Tugas Kejahatan Ekonomi
Tugas Kejahatan Ekonomi
NRP : 120119355
KP :B
Kasus yang akan penulis analisis adalah terkait kasus Indra Kenz yang mana terjerat kasus
penipuan investasi Trading Binary Option via Aplikasi Binomo dan kasus Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU). Namun, dalam hal ini yang penulis analisis adalah mengenai subjek
TPPU-nya. Jadi, kasus dalam Indra Kenz ini TPPUnya dilakukan karena ada terlebih dahulu
kejahatan yang lain yaitu terkait penipuan tersebut (Pasal 2). Kemudian, berikut siapa saja yang
menjadi subjek TPPU dalam kasus Indra Kenz :
1. Indra Kenz
- Mentransfer dan membelanjakan beberapa uang kepada orang terdekatnya atau
orang lain dengan rekening lainnya juga
- Menempatkan aset kripto miliknya senilai Rp. 38 Miliar di luar Negeri dengan
memakai nama orang lain (sudah dibekukan)
- Menyembunyikan atau menyamarkan uang hasil penipuan berkedok trading binary
option Binomo dengan mengubah bentuk menjadi aset-aset yang totalnya sebesar
Rp. 55 Miliar (berupa rekening, 6 unit rumah di kawasan Tangerang dan Sumatera
Utara, 2 mobil mewah Tesla dan Ferrari, jam tangan, dan gawai).
Dijerat pasal 3 dikarenakan perbuatan IK ini dilakukan secara aktif/sadar (dia
mengetahui karena ada pengetahuan dan niat) bahwa uangnya tersebut merupakan hasil
dari kejahatan yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 2 (terkait Penipuan).
2. Nathania Kesuma (Adik Indra Kenz)
- Menerima uang sebesar Rp. 9, 4 Miliar dari Indra Kenz
- Mendapatkan rumah di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang dibuktikan
dengan sertifikat rumah yang ditandatangani Nathania
- Membuka akun di exchanger Indodax. Alih-alih digunakan sendiri, akun Indodax
itu digunakan oleh Indra Kenz. Indodax merupakan platform jual beli (marketplace)
aset kripto terbesar di Indonesia.
Dalam perbuatan yang dilakukan oleh NK ini yang mana menerima aliran dana dan aset
dari IK, maka NK terancam Pasal 5 dikarenakan perbuatan yang dilakukan oleh NK
merupakan perbuatan pasif yang mana NK tidak memiliki maksud untuk membantu IK
dalam melakukan TPPU.
Dalam hal ini DK yang menerima hadiah tersebut dalam acara DC dapat dijerat Pasal
5 yang mana dalam hal ini dikarenakan DK tidak ada perbuatan aktif atau membantu,
melainkan hanya perbuatan pasif atau tidak membantu, yang mana hanya menerima
(tidak mengetahui apa-apa) terkait dana tersebut.