Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Kurang Setelah dilakukan analisis
berkembangnya 1.motorik halus anak belum berkembang masalah, dapat diketahui
kemampuan 2. Kurang stimulus dari guru bahwa penyebab Kurang
anak dalam 3. siswa Kurang latihan berkembangnya kemampuan
konsep bilangan anak dalam konsep bilangan
1-10 pada anak Hasil kajian literatur: 1-10 pada anak kelompok A
kelompok A 1.Menurut Henry Guntur Tarigan adalah:
(2008:22) bahwa “Menulis ialah 1. Kurangya dukungan dari
menurunkan atau melukiskan lambang- faktor luar sepeti guru
lambang grafik yangmenggambarkan dan orangtua baik secara
suatu bahasa yang dipahami oleh pembelajaran dan moral
seseorang, sehingga sehingga siswa tidak ada
orang lain dapat membaca lambang grafik dorongan untuk agar
tersebut kalau mereka bisa menulis angka.
memahami bahasa dan gambaran grafik 2. Dalam Pembelajaran
itu”. mengenalkan angka guru
tidak dapat merancang
2. Ahmadi (1991: 77) kesulitan belajar pembelajaran yang
adalah “keadaan dimana siswa tidak menarik sehingga siswa
dapat belajar sebagaimana mestinya tidak tertarik untuk
karena kondisi serta situasi yang tidak mengikuti pembelajaran.
mendukung“. 3. Siswa terlambat dalam
perkembangan motorik
3. Mulyono Abdurrahman mengatakan halus sehingga anak
bahwa prestasi belajar dipengaruhi kesulitan untuk menulis
oleh dua faktor, yaitu internal dan angka
eksternal. Faktor Internal, yaitu 4. Kapasitas anak yang
kemungkinan adanya disfungsi belum mampu untuk
neurologis, sedangkan penyebab utama menerima pembelajaran
problema belajar adalah faktor eksternal, mengenai angka
yaitu antara lain berupa strategi
pembelajaran yang keliru,
pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar anak,
dan pemberian ulangan penguatan.

Hasil wawancara:
1. Dalam pembelajaran mengenalkan
angka, guru tidak menggunakan
media pembelajaran yang dapat
menarik untuk siswa
2. Sebelum masuk Siswa belum pernah
mengenal angka sama sekali sehingga
kesulitan saat menerima pembelajaran
3. Siswa kurang mendapatkan dukungan
untuk semangat belajar dan berlatih
dari orangtua
4. motorik halus anak belum
berkembang sesuai dengan aspek
perkembangan sehingga kesulitan
dalam menulis
5. Anak kesulitan menulis angka karena
Kemampuan anak yang susah
memproses informasi mengenai angka.

2 Kurang 1.Anak merasa tidak nyaman di Setelah dilakukan analisis


berkembangnya lingkungan sekolah masalah, dapat diketahui
anak dalam 2.Anak kurang berinteraksi dengan orang bahwa penyebab Kurang
bersosialisasi luar selain keluarga berkembangnya anak dalam
dengan teman bersosialisasi dengan teman
Hasil Kajian Literatur: adalah:
1. Orissa Anggita Rinjani: mudah atau 1. Pendekatan yang
sulitnya seorang anak berbaur dengan dilakukan oleh guru
orang lain bisa disebabkan oleh belum mampu membuat
temperamen bawaan. “Ada anak yang siswa untuk lebih
easy going, ada pula yang memang terbuka.
secara bawaannya slow to warm up. 2. Anak masih memiliki
Ia lebih mudah cemas jika berpisah ketergantungan kepada
dari orang tua atau cemas ketika orangtuanya. Sehingga
bertemu dengan orang baru atau anak merasa tidak butuh
berada di situasi yang tidak familiar untuk berinteraksi
baginya,” dengan orang lain.
3. Lingkungan baru dirasa
2. John Malouff, Ph.D. mengatakan anak menakutkan
bahwa rasa malu dapat menghambat sehingga anak tidak mau
anak dalam berinteraksi sosial. untuk berinteraksi
Menurutnya, seorang anak dengan dengan lingkungan baru.
rasa malu yang besar seringkali hanya 4. Anak belum merasa
menjadi pengamat interaksi orang aman dan nyaman di
lain. Ia ingin menjadi bagian dari lingkungan baru
interaksi tersebut, namun enggan 5. Anak bisa jadi mengalami
melakukannya. terlambat berbicara
sehingga anak kesulitan
untuk berkomunikasi
3. Child Mind Institute mengatakan dengan orang lain
bahwa penolakan mulai dari halus
sampai yang sangat keras, berpotensi
membuat anak menarik diri mundur
dari pergaulan dan lebih memilih
untuk mencari keselamatan,
keamanan serta ketenangan diri di
rumah dan keluarganya.

Hasil Wawancara:
1. Anak masih bergantung dengan
orangtua nya
2. Anak masih takut untuk mengenal
lingkungan baru
3. Guru kurang melakukan pendekatan
sehingga anak tidak mau terbuka
4. Anak bisa jadi mengalami terlambat
bicara

3 Rendahnya 1.Orang tua terlalu sibuk pada Setelah dilakukan analisis,


tingkat perkerjaannya dapat diketahui bahwa
kesadaran 2.Orang tua berpikir bahwa penyebab Rendahnya tingkat
orang tua pendidikan hanya diberikan di sekolah kesadaran orang tua
terhadap terhadap kerjasama dengan
kerjasama guru dalam mendidik anak
Hasil Kajian literatur:
dengan guru adalah:
1. Tirtarahardja (2005:169)
dalam mendidik 1. Orangtua siswa masih
menyimpulkan bahwa “peran orang
anak awam tentang pendidikan
tua dalam keluarga sebagai panutan,
kepada anak dan hanya
sebagai pengajar, dan sebagai pemberi
tau pendidikan anak
contoh”
dilakukan di sekolah
2. Orangtua terlalu sibuk
2. Menurut Lestari (2012:153) “peran pada pekerjaannya dan
orang tua merupakan cara yang tidak ada waktu untuk
digunakan oleh orang tua berkaitan mendidik anak anak
dengan pandangan mengenai tugas 3. Orangtua mempasrahkan
yang harus dijalankan dalam pendidikan anak kepada
mengasuh anak”. guru
4. Orangtua tidak tau harus
3. Ki Hajar Dewantara (dalam mengapakan saran yang
Tirtarahardja, 2005:169) menyatakan diberikan oleh guru
bahwa “suasana kehidupan keluarga
merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan
individual maupun pendidikan sosial”.

Hasil wawancara:
1. Orangtua yang sibuk dengan
pekerjaannya sehingga tidak ada
waktu untuk anak
2. Orangtua menganggap bahwa masalah
anak adalah masalah sepele
3. Orangtua tidak paham akan arahan
yang diberikan guru
4. Guru harus memberikan edukasi
terhadap orangtua hingga terlihat
adanya perubahan kearah yang lebih
baik
5. Guru berkomunikasi dengan orangtua
dengan bahasa yang mudah dan
meyakinkan agar orangtua mendengar
saran yang disampaikan guru
4 Rendahnya 1.Guru kurang mengikuti Setelah dilakukan analisis,
kemampuan pelatihan/workshop tentang dapat diketahui bahwa
guru dalam pembelajaran inovatif penyebab Rendahnya
merancang 2.Guru enggan melaksanakan kemampuan guru dalam
inovasi pembelajaran inovatif merancang inovasi
pembelajaran pembelajaran adalah:
Hasil kajian literatur: 1. Materi tentang
1. Menurut Sanjaya (2011:13-14) pembelajaran inovatif
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang didapatkan guru
yang kompleks yang keberhasilannya masih sedikit sehingga
dapat dilihat dari dua aspek yaitu guru kesulitan untuk
aspek produk dan aspek proses. merancang pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari 2. Guru masih Belum
sisi produk adalah keberhasilan siswa memahami karakteristik
mengenai hasil yang diperoleh dengan dan potensi yang dimiliki
mengabaikan proses pembelajaran. siswa sehingga guru
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari tidak tau harus
sisi hasil memang mudah dilihat dan merancang pembelajaran
ditentukan kriteriannya, akan tetapi yang terarah
hal ini dapat mengurangi makna 3. Guru masih
proses pembelajaran sebagai proses menggunakan metode
yang mengandung nilai-nilai pembelajaran yang
pendidikan. mainstream dan
monoton.
2. Dalam Undang-Undang Republik 4. Minimnya kreatifitas
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 guru untuk merancang
tentang Sisdiknas disebutkan, bahwa suatu pembelajaran
pendididkan merupakan usaha dasar 5. Guru kurang
dan terencana untuk mewujudkan mengevaluasi
suasana belajar dan proses perkembangan dalam
pembelajaran peserta didik secara pembelajaran yang telah
aktif mengembangkan potensi dirinya. dilakukan guru

3. Trianto (dalam Gunarto, 2013:15)


mengartikan model belajar sebagai
pola yang digunakan sebagai pedoman
guna merancang pembelajaran di kelas
atau tutorial.

Hasil wawancara:
1. Guru kurang mempersiapkan materi
pembelajaran
2. Guru kurang memahami karakter
siswa sehingga kesulitan untuk
menerapkan metode pembelajaran
3. Guru tidak melakukan refleksi
4. Guru sebaiknya menciptakan model
pembelajaran yang
menyenangkan,menggairahkan,
dinamis, penuh semangat.
5. Guru harus aktif, kreatif, dan inovatif
selama proses pembelajaran disekolah
5 Guru belum Setelah dilakukan analisis,
mampu 1.Guru kurang mengenal apa itu dapat diketahui bahwa
menerapkan pembelajaran berbasis HOTS penyebab guru belum
2.Guru kurang mengikuti pelatihan mampu menerapkan
pembelajaran
tentang pembelajaran berbasis HOTS pembelajaran HOTS adalah:
berbasis HOTS 1. Guru masih
Hasil kajian literatur: menggunakan
1. Menurut Sani (2019, hlm. 2) Higher pembelajaran
Order Thinking Skill (HOTS) atau berbasis LOTS dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi belum mengenal
adalah kemampuan berpikir strategis pembelajaran
untuk menggunakan informasi dalam berbasis HOTS
menyelesaikan masalah, menganalisa 2. Guru masih belum
argumen, negosiasi isu, atau membuat bisa membedakan
prediksi. pembelajaran yang
menggunakan LOTS
2. Menurut Lewis & Smith (dalam Sani,
2019, hlm.2) berpikir tingkat tinggi dengan pembelajaran
akan terjadi jika seseorang memiliki berbasis HOTS’
informasi yang disimpan dalam 3. Guru tidak mengikuti
ingatan dan memperoleh informasi pelatihan penerapan
baru, kemudian menghubungkan dan pembelajaran
menyusun dan mengembangkan berbasis HOTS
informasi tersebut untuk mencapai
4. Minimnya
suatu tujuan atau memperoleh
jawaban solusi yang mungkin untuk pengetahuan guru
suatu situasi yang membingungkan sehingga merasa
dan keterampilan berpikir tingkat kesulitan saat
tinggi (HOTS) mencakup berpikir menerapkan
kritis, berpikir kreatif, problem solving, pembelajaran HOTS
dan membuat keputusan. 5. Guru tidak tahu cara
untuk mengubah
3. Stein & Lane (dalam Ayuningtyas &
Rahaju, 2017) mengemukakan bahwa pembelajaran dari
higher order thinking skill adalah pembelajaran
pemikiran kompleks yang tidak berbasis LOTS ke
memiliki algoritma untuk pembelajaran
menyelesaikannya, tidak dapat berbasis HOTS
diprediksi, serta hanya dapat
diselesaikan menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan
pertanyaan atau tugas yang telah ada
dan berbeda dengan contoh-contoh
yang telah diberikan.

Hasil Wawancara:
1. Guru masih belum memahami materi
dan cara pembelajaran berbasis HOTS
2. Guru belum mampu membedakan
antara LOTS dan HOTS.
3. Guru masih menggunakan
pembelajaran LOTS sehingga masih
awam tentang pembelajaran HOTS
4. Guru mengalami kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran HOTS

6 Guru masih 1.Guru kurang mengikuti pelatihan IT Setelah dilakukan analisis,


belum terlalu 2.Guru masih awam dengan perangkat IT dapat diketahui bahwa
menguasai penyebab guru belum terlalu
dalam Hasil kajian literatur: menguasai dalam
mengoperasikan 1. Miarso (2007) yang mengungkapkan mengoperasikan perangkat
perangkat IT bahwa teknologi merupakan suatu IT adalah:
bentuk proses yang meningkatkan nilai 1. Perubahan teknologi
tambah. Proses yang berjalan tersebut yang sangat cepat
dapat menggunakan atau sehingga guru
menghasilkan produk tertentu, dimana kesulitan dalam
produk yang dihasilkan tidak terpisah mengikuti
dari produk lain yang telah ada. Lebih perkembangan
lanjut disebutkan pula bahwa teknologi teknologi.
merupakan suatu bagian dari sebuah 2. Guru merasa bahwa
integral yang terdapat di dalam suatu Perangkat IT terlalu
sistem tertentu. rumit dan kompleks
pengoperasiannya.
2. Read Bain. Bain (1937) mengatakan 3. Kurangnya pelatihan
bahwa teknologi pada dasarnya yang dilakukan guru
meliputi semua alat, mesin, perkakas, untuk
aparat, senjata, perumahan, pakaian, mengoperasikan
peranti pengangkut dan komunikasi, perangkat IT
dan juga keterampilan, dimana hal ini 4. Faktor usia guru yang
memungkinkan kita sebagai seorang membuat lambat
manusia dapat menghasilkan semua untuk menerima
itu. Berdasarkan pendapat Bain tentang pengetahuan
tersebut, maka dapat disimpulkan pengetahuan
bahwa teknologi merupakan segala pengoperasian
sesuatunya yang bisa diciptakan dan perangkat IT
juga dibuat oleh seorang atau 5. Jarangnya guru
sekelompok manusia yang kemudian melakukan
bisa memberikan nilai dan manfaat pembelajaran
bagi sesama. menggunakan
perangkat IT,
3. Djoyohadikusumo (1994) sehingga masih awam
mendefinisikan mengenai pengertian tentang perangkat IT.
teknologi sebagai suatu bidang yang
berkaitan erat dengan ilmu sains dan
ilmu kerekayasaan atau ilmu
engineering. Dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya teknologi bisa disebut
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
engineering dan juga dimensi science.
Kedua dimensi itu akan saling terkati
selam perkembangan dan juga
penciptaan dari sebuah teknologi, dan
tidak bisa terpisahkan.

Hasil wawancara:
1. Karena faktor usia yang membuat
guru tersebut kesulitan dalam
menggunakan perangkat IT
2. Guru mengganggap bahwa
perangkat IT itu sulit untuk
digunakan
3. Kurangnya wawasan guru dalam
kebutuhan IT dalam pembelajaran
4. Dalam melakukan pembelajaran
guru jarang menggunakan
perangkat IT

Anda mungkin juga menyukai