Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Lingkungan Amelia Indah Sari (1302619061)
Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Lingkungan Amelia Indah Sari (1302619061)
Abstract
Ecosystem is an ecological system formed by an inseparable interrelationship
between living things and their environment. Ecosystem can also be said as a whole
and comprehensive order of unity among all elements of the environment that
influence each other. Ecology is the science of the interrelationships between living
things with each other and with non-living things around them. This writing is
intended to find out clear information about the ecological relationship with the
environment and proper conservation of the environment. The discourse on
environmental conservation has become an actual issue amid the threat of the global
environmental crisis. Because the environmental crisis is considered to be the
biggest problem of this century which has an impact on the inhabitants of the
present world and future generations. Experts have mapped that the environmental
crisis has caused various disasters, climate change, global warming, reduced quality
of life and the threat of future destruction of the earth. Therefore, people throughout
the world continue to look for joint solutions to overcome this crisis. Formulating
environmental conservation from the point of view of the current situation is
important. Therefore based on the science of environmental conservation ecology
is very influential on each other.
Keywords: Ecology, Environment, Conservation.
Abstrak
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-
benda tidak hidup di sekitarnya. Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui
informasi secara jelas tentang hubungan ekologi dengan pelestarian lingkungan.
Diskursus konservasi lingkungan telah menjadi isu aktual di tengah ancaman krisis
lingkungan global. Karena krisis lingkungan dianggap sebagai masalah terbesar
abad ini yang berdampak pada penghuni dunia sekarang dan generasi masa depan.
Para ahli telah memetakan bahwa krisis lingkungan telah menyebabkan berbagai
bencana, perubahan iklim, pemanasan global, menurunkan kualitas hidup dan
ancaman kehancuran bumi di masa depan. Karena itu, manusia di seluruh dunia
terus mencari solusi bersama untuk mengatasi krisis ini. Merumuskan konservasi
lingkungan dari sudut pandang pada keadaan saat ini merupakan hal yang penting.
Maka dari itu berdasarkan ilmu ekologi, ekologi dengan konservasi lingkungan
sangatlah berpengaruh satu sama lain.
Kata kunci: Ekologi, Lingkungan, Konservasi.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
sumbangan pikiran dalam bidang ini, sekalipun belum menggunakan kata
”ekologi”. Antony van Leeuwenhoek lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop
pada tahun 1700-an, memelopori pula pengkajian rantai makanan dan pengaturan
populasi (Egerton, 1968). Tulisan botaniwan bangsa Inggris Richard Bradley
menyatakan bahwa ia memahami betul hal produktivitas biologis (Egerton, 1969).
Ketiga bidang tersebut penting dalam ekologi mutakhir (Utina dkk. 2009).
Ekologi juga dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar
mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup disekitarnya
(Winanrno. 1992). Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman,
sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Namun
saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
dari alam”. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga
makhluk hidup. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan
mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara
ilmu alam dan ilmu sosial (Utomo dkk. 2014).
Pada mulanya ekologi merupakan bagian dari ilmu biologi (ilmu hayat), yang
terbagai menjadi dua berdasarkan pembagian lapisan vertikal dan lapisan
taksonomi (keratan). Lapisan vertikal, contohnya: morfologi (ilmu tentang bentuk
luar tubuh), anatomi (ilmu tentang bagian dalam tubuh), fisiologi (ilmu tentang faal
makhluk hidup), genetika (ilmu tentang sifat keturunan), ekologi (ilmu tentang
rumah makhluk hidup), histologi (ilmu tentang jaringan mikroskopis), embriologi
(ilmu tentang perkembangan embrio), evolusi (ilmu tentang perkembangan
makhluk hidup dari yang sederhan ke arah yang sempurna), teratologi (ilmu tentang
kemungkinan-kemungkinan bayi cacat dalam kandungan), organologi (ilmu
tentang organ), ontogeni (ilmu tentang perkembangan makhluk hidup dari sejak
embrio hingga dewasa), dan lain sebagainya. Sedangkan berdasarkan lapisan
taksonomi, contohnya: mikologi (ilmu tentang jamur), mikrobiologi (ilmu tentang
jasad renik), entomologi (ilmu tentang serangga), ornitologi (ilmu tentang burung),
botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), bakteriologi (ilmu
tentang bakteri), virologi (ilmu tentang virus), dan lain sebagainya. Hal ini terlihat
seperti gambar dibawah ini (Safitri. 2019).
Gambar 2.1.1
Ruang Lingkup Ekologi
Ekologi memiliki ruang lingkup yang sangat luas pada awal mulanya hanya
mempelajari makhluk hidup semata, yaitu dari makhluk hidup yang memiliki
tingkat organisasi paling sederhana (rendah) ke tingkat organisasi paling kompleks
(tinggi). Ruang lingkup ekologi dapat dilihat dari spektrum biologi dibawah ini
2
Gambar 2.1.2
1. Molekul
Molekul merupakan sekumpulan unsur-unsur yang membentuk suatu
senyawa kimia. Molekul akan menyusun organel-organel sel, seperti:
membran sel plasma yang tersusun dari molekul-molekul protein.
2. Organisme
Organisme adalah jasad hidup atau makhluk hidup, yang merupakan
kumpulan sistem organ yang membentuk individu.
3. Populasi
Populasi adalah kelompok mahkuk hidup satu spesies yang hidup pada suatu
habitat yang sama. Habitat merupakan tempat hidup suatu makhluk hidup.
Dalam populasi terjadi interaksi antara spesiesnya, seperti: berkembang biak,
melakukan perkawinan, perlindungan satu sama lainnya, dan lain sebagainya.
4. Komunitas
Keragaman spesies merupakan variasi berbagai jenis organisme yang
membentuk komunitas. Sedangkan Komunitas adalah kumpulan populasi
berbagai spesies makhluk hidup yang saling berinteraksi dan menempati
lingkungan yang sama (Campbell. 2010).
3
dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air
tawar).
• Ekologi padang rumput
Konservasi
Konservasi mempunyai arti sebagai usaha pelestarian lingkungan yang juga
merupakan upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana. Pemanfaatan sumber daya alam untuk tujuan pembangunan dan
peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk hendaknya dilakukan dengan
pertimbangan ekologis. Dengan pertimbangan itu maka lingkungan dapat
menjamin kelangsungan tersedianya sumber daya alam (MacKinnon, 1990).
Konservasi dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif untuk menjadikan bumi dan
sumber daya alamnya produktif dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia secara
berkelanjutan (Basuni, 2012).
Kegiatan konservasi sumber daya alam, meliputi; pemanfaatan sumber daya
alam yang rasional termasuk pemanfaatannya kembali melalui daur ulang, serta
perlindungannya dari kerusakan. Konservasi juga merupakan bentuk kegiatan
manusia dalam pengelolaan organisme dan ekosistemnya sedemikian rupa agar
pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Untuk mencapai pemanfaatan organisme dan
ekosistem yang berkelanjutan, maka kegiatan konservasi meliputi; perlindungan,
pemeliharaan, rehabilitasi, restorasi dan peningkatan populasi serta ekosistem
(Anon, 1993). Hal ini berkenaan pula dengan beberapa dasar penerapan konservasi
dalam pengertian moderen, yaitu; pemeliharaan, perbaikan, pemanfaatan,
pengubahan, efisiensi, daur ulang, dan integrasi (Owen, 1985).
Paradigma konservasi sumber dayaalam hayati adalah pengelolaan
penggunaan sumber dayaalam hayati secara berkelanjutan dan berwawasan
4
lingkungan untuk kemanfaatan bagi generasi kini dan mendatang. Adapun
aktivitasnya adalah memanfaatkan sumber dayahayati, mendistribusikan manfaat
sumber dayaalam hayati, dan tidak merusak sumber dayaalam hayati (Basuni,
2012).Restorasi ekosistem merupakan upaya mengembalikan kondisi hutan atau
bentang alam dengan tujuan memperoleh kembali keanekaragaman hayati dan non-
hayati, dan terjadi keseimabgan hayati dan ekosistemnya.
Tujuan konservasi sumber daya alam yang akan dilakukan adalah (1)
Mempertahankan adanya kualitas lingkungan dengan memperhatikan estetika dan
kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan (2) Mempertahankan adanya kelanjutan
dari pemanfaatan hasil tanaman, hewan dan bahan yang bermanfaat lainnya, dengan
menciptakan siklus yang seimbang antara masa tanam atau pembiakan dengan
pertumbuhan individu baru atau pembaharuan material. Oleh karena itu konservasi
yang dilakukan juga meliputi kegiatan perlindungan terhadap sistem kehidupan,
preservasi sumber daya genetik serta pemanfaatan flora dan fauna secara
berkelanjutan.
5
Seperti yang dikemukakan oleh Otto Sumarwoto perilaku berwawasan
lingkungan adalah tindakan atau perbuatan manusia dalam menjaga lingkungan
agar terjaga kelestariannya. Partisipasi dapat dilakukan dengan cara usaha sadar diri
untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kelangsungan hidup
dapat terjaga. Perubahan partisipasi terhadap lingkungan dapat menggunakan alam
sesuai dengan kebutuhan tanpa merusak lingkungannya. Dari pembahasan teori di
atas menyebutkan bahwa Pemahaman Konsep Ekologi dan etika lingkungan yang
dimiliki oleh manusia akan berhubungan dengan Partisipasi manusia dalam
Melestarikan Lingkungan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekologi
adalah suatu ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan
sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup disekitarnya (Winanrno. 1992).
Dengan pemahaman konsep ekologi yang lebih mendalam serta pemahaman
tentang etika lingkungan dapat menumbuhkan kesadaran dalam upaya melakukan
kegiatan konservasi. Kegiatan konservasi dapat juga meliputi pemanfaatan sumber
daya alam secara rasional, mempertahankan adanya kualitas lingkungan dengan
memperhatikan estetika dan kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan
mempertahankan adanya kelanjutan dari pemanfaatan hasil tanaman, hewan dan
bahan yang bermanfaat lainnya, dengan menciptakan siklus yang seimbang antara
masa tanam atau pembiakan dengan pertumbuhan individu baru atau pembaharuan
material.
SARAN
Perlunya dilakukan penelitian dengan rancang bangun yang lebih memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan simpulan yang dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
6
Effendi, R., Salsabila H. & Malik, A. (2018). Pemahaman Tentang Lingkungan
Berkelanjutan, Modul: ejournal undip, 18(2), 75.
https://doi.org/10.14710/mdl.18.2.2018.75-82
Fitriani, S.L. dkk (2018). Hubungan Ekologi dengan Pelestarian dan Daya Dukung
Lingkungan.
https://www.academia.edu/37548218/HUBUNGAN_EKOLOGI_DENGAN_PELEST
ARIAN_DAN_DAYA_DUKUNG_LINGKUNGAN. Diakses tanggal 14 Juni 2020
Jayadi, E.M. (2015). Ekologi Tumbuhan. Mataram: Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram.
7
Lingkungan, PLH: Jurnal Pendidikan Lingkungan Hidup, 6(1), 15.
https://journal.unpak.ac.id/index.php/plh/article/view/1020/872
Utina, R. dkk (2018). Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir. Yogyakarta:
Deepublish.
Utina, R. & Wahyuni K.D. (2009). Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo:
UNG Press.
Utomo, S.W. dkk (2014). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf. Diakses tanggal 14
Juni 2020.