Anda di halaman 1dari 4

Nama siswi = Fransisca Erza Aprilianti

Kelas/Nomor = XI IPS 1/8

LEMBAR KERJA
KD MENCERITAKAN KEMBALI NOVEL YANG DIBACA
SELASA 11 JANUARI 2022
(dikumpulkan paling lambat 31 JANUARI 2022 pukul 23.59)

TUGAS
Pilih satu novel dari daftar novel yang sudah dibaca dan ceritakan kembali novel
tersebut dengan ketentuan sebagai berikut
a. Tidak perlu membaca ulang novel tersebut.
b. Panjang tulisan 1-3 halaman A4 satu spasi.
c. Isinya memuat informasi tentang tokoh dan watak tokoh dalam novel, garis
besar alur, latar, tema, sudut pandang, dan amanat.
d. Menggunakan gaya menceritakan kembali (pembaca menceritakan kembali
bukan meringkas).
e. Berikan komentar/kesan/penilaian Anda terhadap novel tersebut (2 paragraf :
kekurangan dan kelebihan)

JAWABAN
A. RINGKASAN (1-3 halaman)

G
Gadis Pantai
adis Pantai merupakan salah satu roman karya penulis legenda Indonesia
Pramoedya Ananta Toer.Saya tertarik membaca novel ini dikarenakan novel ini
mengangkat tema feodalisme di Pulau Jawa yang berlatar di tahun 1920-an.
Kisah diawali oleh pengenalan seorang perempuan yang akan dipanggil Gadis Pantai
sepanjang cerita,dikarenakan ia berasal dari pantai.Setiap hari,pekerjaannya adalah
membantu ayahnya melarungi lautan untuk menangkap ikan.Pramoedya Ananta Toer
menggambarkan Gadis Pantai sebagai seorang perempuan berkulit kuning langsat,bermata
sipit,bertubuh kecil,dan hidung ala kadarnya.
Kehidupan Gadis Pantai berubah ketika dibawa ke kota,kemudian dinikahkan dengan
sebuah keris,yang merupakan lambang dari seorang Bendoro.Mulai saat itu Gadis Pantai
resmi menjadi Mas Nganten,dan pindah ke rumah besar Bendoro suaminya untuk menjalani
kehidupan baru.Di sana,ia juga banyak bertemu orang-orang baru.Namun orang terdekat
yang selalu menemaninya adalah sahaya-nya atau yang biasa dipanggil mBok/Bujang tua.
Selama tinggal di rumah Bendoro,Gadis Pantai mempelajari banyak hal,mulai dari
membatik,mengaji,dan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh para
bangsawan.
Pada masa-masa awal,Gadis Pantai cukup terkejut dengan perlakuan orang-orang di
rumah itu kepadanya.Seperti dilayani saat mandi,berpakaian,dan kegiatan-kegiatan
lainnya.Gadis Pantai merasa ia tidak butuh dilayani dan menginginkan agar dia melakukan
semua kegiatan itu sendiri,namun mBok (sahaya) terus menolaknya dan berdalih dengan
alasan bahwa Gadis Pantai kini adalah istri seorang Bendoro.
Hingga pada saat itu,mBok akhirnya menceritakan semua kisah hidupnya setelah Gadis
Pantai cukup bertanya-tanya.Hal itu tentu saja membuat hubungan Gadis Pantai dan mBok
semakin dekat.Ketika Gadis Pantai merasa bahwa dirinya selalu diacuhkan oleh
Bendoro,mBok selalu meyakinkan dirinya bahwa Bendoro pasti akan kembali mendekatinya.
Semua itu berubah ketika Gadis Pantai mendadak kehilangan uang simpanannya.Apalagi
kehilangannya itu persis ketika para agus-agus (sekumpulan laki-laki) datang ke rumah
Bendoro.mBok pun langsung menuduh salah satu dari agus-agus itu yang telah mengambil
uang Gadis Pantai.Peristiwa itu kemudian diketahui oleh Bendoro secepatnya dan diadili
olehnya.Setelah menginterogasi beberapa orang akhirnya Bendoro berhasil menemukan
pelakunya yang bernama Karim.Selain itu karena perbuatannya menuduh dan menggugat
salah satu dari agus-agus itu Bendoro juga memecat mBok sebagai hukumannya.Awalnya
Gadis Pantai sangat terkejut dan sedih melihat mBok yang selama ini menemani dan
melayaninya harus pergi dengan terpaksa.Bagaimanapun caranya,ia menangis terisak dan
mencegat mBok agar tidak pergi.Namun mBok menganggap bahwa dirinya tidak bisa
menjaga wejangan yang diberikan oleh ayahnya padanya,mBok juga berpesan kalau suatu
saat Gadis Pantai pasti mengerti maksud kejadian ini setelah mempunyai banyak
pengalaman kelak.Dan akhirnya,mBok pun pergi.
Pada suatu pagi dalam hujan yang lebat,empat orang wanita dalam keadaan basah
kuyup masuk ke dalam dapur rumah Bendoro.Seorang dari mereka diantarkan ke Gadis
Pantai. Seorang pelayan/sahaya baru pengganti mBok bernama Mardinah.Mardinah
merupakan janda yang baru berusia 14 tahun.Dari awal,Gadis Pantai sudah mencurigai
keberadaan Madinah.Gadis Pantai mulai bertanya darimana asal muasal Madinah
ini.Setelah berbincang-bincang,Madinah mengaku tidak berasal dari kampung,ia berasal dari
kota Demak.Selain itu Mardinah juga mengaku bahwa ia bisa baca tulis karena ayahnya
seorang juru tulis.Setelah 15 hari berbincang-bincang dengan Madinah.Gadis Pantai
bertanya kepada Bendoro apa alasan Madinah dikirim kepadanya.Bendoro pun menjelaskan
bahwa Mardinah adalah keponakan jauhnya.
Setelah hampir berbulan-bulan hidup di rumah Bendoro,Gadis Pantai sangat merindukan
kedua orangtuanya.Ia ingin melihat kedua orangtuanya di kampung.Setelah berdiskusi
dengan Bendoro,Gadis Pantai akhirnya mendapat izin dari Bendoro untuk menemui kedua
orangtuanya.Bendoro menawarkan Mardinah agar ikut dengan Gadis Pantai dan
menemaninya selama di kampung.Namun,Gadis Pantai menolak ditemani siapapun.Tentu
saja Bendoro juga tidak setuju dengan keinginan Gadis Pantai karena ia tidak boleh pergi
seorang diri.Bendoro menganggap semua harus mematuhi perintahnya.Selain itu ia juga
menawarkan dua puluh meter kain kasar,sarung,jala,dan tasbih,damar,sandal,dan biskuit
untuk orangtua Gadis Pantai serta dokar sewaan untuk mengantarnya sampai ke
rumahnya.Gadis Pantai ingin menyampaikan,kampungnya tak bisa dicapai oleh dokar.Orang
mesti berjalan kaki dua atau tiga kilometer dari pos.Tapi ia mengurungkan
keinginannya.Keesokan harinya dokar sewaan berjalan tenang mengantarkan Gadis Pantai
di jalan pos buatan tuan besar Guntur alias Daendels.Ia menarik napas panjang sekejap
melirik Mardinah yang duduk di sampingnya.Dalam hatinya,Gadis Pantai berdecak kesal
mengapa harus Mardinah yang mengantarkannya,apa mungkin Bendoro lebih percaya
kepada kerabatnya sendiri?
Mardinah menawarkan Gadis Pantai untuk membalas surat yang dulu pernah
diterimanya. Namun Gadis Pantai tetap menolak.Selama perjalanan,Gadis Pantai selalu
berbincang-bincang dengan Mardi,supir dokar dan mengacuhkan Mardinah.
Sesampainya di kampungnya,Gadis Pantai disambut dengan meriah oleh para penduduk
kampungnya mengetahui bahwa ia kini adalah istri seorang bendoro.Para anak-anak
memperlakukan Gadis Pantai seperti seorang putri dari sebuah kerajaan.Diberinya tempat
tidur dan baju-baju yang elok dan mewah,namun Gadis Pantai menolaknya dengan alasan
bahwa ia juga penduduk kampung itu.
Banyak peristiwa yang terjadi selama Gadis Pantai menginap di rumah kedua
orangtuanya, mulai dari kedatangan seorang tukang urut palsu bernama Mak Pin.Masalah
dimulai ketika Emak (Ibu Gadis Pantai) menyuruh Gadis Pantai untuk beristirahat selepas
perjalanan jauhnya kemarin.Mak Pin pun dipanggil untuk mengurut Gadis Pantai.Para anak-
anak di kampungnya memanggilnya Mak Pin karena mereka melihat kakinya selalu pincang
ketika berjalan.Seperti biasanya,Gadis Pantai mencoba mengajak Mak Pin berbincang-
bincang sampai selesai melakukan tugasnya. Kemudian,saat Gadis Pantai berbincang
dengan tetangga-tetangganya,mereka membicarakan Mak Pin.Para wanita menganggap
bahwa Mak Pin gagu.Hal itu tentu saja dibantah oleh Gadis Pantai karena tadi ia baru saja
berbicara dengan Mak Pin.Lantas semua orang langsung menghampiri Gadis Pantai untuk
menanyainya hal yang lebih lanjut dan akhirnya berhasil menangkap Mak Pin.
Setelah cukup lama tinggal di kampungnya,Gadis Pantai akhirnya memilih untuk kembali
pulang ke rumah Bendoro suaminya.Perjalanan pulang berlangsung dipenuhi gelak tangis
dan tawa.
Bertahun-tahun kemudian Gadis Pantai akhirnya mengandung anak Bendoro,ia kemudian
melahirkan seorang bayi perempuan yang ia sangat dinantikannya selama ini.Akan tetapi
beberapa bulan kemudian,Gadis Pantai tiba-tiba diusir dari rumah oleh Bendoro.Bapak
(ayah Gadis Pantai) menjelaskan bahwa Gadis Pantai sudah diceraikan oleh Bendoro. Kisah
ini diakhiri dengan Gadis Pantai dan keluarganya pindah ke Blora.
Sudut pandang yang terdapat dalam novel ini adalah diaan serba tahu,maksudnya penulis
di sini tahu tentang segala sesuatu yang dialami tokoh.Latar tempat yaitu di rumah Bendoro
(tepatnya di kota) dan rumah Gadis Pantai di kampung dekat pantai.Sedangkan latar
sosialnya adalah di Jawa,tepatnya Jawa Tengah tahun 1920-an dimana feodalisme masih
sangat kental.Amanat yang bisa diambil dari kisah ini adalah sebagai seorang perempuan,
kita harus punya kekuatan untuk mengendalikan kehidupan kita sendiri.
B. KOMENTAR/KESAN TENTANG NOVEL TERSEBUT ( 2 paragraf)
Menurut saya,kelebihan dari novel ini adalah novel ini dapat mendeskripsikan bagaimana
kehidupan feodalisme di Jawa dengan sangat rinci.Tergambar dari proses Gadis Pantai
awalnya dinikahkan dengan keris sebagai simbol dari seorang Bendoro hingga akhirnya
menikah secara sah dengan Bendoro.Novel ini juga menceritakan suka duka kehidupan
Gadis Pantai selama menjadi Mas Nganten (Istri percobaan) hingga akhirnya diceraikan.
Serta,bgaimana keadaan masyarakat sekitar sampai sahaya-sahayanya.Novel ini bagus bila
anda ingin tahu bagaimana kehidupan feodalisme
Sedangkan,kekurangannya adalah dalam novel ini ,tidak dijelaskan lebih lanjut apa
posisi/jabatan yang dipegang oleh Bendoro suami Gadis Pantai.Saya menganggap bahwa
pembaca harus menafsirkan sendiri jabatan yang dipegang oleh Bendoro.

Anda mungkin juga menyukai