TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Diare
berarti mengalir terus. Diare adalah suatu masalah kehilangan cairan dan
(lembek atau cair). Diare adalah keadaan buang air besar lebih dari 3x
pada tinja, yang melembek atau cair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar lebih dari biasanya. Diare adalah buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare adalah buang air besar yang encer atau cair sebanyak 3 kali atau
lebih per hari, atau lebih sering dari biasanya pada individu, yang dapat
menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari
Diare yaitu salah satu penyakit yang sering menyebabkan kejadian luar
feses, diare pada balita dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016).
Pada kasus diare terjadi gangguan fungsi penyerapan dan sekresi yang
6
terjadi disaluran pencernaan sehingga pola buang air besar tidak normal
dan bentuk tinja encer karena kandungan air lebih banyak dari normal
dalam Mahmud 2019). Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil
cairan dalam tubuh akibat dari pengeluaran cairan bersama feses yang
2. Klasifikasi Diare
Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi
7
cair dan berlangsung kurang dari 7 hari.
b. Diare bermasalah
dengan malnutrisi.
c. Diare berdarah
Diare berdarah atau disentri adalah diare dengan darah dan lendir
d. Kolera
Diare terus menerus, cair seperti air cucian, tanpa sakit perut, disertai
e. Diare berkepanjangan
berlangsung lebih dari 7 hari dan kurang dari 14 hari. Penyebab diare
berkepanjangan berbeda dengan diare akut. Pada keadaan ini kita tidak
darah, dan berlangsung selama 14 hari atau lebih. Bila sudah terbukti
8
3. Etiologi
1) Faktor Makanan
2) Faktor Lingkungan
9
mudah menular, penggunaan sarana air yang sudah tercemar,
4. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Ridha (2014) pasien dengan diare akut akibat infeksi sering
mengalami naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan
haus, lidah kering dan ditandai dengan turgor kulit menurun,suara menjadi
serak (Ridha, 2014). Bila terjadi hipovolemik berat maka denyut nadi
akut. Akibat diare dalam waktu yang panjang adalah: dehidrasi, asidosis
Tanda dan gejala diare antara lain: Sering BAB dengan konsistensi
10
tinja cair atau encer, Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi,turgor kulit
lemah, pucat, perubahan TTV, menurun atau tidak ada pengeluaran urin
takikardi,denyut lemah
b. Menurut Dehidrasi
11
berat,tanda-tandanya: berak cair dan muntah terus-menerus,
haus mata cekung, bibir kering dan biru, tangan dan kaki
5. Patofisiologi
tidak sehat makanan yang kotor tidak higenis, yang menyebabkan toksik
air dan elektrolit ke usus sehingga diare terjadi. Diare ditandai dengan
12
keseimbangan cairan,dehidrasi yang dapat mengakibatkan hipovolemia.
pasien diare, mual muntah yang dialami akan mengurangi nafsu makan
13
6. Pathways
Diare (D0020)
Frekuensi BAB
Distensi Abdomen
meningkat
Defisit Nutrisi
Sesak (D0019)
Dehidrasi
Gangguan pertukaran
Hipovolemia
(D0023)
Resiko Syok (D0039)
Sumber: Nurarif & Kusuma (2015 ); PPNI (2017); Ridha (2014); Muttaqin
14
7. Pemeriksaan Penunjang
sistemik.
8. Penatalaksanaan
infeksi yaitu :
1) Jenis Cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan
15
2) Jumlah Cairan
jumlah cairan yang diperlukan 800 ml/hari, pada balita usia 1-3
(2022)
½ tts/Kg/BB/Menit
16
Tabel 1. 1 IWL
Baru Lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20
c. Terapi simtomatik
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas
17
loperamid,pada infeksi salmonella, shigela dan koletis pseudomembran
rangsangan ekstrapiramidal.
d. Terapi definitif
9. Komplikasi
perubahan elekrokardiogram)
18
b. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia
c. Hiponatremi
d. Syok hipovolekmik
19
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
adalah sarana atau alat yang digunakan oleh seorang perawat dalam bekerja
dan tata cara pelaksanaannya tidak boleh dipisah dari tahap pengkajian hingga
yang kedua adalah penentuan diagnosa yang sesuai dengan masalah pasien,
1. Pengkajian
2016)
Yang berisi:
20
a. Identitas Pasien
Pendidikan, Pekerjaan
c. Data Medis
2. Keluhan Utama
peningkatan frekuensi dan feses cair, BAB lebih dari 3x, disertai atau tidak
disertai darah.
3. Riwayat Kesehatan
b. Riwayat kesehatan dahulu: pre natal care, natal, dan post natal.
pasien
21
4. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a. Pola Kesehatan
b. Pola metabolik-nutrisi
kulit, rambut, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat
badan.
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas-Olahraga
e. Pola tidur-istirahat
22
untuk merubah pola tersebut.
f. Pola persepsi-kognitif
i. Pola Reproduksi-seksualitas
23
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk
5. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda-tanda vital
d. Kulit
24
j. Leher: Apakah terdapat pembesaran di area leher
k. Paru-paru
l. Jantung
bunyi jantung II/S2 (dub),tidak ada bunyi jantung tambahan (S3 atau
S4)
m. Sistem Kardiovaskuler
Subjektif, kaki dan tangan terasa dingin, tetapi badan terasa panas.
25
Perkusi, normal redup
auskultasi bunyi jantung S1,S2, atau bunyi lainnya, Kaji tekanan darah
pasien.
sehari, adakah bau, disertai lendir dan darah . Kontur permukaan kulit
o. Genetalia
Wanita :
26
hemoroid, fistula ani pengelyaran dan pendarahan
Pria :
pengeluaran
p. Ekstremitas
edema, tremor, terdapat nyeri tekan atau tidak, alat bantu jalan dan
27
6. Pengkajian Denver Developmental Screening Test (DDST)
28
29
Kesimpulan :
2) G = Gagal = Fail/F
4) M = Menolak = Refuse/R
b. Interpretasi nilai
Termasuk kategori ini ketika anak lulus pada uji coba item yang
30
berada di kanan garis umur dan ketika anak menguasai kemampuan
kanan garis umur, lulus atau gagal atau menolak pada item di garis
c) Penilaian caution/peringatan
kotak.
d) Penilaian Delayed/keterlambatan
Termasuk kategori ketika orang tua laporkan bahwa anak tidak ada
diinterpretasikan.
a) Normal
31
lakukan ulang pemeriksaan pada control berikutnya.
b) Suspect
lelah.
7. Pemeriksaan Penunjang
sistemik.
32
9. Diagnosa Keperawatan
yang optimal (Tim Pokja SDKI,2017). Diagnosa yang muncul pada kasus
e. Risiko syok
10. Intervensi
Menurut Tim Pokja SIKI (2018) dan Tim Pokja SLKI (2019).
33
a. Diare b.d fisiologis ( proses infeksi )
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
34
Rasional: Menghindari dehidrasi pasien
pasien
Edukasi
mengandung laktosa
Kolaborasi
35
Rasional: Untuk menghentikan diare dan mengubah fesesmenjadi
padat
diare berkurang
2) Intervensi
Observasi
36
b) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Kolaborasi
b) Nyeri menurun
c) Kemerahan menurun
d) Tekstur membaik
37
2) Intervensi
Observasi
kulit.
Terapeutik
Diare
kering
kemerahan menurun
38
f) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
kering/rusak
Kolaborasi
b) Diare menurun
2) Intervensi
Observasi
39
Rasional: Mengetahui tingkat status nutrisi pasien
dialami pasien
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
40
Rasional: Menarik pasien untuk makan dan menambah nafsu
Edukasi
kesembuhan pasien
Kolaborasi
pasien
dan muntah.
e. Risiko Syok
41
syok pasien menurun dengan kriteria hasil:
2) Intervensi
Observasi
terdapat kelainan
pasien.
42
f) Monitor jumlah,warna,dan berat jenis urine
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
43
f. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
d) Pucat menurun
2) Intervensi
Obsevasi
pasien
Terapeutik
dengan perawat
44
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
nyaman
kepada perawat
Edukasi
Kolaborasi
kapiler.
45
a) Pola nafas membaik
c) Sianosis membaik
d) Takikardia membaik
2) Intervensi
Obsevasi
e) Terapeutik
46
Rasional: Membantu proses pemantauan
Edukasi
pasien
perkembangan pemantauan.
Kolaborasi
11. Implementasi
47
12. Evaluasi
48