Vihara Buddhagaya Watugong atau yang dikenal Vihara Buddhagaya merupakan salah satu vihara yang ada di Kota Semarang. Letak Vihara Buddhagaya sendiri di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Vihara ini memiliki gaya arsitektur perpaduan antara arsitektur Tiongkok dan Thailand. Komplek Vihara Buddhagaya terdiri dari dua bangunan induk utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Pagoda Dhammasala. Vihara Buddhagaya didirikan pada 19 Oktober 1955 oleh Yayasan Buddhagaya. Pada mulanya para penduduk yang memeluk ajaran Buddha, mengharapkan kehadiran seseorang yang dapat mengajarkan ajaran Buddha Dhamma. Akhirnya pada tahun 1934, harapan para umat Buddha dapat terwujud melalui kehadiran Bhikkhu Narada Maha Tiera dari Srilanka. Kehadiran Bhikkhu Narada Maha Tiera disambut dengan baik oleh para pemeluk ajaran Buddha. Kehadirannya dimanfaatkan oleh umat dan simpatisan untuk mengembangkan diskusi mengenai Dhamma dengan penjelasan lebih luas lagi. Karena diskusi tersebut berhasil dan penjabarannya lebih luas lagi, muncul lah putra pertama Indonesia yang mengabdikan diri secara penuh pada penyebaran Buddha Dhamma, yakni pemuda Bogor bernama The Boan An yang kemudian menjadi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Pada tahun 1955, tepatnya pada perayaan Waisak 2549 di Candi Borobudur, ada seorang hartawan bernama Geoi Thwan Ling yang terkesan pada Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Karena kekagumannya kepada Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, hartawan tersebut menghibahkan sebagian tanah miliknya untuk digunakan sebagai pusat pengembangan Budha Dhamma. Tempat itulah yang kemudian diberi nama Vihara Buddhagaya. Dari pembangunan Vihara Buddhagaya ini, kemudian pengembangan Buddha Dhamma berlanjut. Mulai tahun 1955, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita menetap di Vihara Buddhagaya, Semarang. Setelah menetapnya beliau di Vihara Buddhagaya, banyak sejarah besar yang ditorehkan olehnya. Beliau menorehkan prestasi salah satunya, Upasika Indonesia pada saat perayaan Asidha pada bulan Juli 1955, menggagas perayaan Buddha Jayanti yang diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia, dan masih banyak lagi prestasi yang telah beliau torehkan. Prestasi-prestasi tersebut membuat nama Vihara Buddhagaya semakin baik di kalangan masyarakat. Namun, setelah beberapa tahun kemudian, vihara ini terlantar selama kurang lebih delapan tahun. Vihara ini bisa bangkit lagi di bawah binaan Sangha Theravada. Pada bulan Februari 2001, Vihara Buddhagaya dilakukan revitalisasi dan renovasi. Revitalisasi dan renovasi dimulai terlebih dahulu dengan pembangunan Gedung Dhammasala yang diresmikan pada tanggal 3 November 2002 oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu H. Mardiyanto. Gedung Dhammasala ini merupakan salah satu bangunan utama yang terdiri dari dua lantai dan terletak di sisi kanan dari Vihara Buddhagaya. Selanjutnya dibangun lagi bangunan lain, yaitu Pagoda Avalokitesvara. Pagoda Avalokitesvara, kemudian diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005 oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu H. Mardiyanto. Pagoda Avalokitesvara merupakan bangunan utama lain yang tepat berada di jalan utama dari Vihara Buddhagaya. Vihara Buddhagaya telah mengalami masa-masa kejayaan dan keterpurukan. Sudah banyak kejayaan yang ditorehkan oleh Vihara Buddhagaya. Keterpurukan yang dialami oleh Vihara Buddhagaya dapat dilewati dengan waktu yang cukup singkat karena pengelolaan yayasan yang cukup baik. Sebagai vihara pertama di Indonesia, serta kebanggan kota Semarang, sudah semestinya kita menjaga, dan membanggakan tempat bersejarah ini.