Anda di halaman 1dari 2

Nama : Atha Fadhil Ashim

Kelas : XII TTL 2


No : 11

Sejarah Vihara Buddhagaya


Vihara Buddhagaya Watugong atau yang dikenal Vihara Buddhagaya merupakan salah
satu vihara yang ada di Kota Semarang. Letak Vihara Buddhagaya sendiri di Jalan Perintis
Kemerdekaan, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Vihara ini memiliki
gaya arsitektur perpaduan antara arsitektur Tiongkok dan Thailand. Komplek Vihara
Buddhagaya terdiri dari dua bangunan induk utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Pagoda
Dhammasala.
Vihara Buddhagaya didirikan pada 19 Oktober 1955 oleh Yayasan Buddhagaya. Pada
mulanya para penduduk yang memeluk ajaran Buddha, mengharapkan kehadiran seseorang yang
dapat mengajarkan ajaran Buddha Dhamma. Akhirnya pada tahun 1934, harapan para umat
Buddha dapat terwujud melalui kehadiran Bhikkhu Narada Maha Tiera dari Srilanka.
Kehadiran Bhikkhu Narada Maha Tiera disambut dengan baik oleh para pemeluk ajaran
Buddha. Kehadirannya dimanfaatkan oleh umat dan simpatisan untuk mengembangkan diskusi
mengenai Dhamma dengan penjelasan lebih luas lagi. Karena diskusi tersebut berhasil dan
penjabarannya lebih luas lagi, muncul lah putra pertama Indonesia yang mengabdikan diri secara
penuh pada penyebaran Buddha Dhamma, yakni pemuda Bogor bernama The Boan An yang
kemudian menjadi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.
Pada tahun 1955, tepatnya pada perayaan Waisak 2549 di Candi Borobudur, ada seorang
hartawan bernama Geoi Thwan Ling yang terkesan pada Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Karena
kekagumannya kepada Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, hartawan tersebut menghibahkan sebagian
tanah miliknya untuk digunakan sebagai pusat pengembangan Budha Dhamma. Tempat itulah
yang kemudian diberi nama Vihara Buddhagaya.
Dari pembangunan Vihara Buddhagaya ini, kemudian pengembangan Buddha Dhamma
berlanjut. Mulai tahun 1955, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita menetap di Vihara Buddhagaya,
Semarang. Setelah menetapnya beliau di Vihara Buddhagaya, banyak sejarah besar yang
ditorehkan olehnya.
Beliau menorehkan prestasi salah satunya, Upasika Indonesia pada saat perayaan Asidha
pada bulan Juli 1955, menggagas perayaan Buddha Jayanti yang diperingati oleh umat Buddha di
seluruh dunia, dan masih banyak lagi prestasi yang telah beliau torehkan. Prestasi-prestasi
tersebut membuat nama Vihara Buddhagaya semakin baik di kalangan masyarakat. Namun,
setelah beberapa tahun kemudian, vihara ini terlantar selama kurang lebih delapan tahun.
Vihara ini bisa bangkit lagi di bawah binaan Sangha Theravada. Pada bulan Februari
2001, Vihara Buddhagaya dilakukan revitalisasi dan renovasi. Revitalisasi dan renovasi dimulai
terlebih dahulu dengan pembangunan Gedung Dhammasala yang diresmikan pada tanggal 3
November 2002 oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu H. Mardiyanto.
Gedung Dhammasala ini merupakan salah satu bangunan utama yang terdiri dari dua
lantai dan terletak di sisi kanan dari Vihara Buddhagaya. Selanjutnya dibangun lagi bangunan
lain, yaitu Pagoda Avalokitesvara. Pagoda Avalokitesvara, kemudian diresmikan pada tanggal 14
Juli 2005 oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu H. Mardiyanto. Pagoda Avalokitesvara merupakan
bangunan utama lain yang tepat berada di jalan utama dari Vihara Buddhagaya.
Vihara Buddhagaya telah mengalami masa-masa kejayaan dan keterpurukan. Sudah
banyak kejayaan yang ditorehkan oleh Vihara Buddhagaya. Keterpurukan yang dialami oleh
Vihara Buddhagaya dapat dilewati dengan waktu yang cukup singkat karena pengelolaan
yayasan yang cukup baik.
Sebagai vihara pertama di Indonesia, serta kebanggan kota Semarang, sudah semestinya
kita menjaga, dan membanggakan tempat bersejarah ini.

Anda mungkin juga menyukai