Sejarah :
Maha vihara Mojopahit itu di didirikan pada tahun 1987 oleh Biksu Viriyanadi Mahathera Biksu
Viriyanadi Mahathera mencoba untuk merintis mendirikan Buddhist Centre di wilayah Kecamatan
Trowulan, tepatnya di Desa Bejijong. Buddhist Centre tersebut didirikan dengan memakai nama
Maha Vihara Mojopahit, karena lokasinya berada di tempat bekas berdirinya keprabuan Mojopahit
yaitu Trowulan. Penggunaan nama Mojopahit pada Maha Vihara Mojopahit didasari karena alasan:
pertama, untuk menepis anggapan yang beredar selama ini bahwa agama Buddha adalah milik orang-
orang Cina atau Tionghoa. Kedua, untuk mengenang keharuman dan mengembalikan kejayaan
sejarah keprabuan dan diresmikan pada tanggal 31 Desember 1989 Maha Vihara Mojopahit
diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, yaitu Bapak Soelarso pada pukul 08.00 WIB.
Bhakti Sala/Dhammasala
Dhammasala bangunan utama di vihara tersebut. Bangunan Darmasala tidak boleh dimasukki oleh
orang umum, sebab bangunan itu digunakan untuk melakukan puja bhakti.yang digunakan untuk
melakukan ritual/ibadah dan mendengarkan Dhamma Desana (ceramah dhamma) yang disampaikan
oleh para biksu (para tokoh Agama Buddha). Bhakti Sala yang terdapat di Maha Vihara Mojopahit
disebut dengan Sasono Bhakti. Terdapat tiga altar dewa di dalam Bhakti Sala, yaitu Altar Kwan Im
(Avalokitesvara), Altar Buddha Sakyamuni, dan Altar Dewi Tara. Ketiga altar dalam ruang tersebut
sebagai representasi tiga aliran Agama Buddha yang berkembang di Indonesia, yaitu Buddha
Mahayana, Buddha Theravada (Hinayana), dan Buddha Tantrayana. Bangunan Dhammasala memilki
arsitektur Jawa dengan bentuk joglo sebagai ciri khas rumah tradisional Jawa. Hal ini karena pada
dasarnya dulu di Indonesia pengajaran agama Buddha yang diajarkan mengikuti adat dan budaya yang
ada di kerajaan Majapahit.
Rupang Sleeping Buddha adalah patung Buddha pada posisi tidur. Rupang yang berwarna kuning
keemasan yang terletak di atas kolam ikan tersebut Adanya patung sleeping Buddha yang berukuran
besar tersebut merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Maha Vihara
Mojopahit. Selain itu, terdapat juga relief-relief yang tertempel di dinding bagian bawah rupang
sleeping Buddha.
Perpustakaan
Perpustakaan yaitu ruangan yang di dalamnya menyediakan berbagai macam buku, di antaranya
buku-buku umum, buku-buku bernuansa Buddha, dan kitab suci agama Buddha. Perpustakaan yang
berada di Maha Vihara Mojopahit ini juga menyimpan kitab suci Agama Buddha dalam 5 bahasa
yaitu Indonesia, Tibet, Mandarin, Pali, dan Inggris.
Jl. Raya Trowulan, Siti Inggil, Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, yang dapat
ditempuh dengan mobil atau sepeda motor dengan estimasi waktu 45 menit.
Daya tarik :
Daya tarik yang dimiliki Maha Vihara Mojopahit adalah terdapat Patung Buddha Tidur yang kini
menjadi salah satu ikon wisata Mojokerto. Patung Buddha Gautama ini memiliki panjang 22 meter,
lebar 6 meter, serta tinggi 4,5 meter. Patung ini menjadi patung Buddha terbesar di Indonesia dan
terbesar ketiga di Asia Tenggara selain patung Buddha didalam vihara juga ada miniatur candi
Borobudur.
Maha Vihara Mojopahit merupakan Vihara yang kental akan budaya Jawa dan memiliki nilai historis
kisah pengenalan sejarah yang luar biasa serta perwujudan keinginan atau cita-cita mulia dari Y.A
Bhikkhu Viriyanadi Mahathera untuk mengenalkan kembali kerajaan Majapahit. Kerajaan majapahit
sendiri merupakan kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kerajaan Hindu-Buddha yang
menguasai Nusantara, Maha Vihara Mojopahit ini juga menjadi pusat kegiatan agama Buddha baik
yang berasal dari Mojokerto sendiri atau dari kota-kota lain, misalnya pada saat perayaan perayaan
agama Buddha. Selain kegiatan keagamaan di Vihara ini juga ada kelompok kesenian budaya Jawa.
Tidak hanya diikuti oleh umat Buddha, sanggar ini juga diikuti oleh kelompok yang beragama lain.
sammaditthi.org (2021).
Aksesibilitas :
Letak strategis yang dimiliki Wisata Patung Budha Tidur dapat mempermudah keterjangkauan
wisatawan untuk berkunjung berkunjung. Wisata tersebut terletak di jalan raya Trowulan, dimana
jalan tersebut adalah jalan lintas provinsi. Biaya masuk ke Vihara Rp. 4.000 (dewasa) dan Rp. 3.000
(anak-anak), dan biaya parkir Rp. 3.000 (sepeda motor) Rp. 10.000 (mobil).
Potensi
Dilihat dari latar belakang pendirian Maha Vihara Mojopahit yang kental akan budaya Jawa dan
memiliki nilai historis kisah pengenalan sejarah yang luar biasa serta perwujudan keinginan atau cita-
cita mulia dari Y.A Bhikkhu Viriyanadi Mahathera untuk mengenalkan kembali kerajaan
Majapahit.dan Letak strategis yang dimiliki Wisata Patung Budha Tidur dapat mempermudah
keterjangkauan wisatawan untuk berkunjung. Maha Vihara Mojopahit berpotensi menjadi destinasi
wisata edukasi sejarah
Kelebihan
Kekurangannya
Wisatawan masih belum bisa menjaga kebersihan walaupun tempat yang dikunjungi sudah asri.
Pengaturan lokasi pedagang UMKM yang masih belum tertata rapi yang mengakibatkan jalan di
depan vihara sempit.
Daftar Pustaka
sammaditthi.org, May 16, 2021, Maha Vihara Mojopahit, Agama dan Budaya Melebur Menjadi
Sebuah Harmoni Diakses tanggal (29 Oktober 2021 13:00) https://sammaditthi.org/?p=3355
JUANITA PRISCILLA -Jan 14, 2020 Harmoni Indah di Maha Vihara, Mojokerto
https://muda.kompas.id/baca/2020/01/14/harmoni-indah-di-maha-vihara-mojokerto/#:~:text=Maha
%20Vihara%20Majapahit%20itu%20dibangun,tempat%20beribadah%20umat%20agama
%20Buddha. Diakses (30 Oktober 2021 16:00)