Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nur Fajriyah Sulistyoningsih, S.

Pd

No UKG : 202000284465

Jurusan PPG : Bimbingan Konseling

Universitas Veteran Bangun Nusantara

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Bidang Masalah yang


Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No. layanan telah
masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Pribadi Kurang Sumber Literatur : Dari hasil eksplorasi
percaya diri Dari jurnal kajian bimbingan dan penyebab masalah siswa yang
konseling ” Meningkatkan kurang percaya diri : merasa
percaya diri siswa melalui teknik pesimis, penampilannya
cognitive defusion”. kurang menarik dan kurang
Percaya diri menjadi aspek yang bisa beradaptasi di
penting dalam perkembangan lingkungannya sehingga
siswa di sekolah (Amilin, 2016). mempengaruhi komunikasi
Kepercayaan diri memberikan siswa yang kurang baik.
kemampuan individu untuk
Dampaknya :
mengatasi tantangan baru,
meyakini diri sendiri dalam  Dampak akademik
situasi sulit, melewati batasan rendahnya percaya diri
yang menghambat, siswa meliputi menurunnya
menyelesaikan hal yang belum performa akademik dan
pernah dilakukan, mengeluarkan motivasi berprestasi.
bakat serta kemampuan  Dampak non-akademik
sepenuhnya, dan tidak terkait rendahnya percaya
mengkhawatirkan kegagalan diri siswa meliputi
(Perry, 2005). meningkatnya kecemasan
dalam melakukan
 Faktor Internal : komunikasi interpersonal
♦ Merasa pesimis dan berbicara di depan
♦ Kurang bisa beradaptasi umum.
♦ Merasa penampilannya
kurang menarik Alternatif solusi :
♦ Kurang bisa Layanan Konseling
berkomunikasi dengan Individual
baik
 Faktor eksternal :
♦ Lingkungan keluarga :
status ekonomi keluarga.
♦ Lingkungan sekolah :
Suasana pembelajaran
yang kurang
menyenangkan/ monoton
2 Pribadi Kecanduan Kajian literatur : Siswa memiliki cara pandang
Handphone atau cara berfikir bahwa dia
Dari jurnal penelitian Ibrahim
terlalu nyaman berselancar di
Buchori (2020). Peran BK dalam
dunia maya tanpa
mengatasi kecanduan
memikirkan hal negatif dari
smartphone.
penyalahgunaan hp.
Menurut Larasati Aurora Arifin
Siswa yang merasa kesepian,
(2016) “Tingkat kecanduan
jenuh, dan mencari
telepon pintar didefinisikan
kebahagiaan dengan berbagai
sebagai tingkat ketergantungan
fitur yang ada di dalam HP.
disertai obsesi yang berlebihan
terhadap penggunaan Dampaknya :
smartphone yang menyebabkan
 Kurang fokus dalam
gangguan dalam kehidupan
mengikuti pembelajaran
sehari-hari.” Kecanduan ditandai
 Kurangnya interaksi dan
dengan hal berikut ini:
komunikasi antar teman
1. Peningkatan penggunaan karena teralihkan pada
gadget secara bertahap. HP
2. Jika terlepas dari gadget  Nomophobia (rasa takut
pengguna akan merasa cemas, dan cemas berlebih
perasaan gelisah, gugup apabila seseorang jauh
3. Tidak dapat berkonsentrasi dari ponsel atau
pada pekerjaannya gadgetnya)
 Faktor Internal :
♦ ketidakmampuan untuk Alternatif solusi :
mengontrol keinginan
Layanan klasikal
menggunakan HP
♦ kecemasan dan merasa
kehilangan bila tidak
menggunakan HP
♦ menarik diri dan
melarikan diri, artinya
HP digunakan sebagai
sarana pengalihan diri
saat mengalami kesepian
atau masalah
 Faktor Eksternal :
♦ Lingkungan sekolah :
- Suasana pembelajaran
yang kurang
menyenangkan
- Penyampaian materi
pembelajaran yang
monoton
♦ Lingkungan pergaulan di
luar rumah yang
mempengaruhi
♦ Lingkungan keluarga :
- Kurangnya perhatian
(teguran) dari orang
tua saat anak selalu
pegang HP terus
menerus
3 Sosial Penyesuaian Kajian Literatur : Siswa membutuhkan waktu
diri yang Dari Jurnal Bimbingan lebih untuk mengenal teman
rendah Konseling baru, tidak berani
” Pengembangan Model berkomunikasi, sering
Bimbingan Kelompok Dengan menyendiri dan asik dengan
Teknik Sosiodrama Untuk dirinya sendiri.
Meningkatkan Penyesuaian Diri
Dampaknya : perilaku siswa
Siswa”.
bisa menarik diri dari
Menurut Walgito (2002)
lingkungan sosialnya dan
penyesuaian diri adalah individu
memiliki jiwa introvert.
dapat meleburkan diri dengan
keadaan di sekitarnya atau
Alternatif Solusi :
sebaliknya individu dapat
Layanan Bimbingan
mengubah lingkungan sesuai
klasikal atau konseling
dengan keadaan dalam diri
individual
individu sesuai apa yang di
inginkan oleh individu yang
bersangkutan..

 Faktor internal :
♦ Sering menyendiri,
♦ asik dengan diri sendiri,
♦ tidak peduli dengan
lingkungan sekitar,
♦ jarang berbicara dengan
temannya
♦ butuh waktu untuk
mengenal teman baru
 Faktor eksternal :
♦ Lingkungan sekolah :
- Komunikasi antar
siswa kurang humanis
- Lingkungan sekolah
yang kurang nyaman
menurut konseli
- Pelayanan
pembelajaran yang
kurang sesuai dengan
kebutuhan peserta
didik
♦ Lingkungan keluarga:
- Kurang mendapatkan
dorongan dari orang
tua
- Keluarga yang kurang
harmonis
4 Sosial Bullying Kajian literatur : Siswa yang melakukan
bullying melampiaskan
Dari jurnal penelitian. Ahkam
kejengkelannya pada sasaran
dkk (2017) “Bullying pada siswa
yang lebih lemah.
SMA”.
Bullying bisa dalam bentuk
Menurut Geldard (2004) dalam verbal/ucapan,sikap/ancaman,
jurnal Ahkam dkk Bullying atau tindakan fisik.
merupakan sebuah tindakan atau Aksi pelaku bisa terjadi
perilaku agresif yang disengaja, karena iri hati, atau ingin
yang dilakukan oleh seseorang mencari perhatian dari orang
atau sekelompok orang secara lain/lingkungannya.
berulang-ulang dan dari waktu
kewaktu, terhadap seorang Dampaknya:
korban yang tidak dapat
Siswa yang menjadi korban
mempertahankan dirinya dengan
bullying seringkali merasa
mudah.
terganggu, disakiti,
 Faktor internal :
mengalami penolakan sosial,
♦ Pelaku belum memahami
merasa terancam, merasa
dampak yang akan
tertipu, dan disiksa maupun
terjadi jika terjadi tindak diserang baik secara fisik,
bullying verbal dan psikologis oleh
♦ Mencari perhatian satu orang maupun lebih
♦ Merupakan korban bully
♦ Rasa iri hati
 Faktor eksternal : Alternatif Solusi :
♦ Lingkungan keluarga ; Bimbingan klasikal atau
- Keluarga yg kurang Konseling Individu
harmonis
♦ Lingkungan sekolah;
- Kurang nyaman
- Ada sasaran korban
5 Belajar Motivasi Kajian Literatur : Kondisi lingkungan seperti
belajar rendah Dari jurnal bimbingan dan kelas yang panas, berbicara
konseling sendiri dengan teman, kurang
” Upaya meningkatkan motivasi memahami pentingnya belajar
belajar siswa” serta pembelajaran yang
Walgito (2002) menyatakan kurang inovatif menjadi salah
motivasi merupakan kekuatan satu penyebab motivasi siswa
yang terdapat dalam diri rendah.
organisme yang menyebabkan
Dampaknya
organisme itu bertindak atau
berbuat dan dorongan ini  Siswa menjadi malas
biasanya tertuju pada suatu untuk bersekolah
tujuan tertentu.  Mengerjakan tugas hanya
 Faktor internal: untuk memenuhui
♦ Tidak memahami apa arti kewajiban saja
pentingnya belajar bagi  Prestasi belajar siswa
masa depannya menjadi menurun
 Faktor eksternal :
♦ Kurang mendapatkan Alternatif solusi :
dorongan dari orang tua Layanan bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok
♦ Lingkungan pergaulan
yang kurang mendukung
♦ Lingkungan sekolah
- Suasana pembelajaran
yang kurang
menyenangkan/
monoton
- Guru belum
merancang
pembelajaran yang
aktif dan
menyenangkan
- Lingkungan sekolah
yang kurang
nyaman/panas
6 Belajar Prokrastinasi Kajian Literatur : Siswa memiliki kesadaran
Dari jurnal bimbingan dan yang rendah tentang belajar
konseling ” Peran Guru sehingga sering mengabaikan
Bimbingan Dan Konseling atau menunda-nunda tugas
Terhadap Prokrastinasi yang telah diberikan oleh
Akademik Siswa” guru.
Prokrastinasi Akademik
merupakan jenis penundaan yang Dampaknya : siswa menjadi
dilakukan pada jenis tugas formal malas untuk belajar dan
yang berhubungan dengan tugas menurunnya prestasi belajar
akademik. siswa.
Ghufron dan Risnawita
(2012:164-165) Alternatif solusi :
mengkategorikan faktor-faktor Layanan bimbingan klasikal,
yang memengaruhi prokrastinasi bimbingan kelompok,
akademik menjadi dua macam, konseling individual
yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor Internal adalah faktor-
faktor yang terdapat dalam diri
individu yang memengaruhi
prokrastinasi. Faktor-faktor itu
meliputi kondisi fisik dan kondisi
psikologis individu.
b. Faktor eksternal adalah faktor-
faktor yang terdapat di luar diri
individu yang memengaruhi
prokrastinasi. Faktor-faktor itu
berupa pengasuhan orang tua dan
lingkungan yang kondusif.
 Faktor intenal :
♦ Rendahnya kesadaran
siswa tentang belajar
♦ Sering mengabaikan
tugas yang diberikan
guru,
♦ sering terlambat dalam
mengumpulkan tugas
 Faktor Eksternal :
♦ Ikut-ikutan teman
♦ Pembelajaran yang
kurang inovatif
♦ Kurangnya dukungan
orang tua
7 Karir Belum memiliki Kajian Literatur : Siswa belum memahami
cita-cita Menurut Mutaningtyas (2007), potensi yang dimiliki menjadi
cita-cita adalah keinginan yang bingung dalam menentukan
selalu ada di dalam pikiran atau cita-citanya.
tujuan yang ditetapkan oleh Kurangnya dorongan dari
seseorang untuk diri sendiri dan keluarga serta informasi dari
hendak dicapai. Keberadaan cita-
cita, selain didukung oleh sekolah mengenai
impian, juga dipengaruhi oleh perencanaan karir.
lingkungan sekitar, terutama
orang tua. Dampaknya:
 Faktor Internal  Tidak punya daya juang
♦ Kurang percaya diri untuk mencapai hal yang
♦ Tidak tahu harus diinginkan
memulai dari mana
♦ Tidak memahami potensi Alternatif solusi :
yang dimilikinya layanan bimbingan klasikal,
 Faktor Eksternal: bimbingan kelompok
♦ Lingkungan Keluarga:
- Orang tua yang
kurang memberikan
dukungan
♦ Lingkungan sekolah:
- Belum memperoleh
informasi mengenai
perencanaan karir
8 Karir Tidak berani Kajian Literatur : Siswa yang kurang percaya
mengambil Dari jurnal bimbingan dan diri, kurang memahami
keputusan konseling ”Analisis Faktor potensi yang dimiliki, dan
dalam Penghambat Pengambilan kurangnya informasi
menentukan Keputusan Karir Siswa” mengenai perguruan tinggi
jurusan dan Keputusan karir sendiri menurut akan cenderung mengikuti
perguruan Supriatna (2009: 54) yaitu pilihan orang tua dan
tinggi penentuan pilihan karir. Pilihan terpengaruh temannya
karir adalah pilihanpilihan sehingga tidak berani
kegiatan yang mendukung atau mengambil keputusan dalam
relevan dengan karir masa depan menentukan jurusan dan
siswa. perguruan tinggi.
Menurut Supriatna (2009:57-58) Dampaknya :
individu dalam pengambilan  Peserta didik tidak
keputusan mengembangkan potensi
karir memiliki ciri-ciri : yang dimiliknya
1. Ingin melakukan kegiatan  Peserta didik tidak
yang mendukung bidang memikiran untuk
karirnya sebaik mungkin melanjutkan ke
sesuai dengan potensi yang perguruan tinggi
dimiliki,  Peserta didik akan
2. Mengetahui cara memilih tertinggal dengan yang
program studi, lain
3. Tidak menyia-nyiakan
peluang karir yang ada, Alternatif solusi :
4. Sungguh-sungguh dalam layanan bimbingan klasikal,
melaksanakan kegiatan konseling individual.
terutama yang relevan dalam
bidang karir yang diminati.
 Faktor Internal
♦ Masih bingung mau
kuliah dimana dan
memilih jurusan apa
♦ Cenderung ikut-ikutan
teman atau orang tua
♦ Tidak percaya diri
 Faktor eksternal
♦ Tidak ada fitur keluarga
yang melanjutkan studi
♦ Pengaruh keuangan
keluarga yang kurang
mendukung

Anda mungkin juga menyukai