat yang
dapat kita lakukan.
d. Peserta didik mebuat sebuah refleksi tentang kedudukan laki-laki dan perempuan di
hadapan Allah.
e. Peserta didik membuat slogan yang berisi tentang niat untuk menjunjung tinggi
kesetaraan laki-laki dan perempuan dan menempelkannya di kamar atau meja belajar.
Slogan tersebut diupload di medsos masing dan menjadi niat yang betul-betul akan
dilakukannya.

4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab , Buku Guru, Laptop, Proyektor

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta
didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan
orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau
ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari
terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok, Refleksi dan aksi.

7. Sumber Belajar:
a. Artikel : Ajarkan Kesetaraan pada Anak di Keluarga dengan Bermain Peran
(https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-
dengan-bermain-peran/full&view=ok)
b. Teks Kitab Suci Kitab Suci Kejadian 2:18-23.
c. Katekismus Gereja Katolik 370 - 372
d. Rangkuman materi pembelajaran

8. Persiapan Guru:
a. Menyiapkan artikel: Ajarkan kesetaraan pada anak di keluarga dengan bermain peran.
b. Menyiapkan teks kitab suci (kejadian 2: 18 – 23) dan Katekismus Gereja Katolik 370
– 371.
c. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran
d. Lembar observasi diskusi kelompok

9. Alur Kegiatan Pembelajaran:


KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka
1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

KEGIATAN INTI : 100 menit


4 Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan keunikan Diri dan Orang lain
a. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk merumuskan tanggapan atas
artikel “Ajarkan Kesetaraan pada Anak di Keluarga dengan Bermain Peran”
dan memecahkan masalah berikut:
1) Bagaimana peran keluarga dalam mengajarkan makna tentang kedudukan
antara laki-laki dan perempuan?
2) Apa maksud dari keluarga sebagai yang tempat yang pertama dan utama
untuk mendapatkan pendidikan?
3) Bagaimana menanamkan kesetaraan gender pada anak sejak usia dini?

b. Peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan dilanjutkan
dengan studi pustaka/ literasi untuk menemukan pentingnya kesetaraan gender
dalam masyarakat, sikap apa yang dapat kita lakukan untuk mendukung
gerakan tersebut,serta mencatat semua temuannya.
c. Guru memberikan peneguhan terkait dengan keunikan manusia dan mengapa
setiap orang perlu mengenali kekuatan dan keterbatasannya.

5 Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan

a. Peserta didik mendalami teks Kitab Kejadian 2 : 18 – 23 dan Katekismus Gereja


Katolik artikel 371 – 373 yang berbicara tentang kesetaraan laki-laki dan
perempuan di hadapan Allah.
b. Peserta didik diminta menganalisa teks, kemudian merumuskan pesan
berdasarkan analisa mereka, dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:
1) Siapa yang menghendaki supaya manusia (laki-laki) tidak seorang diri?
Kira-kira mengapa?
2) Siapa yang dimaksud dengan penolong bagi laki-laki? Apakah yang satu
lebih tinggi dari yang lain?
3) Berdasarkan ayat 23, apakah ini pengakuan sederajat atau menganggap
yang satu lebih hebat dari yang lain?
4) Apakah yang dimaksud dengan penolong yang sepadan menurut
Katekismus Gereja Katolik?
Peserta didik menyusun jawabannya dalam sebuah diskripsi!

5) Guru memberikan peneguhan terkait dengan kesetaraan laki-laki dan


perempuan menurut pesan kitab suci.

6 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
1) Peserta didik untuk merenungkan puisi inspiratif yang ditulis dan
dibacakan dalam acara Indonesian Women’s Forum (IWF) 2018 oleh
Maudy Ayunda ya berjudul Menghapus “Katanya”
2) Peserta didik diminta merenungkan kalimat berikut:
Pada hari ini kita telah menggali dan mendalami kedudukan laki-laki dan
perempuan di hadapan Allah. Allah menempatkan mereka setara satu sama
lain. Panggilan Tuhan atas laki-laki atau perempuan adaalah: masing-
masing berkembang dan memperkembangkan diri menjadi laki-laki sejati
dan perempuan sejati. Dan melalui puisinya, Maudy Ayunda berharap
semua wanita di Indonesia akan tetap kuat, menjadi dirinya sendiri dan
mampu mengejar mimpinya tanpa takut mereka itu wanita. Karena wanita
itu pasti bisa.

b. Aksi

1) Peserta didik mebuat sebuah refleksi tentang kedudukan laki-laki dan


perempuan di hadapan Allah.
2) Peserta didik membuat slogan yang berisi tentang niat untuk menjunjung
tinggi kesetaraan laki-laki dan perempuan dan menempelkannya di kamar
atau meja belajar. Slogan tersebut diupload di medsos masing dan menjadi
niat yang betul-betul akan dilakukannya.

Kegiatan Penutup: 20 Menit


7. a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Peeserta didik merefleksikan tentang manfaat tema pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup dari
Mazmur 113 yang dibacakan secara bergantian dan menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

10. Refleksi Guru:


Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
11. Refleksi siswa:
Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu
lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini?

12. Rubrik Penilaian:


a. Pengetahuan

No Soal Jawaban
1 Apa yang dimaksud a. Kesetaraan gender adalah suatu kondisi di mana semua
dengaqn kesetaraan manusia (baik laki-laki dan perempuan) bebas
gender? mengembangkan kemampuan personal mereka dan
membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotype,
peran gender yang kaku. Hal ini bukan berarti bahwa peran
laki-laki dan perempuan harus selalu sama, tetapi hak,
tanggung jawab dan kesempatannya tidak dipengaruhi oleh
apakah mereka dilahirkan sebagai laki-laki dan perempuan.
b. Kesetaraan gender memberikan penghargaan dan
kesempatan yang saa pada perempuan dan laki-laki dalam
menentukan keinginannya dan menggunakan
kemampuannya secara maksimal di berbagai bidang.
2 Bagaimana pesan Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk
kitab suci terkait menjadi teman hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri
dengan kesetaraan berkata: “Tidaklah baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
laki-laki dan akan menjadikan seorang penolong baginya, yang sepadan
perempuan? dengan dia” (Kejadian 2: 18). Untuk menyatakan bahwa wanita
sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka Tuhan
menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang
rusuk pria itu. Maka, pria itu kemudian berkata tentang wanita itu
demikian: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku” (Kejadian 2: 23). Dari kutipan Kitab Suci ini jelaslah
bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan
sepadan.

3 Upaya apa yang Upaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat yang
dapat kita lakukan dapat kita lakukan adalah;
untuk mewujudkan a) Mengakhiri diskriminasi terhadap semua wanita dan anak
kesetaraan dalam perempuan.
masyarakat yang b) Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam berbagai
dapat kita lakukan? kegiatan.
c) Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
dan anak baik di ranah publik maupun pribadi. Hal ini
termasuk perdagangan manusia dan eksploitasi seksual pada
perempuan dan anak.
d) Meningkatkan pelayanan umum dan kebijakan publik yang
lebih pro terhadap perempuan

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharg Berpartisipa Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan ai si aktif penjelasan h
Sisw kelompok pendapat dalam guru Score
a teman kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Penilaian Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak
selalu sering
pernah
Aku bersyukur karena Tuhan telah
menciptakan diriku sebagai laki-laki atau
1 perempuan

Aku menyadari bahwa apapun yang


melekat pada diriku merupakan bukti
2
bahwa Tuhan mencintai diri saya secara
istimewa
Aku merasa bangga terhadap keadaan diri
3 saya seperti yang nampak saat sekarang
ini
Aku menghormati keberadaan lawan
4 jenis sebagai sesama ciptaan Allah yang
perlu dihargai dan dihormati
Aku merawat tubuh sebaik mungkin
5 sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan terhadap diri saya

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 a. Saya bergaul dengan semua teman tanpa
bertindak diskriminatif
b. Aku menerima dan menghormati sesama apa
adanya sebagai pribadi entah sebagai laki-
laki atau perempuan, yang memiliki ke-
mampuan dan kekurangannya.
c. Saya menerima mereka dengan segala
kekurangannya.
d. Saya tidak memilih-milih dalam pertemanan

Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

C. Penilaian Keterampilan; Guru meminta peseta didik untuk membuat refleksi tentang
kedudukan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah.
Pedoman penilaian untuk refleksi

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Refleksi struktur struktur yang struktur yang struktur yang
yang sangat cukup sistematis kurangsistem tidak
sistematis (Dari 3 bagian, atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaa terpenuhi 2). bagian, (Dari struktur
n – Isi – terpenuhi 1). tidak
Penutup) terpenuhi
sama sekali).
Isi Refleksi
Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak
(Mengungkap n syukur syukur kepada mengungkap mengungkap
kan tema yang kepada Allah, tapi tidak kan syukur kan syukur
dibahas) Allah dan menggunakan kepada Allah, kepada
menggunak refrensi Kitab tidak ada Alllah.
an refrensi Suci secara refrensi Kitab
Kitab Suci. signifikan. Suci.
Bahasa yangMenggunakan MenggunakanBa Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa hasa yang jelas Bahasa yang Bahasa yang
dalam refleksi yang jelas namun ada kurang jelas tidak jelas
dan sesuai beberapa dan banyak dan tidak
dengan kesalahan kesalahan sesuai dengan
Pedoman Pedoman Umum Pedoman Pedoman
Umum Penggunaan Umum Umum
Penggunaa Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
n Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

13. Bahan Bacaan untuk Siswa:


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa)
b. Iota Tatsunari dan Takahata Masao; Pria Begini, Wanitu Begitu: Bagaiman sih Biar
Nyambung. Gudang Penerbit 2021

14. Bahan Bacaan untuk Guru: Buku Guru dan Buku Siswa dan buku penunjang
yang lain.
a. Buku Teks Pelajaran (Buku Guru)
b. Iota Tatsunari dan Takahata Masao; Pria Begini, Wanitu Begitu: Bagaiman sih Biar
Nyambung. Gudang Penerbit 2021

15. Materi Pengayaan


Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun
elektronik, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua,
dan sebagainya) untuk memperoleh informasi, atau pengalaman atau
paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema: relasi dan
kesederajatan laki-laki dan perempuan. Hal itu dapat dilakukan dengan
studi literatur, pengamatan, survei, wawancara dan teknik
pengumpulan data yang dikuasai peserta didik (Format Terlampir).

16. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar (Format Terlampir).


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai
ketuntasan belajar minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka
pahami.
b) Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara
langsung atau dengan tutor teman sebaya.
c) Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau
soal yang kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).

17. Daftar Pustaka


- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K
Kelas X. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
- Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta: Kanisius
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi
Pekerti untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
- Internet:
• https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-
dengan-bermain-peran/full&view=ok
• https://kumparan.com/pencerah-nusantara/bagaimana-cara-terbaik-mewujudkan-
kesetaraan-gender-dalam-pembangunan-1t2fR7y5OrH/full
• https://kumparan.com/the-shonet/wow-maudy-ayunda-bikin-puisi-untuk-para-
wanita-yang-sedang-berjuang-dengan-kesetaraan-gender-1541933379992619260

18. Lampiran:
a. Artikel

Ajarkan Kesetaraan pada Anak di Keluarga dengan Bermain Peran


Reporter: Antara Editor: Mitra Tarigan
Jumat, 3 Juli 2020 19:43 WIB

Gambar 1.3. Ilustrasi keluarga sedang BBQ. bbqsingapore.sg

TEMPO.CO, Jakarta – Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Lenny N Rosalin mengatakan anak perlu
dididik kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan sejak dini. "Usia di bawah
enam tahun adalah golden age ketika pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat
dan tidak bisa digantikan pada masa mendatang," kata Lenny dalam seminar daring
yang diikuti di Jakarta, Jumat 3 Juli 2020.
Lenny mengatakan keluarga dan orang tua adalah tempat pertama dan utama bagi anak
mendapatkan pendidikan. Anak belajar dengan melihat apa yang dilakukan orang tua
dan menirunya, sehingga orang tua berperan sebagai guru pada usia awal anak.
Karena itu, untuk mengajarkan kesetaraan kepada anak sejak dini, orang tua harus
membangun kesetaraan dalam keluarga dengan memberikan akses dan partisipasi yang
setara bagi suami, istri, dan anak, serta memastikan keputusan diputuskan bersama oleh
suami dan istri.
"Orang tua dan keluarga juga harus memastikan kesetaraan antara anak laki-laki dan
perempuan dalam berbagai hal. Misalnya di bidang pendidikan, jangan membedakan
antara anak laki-laki dan perempuan," katanya.
Kesetaraan dalam keluarga bisa dibangun dengan mengembangkan perilaku, sikap dan
komitmen sebagai atribut perempuan dan laki-laki yang bisa diterima. "Pengenalan
gender kepada anak harus ditanamkan sejak dini. Pembelajaran mengenai kesetaraan
gender merupakan tanggung jawab orang tua di rumah," katanya.
Kesetaraan gender bisa diajarkan melalui kegiatan bermain peran. Anak-anak berhak
menentukan peran apa yang dia inginkan.
Saat bermain, orang tua jangan membatasi peran tertentu lebih pantas untuk laki-laki
atau perempuan. Semua orang berhak bekerja menjadi apa yang dia inginkan. "Dalam
jangka panjang, memperkenalkan kesetaraan gender kepada anak usia dini tidak hanya
menumbuhkan kepercayaan diri, tetapi juga membangun pola pikir yang tidak
membedakan antara laki-laki dan perempuan," katanya
https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-dengan-
bermain-peran/full&view=ok

b. Puisi
Menghapus “Katanya”
Oleh: Maudy Ayunda

Sempat dunia berbisik


Katanya perempuan tegas itu mengintimidasi
Katanya perempuan kritis itu lancang
Katanya perempuan ekspresif itu berlebihan
Katanya perempuan emosional itu tidak bisa berpikir logis
Katanya perempuan yang berkarier pasti bukan ibu yang baik
Katanya perempuan yang sekolah tinggi akan sulit mendapatkan jodoh
Tapi hari ini
Aku berhenti mendengar
Segala katanya yang menggema
di pikiranku

Yang aku tahu


Perempuan lugas, kritis, ekspresif, emosional
Adalah sosok yang berani menjadi diri mereka sendiri

Yang aku tahu


Perempuan bisa mengejar mimpinya tanpa batas

Yang aku tahu


Perempuan tidak harus terperangkap dalam definisi-definisi yang menyempitkan

Yang aku tahu


Perempuan berhak atas kesetaraan di mana pun

Yang aku tahu


Perempuan itu kuat
https://kumparan.com/the-shonet/wow-maudy-ayunda-bikin-puisi-untuk-para-wanita-
yang-sedang-berjuang-dengan-kesetaraan-gender-1541933379992619260

c. Materi:

1) Kesetaraan gender adalah suatu kondisi dimana semua manusia (baik laki-laki
maupun perempuan) bebas mengembangkan kemampuan personal mereka dan
membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotype, peran gender yang kaku. Hal
ini bukan berarti bahwa perempuan dan laki-laki harus selalu sama, tetapi hak,
tanggung jawab dan kesempatannya tidak dipengaruhi oleh apakah mereka
dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan.

2) Kesetaraan gender memberikan penghargaan dan kesempatan yang sama pada


perempuan dan laki-laki dalam menentukan keinginannya dan menggunakan
kemampuannya secara maksimal di berbagai bidang.

3) PBB bahkan menekankan kesetaraan gender bagi semua adalah hak fundamental
yang dimiliki oleh setiap manusia. Pernyataan itu mengakar dari Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia ayat pertama yang jelas menyatakan bahwa, “Setiap manusia
dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.”

4) Upaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam masyarakat yang dapat kita lakukan
adalah:
a) Mengakhiri diskriminasi terhadap semua wanita dan anak perempuan.
b) Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam berbagai kegiatan.
c) Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak baik di
ranah publik maupun pribadi. Hal ini termasuk perdagangan manusia dan
eksploitasi seksual pada perempuan dan anak.
d) Meningkatkan pelayanan umum dan kebijakan publik yang lebih pro terhadap
perempuan.

5) Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman
hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, yang
sepadan dengan dia” (Kejadian 2: 18). Untuk menyatakan bahwa wanita sungguh-
sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka Tuhan menciptakan wanita itu
bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu. Maka, pria itu kemudian
berkata tentang wanita itu demikian: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku” (Kejadian 2: 23). Dari kutipan Kitab Suci ini jelaslah bahwa hubungan
pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan sepadan.
6) Dalam Katekismus Gereja Katolik Artikel 370 - 371 disebutkan bahwa pria dan
wanita diciptakan “satu untuk yang lain”, bukan seakan-akan Allah membuat mereka
sebagai manusia setengah-setengah dan tidak lengkap, melainkan Ia menciptakan
mereka untuk satu persekutuan pribadi, sehingga kedua orang itu dapat menjadi
“penolong” satu untuk yang lain, karena di satu pihak mereka itu sama sebagai
pribadi (“tulang dari tulangku”), sedangkan di lain pihak mereka saling melengkapi
dalam kepriaan dan kewanitaannya. Dalam perkawinan Allah mempersatukan
mereka sedemikian erat, sehingga mereka “menjadi satu daging” (Kej. 2:24) dan
dapat meneruskan kehidupan manusia: “Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah;
penuhilah bumi” (Kej. 1:28). Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya,
pria dan wanita sebagai suami isteri dan orang-tua bekerja sama dengan karya
Pencipta atas cara yang sangat khusus.
7) Panggilan Tuhan atas laki-laki atau perempuan adalah: masing-masing berkembang
dan memperkembangkan diri menjadi laki-laki sejati dan perempuan sejati.
8) Penolong itu adalah yang “sepadan” dengan dia, artinya yang memliki kedudukan
yang sama dan itu adalah MANUSIA YANG LAIN. Dengan adanya manusia yang
lain memungkinkan manusia membangun relasi dengan yang lain.

d. Format Remedial dan Pengayaan

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Didik Pengayaan Remedial Pelaksanaan Sebelum Sesudah Simpulan
1
2
3
4
5
6
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN TOPIK 3. KELUHURAN MANUSIA SEBAGAI
CITRA ALLAH

1. Tujuan Pembelajaran Topik 3:


Peserta didik mampu memahamai diri dan sesamanya sebagai citra Allah yang bersaudara
satu sama lain, sehingga mampu menghargai sesamanya seperti menghargai dirinya
sendiri.

2. Profil Pelajar Pancasila : Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
– Kreatif – Gotong Royong.

3. Indikator Ketercapaian Tujuan

a. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat.


b. Pesan yang hendak disampaikan dalam Mazmur 8:1 – 10 terkait dengan keluhuran
manusia sebagai Citra Allah.
c. Hal yang mencirikan bahwa manusia bermartabat sebagai pribadi
berdasarkan KGK 357?

4. Media Pembelajaran/Sarana: Alkitab, Buku Siswa, Laptop, Proyektor.

5. Pendekatan: Pendekatan Kateketis


Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta
didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan
orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan dalam terang Kitab Suci atau
ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari
terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

6. Metode: Dialog partisipatif, Sharing pengalaman, Diskusi kelompok, Refleksi dan aksi.

7. Sumber Belajar: Artikel :


a. Pertemuan Santo Fransiskus dengan Sultan Malek Al-Kamil
(Hidupkatolik.com/2019/03/26/34266/fransiskus-asisi-dan-malek-al-kamil/).
b. Teks Kitab Suci Kitab Suci Mzm 8: 2 – 10 dan Katekismus Gereja Katolik 357, 358
dan 360.
c. Teks dari kitab Mazmur 139: 7 – 17.
d. Rangkuman pembelajaran materi.

8. Persiapan Guru:
a. Guru membuat ringkasan materi pembelajaran
b. Lembar observasi diskusi kelompok

9. Alur Kegiatan Pembelajaran:

KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit


Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa pembuka
1.
dan mengecek kesiapan siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

KEGIATAN INTI : 100 menit


4 Menggali pengalaman hidup dengan mengamati kisah dalam
memperjuangkan hak asasi manusia
a. Peserta didik mengamati kasus pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan
melalui artikel “Pertemuan Santo Fransiskus denga Sultan Malik Al-Kamil.
b. Peserta didik mengungkapkan tanggapannya terhadap kasus di atas dalam
bentuk pertanyaan untuk didiskusikan, berkaitan dengan tema keluhuran
martabat manusia sebagai citra Allah, misalnya:
1) Apa yang mendasari/ menggerakkan hati santo Fransiskus menemui Sultan
Malik Al-Kamil?
2) Pilihlah salah satu kalimat dalam kisah tersebut yang paling menarik
bagimu! Dan berikan alasannya!
3) Nilai apa yag dapat kalian ambil dan perjumpaan Santo Fransiskus dengan
Sultan Malek Al-Kamel di atas? Beri penjelasan singkat!

c. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan tersebut dan mengemukakan contoh pelanggaran martabat manusia
yang terjadi di daerahnya!
e. Setelah diskusi selesai, guru memberi kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi
tanggapan berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah
semua kelompok selesai presentasi.
f. Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber tentang tokoh-tokoh
yang dianggap punya kepedulian dalam memjaga keluhuran martabat manusia,
misalnya Mahatma Gandi, Mother Theresa, Romo Mangun, Gus Dur dll.

g. Guru memberikan peneguhan terkait dengan pentingnya menjaga keluhuran


martabat manusia.

5 Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja yang tentang Keluhuran Martabat
Manusia sebagai Citra Allah.

a. Peserta didik mendalami teks Kitab Mazmur 8: 2 - 10 dan Katekismus Gereja


Katolik artikel 357, 358 dan 360 yang menunjukkan keluhuran martabat
manusia sebagai citra Allah.

b. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk merumuskan nilai-nilai atau


ajaran yang hendak diwartakan melalui kutipan-kutipan di atas. Dalam
kelompok, peserta didik diminta menanggapi keterkaitan teks-teks Kitab Suci
dan ajaran Gereja di atas, dengan pemahaman tentang manusia Citra Allah,
misalnya dengan pertanyaan berikut:
1) Apa keunggulan manusia dibandingkan ciptaan Allah yang lain?
2) Berdasarkan kutipan di atas, siapa yang dimaksud dengan saudara?
Bagaimana pandangan kalian dengan pernyataan bahwa semua manusia satu
saudara?
3) Buatlah sebuah rumusan yang menunjukkan sejauh mana kalian sudah
menghayati keberadaan dirinya sebagai Citra Allah!
4) Jelaskan konsep bermartabat sebagai pribadi berdasarkan Katekismus
Gereja Katolik?

c. Peserta didik mencatat hasil yang diperoleh dalam kelompok dan perwakilan
kelompok melaporkan hasilnya dalam pleno.

d. Guru memberikan peneguhan terkait dengan keluhuran martabat manusia


sebagai citra Allah.

6 Refleksi dan Aksi:


a. Refleksi
Peserta didik membaca kitab mazmur 139: 7 – 17 dalam suasana hening diiringi
dengan musik yang lembut. Peserta didik diminta untuk memilih satu ayat yang
paling menyentuh hatinya dan kembali merenungkan dalam hatinya mengapa
mengambil ayat tersebut.
b. Aksi

1) Peserta didik diminta mebuat sebuah refleksi tentang kedudukan laki-laki


dan perempuan di hadapan Allah.
2) Peserta didik membuat sebuah doa berdasarkan ayat yang sudah dipilih
dalam refleksi di atas. Doa ditulis pada selembar kertas dan dihias
semenarik mungkin dan ditempel pada meja belajar dalam kamarnya atau
tempat yang sering dilihat.

Kegiatan Penutup: 20 Menit

7. a. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


b. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
c. Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
dengan doa “Jadikanlah Aku Pembawa Damai” (Doa St. Fransiskus) dari
PS 122 dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

10. Refleksi Guru:


Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

11. Refleksi Siswa


Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini? Apa yang akan kamu lakukan
untuk memperbaiki hasil belajarmu? Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk
memahami pelajaran ini?

12. Rubrik Penilaian:


a. Pengetahuan
1) Pilihan Ganda

1. Bacalah Katekismus Gereja Katolik 357 berikut ini!


“Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai
pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. Ia mampu mengenal diri
sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup
dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke
dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman
dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya.”
Berdasarkan kutipan Katekismus Gereja Katolik 357 tersebut, kalimat yang
menegaskan manusia sebagai citra Allah adalah… .
A. Manusia mampu mnegenal dirinya dan berhak melakukan segala sesuatu sesuai
keinginannya
B. Manusia memiliki martabat sebagai pribadi dan mampu mengenal diri dan
Penciptanya
C. Manusia menjadi tuan atas ciptaan lain dan diberi kuasa memanfaatkan ciptaan
sesuai dengan kemauannya sendiri
D. Manusia menjadi tuan atas dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
E. Manusia diberi karunia berupa akal budi, hati nurani dan kebebasan mutlak
yang tidak terbatas

2. Bacalah dokumen Gaudium et Spes art 12 berikut ini!


Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”; ia
mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; oleh Allah manusia ditetapkan
sebagai tuan atas semua makhluk di dunia ini (lih. Kej 1: 26; Keb 2: 23), untuk
menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah (lih. Sir 17: 3-10).
Kemudian perhatikan data berikut ini!
1) Memiliki akal budi
2) Diciptakan menurut gambar Allah
3) Diciptakan dengan suara hati
4) Mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya
5) Memiliki martabat yang sama dengan Penciptanya
6) Ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk

Makna manusia sebagai Citra Allah berdasarkan dokumen Gaudium et Spes art
12 tersebut terdapat pada nomor... .
A. 1, 3 dan 4
B. 1, 2 dan 5
C. 2, 4 dan 6
D. 3, 4, dan 5
E. 3, 5 dan 6

3. Perhatikan data berikut ini!


1) Membuat penemuan baru
2) Membuat pilihan hidup
3) Membedakan baik dan buruk
4) Memutuskan sesuatu
5) Mempermudah hidup manusia
6) Mengikuti kehendak Tuhan

Yang termasuk fungsi suara hati ditunjukkan pada nomor... .


A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 3 dan 6
4. Salah satu contoh perwujudan tugas manusia sebagai citra Allah dalam kehidupan
sehari-hari ditengah-tengah keluarga adalah... .
A. Taat dengan ajaran orang tua
B. Hormat terhadap guru
C. Menjenguk teman yang sakit
D. Rukun dengan tetangga
E. Menerima orang lain seperti adanya
5. Kita sadar akan cinta Allah yang luar biasa dan menempatkan manusia di tempat
yang sangat istimewa, yakni secitra dengan-Nya. Dalam membangun relasi
dengan orang lain, kesadaran ini mendorong kita untuk mengembangkan sikap….
A. Mengasihi semua orang karena mereka semua saudara di hadapan Allah
B. Mengasihi semua saudara seiman dihadapan Allah
C. Rendah diri di tengah-tengah pergaulan dengan semua bangsa
D. Menjadikan diri sebagai tolok ukur kebenaran bagi semua orang
E. Memegahkan diri di tengah-tengah kehidupan maysrakat yang majemuk

2) Uraian

No Soal Jawaban
Manusia adalah a. Istilah martabat berasal dari kata dignitas-dignus
makhluk ciptaan (latin), dignity yang berarti layak, patut, wajar.
Tuhan yang Secara singkat martabat berarti konsep moralitas
bermartabat. Apa yang menyatakan tingkat nilai atau bobot seorang
artinya pribadi. Karena bernilai itulah, maka manusia tidak
bermartabat? dapat dijadikan obyek, diperalat, diperbudak atau
dijadikan sarana untuk mencapai tujuan tertentu
baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
b. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
bermartabat. Sebagai makhluk yang bermartabat,
manusia memiliki di dalam dirinya akal budi, rasa,
hati dan kehendak. Manusia menggunakan akal
budi untuk menemukan kebenaran. Manusia
menggunakan perasaan untuk menilai kebaikan.
Manusia menggunakan hatinya untuk
memutuskan yang baik. Dan menusia
menggunakan hatinya untuk memilih kebaikan.
Antara akal budi, rasa, hati, hati dan kehendak ada
penyatuan mutlak bagi manusia dalam mencapai
kebaikan umum, yaitu nilai-nilai keutamaan hidup
yang berlaku bagi semua orang.

c. St. Thomas Aquinas memandang manusia sebagai


makluk bermartabat karena statusnya sebagai citra
Allah yang memiliki similitudo dan imago Dei.
Similitudo adalah keluhurannya atas makluk
ciptaaan yang lain, sedangkan imago lebih
menunjuk pada panggilan terdalam untuk bersatu
dalam hidup Ilahi. Yang mencirikan manusia
sebagai makhluk bermartabat

Pesan apa yang Mazmur 8: 1 - 10 ini, menggambarkan bagaimana Allah


hendak menciptakan manusia dan menempatkan manusia secara
disampaikan dalam istimewa di antara semua ciptaan dan merefleksikan
Mazmur 8:1 – 10 kemuliaan manusia. Mazmur ini merupakan kidung
terkait dengan pujian kepada Allah karena telah memberikan kepada
keluhuran manusia manusia tanggung jawab dan martabat. Kej 1:1-2:3.
Manusia ditempatkan Allah pada kedudukan yang sangat
sebagai Citra Allah
istimewa. Ia diciptakan menurut gambar dan rupa sang
? Pencipta (Kej 1:26).

Hal apa saja yang Yang mencirikan bahwa manusia bermartabat sebagai
mencirikan pribadi berdasarkan KGK 357?
bahwa manusia
bermartabat a. Ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang.
sebagai pribadi b. Ia mengenal diri sendiri.
berdasarkan c. Ia dapat menjadi tuan atas diri sendiri.
KGK 357? d. Selalu mengabdikan diri dalam kebebasan.
e. Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain.

Lembar pengamatan diskusi

N Nam Melaksanaka Menjawab Mengharg Berpartisipa Merespon Jumla


o a n tugas pertanyaan ai si aktif penjelasan h
Sisw kelompok pendapat dalam guru Score
a teman kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4

b. Penilaian Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
No Butir Instrumen Penilaian Jarang Tidak
selalu sering
pernah
Aku bersyukur dan berdoa secara rutin
1 kepada Allah karena diciptakan secitra
dengan Allah.
Aku merasa bangga terhadap keadaan diri
2 saya seperti yang nampak saat sekarang
ini
Aku mensyukuri apapun yang ada /
3
melekat pada diri saya
Aku merawat tubuh sebaik mungkin
4 sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan terhadap diri saya

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial: Penilaian diri:

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
a) Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
b) Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 Saya bergaul dengan semua teman tanpa
bertindak diskriminatif.
2 Aku bersedia bergaul dengan temanku yang
mrmiliki kebutuhan khususd (catat), karena dia
juga adalah citra Allah.
3 Saya menerima mereka dengan segala
kekurangannya.

4 Saya tidak memilih-milih dalam pertemanan

5 Aku bersikap hormat terhadap yang tua dan


santun kepada yang lebih muda
Skor =jumlah nilai X 100%

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

c. Penilaian Keterampilan; Guru meminta peseta didik untuk membuat sebuah doa
berdasarkan ayat yang sudah dipilih dalam kegiatan refleksi di atas. Doa ditulis pada selembar
kertas dan dihias semenarik mungkin dan ditempel pada meja belajar dalam kamarnya atau
tempat yang sering dilihat

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur doa Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
struktur struktur yang struktur yang struktur yang
yang sangat cukup sistematis kurangsistem tidak
sistematis (Dari 3 bagian, atis (Dari 3 sistematis
(Pembukaa terpenuhi 2). bagian, (Dari struktur
n – Isi – terpenuhi 1). tidak
Penutup) terpenuhi
sama sekali).
Isi doa
Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak
(Mengungkap n syukur syukur kepada mengungkap mengungkap
kan tema yang kepada Allah, tapi tidak kan syukur kan syukur
dibahas) Allah dan menggunakan kepada Allah, kepada
menggunak refrensi Kitab tidak ada Alllah.
an refrensi Suci secara refrensi Kitab
Kitab Suci. signifikan. Suci.
Bahasa yang
Menggunakan MenggunakanBa Menggunakan Menggunakan
digunakan Bahasa hasa yang jelas Bahasa yang Bahasa yang
dalam doa yang jelas namun ada kurang jelas tidak jelas
dan sesuai beberapa dan banyak dan tidak
dengan kesalahan kesalahan sesuai dengan
Pedoman Pedoman Umum Pedoman Pedoman
Umum Penggunaan Umum Umum
Penggunaa Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
n Bahasa Bahasa Bahasa
Indonesia. Indonesia . Indonesia .

13. Bahan Bacaan untuk Siswa:


a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa).
b. Tim Redaksi: Mereka Yang Dicintai Allah, Lentera Hati 2014
14. Bahan Bacaan untuk Guru: Buku Guru dan Buku Siswa dan buku penunjang yang
lain.
a. Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa).
b. Tim Redaksi: Mereka Yang Dicintai Allah, Lentera Hati 2014.
c. G. Budi Subanar, SJ; Soegija, Catatan Seorang Pejuang Kemanusiaan, Galang Press,
2012

15. Materi Pengayaan


Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun
elektronik, tokoh agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua,
dan sebagainya) untuk memperoleh informasi, atau pengalaman atau
paham/ pandangan, yang berkaitan dengan tema: keluhuran martabat
manusia sebagai citra Allah. Hal itu dapat dilakukan dengan studi
literatur, pengamatan, survei, wawancara dan teknik pengumpulan data
yang dikuasai peserta didik (Format Terlampir)..

16. Materi Untuk Siswa yang Kesulitan Belajar (Format Terlampir)..


Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai
ketuntasan belajar minimal, dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka
pahami.
b) Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru
mengadakan pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh
guru secara langsung atau dengan tutor teman sebaya.
c) Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau
soal yang kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).

17. Daftar Pustaka


- Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K
Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
- Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta: Kanisius.
- Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
- Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
- Puji Syukur 198, 221
- Internet: Hidupkatolik.com/2019/03/26/34266/fransiskus-asisi-dan-malek-al-kamil/

18. Lampiran:
a) Artikel:

Pertemuan Santo Fransiskus dengan Sultan Malek Al-Kamil


Gambar 1.4. Santo Fransiskus Asisi dengan Sultan Malek Al-Kamil

HIDUPKATOLIK.com – Santo Fransiskus dengan berani mendekati


Sultan Mesir demi mengupayakan perdamaian, sekalipun nyawanya
menjadi taruhan.
Di tengah Perang Salib, Sultan Mesir Malek al-Kamil, keponakan
Saladin, menyatakan bahwa siapa pun yang menyerahkan padanya
kepala orang Kristen akan diberi imbalan sepotong emas Bizantium.
Pada Agustus 1219, pasukannya berhasil mempertahankan Benteng
Damietta dan menewaskan sekitar 5.000 tentara salib.
Lalu, datanglah Santo Fransiskus dari Asisi. Awalnya, ia memohon
kepada Kardinal Pelagius, komandan pasukan Kristen, untuk
menghentikan pertempuran ini. Namun, Pelagius menolak. Fransiskus
pun mengajak Bruder Illuminatus menemaninya melintasi garis
pertempuran dengan berani tanpa senjata. Tentara Sultan menangkap
Fransiskus dan Illuminatus, memukul mereka hingga babak belur lalu
menyeret keduanya ke hadapan Sultan.
Dalam tulisannya, St Bonaventura menggambarkan dalam
pertemuan itu, Sultan mengawali percakapan dan bertanya oleh siapa,
mengapa, dalam kapasitas apa mereka diutus, dan bagaimana mereka
sampai di sana. Namun, Fransiskus menjawab, mereka diutus oleh
Allah, bukan oleh manusia, untuk menunjukkan jalan keselamatan
kepada Sultan dan rakyatnya, serta memberitakan kebenaran Injil.
Ketika Sultan melihat antusias dan keberaniannya, ia mendengarkan
Fransiskus dengan sabar dan mendesaknya untuk tetap bersamanya.
Fransiskus menyapa Sultan dengan salam, “Semoga Tuhan
memberimu kedamaian.” Ini mirip dengan salam tradisional Muslim
“assalam o alaikum” atau ‘salam bagimu’. Salam yang sontak
mengejutkan Sultan, yang langsung terpesona oleh kekudusan
Fransiskus. Fransiskus pun melanjutkan dengan sebuah renungan dari
Injil.
Sultan dapat melihat kasih yang mengalir dari Fransiskus. Ia kagum
akan keberaniannya. Mereka berbicara bersama tentang kehidupan
spiritual, dan merefleksikan tradisi masing-masing.
Fransiskus dan Illuminatus kemudian tinggal di kamp Muslim selama
beberapa hari. Sebelum mereka pergi, Sultan memberi banyak hadiah
berharga. Namun, karena spiritualitas kesederhanaannya, Fransiskus
menolak semuanya, kecuali satu hadiah istimewa: tanduk gading.
Tanduk gading itu biasa digunakan oleh muazin untuk menandakan
azan. Sekembalinya ke Italia, Fransiskus menggunakan tanduk gading
untuk memanggil umatnya berdoa atau saat ia ingin berkhotbah.
Tanduk gading itu kini dipajang di Asisi.
Fransiskus juga membagikan rasa hormatnya yang baru dan
mendalam terhadap saudara-saudari Muslimnya, menghancurkan
lingkaran permusuhan dan kesalahpahaman yang memicu Perang Salib.
Fransiskus terutama dikejutkan oleh Muslim yang berdoa lima kali
sehari dan bersujud untuk menyembah Allah. Surat-suratnya mendesak
orang-orang Kristen untuk mengadopsi praktik serupa: menjadikan doa
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk mengingat Allah
dalam segala hal.
Pertemuan ini juga mengubah Sultan. Ia meminta prajuritnya untuk
mengawal Fransiskus, saat ia harus melalui negara-negara Muslim.
Sejak saat itu, Sultan memperlakukan tahanan perang Kristen dengan
kebaikan dan kemurahan hati.
Fransiskus dan Sultan tidak ada yang berpindah keyakinan. Tetapi,
mereka bertemu sebagai manusia ciptaan Allah. Tak lama setelah itu,
ada beberapa ikonografi dari Timur yang menunjukkan kedua pria ini.
Salah satu penasihat spiritual Sultan, mempunyai tulisan di nisannya
bahwa yang mengubah hidupnya adalah pertemuan antara seorang
biarawan Kristiani dengan Sultan.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.08 2019, 24 Februari 2019
Hidupkatolik.com/2019/03/26/34266/fransiskus-asisi-dan-malek-al-
kamil/

e. Materi Pembelajaran:

1) Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai


makhluk yang bermartabat, manusia memiliki di dalam dirinya akal budi,
rasa, hati dan kehendak. Manusia menggunakan akal budi untuk
menemukan kebenaran. Manusia menggunakan perasaan untuk menilai
kebaikan. Manusia menggunakan hatinya untuk memutuskan yang baik.
Dan menusia menggunakan hatinya untuk memilih kebaikan. Antara
akal budi, rasa, hati, hati dan kehendak ada penyatuan mutlak bagi
manusia dalam mencapai kebaikan umum, yaitu nilai-nilai keutamaan
hidup yang berlaku bagi semua orang.
2) Istilah martabat berasal dari kata dignitas-dignus (latin), dignity yang
berarti layak, patut, wajar. Secara singkat martabat berarti konsep
moralitas yang menyatakan tingkat nilai atau bobot seorang pribadi.
Karena bernilai itulah, maka manusia tidak dapat dijadikan obyek,
diperalat, diperbudak atau dijadikan sarana untuk mencapai tujuan
tertentu baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.

3) St. Thomas Aquinas memandang manusia sebagai makluk bermartabat


karena statusnya sebagai citra Allah yang memiliki similitudo dan imago
Dei. Similitudo adalah keluhurannya atas makluk ciptaaan yang lain,
sedangkan imago lebih menunjuk pada panggilan terdalam untuk bersatu
dalam hidup Ilahi. Yang mencirikan manusia sebagai makhluk
bermartabat.
4) Mazmur 8: 1 - 10 ini, menggambarkan bagaimana Allah menciptakan
manusia dan menempatkan manusia secara istimewa di antara semua
ciptaan dan merefleksikan kemuliaan manusia. Mazmur ini merupakan
kidung pujian kepada Allah karena telah memberikan kepada manusia
tanggung jawab dan martabat. Kej 1:1-2:3. Manusia ditempatkan Allah
pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut gambar
dan rupa sang Pencipta (Kej 1:26).
5) Manusia sebagai citra Allah berarti manusia diberi tugas untuk
melakukan apa yang Allah buat yaitu berkuasa atas ciptaan lain.
Manusia sungguh akan menjadi gambar Allah kalau ia sungguh
melaksanakan tugasnya itu sesuai dengan kehendak yang pencipta.
Maka tugas manusia ialah meneruskan karya penciptaan Allah di dunia
ini dengan meneruskan dan melestarikan kehidupan serta melaksanakan
kekuasaan atas ciptaan lain. Untuk dapat melaksanakan tugas itu
manusia dibekali oleh Allah yaitu berkat-Nya dan terutama dengan
kemampuan intelektual.
6) Karena manusia diciptakan sebagai Citra Allah, manusia memiliki
martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang.
Ia mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri
dalam kebebasan, dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan
dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya (KGK 357).
7) Persaudaraan sejati tidak membedakan orang berdasarkan agama, suku,
ras, ataupun golongan, karena semua manusia adalah sama-sama umat
Tuhan dan sama-sama dikasihi Tuhan. Maka setiap orang yang
membenci sesamanya, ia membenci Tuhan.

f. Format Remedial dan Pengayaan

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………..
Tahun : ………………………………

Nama Rencana Program Tanggal Hasil


No Materi Peserta Didik Pengayaan Remedial Pelaksanaan Sebelum Sesudah Simpulan
1
2
3
4
5
6
7
BIODATA PENULIS

Sulis Bayu Setyawan, lahir di Klaten - Jawa Tengah,


17 Mei 1970, Setelah lulus D3 di STKIP Widya
Yuwana Madiun 1993 kemudian mengajar di SMA
Regina Pacic Bogor sampai sekarang; Melanjutkan
S-1 Ilmu Pendidikan Teologi Universitas Atma Jaya
Jakarta dan lulus 1999. Tahun 2006 – 2009
mengajar Pendidikan Agama Katolik di Bogor Hotel
Institute. Terlibat secara aktif dalam perubahan
kurikulum 2013 bersama dengan Puskurbuk dan
menjadi bagian dari Tim Pengembang kurikulum,
serta Instruktur Nasional dalam sosialisasi
kurikulum yang dilaksanakan oleh Direktorat P-SMA. Tahun 2015 – 2019
menjadi tenaga pengajar tidak tetap untuk Pendidikan Agama Katolik di
STIPAN Abdi Negara di Lenteng Agung, Jakarta. Buku yang pernah ditulis,
yakni BukuTeks Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk SMA/K
Kurikulum 2013 Kemendikbud, Modul Pelatihan Kurikulum 2013 untuk
Direktorat P-SMA, Modul Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas X
untuk SMA Terbuka, 2014 dan Buku Teks Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti kelas XI untuk SMALB (Tuna Daksa), 2015.
Penulis aktif dalam kegiatan Gereja sebagai Ketua Lingkungan Rasamala,
Wlayah Ciomas 1, Paroki Katedral Bogor mulai tahun 2009 – 2019 dan aktif
membantu di seksi pewartaan. Penulis sampai saat ini masih aktif mengajar
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMA Regina Pacis Bogor dan
sebagai Ketua MGMP Pendidikan Agama Katolik Keuskupan Bogor. Penulis
dapat dihubungi melalui email sulisbayu70@gmail.com atau ke nomor
08170036387

Anda mungkin juga menyukai