Dosen Pembimbing:
Nur Widiasmara, S.Psi., M.Psi.,Psikolog
Disusun Oleh:
Kinanti Dartanyan, S.Psi
15915050
A. Rumusan Masalah
A. Rumusan Masalah
Remaja merupakan bagian yang cukup penting sebagai anggota masyarakat atau
warga negara. Nasib suatu bangsa di masa depan banyak ditentukan oleh kondisi,
kemampuan, dan aktivitas remaja saat ini. Untuk dapat menjalankan peran sesuai dengan
kedudukan dan fungsinya remaja perlu memiliki keterampilan sosial, sehingga dapat
mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Keberhasilan seseorang pada berbagai bidang
kehidupan dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengelola hubungan pribadi dengan orang
lain. Remaja yang kurang memiliki keterampilan sosial sangat memungkinkan untuk ditolak
oleh temannya. Remaja yang tidak mampu bekerjasama, tidak mampu menyesuaikan diri,
tidak mampu berinteraksi dengan baik, tidak dapat mengontrol diri, tidak mampu berempati,
serta tidak mampu menghargai orang lain akan sangat mempengaruhi perkembangan anak
lainnya. Sebaliknya, terbinanya keterampilan sosial pada diri seseorang akan memunculkan
penerimaan dari teman sebaya, penerimaan dari orang lain maupun masyarakat. Hal ini
dikarenakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari keterampilan
sosial.
Havighurst (dalam Hurlock,1999) menyatakan bahwa untuk melakukan penyesuaian
dalam kehidupan sehari-hari, remaja harus mampu mencapai kemampuan sosial.
Kemampuan sosial dapat dikuasai dengan baik oleh remaja apabila mereka memiliki
keterampilan sosial. Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk
berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan
perilaku yang dipelajari. Remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan
perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai
orang lain (Hargie, Saunders, & Dickso dalam Gimpel & Merrell, 1998).
Keterampilan sosial membantu remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar
harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Elliot &Busse (1991) bahwa keterampilan sosial dapat dipergunakan untuk
memperkirakan beberapa bentuk perilaku sosial anatara lain penerimaan kelompok atau
popularitas, penialian dari orang lain yang berpengaruh, bentuk perilaku sosial lain yang
diketahui berkorelasi secara konsisten dengan penerimaan individu terhadap teman sebaya.
Keterampilan sosial tersebut meliputi keterampilan-keterampilan memberikan pujian,
mengeluh karena tidak setuju terhadap sesuatu hal, menolak permintaan orang lain, tukar
pengalaman, menuntut hak pribadi, memberi saran kepada orang lain, pemecahan konflik
atau masalah, berhubungan atau bekerja sama dengan orang lain yang berlainan jenis
kelamin, berhubungan dengan orang yang lebih tua dan lebih tinggi statusnya, dan beberapa
tingkah laku lain sesuai dengan keterampilan yang tidak dimiliki oleh klien (Ramdhani, 2002)
Berdasarkan kasus yang ditemui di salah satu SMK Negeri di Yogyakarta, diketahui
bahwa salah satu siswi berinisial E memiliki kesulitan dalam melakukan interaksi dan
komunikasi dengan orang lain seperti dengan teman sebaya, lawan jenis, lingkungan dan
orang yang baru ditemui serta berhubungan dengan orang yang lebih tua. Klien cenderung
berpikiran negatif dalam memberikan respon terhadap situasi sosial, sehingga berdampak
pada ketidakmampuan klien dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, klien juga
kesiltan dalam mengekspresikan perasaannya. Hal tersebut yang mempengaruhi dalam
menempatkan diri pada lingkungan sosial dan melakukan interaksi dengan orang lain.
Namun, klien memiliki minat sosial dalam melakukan interaksi, walaupun berusaha untuk
memaksakan diri agar dapat diterima dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraia-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa memiliki keterampilan
sosial adalah hal yang sangat dibutuhkan klien agar dapat melakukan interaksi dan
komunikasi dengan lancar terhadap l;ingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, salah satu
intervensi yang akan digunakan dengan metode coaching.
B. Tujuan Intervensi
Tujuan dari pemberian intervensi kepada klien untuk meningkatkan keterampilan sosial
klien dalam berinteraksi dengan teman maupun lingkungan baru. Membantu perubahan
pikiran negatif ketika bertemu dengan orang baru serta mampu mengungkapkan ide dan
pendapat tanpa harus tergantung dengan situasi.
C. Teori
1. Kondisi yang akan dirubah
Penetapan baseline dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
dapat diformulasikan sebagai berikut melalui analisa fungsi permasalahan dengan model
ABC menurut Kahn (1999), yakni:
D. Daftar Pustaka
Beck, Judith S. 2011. Cognitive Behavior Therapy Basics And Beyond 2nd Edition. New York:
The Guilford Press
Elliott, S N & Busse, R T. 1991. Social Skills Assessment and Intervention with Children and
Adolescents. School Psychology International, 12, 63-83
Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. 1998. Social Skill of Children and Adolescents:
Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publisher
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Child development. New York: Mc Graw Hill.
Miltenberger, G Raymond. 2004. Behavior Modification: Principles and Procedures. United
States of America. Thomson Learning Academic Resource Center.
Oemarjoedi, Kasandra A. 2003. Pendekatan Cognitive Behavior Dalam Psikoterapi. Kreativ
Media: Jakarta
Ramdhani, Niela. 2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta
Tim Penyusun HIMPSI. 2010. Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat
Himpunan Psikologi Indonesia.
E. Jadwal Intervensi
Sesi III
Sesi IV
Sesi V
Tahapan 1. Praktikan menanyakan apa yang klien rasakan dan pikirkan selama
terapi
2. Praktikan menanyakan hasil yang klien dapatkan setelah intervensi
selesa
Kegiatan Terminasi dan post-test
Metode Ceramah
Alat dan bahan Materi
Waktu 15 menit
Tujuan Klien termotivasi untuk mempraktekan apa yang dikerjakan selama
proses intervensi ke dalam kesehariannya
Tahapan 1. Praktikan memberikan pujian yang produktif dan tulus untuk klien
pada perubahan dirinya yang dapat meningkatkan keterampilan
sosial
2. Praktikan meminta klien untuk mengisi angket mengenai kegiatan
klien yang berhubungan dengan keterampilan sosial
Sesi VI
Kegiatan Follow up
Metode Diskusi & ceramah
Alat dan bahan Alat tulis
Waktu 30 menit
Tujuan Praktikan dan klien mengevaluasi tindakan apa saja yang telah
dilakukan setelah intervensi sudah selesai diberikan
Tahapan Melakukan evaluasi tindakan apa saja yang telah dilakukan setelah
intervensi dihentikan
Worksheet II
RESPON
Perkiraan Aktivitas
KEJADIAN
PIKIRAN
PERILAKU
REFLECTION