Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DISUSUN OLEH:

 M. Reza Pratama Harahap (4183250014)


 Muhammad Febrilian Zulrahman (4183)
 Fadlan Isa Damanik (4183250022)

ILMU KOMPUTER A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia,
Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul ‘
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ‘ dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pancasila.
Penulis  berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan
yang diberikan untuk membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih..

Medan, 2 Oktoberr 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                       i
Daftar Isi                                                                                                                ii
BAB I        PENDAHULUAN                                                                             1
                   1.1.  Latar Belakang                                                                            1
                   1.2.  Rumusan Masalah                                                                       1
                   1.3.  Tujuan Penulisan                                                                         2
                   1.4.  Manfaat                                                                                       2
BAB II       PEMBAHASAN                                                                                3
                   2.1   Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila                         3
                   2.2   Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia                         6
                   2.3   Kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai 
                           sistem .filsafat                                                                             7
                   2.4   Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat
                            bangsa  Indonesia                                                                       9

BAB III     PENUTUP                                                                                          10


                   Kesimpulan                                                                                          10
                   Saran                                                                                                    10
Daftar Pustaka                                                                                                        11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu
yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara
tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa.
Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu
konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang
atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran
atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk
mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1).
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat
budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat
berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi
suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika
dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia
dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-
bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang
terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1   Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,
1.2.2   Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,
1.2.3   Kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ,
1.2.4   Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia .

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui  arti Pancasila dalam kedudukannya  sebagai filsafat bangsa
Indonesia.
2.    Untuk mengetahui  kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila
sebagai  sistem filsafat.
3.    Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat
bangsa Indonesia.
4.    Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memaha-
mi Pancasila sebagai sistem filsafat.
5.     Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan
dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.4 Manfaat
Setelah menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari makalah ini, maka
saya menemukan beberapa manfaat khususnya bagi saya pribadi dimana dapat menambah
pengetahuan saya akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila serta kedudukan pancasila
sebagai sistem filsafat bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi akan  peranan
pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila
dijadikan fundamental bangsa Indonesia.  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila


Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu
terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai
dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara
harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan
filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan
filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis
dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka
berada.
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu
filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna
untuk memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya
bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi
kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara
deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara
sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan
mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti
dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,
misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh
kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun
bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila
yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia
yaitu :
1.    Landasan Ontologis Pancasila
            Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi
ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan
keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia,
metafisika dan kesemestaan atau kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia
yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar
antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada
hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia,
Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyat (manusia).

2.    Landasan Epistemologis Pancasila


            Epistemologi adalah cabang filsafat  yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman
dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau
mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan
kata lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan,
sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika,
matematika dan teori ilmu.
                        Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar
bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-
keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi yang mengandung
tiga unsur yaitu :
a.    Logos (rasionalitas atau penalaran)
b.    Pathos (penghayatan)
c.    Ethos (kesusilaan).
                       
3.     Landasan Aksiologis Pancasila
                        Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a.    Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b.  Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c.   Sosio politik yang berwujud ideologi.
                        Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak
nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai.
Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah
cabang fisafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan
hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang
bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai
material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur
lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu
indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

2.2   Arti Pancasila Sebagai Filsafat


Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam
satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat  persatuan dan kesatuan itu
dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti
Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah
darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra,
karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji
tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi
filsafat secara umum, sebagai berikut :
1.     Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat
bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara
bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan
bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan
bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan
politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan  perekonomian dan dasar-
dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut
fungsinya  telah mampu memberikan jawabannya.
2.     Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar
dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang
utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar
kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi
negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan
perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi
Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar
berdirinya negara ini.
3.     Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau
di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.

2.3  Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem Filsafat


Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing
silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam
Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada
eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila
merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi
tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan
hal tersebut,  dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami
perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan
universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi
seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa
dalam Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari
sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari
sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat
manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat
kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk  sosial, dan kedudukan
kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom).
Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat,
saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat
monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar
persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara
Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar
hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam
kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat,
kebudayaan dan  agama  yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga
terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan
itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang
sama, jadi dapat dikatakan memiliki kesatuan  darah. Dapat diungkapkan pula bahwa
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan
nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan
penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah
merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya
sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak
(karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang
lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan
kehidupan bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan
dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara
Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan
keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas
aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan
seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan,
segala bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan  lainnya dan
merupakan persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan
bersama harus diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup
kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu
tidak  dapat dipertentangkan satu dengan lainnya. Negara harus dipandang sebagai
institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua golongan dan lapisan
masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga bertanggung jawab atas
kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara adalah
kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan 
terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan
Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua
perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

2.4   Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut
kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1.     Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan
nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2.        Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3.        Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan
bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-
bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi,
Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4.     Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari
khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai
beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

3.2  Saran
            Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan
pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah
cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

http://husrinmusiku.blogspot.com/2013/11/makalah-mata-kuliah-filsafat-pancasila.html
http://febisilvia48.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://mashariyanto.wordpress.com/2011/05/05/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
http://iezzaenem.blogspot.com/2013/01/makalah-pancasila-pancasila-sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai