Anda di halaman 1dari 26

RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG
3.1 Rencana Struktur Ruang Nasional dan Rencana Struktur Ruang Provinsi di
wilayah Kota Kotamobagu
Menurut RTRW Nasional, struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsiona wilayah. Struktur ruang Kota
Kotamobagu akan memperlihatkan sebuah bentukdari sistem pusat kegiatan wilayah dalam
radius pelayanannya, keterkaitan fungsional dengan jaringan prasarana transportasi,
kelistrikan, telekomunikasi dan sumber daya air dalam mendukung fungsi utama wilayah
sebagai pusat pelayanan kegiatan.

Pertimbangan utama dalam penetapan struktur ruang di Kota Kotamobagu adalah berupa
pengembangan dari sistem pusat-pusat kegiatan yang terhubung oleh sistem melalui
pembangunan prasarana transportasi ke arah pusat-pusat pertumbuhan/produksi sebagai
penggerak sumberdaya. Disamping itu struktur ruang yang dibentuk memiliki suatu hirarki
pusat-pusat kegiatan sesuai dengan kemampuan pelayanan suatu wilayah kawasan, sub
kawasan dan jaringan pendukungnya dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan
pertumbuhan wilayah dalam satuan ruang.

Rencana struktur ruang Kota Kotamobagu sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah saat ini
serta ketetapan-ketetapan dalam rencana struktur perwilayahan yang diatasnya yaitu RTRW
Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008) dan Dokumen RTRW Provinsi
Sulawesi Utara. Tabel berikut memperlihatkan penetapan struktur ruang berdasar RTRW
Nasional dan Dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Utara yang berada di Kota Kotamobagu.

BUKU RENCANA
III - 1
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Tabel 3.1 Penetapan Struktur Ruang Berdasar RTRW Nasional
dan Dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Utara 2013 – 2033 di wilayah Kota Kotamobagu
No. Rencana Struktur
RTRW Nasional Dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Utara
Ruang
1. Sistem perkotaan  PKW: Kotamobagu PKW:Kotamobagu
2. Sistem jaringan ---  Prasarana transportasi :
transportasi a) Jaringan Jalan Kolektor Primer, ruas jalan nasional yang menghubungkan
antar ibukota provinsi (K-1):
- Sinisir – Batas Kota Kota (Kotamabogu)
- Jalan Gatot Subroto (Kotamobagu)
- Jalan Adampe Dolot (Kotamobagu)
- Jalan A. Yani (Kotamobagu)
- Jalan Diponegoro (Kotamobagu)
- Batas Kota Kotamobagu – Doloduo
- Jalan Kotamobagu – Doloduo (Kotamobagu)
b) Jaringan Jalan Kolektor Primer Wilayah Provinsi, ruas jalan provinsi yang
menghubungkan antar ibukota provinsi ke ibukota Kabupaten/Kota (K-2):
- Kotamobagu – Kaiya
- Jalan AKD (Kotamobagu)
c) Rencana peningkatan status jaringan jalan kolektor primer (K-2), menjadi
status jaringan jalan kolektor primer wilayah provinsi yang
menghubungkan antar ibukota provinsi (K-1), yaitu: Kotamobagu – Kaiya
d) Terminal Tipe A Bonawang
e) Terminal Tipe B Serasi
f) Jaringan jalur KA antarkota: Sedang: Tutuyan – Kotamobagu – Lolak –

BUKU RENCANA
III - 2
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Boroko – Gorontalo.
g) Stasiun KA Kotamobagu
3. Sistem jaringan energi ---  Pembangkit Listrik
- PLTD Kotamobagu, kapasitas 12,00 MW;
- PLTP Kotamobagu, kapasitas + 185 MW.
4. Sistem jaringan ---  Jaringan Serat Optik Amurang – Kotamobagu (Ring 1) sepanjang + 133 km;
telekomunikasi  Jaringan Serat Optik Amurang – Kotamobagu (Ring 2) sepanjang + 105 km;
 Jaringan Serat Optik dari Luwuk – Tutuyan – Kotamobagu terintergrasi
dengan jaringan eksisting.
5. Sistem jaringan sumber  Wilayah Sungai (WS)  Cekungan Air Tanah Buyat dan Cekungan Air Tanah Kotamobagu, yang
daya air Nasional Dumoga – merupakan Cekungan Air Tanah lintas kabupaten/kota
Sangkub.  Bendung Moayat – Pawak untuk pelayanan + 1.386 ha
 Bendung Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kotamobagu untuk pelayanan + 650 ha
 Bendung Tangaton - Tumoboi - Pangi - Yuyak untuk pelayanan + 1.476 ha
 Saluran irigasi primer Moayat – Pawak sepanjang + 1,85 km
 Saluran irigasi primer Tangaton – Tumoboi – Pangi – Yuyak yaitu:
sepanjang + 3,47 km
 Saluran irigasi primer Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang
Mongondow dan Kotamobagu sepanjang + 0,768 km
 Saluran irigasi sekunder Moayat – Pawak sepanjang + 14,93 km
 Saluran irigasi sekunder Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang
Mongondow dan Kotamobagu sepanjang + 3,47 km
 Saluran irigasi sekunder Tangaton – Tumoboi – Pangi – Yuyak
sepanjang + 8,95 km
 Sumber Mata Air Sungai Dumoga berada di Bolaang Mongondow dan

BUKU RENCANA
III - 3
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Kotamobagu dengan debit + 40.000 l/dt;
 Sumber Mata Air Sungai Sangkup berada di Bolaang Mongondow dan
Kotamobagu dengan debit + 30.000 l/dt
 Rencana pengembangan Sumber Mata Air (SMA) Temboan (debit + 40ltr/dtk)
dan Bukaka (debit 80 ltr/dtk) dan rencana pengembangan perpipaan.
6. Sistem jaringan  Rencana pengembangan sistem jaringan persampahan dilakukan dengan
prasarana pengelolaan kerja sama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dengan
lingkungan mengutamakan pengembangan sistem TPA Terpadu.

Sumber: - Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional


- Dokumen RTRW Provinnsi Sulawesi Utara 2013-2033.

BUKU RENCANA
III - 4
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
3.2 Rencana struktur ruang wilayah Kota Kotamobagu
3.2.1 Sistem pusat pelayanan kota
Kedudukan Kota Kotamobagu dalam struktur ruang nasional dan rencana struktur ruang
wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah berupa PKW yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Kondisi saat ini terlihat bahwa Kota
Kotamobagu berperan sebagai pusat perdagangan-jasa dan pendidikan untuk wilayah sekitar
dalam lingkup Bolaang Mongondow Raya.

Wilayah Kota Kotamobagu pada sistem pusat pelayanan kota dibagi dalam fungsi-fungsi
pelayanan kota yang terdiri atas fungsi PPK (Pusat Pelayanan Kota), Sub PPK dan PL (Pusat
Lingkungan). PPK memiliki kapasitas melayani seluruh wilayah Kota Kotamobagu, sedangkan
untuk setiap Sub PPK hanya memiliki kapasitas melayani satu atau beberapa kecamatan saja
dan Pusat Lingkungan memiliki kapasitas melayani satu atau beberapa kelurahan.

PPK yang dimaksud dalam sistem pusat pelayanan kota terdapat di Kecamatan Kotamobagu
Barat dan Kecamatan Kotamobagu Timur, yang terdiri atas:
a. Kelurahan Gogagoman dan Kelurahan Kotamobagu Barat yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan perdagangan dan jasa.
b. Kelurahan Mogolaing di Kecamatan Kotamobagu Barat dan Kelurahan Kotobangon di
Kecamatan Kotamobagu Timur yang berfungsi sebagai pusat perkantoran pemerintah.
c. Kelurahan Kotamobagu di Kecamatan Kotamobagu Barat yang berfungsi sebagai pusat
perdagangan, jasa pendidikan tinggi.

Sub PPK dalam sistem pusat pelayanan kota terdiri atas:


a. Kelurahan Mongkonai Barat di Kecamatan Kotamobagu Barat dengan fungsi utama
sebagai pusat kegiatan terminal penumpang transportasi darat.
b. Kelurahan Moyag Tampoan dan Kelurahan Moyag Todulan di Kecamatan Kotamobagu
Timur dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan industri perbengkelan.

Pusat Lingkungan dalam sistem pusat pelayanan kota terdiri dari:


a. Kelurahan Upai di Kecamatan Kotamobagu Utara dengan fungsi utama sebagai pusat
kegiatan pariwisata dan pertanian perkebunan.
b. Desa Poyowa Besar II di Kecamatan Kotamobagu Selatan dengan fungsi utama
sebagai pusat kegiatan pertanian padi sawah.

BUKU RENCANA
III - 5
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
c. Desa Poyowa Kecil di Kecamatan Kotamobagu Selatan dengan fungsi utama sebagai
pusat kegiatan perdagangan.
d. Kelurahan Genggulang di Kecamatan Kotamobagu Utara dengan fungsi utama sebagai
pusat kegiatan perdagangan.

3.2.2 Sistem jaringan prasarana kota


Sistem jaringan prasarana kota di wilayah Kota Kotamobagu terdiri dari rencana sistem
jaringan prasarana utama dan rencana sistem jaringan prasarana lainnya, yang diuraikan
sebagai berikut:

3.2.2.1 Rencana sistem jaringan prasarana utama


Dalam bagian sistem jaringan prasaran utama yang dimaksud adalah berupa sistem jaringan
jalan dan sistem jaringan perkeretaapian.

A. Sistem jaringan jalan


Sistem jaringan jalan di Kota Kotamobagu terdiri atas: jaringan jalan, jaringan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan (LLAJ) serta jaringan pelayanan LLAJ diuraikan sebagai sebagai
berikut:
1) Jaringan jalan
Jaringan jalan di Kota Kotamobagu terdiri atas: jaringan jalan arteri primer, jaringan
jalan arteri sekunder, jaringan jalan kolektor primer, jaringan jalan kolektor sekunder
dan jaringan jalan lokal.

Jaringan jalan arteri primer adalah meliputi jalan yang menghubungkan Kelurahan
Mongkonai Barat – Kelurahan Poyowa Kecil dan ruas-ruas jalan yang dilalui adalah
sebagai berikut:
a. Ruas jalan Kelurahan Mongkonai Barat – Desa Bilalang I melewati Jalan AKD dan
Jalan Pande Bulan pada kelurahan Mongkonai Barat, Jalan Pande Bulan pada
Kelurahan Mongkonai Barat, Jalan Pande Bulan pada Kelurahan Mongkonai, Jalan
Pande Bulan pada Kelurahan Molinow, Jalan Pande Bulan pada Kelurahan
Gogagoman, Jalan P. Tendean pada Kelurahan Genggulang dan Jalan A.P.
Mokoginta pada Desa Bilalang I;
b. Ruas jalan Desa Bilalang I – Desa Moyag Todulan melewati Jalan A.P. Mokoginta
pada Desa Bilalang I, Jalan A.P. Mokoginta pada Desa Pontodon, Jalan A.P.
Mokoginta pada Kelurahan Upai, Jalan Diponegoro pada Kelurahan Biga, Jalan Kol.

BUKU RENCANA
III - 6
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Sugiono pada Desa Moyag Tampoan, Jalan Kol. Sugiono pada Desa Moyag
Tampoan, Jalan Kol. Sugiono pada Desa Moyag dan Jalan Kol. Sugiono pada Desa
Moyag Todulan;
c. Ruas Jalan Kelurahan Mongkonai Barat – Desa Sia melewati Jalan Gatot Subroto
pada Kelurahan Mongkonai Barat, Jalan Gatot Subroto pada Kelurahan Mongkonai,
Jalan Adampe Dolot pada Klurahan Molinow, Jalan Adampe Dolot pada Kelurahan
Mogolaing, Jalan Ahmad Yani pada Kelurahan Kotamobagu, Jalan Diponegoro pada
Kelurahan Biga, Kelurahan Upai dan Desa Sia;
d. Ruas jalan Desa Kopandakan – Kelurahan Molinow melewati Jalan Hi. Zakaria
Imban pada Desa Kopandakan I, Jalan Hi. Zakaria Imban pada Desa Poyowa Kecil,
Jalan Hi. Zakaria Imban pada Kelurahan Mongondow, Jalan Hi. Zakaria Imban pada
Kelurahan Motoboi Kecil, dan Jalan Hi. Zakaria Imban pada Kelurahan Molinow;
e. Ruas jalan Desa Poyowa kecil – Desa Moyag Todulan melewati Jalan Hi. Zakaria
Imban pada Desa Poyowa Kecil, Jalan Hi. Zakaria Imban pada Desa Kopandakan I,
Jalan Siliwangi pada Desa Bungko, Jalan Siliwangi pada Desa Tabang, Jalan
Siliwangi pada Desa Poyowa Besar I, Jalan Siliwangi pada Desa Poyowa Besar II,
Jalan Siliwangi pada Desa Kobo Kecil, Jalan Siliwangi pada kelurahan Motoboi
Besar, Jalan Siliwangi pada Desa Kobo Besar dan Desa Moyag Todulan; dan
f. Kelurahan Kotamobagu – Desa Moyag melewati Jalan D.I. Panjaitan dan Jalan
Jhoni Suhodo pada Kelurahan Kotamobagu, Jalan Jhoni Suhodo dan Jalan Kol.
Sugiono pada Kelurahan Kotobangon dan Jalan Kol. Sugiono pada Desa Moyag.

Jaringan jalan kolektor primer yakni jaringan jalan yang menghubungkan simpul-
simpul lokasi di wilayah Kota Kotamobagu sebagai berikut :
a. Ruas jalan Kelurahan Genggulang – Desa Pontodon melewati kelurahan
Genggulang, dan Desa Pontodon;
b. Ruas jalan Gogagoman – Kelurahan Kotamobagu melewati Kelurahan Gogagoman
dan Kelurahan Kotamobagu;
c. Ruas jalan Kotamobagu – Bungko melewati Kelurahan Kotamobagu, Jalan Brigjen
Katamso pada Kelurahan Kotobangon, Jalan Brigjen Katamso pada Kelurahan
Sinindian, Jalan S. Tubun dan Jalan DC. Manoppo pada Kelurahan Matali, Jalan DC.
Manoppo pada Kelurahan Pobundayan dan Desa Bungko;
d. Ruas jalan Kotamobagu – Poyowa Besar I melewati Kelurahan Kotamobagu, Jalan
Siliwangi pada Kelurahan Kotobangon, Jalan Siliwangi pada Kelurahan Tumubui,
Jalan Siliwangi pada Desa Kobo Besar, Jalan Siliwangi pada Kelurahan Motoboi
Besar, Jalan Siliwangi pada Desa Kobo Kecil dan Jalan Siliwangi pada Desa Poyowa
Besar; dan
BUKU RENCANA
III - 7
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
e. Ruas jalan Molinow – Kobo kecil melewati Jalan Veteran pada Kelurahan Molinow,
Jalan Veteran pada Kelurahan Motoboi Kecil, Jalan DC. Manoppo pada Kelurahan
Matali, Jalan Teuku Umar pada Kelurahan Motoboi Besar dan Jalan Siliwangi pada
Kelurahan Kobo Kecil.

Jaringan jalan kolektor sekunder yakni jaringan jalan yang menghubungkan


simpul-simpul lokasi di wilayah Kota Kotamobagu sebagai berikut :
a. Ruas jalan Desa Bilalang II – Kelurahan Genggulang melewati Jalan P. Tendean
b. Ruas jalan Kelurahan Gogagoman – Desa Pontodon melewati Jalan P. Tendean
c. Ruas jalan Kelurahan Genggulang – Kelurahan Kotamobagu melewati Jalan Ksatria
d. Ruas jalan Kelurahan Kotobangun – Kelurahan Kotamobagu melewati Jalan Yusuf
Hasiru
e. Ruas jalan Kelurahan Kotabangon – Kelurahan Sinindian melewati Jalan Kinalang
f. Ruas jalan Kelurahan Tumubui – Kelurahan Kotabangon melewati Jalan Ibantong
g. Ruas jalan Kelurahan Gogagoman – Kelurahan Molinow melewati Kelurahan
Gogagoman, Mogolaing dan Molinow
h. Ruas jalan Kelurahan Mogolaing – Kelurahan Motoboi kecil melewati Jalan Kampus
dan Jalan Amal pada kelurahan Mogolaing, Jalan 19 Desember pada kelurahan
Motoboi Kecil
i. Ruas jalan Kelurahan Motoboi kecil – Kelurahan Sinindian melewati Jalan J.A.
Damopolii dan Jalan Lembah Bening
j. Ruas jalan Kelurahan Motoboi kecil – Kelurahan Matali melewati Jalan Darusallam
k. Ruas jalan Kelurahan Mongkonai – Kelurahan Mongondow melewati Jalan Gatot
Subroto dan Jalan Brawijaya
l. Desa Kobo kecil – Kelurahan Mongondow.

Jaringan jalan lokal meliputi jalan yang menghubungkan antara jalan kolektor
sekunder dengan pusat-pusat permukiman meliputi Jalan Telaga, Jalan Kartini, Jalan
Ibolian, Jalan Kembang, Jalan Budi, Jalan Rawamangun, Jalan Cendana, Jalan
Memosa, Jalan Perwira, Jalan Garuda, Jalan Cempaka dan Jalan Beringin.

Rencana pengembangan ruas jalan di wilayah Kotamobagu yaitu ruas jalan lingkar
Kota Kotamobagu yang melewati Kelurahan Mongkonai Barat, Molinow, Mogolaing,
Gogagoman, Genggulang, Bilalang, Pontodon, Sia, Upai, Biga, Moyag Tampoan, Moyag
Todulan, Kobo Besar, Motoboi Besar, Poyowa Besar I, Poyowa Besar II, Tabang,
Bungko, Kopandakan.

BUKU RENCANA
III - 8
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
2) Jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Sistem jaringan prasrana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) di wilayah Kota
Kotamobagu adalah bertujuan untuk menunjang kelancaran angkutan umum dalam
kota dan angkutan antar kota serta menunjang pengembangan ekonomi di wilayah
Kota Kotamobagu yang terdiri atas: terminal penumpang dan terminal barang.
a. Terminal penumpang
Terminal penumpang di Kota Kotambagu merupakan simpul transportasi yang
berfungsi dalam pergantian moda angkutan yang digunakan penduduk dalam
menunjang pergerakan penumpang serta aliran barang. Terminal di Kotamobagu
terdiri atas:
- Terminal penumpang tipe A berada di Kelurahan Mongkonai Barat, yang
melayani angkutan kota antar provinsi (AKAP) dan angkutan antar kota dalam
provinsi (AKDP);
- Terminal penumpang tipe B berada di Desa Moyag Todulan dan Kelurahan
Gogagoman (Serasi), yang melayani angkutan antar kota dan antar pedesaan
dalam provinsi; dan
- Terminal penumpang tipe C berada di Desa Poyowa Kecil, yang melayani
angkutan dalam kota dan antar pedesaan dalam provinsi.

b. Terminal barang
Terminal ini adalah berupa terminal barang agrbisnis yang melayani penduduk
pada kegiatan pertanian di wilayah Kota Kotamobagu dan sekitarnya, terminal
barang agribisnis ini terletak di Desa Poyowa Besar II Kecamatan Kotamobagu
Selatan.

Gambar 3.1 Terminal Bonawang di Mongkonai

BUKU RENCANA
III - 9
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
3) Jaringan pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan di wilayah Kota Kotamobagu adalah
berupa jaringan trayek angkutan penumpang/orang dan jaringan lintas angkutan
barang, diuraikan sebagai berikut:
a. Rute yang dilayani Terminal Tipe A berupa rute angkutan antar kota dalam
provinsi (AKDP) dan angkutan kota antar provinsi (AKAP), meliputi :
1. trayek Kotamobagu – Makassar;
2. trayek Kotamobagu – Palu;
3. trayek Kotamobagu – Gorontalo;
4. trayek Kotamobagu – Tontulow;
5. trayek Kotamobagu – Boroko;
6. trayek Kotamobagu – Bintauna;
7. trayek Kotamobagu – Sangkub;
8. trayek Kotamobagu – Pangi Besar;
9. trayek Kotamobagu – Dominsil;
10. trayek Kotamobagu – Maelang;
11. trayek Kotamobagu – Labuan Uki;
12. trayek Kotamobagu – Lolak;
13. trayek Kotamobagu – Inobonto;
14. trayek Kotamobagu – Poigar;
15. trayek Kotamobagu – Amurang;
16. trayek Kotamobagu – Manado;
17. trayek Kotamobagu – Bitung;
18. trayek Kotamobagu – Airmadidi;
19. trayek Kotamobagu – Tondano;
20. trayek Kotamobagu – Tomohon;
21. trayek Kotamobagu – Ratahan;
22. trayek Kotamobagu – Langagon;
23. trayek Kotamobagu – Komangaan;
24. trayek Kotamobagu – Lobong;
25. trayek Kotamobagu – Tutuyan; dan
26. trayek Kotamobagu – Molibagu.;

b. Trayek yang dilayani Terminal Tipe B berupa trayek angkutan antar kota dan
angkutan antar pedesaan dalam provinsi, meliputi :
1. trayek Kotamobagu – Mamalia;
2. trayek Kotamobagu – Torosik;
3. trayek Kotamobagu – Pinolosian;

BUKU RENCANA
III - 10
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
4. trayek Kotamobagu – Doloduo;
5. trayek Kotamobagu – Mopuya;
6. trayek Kotamobagu – Dumoga;
7. trayek Kotamobagu – Pusian;
8. trayek Kotamobagu – Bumbungon; dan
9. trayek Kotamobagu – Tungoi

c. Trayek yang dilayani Terminal Tipe C trayek dalam kota dan antar pedesaan dalam
provinsi, meliputi:
1. trayek Kotamobagu – Tompaso Baru;
2. trayek Kotamobagu – Mokobang;
3. trayek Kotamobagu – Guaan;
4. trayek Kotamobagu – Modoinding;
5. trayek Kotamobagu – Ratatotok;
6. trayek Kotamobagu – Kotabunan;
7. trayek Kotamobagu – Dodap;
8. trayek Kotamobagu – Motongkad;
9. trayek Kotamobagu – Atoga;
10. trayek Kotamobagu – Nuangan;
11. trayek Kotamobagu – Lanut; dan
12. trayek Kotamobagu – Modayag.

d. Jaringan lintas angkutan barang, terdiri dari: jalan lingkar luar yang melintasi
Kelurahan Mongkonai Barat, Molinow, Mogolaing, Gogagoman, Genggulang,
Bilalang, Pontodon, Sia, Upai, Biga, Moyag Tampoan, Moyag Todulan, Kobo Besar,
Motoboi Besar, Poyowa Besar I, Poyowa Besar II, Tabang, Bungko dan
Kopandakan.

B. Sistem jaringan perkeretaapian


Jaringan perkeretaapian di wilayah Kota Kotamobagu adalah berupa jaringan jalur kereta api
umum yang merupakan bagian dari sistim jaringan rel kereta api di Provinsi Sulawesi Utara
yang direncanakan melewati daerah-daerah di Kelurahan Moyag Todulan – Kelurahan Kobo
Besar – Kelurahan Motoboi Besar – Kelurahan Kobo Kecil – Kelurahan Poyowa Besar II –
Kelurahan Poyowa Besar – Kelurahan Tabang – Kelurahan Bungko – Kelurahan Kopandakan I
– Kelurahan Poyowa Kecil – Kelurahan Mongkonai Barat. Untuk mendukung jaringan
perkeretaapian di wilayah Kota Kotamobagu maka direncanakan pembangunan Stasiun Kereta

BUKU RENCANA
III - 11
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Api yang meliputi Terminal Penumpang Kereta Api dan Terminal Barang berada di Kelurahan
Kobo Kecil, yang melayani angkutan antar provinsi.

3.2.2.2 Rencana sistem jaringan prasarana lainnya


A. Sistem jaringan energi/listrik
Sistem jaringan energi/listrik di wilayah Kota Kotamobagu dapat berupa jaringan tenaga listrik
yang dikelola oleh perusahaan penyedia listrik dan dapat juga menggunakan sumber energi
alternatif yang diusahakan untuk ketersediaan energi/listrik di Kota Kotamobagu meliputi
sumber energi matahari, biogas dan sumber energi lain yang bersifat terbarukan.

Sistem jaringan energi/listrik di wilayah Kota Kotamobagu ini meliputi: jaringan transmisi
tenaga listrik dan pembangkit tenaga listrik. Jaringan transmisi tenaga listrik meliputi jaringan
transmisi tenaga listrik yang dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik antar sistem
berupa kawat saluran udara Tegangan Tinggi (SUTT/SUTET) melalui Gardu Induk (GI) Otam
yang terletak di Desa Otam, Kecamatan Passi Barat di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan ruang yang ada disekitar bentangan
kawat jaringan transmisi, setiap bentangan kawat jaringan transmisi memerlukan suatu
“ruang bebas”. Ruang bebas adalah ruang di sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak
bebas minimum sepanjang jalur transmisi. Jalur itu harus dibebaskan dari benda-benda dan
kegiatan lainnya, artinya dalam ruang bebas tidak boleh ada satupun benda-benda seperti
bangunan atau pohon lain di dalam ruang tersebut, hal ini untuk mengurangi pengaruh
medan elektromagnetik terhadap lingkungan sekitar. Ketentuan mengenai ruang bebas diatur
di dalam SK Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 975/K/47/MPE/1999 tentang perubahan
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE 1992 tentang Ruang Bebas
Saluran Udara Tegangan
Tinggi/SUTT dan Saluran Udara
Tegangan Tinggi/SUTET. Dalam
peraturan ini diatur jarak
minimum titik tertinggi bangunan
atau pohon terhadap titik
terendah dari kawat penghantar
jaringan transmisi, seperti yang
terlihat pada tabel berikut.

BUKU RENCANA
III - 12
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Tabel 3.2 Ruang Bebas (Minimum) jaringan transmisi dengan Tanah dan Benda Lain

Sumber : SK Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 975/K/47/MPE/1999 tentang perubahan Peraturan Menteri
Pertambangan dan energi Nomor 01.P/47/MPE 1992 tentang Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET).

Keterangan:
SUTR : Saluran Udara Tegangan Rendah
SUTM : Saluran Udara Tegangan Menengah
SUTT : Saluran Udara TeganganTinggi
SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
SKTR : Saluran Kabel Tegangan Rendah
SKTM : Saluran Kabel Tegangan Menengah

Pembangkit tenaga listrik di wilayah Kota Kotamobagu merupakan pembangkit listrik untuk
melayani kebutuhan kelistrikan Kota Kotamobagu sebesar 77,8 MW dengan memanfaatkan
sistem interkoneksi jaringan listrik sistem Minahasa-Kotamobagu yang merupakan bagian dari
sistim Sulawesi yang diantaranya berasal dari:
a. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Poigar II di Desa Poigar II, Kecamatan Poigar di
Kabupaten Bolaang Mongondow dengan kapasitas 2 x 16 MW;
b. PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Kelurahan Lahendong, Kecamatan
Tomohon Selatan di Kota Tomohon dengan kapasitas 60 MW;
c. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal) Gunung Ambang dengan kapasitas 300
(tiga ratus) MW di Desa Purworejo Kecamatan Modayag di Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur;

BUKU RENCANA
III - 13
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
d. PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) Lobong dengan kapasitas 2 (dua) MW di
Deya Poyuyanan Kecamatan Passi Barat di Kabupaten Bolaang Mongondow;
e. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Kotamobagu dengan kapasitas 12,00 MW;
f. PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Kotamobagu dengan kapasitas + 185 MW

B. Sistem jaringan telekomunikasi


Sistem jaringan telekomunikasi di wilayah Kota Kotamobagu menunjang kebutuhan penduduk
untuk berkomunikasi jarak jauh baik yang berada di dalam kota atau yang berada di luar kota ,
dan untuk kebutuhan interconnection-networking atau internet baik untuk menunjang
kegiatan pemerintahan, bisnis, pendidikan dan kebutuhan penduduk. Sistem jaringan
telekomunikasi di wilayah Kota Kotamobagu terdiri dari:
a. Jaringan tetap yang meliputi, jaringan tetap lokal, sambungan langsung jarak jauh,
sambungan internasional, dan sambungan tertutup yang dilayani oleh Stasiun Telepon
Otomat (STO) yang berlokasi di Kelurahan Molinow Kecamatan Kotamobagu Barat.
b. Jaringan bergerak meliputi jaringan bergerak terestrial, seluler, dan satelit yang berupa
sambungan telepon nirkabel dan menara Base Tranceiver Station (BTS) dengan menara
komunikasi bersama yang terletak tersebar di setiap lokasi Kecamatan sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan jaringan;
c. Jaringan bergerak terestrial, adalah berupa jaringan serat optik lintas kabupaten – kota,
yang meliputi:
o Jaringan serat optik Amurang – Kotamobagu (ring 1) sepanjang + 133 km;
o Jaringan serat optik Amurang – Kotamobagu (ring 2) sepanjang + 105 km; dan
o Jaringan serat optik dari Luwuk – Tutuyan – Kotamobagu terintegrasi dengan
jaringan eksisting;

C. Sistem jaringan sumberdaya air


Sistem jaringan sumber daya air di wilayah Kota Kotamobagu dipengaruhi oleh keberadaan
cekungan air tanah (CAT) Kotamobagu yang merupakan bagian dari Wilayah Sungai (WS)
Nasional Dumoga – Sangkub meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Dumoga. [Cekungan Air
Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian
hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung.
Cekungan Air Tanah Kotamobagu sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah terletak pada posisi 124° 13'
14.52" – 124° 28' 38.63" BT dan 00° 33' 48.56" – 00° 52' 04.11" LU seluas 414 km2]

BUKU RENCANA
III - 14
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Gambar 3.2 Ilustrasi tentang Cekungan Air Tanah

Sumber:
- Undang Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
- Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.

Untuk jaringan dan prasarana air baku di wilayah Kota Kotamobagu, terdiri atas: pemanfaatan
air permukaan pada sungai Bobatunan di Desa Kobo Kecil dan sistem jaringan air baku untuk
Kota Kotamobagu yang berupa pelestarian dan pemanfaatan sumber-sumber mata air serta
jaringan air baku dari Bukaka Desa Pontodon Timur, Desa Sia dan Poyowa Besar di Kelurahan
Poyowa Besar II. Sedangkan untuk pemanfaatan sumber mata air terdiri dari:
a. Sumber Mata Air Sungai Dumoga yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kota Kotamobagu dengan debit + 40.000 liter/detik;
b. Sumber Mata Air Sungai Sangkup yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kota Kotamobagu dengan debit + 30.000 liter/detik;
c. Rencana pengembangan Sumber Mata Air (SMA) Temboan dengan debit + 40 liter/detik;
d. Rencana pengembangan Sumber Mata Air (SMA) Bukaka dengan debit + 80 liter/detik;

Sedangkan untuk sistem jaringan irigasi di wilayah Kota Kotamobagu dilayani oleh:
a. Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Kota meliputi, DI Eleba-Upai/Genggulang seluas + 150ha,
DI Molinow Pompang I dan II seluas + 150 ha, DI Bonodon seluas + 45 ha, DI Dayanan-
Sampana seluas + 44 ha, DI Lumoring seluas + 45 ha, DI Pinoba Biga seluas + 28 ha,
DI Pontodon seluas + 28 ha; DI Kobo Kecil seluas + 70 ha; dan
b. rencana pengembangan Daerah Irigasi (DI) meliputi DI Mayangkara seluas + 26 ha dan
DI Inanipon seluas + 40 ha.

Pengembangan Sistem jaringan irigasi di wilayah Kota Kotamobagu adalah dilakukan melalui:
a. Pengembangan bendung untuk pelayanan + 2.521 ha di Kelurahan Poyowa Besar II,
Kecamatan Kotamobagu Selatan, + 1.476 ha di saluran irigasi Tangaton-Tumubui-Pangi-
Yuyak dan + 650 ha di saluran irigasi Katulidan – Sinantakan

BUKU RENCANA
III - 15
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
b. Pengembangan bendung Moayat – Pawak untuk pelayanan 1.386 ha
c. Pengembangan bendung Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kota Kotamobagu untuk pelayanan 650 ha
d. Pengembangan bendung Tangaton – Tumoboi – Pangi – Yuyak untuk pelayanan 1.476 ha
e. Pengembangan saluran irigasi primer moayat-pawak sepanjang + 1,85 Km. Rencana
pengembangan saluran irigasi katulidan-sinantakan sepanjang + 0,768 Km
f. Pengembangan saluran irigasi tangaton-tumubui-pangi-yuyak sepanjang + 1,62 Km
g. Saluran Irigasi primer Moayat – Pawak sepanjang + 1,85 km
h. Saluran Irigasi primer Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota
Kotamobagu sepanjang + 0,768 km
i. Saluran Irigasi primer Tangaton – Tumoboi – Pangi – Yuyak sepanjang + 1,62m
j. Saluran Irigasi sekunder Moayat – Pawak sepanjang + 14,93 km
k. Saluran Irigasi sekunder Katulidan – Sinantakan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan
Kota Kotamobagu sepanjang + 3,47 km
l. Saluran Irigasi sekunder Tangaton – Tumoboi – Pangi – Yuyak sepanjang + 8,95 km

Pengembangan jaringan air baku untuk air minum di Kota Kotamobagu meliputi:
a. Pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air permukaan dengan prinsip
keterpaduan air tanah
b. Sistem jaringan sumber daya air dipadukan dengan SPAM untuk menjamin ketersediaan
air baku.

D. Sistem jaringan infrastruktur perkotaan


a) Sistem penyediaan air minum kota
Sistem penyediaan air minum kota untuk wilayah Kota Kotamobagu, terdiri dari sistem
perpipaan dan sistem bukan perpipaan yang melayani kebutuhan akan air minum penduduk
sampai pada akhir tahun perencanaan.

Sistem perpipaan dilayani oleh unit produksi yang dikelola oleh Pemerintah Kota Kotamobagu
terdiri atas:
1) Instalasi pengolahan air bersih di Desa Kobo Kecil dengan kapasitas paling sedikit 20 l/dt
yang bersumber dari air sungai Molipungan
2) Instalasi Mata Air Sia terletak di Desa Sia dengan kapasitas total paling sedikit 20 l/detik
3) Instalasi Mata Air Mobalang di Kelurahan Poyawa Besar II Kecamatan Kotamobagu
Selatan, dengan kapasitas paling sedikit + 10 l/dt

BUKU RENCANA
III - 16
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
4) Instalasi Mata Air di Bukaka di Desa Pontodon Timur Kecamatan Kotamobagu Utara
dengan kapasitas paling sedikit 250 l/dt.

Sistem bukan perpipaan di wilayah Kota Kotamobagu digunakan untuk melayani wilayah yang
belum terjangkau oleh sistem perpipaan dengan air minum yang bersumber pada air tanah
yang didapat melalui penggunaan sumur gali dan/atau sumur bor.

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum kota di wilayah Kota Kotamobagu,
meliputi:
1) Pengembangan sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan sesuai
skala pelayanan masing-masing secara merata memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
Kotamobagu
2) Pengembangan sistim penyediaan air minum mengacu pada Masterplan Air Minum Kota
Kotamobagu yang berlaku
3) Kebutuhan penyediaan air minum sampai pada akhir tahun perencanaaan di wilayah Kota
Kotamobagu yang mencapai 449 l/dt
4) Program pembangunan Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kotamobagu terbagi atas:
- Program jangka pendek dari tahun 2011 sampai tahun 2016 berupa penambahan
volume air minum sebesar lebih kurang 160 (seratus enam puluh) ltr/dtk
- Program jangka menengah dari tahun 2017 sampai tahun 2021 berupa penambahan
volume air minum sebesar lebih kurang 100 (seratus) ltr/dtk
- Program jangka panjang dari tahun 2021 sampai tahun 2031 berupa penambahan
volume air minum sebesar lebih kurang 100 (seratus) ltr/dtk.
5) Pemanfaatan sumber air di Desa Pontodon Timur yang dimanfaatkan oleh PDAM Bolaang
Mongondow
6) Perencanaan sistem jaringan penyediaan air minum harus dilakukan melalui studi
kelayakan teknis, maupun mekanisme kajian lingkungan hidup yang diatur dalam
ketentuan perizinan yang berlaku dan sesuai syarat mutu baku air; dan
7) Persyaratan sistem penyediaan air minum dari air tanah dangkal dan air tanah dalam
diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah.
b) Sistem pengelolaan air limbah kota

BUKU RENCANA
III - 17
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
Sistem pengelolaan air limbah kota untuk wilayah Kota Kotamobagu adalah berupa Instalasi
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) yang terletak di Kelurahan Tabang, Kecamatan Kotamobagu
Selatan. Sedangkan rencana pengembangan sistem pengelolaan limbah kota sampai pada
akhir tahun perencanaan, meliputi:
1) Sistem pengelolaan air limbah setempat pada daerah berkepadatan rendah sampai
sedang.
2) Sistem pengelolaan air limbah terpusat pada daerah berkepadatan tinggi dan sangat
tinggi.
3) Pengembangan IPLT di Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan;
4) Sistem pengolahan limbah padat dan cair yang berasal dari rumah tangga diolah melalui
sistem pengolahan individual atau komunal yang bersifat sederhana/konvensional sampai
batas kualitas airnya memenuhi Biochemical Oxygen Demand (BOD) untuk selanjutnya
dialirkan ke saluran drainase;
5) Sistem pengolahan limbah padat dan cair yang berasal dari industri diolah melalui sistem
pengolahan individual atau komunal yang berupa IPAL sampai batas kualitas airnya
memenuhi BOD untuk selanjutnya dialirkan ke saluran drainase;
6) Penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah (IPAL) pada seluruh fasilitas
kesehatan yang terdiri atas:
a. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kotamobagu di kelurahan Pobundayan
Kecamatan Kotamobagu Selatan;
b. Rumah Sakit Monompia di Kelurahan Kotamobagu Kecamatan Kotamobagu Barat;
c. Rumah Sakit Kinapit di Kelurahan Kotamobagu Kecamatan Kotamobagu barat;
d. Rumah Sakit Islam Moonow di Kelurahan Mongkonai Barat Kecamatan Kotamobagu
Barat; dan
e. Seluruh Puskesmas, Klinik, Klinik Bersalin dan fasilitas kesehatan lainnya yang
tersebar di seluruh wilayah Kota Kotamobagu.
7) Sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) untuk industri, hotel, rumah
makan, dan rumah tangga dikembangkan dengan menggunakan sistem pengolahan
sanitasi setempat (on site sanitation); dan
8) Sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) bagi kompleks perumahan
baru dikembangkan dengan menggunakan sistem pengolahan sanitasi terpusat ( off site
sanitation).
9) Penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah (IPAL) pada pasar
lingkungan/tradisional maupun pasar modern (pasar tradisional di Desa Poyowa Besar,
Kelurahan Genggulang dan Desa Moyag Tampoan).

BUKU RENCANA
III - 18
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
c) Sistem persampahan kota
Sistem pengolahan persampahan kota di wilayah Kota Kotamobagu adalah terdiri atas:
1) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem sanitary landfill –sistem pengolahan
sampah dengan di Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan dan di Kelurahan
Mongkonai Barat Kecamatan Kotamobagu Barat; dan
2) Tempat Penampungan Sementara (TPS) di setiap Kelurahan;

Untuk rencana pengembangan sistem persampahan kota di wilayah Kota Kotamobagu adalah
meliputi:
1) Pengembangan pola operasi pewadahan individu dan pewadahan komunal
2) Pengangkutan sampah dilakukan dari transfer depo dan wadah komunal ke TPA dan
untuk pengumpulan langsung dari sumber-sumber sampah besar dibawa langsung ke
TPA
3) Pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah dengan menggunakan prinsip 3R (reuse,
reduce, recycle).
Reduce: kegiatan yang mengurangi sampah (membuang sampah yang terpakai)
Reuse: kegiatan yang menggunakan kembali sampah yang dapat digunakan
Recycle: kegiatan yang mengelola kembali (Mendaur Ulang) sampah.
4) Melakukan optimasi sistem berupa:
 Peningkatan kualitas pelayanan dengan melakukan operasi dan pemeliharaan sesuai
dengan standar operasi dan prosedur.
 Optimasi pengoperasian TPA yang ada
 Sosialisasi dan kegiatan 3R yang berkelanjutan
5) Melakukan pengembangan sistem:
 Perluasan daerah pelayanan
 Pengadaan TPA baru dengan kriteria lokasi yang berlaku.

d) Sistem drainage kota


Berdasarkan fungsi pelayanan sistem drainase kota dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1). Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat
kota. Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer,
sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian
besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab
pemerintah kota.

BUKU RENCANA
III - 19
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034

2). Sistem Drainase Lokal


Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat
kota. Yang termasuk dalam sitem drainase lokal adalah sistem saluran awal yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran,
areal industri dan komersial. Sistim ini melayani area kurang dari 10 ha. Pengelolaan
sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi
lainya.
3). Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air
permukaan atau air limpasan.
4). Sistem Gabungan sebagai Pengendalian banjir (Flood Control)
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air
genangan atau air limpasan yang telah diolah. Sistem drainase ini adalah sungai yang
melintasi wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan
manusia. Pengelolaan pengendalian banjir merupakan tanggung jawab dinas pengairan.
(sumber daya air)

Sistem drainage kota di wilayah Kota Kotamobagu, terdiri atas:


1) Saluran primer berupa saluran utama yang melewati Jalan Diponegoro di Kelurahan Biga,
Jalan Adampe Dolot di Kelurahan Mogolaing dan Jalan AKD di Monggolaing Barat, Jalan
Kolonel Sugiyono di Kelurahan Kotobangon dan Jalan Jhoni Suhodo di Kelurahan
Kotobangon
2) Saluran sekunder berupa sistem saluran yang berupa selokan yang dikembangkan
mengikuti sistem jaringan jalan
3) Saluran tersier berupa sistem saluran drainase pada jalan-jalan lingkungan.

Rencana pengembangan sistem drainase kota di wilayah Kota Kotamobagu, meliputi:


1) Sistem jaringan drainase dikembangkan sejalan dengan pembangunan jaringan jalan baru
dan/atau menambahkannya pada jaringan jalan eksisting yang belum dilengkapi saluran
dengan saluran drainase
2) Daerah-daerah yang berbentuk secara alamiah seperti lembah dan cekungan akan
dioptimalkan perencanaannya untuk menjadi daerah resapan air sehingga memiliki
kontribusi dalam pelestarian air tanah

BUKU RENCANA
III - 20
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
3) Perencanaan pengembangan sistem drainase akan mengacu pada persyaratan teknis
resmi yang ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang dilaksanakan melalui
studi kelayakan teknis
4) Pembangunan sistem drainase dilaksanakan berbasis skala prioritas yang mengacu pada
Masterplan Drainase Kota Kotamobagu yang berlaku.

Secara geografis, Kota Kotamobagu ada di daerah ketinggian yang memiliki terrain
mountainous yang secara alami memiliki beda kontur ketinggian yang cukup signifikan.
Secara drainase alam, terrain mountainous ini mempunyai alur-alur yang menyalurkan air dari
dataran tinggi ke sungai dan akhirnya ke laut. Masalah timbul ketika mulai muncul
pembangunan di kawasan tersebut yang merubah kontur alam dan daerah resapan air.

Berdasarkan kondisi jaringan drainase yang ada di wilayah perencanaan, maka untuk
pengembangan saluran drainase diperlukan jaringan drainase yang memenuhi persyaratan
teknis dan ekonomis, secara garis besar meliputi :
1. Pengaliran air hujan secepat mungkin untuk menghindari genangan.
2. Jaringan harus mudah dalam pembangunan dan pemeliharaannya.
3. Harus terpadu dengan jaringan drainase kota secara keseluruhan.
4. Memanfaatkan potensi dan kondisi topografi di wilayah perencanaan.

Sistem Drainase Lokal


Sistem Drainase Utama

Sistem Drainase Utama

Sistem Sal. Primer


Sistem Sal. Sekunder

Gambar 3.3 Sistem Drainase Kota

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :

BUKU RENCANA
III - 21
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
1). Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi
maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap
genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing
jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
 Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
 Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran
primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
 Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran
sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.

2). Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3). Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya
scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan.

e) Penyediaan jaringan pejalan kaki


Penyediaan jaringan pejalan kaki atau pedestrian di wilayah Kota Kotamobagu adalah
bertujuan untuk memberi ruang dan kenyamanan kepada penduduk kota ataupun warga luar
kota yang melakukan pergerakan dengan tidak menggunakan kendaraan bermotor ataupun
sepeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyediaan prasarana dan sarana jaringan untuk
pejalan kaki di wilayah Kota Kotamobagu adalah meliputi Jalan Ahmad Yani, Jalan Ibolian dan
Jalan Kartini sepanjang + 1,1 km.

Beberapa ketentuan teknis tentang jalur pejalan kaki yang dapat diterpakan di Kota
Kotamobagu diatur sebagai berikut :
 Penataan pedestrian pada trotoar dan arcade direncanakan sedemikian rupa memperkecil
konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, dalam hal terjadi konflik antara
pejalan kaki dan kendaraan bermotor, maka jalur pejalan kaki lebih diutamakan dari jalur
kendaraan bermotor dengan memenuhi standar keamanan dan kenyamanan;
 Jalur pedestrian yang bersifat terbuka pada trotoar harus dapat ditanami pohon-pohon
pelindung/peneduh beserta fasilitas yang diperlukan untuk ruang publik apabila dimensi
trotoar dan jalur pedestrian di dalam persil masih memungkinkan;
 Pada daerah tertentu dapat disediakan jalur jalan untuk sepeda yang dapat digabung
dengan jalur pedestrian yang dimensinya ditentukan sesuai kebutuhan.
 Dimensi jalur pedestrian pada trotoir ditetapkan berdasarkan klasifikasi jalan

BUKU RENCANA
III - 22
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034

Gambar 3.4 Ilustrasi Lajur


Khusus Sepeda di tengah Kota

 Dimensi jalur pedestrian pada teritisan ditetapkan minimal 1,50 m dan arcade ditetapkan
minimal 2,50 m yang disesuaikan dengan kebutuhan pergerakan orang berdasarkan
kegiatan yang terjadi di lingkungan tersebut;
 Jalur pedestrian yang melintasi jalur jalan kendaraan harus direncanakan pada titik
terdekat yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas dan atau sinyal penyeberangan dan
rambu lalu lintas untuk memberi kesempatan pejalan kaki menyeberang.
 Jalur-jalur pedestrian utama (major pedestrian) dengan lebar 2 – 2,5 meter (2 sisi) di jalan
Arteri
 Jalur pedesterian minor dengan lebar 1 m – 1,5 ( 2 sisi) dikembangkan di ruas jalan
Kolektor
 Mengembangkan sirkulasi pejalan kaki yang menghubungkan masing-masing blok dengan
penggunaan lantai dasar banyak membangkitkan/menarik pergerakan pejalan kaki seperti
pasar tradisional, terminal dsb.
 Pengembangan sirkulasi pejalan kaki harus menciptakan rasa aman dan nyaman serta
mempunyai petunjuk/rambu-rambu yang jelas khususnya yang menuju ke lokasi strategis
seperti sub terminal, pusat bisnis, area parkir dan petunjuk menuju kawasan lainnya
 Jalur pedestrian disediakan sesuai kebutuhan dan tidak terputus serta terbebas dari
penyalahgunaan fungsi lainnya.

BUKU RENCANA
III - 23
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034

f) Jalur evakuasi bencana


Rencana jalur evakuasi bencana menuju pada kawasan evakuasi di wilayah Kota Kotamobagu
adalah meliputi:
1) Jalur jalan Diponegoro, Jalan Ahmad Yani, Jalan Adampe Dolot, dan Jalan Gatot
Subroto; dan
2) Jalur Jalan S. Parman, Jalan Brigjen Katamso, Jalan DC. Manoppo.

Bentuk ruang evakuasi bencana yang dimaksud dalam rencana ini dijelaskan sebagai berikut:
 Ruang evakuasi bencana dapat berupa ruang yang bersifat permanen dan temporer yang
berfungsi menjamin keamanan dan keselamatan bagi para pengungsi
 Ruang evakuasi bencana ditempatkan di ruang-ruang terbuka publik seperti lapangan,
taman, dan memanfaatkan fasilitas umum seperti gedung atau lapangan sekolah
 Jalur evakuasi merupakan jalur yang mudah diakses baik oleh orang maupun kendaraan
 Titik atau pos evakuasi bencana dapat berupa ruang terbuka yang berada di lingkungan
lokal seperti lapangan olahraga, taman lingkungan, dll yang sifatnya sebagai tempat
penampungan sementara

Gambar 3.5 Ilustrasi Rambu Jalur Evakuasi

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyiapan
Sarana dan Prasarana Dalam Penanggulangan Bencana, diperlukan sarana dan Prasarana
penanggulangan bencana yang merupakan alat yang dipakai untuk mempermudah pekerjaan,
pencapaian maksud dan tujuan, serta upaya yang digunakan untuk mencegah, mengatasi,
dan menanggulangi bencana. Sarana dan prasarana ini terbagi menjadi dua, yaitu sarana dan
prasarana umum dan sarana dan prasarana khusus. Sarana dan prasarana umum yang terkait
secara spasial meliputi:
BUKU RENCANA
III - 24
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034
 Posko Bencana beserta perlengkapan pendukung seperti peta lokasi bencana, alat
komunikasi, tenda darurat, genset (alat penerangan), kantong-kantong mayat dll;
 Lintasan dan lokasi evakuasi pengungsi;
 Dapur umum berikut kelengkapan logistiknya;
 Pos kesehatan dengan tenaga medis dan obat-obatan;
 Tenda-tenda darurat untuk penampungan dan evakuasi pengungsi, penyiapan valbed
serta penyiapan tandu dan alat perlengkapan lainnya;
 Sarana air bersih dan sarana sanitasi/MCK di tempat evakuasi pengungsi dengan
memisahkan sarana sanitasi/MCK untuk laki-laki dan perempuan;
 Lokasi sementara bagi pengungsi.

Dari keseluruhan rencana struktur ruang Kota Kotamobagu sampai pada akhir tahun
perencanaan dapat dilihat pada Peta Struktur Ruang Kota Kotamobagu berikut.

BUKU RENCANA
III - 25
RTRW KOTA KOTAMOBAGU 2014 - 2034

BUKU RENCANA
III - 26

Anda mungkin juga menyukai