Anda di halaman 1dari 2

Kelas VII-C

Bab Menyempurnakan Sembahyang


dan
Khusyu’ Didalamnya

Sembahyang itu bagaikan neraca timbangan, mak siapa yang


menepati maka akan dicukupi baginya dan siapa yang mengurangi, maka
kamu telah mengetahui ancaman Allah dalam surat al-Muthafifin (Orang-
orang yang mengurangi timbangan/sukatan).
Hudzaifah bin Alyamani r.a. melihat orang sembahyang tidak
sempurna ruku’ dan sujudnya, maka berkata kepadanya, jangan kamu mati
dalam sembahyang yang sedemikian itu, niscaya kamu mati diluar fithrah
(Islam).
Alhakam bin Uyainah berkata : Siapa yang didalam sembahyangnya
memperhtikan orang-orang yang di kanan-kirinya maka tidak dianggap
sembahyangnya.
Muslim bin Yasar berkata kepada keluarganya, jika aku dalam
sembahyang maka kamu boleh bicara-bicara, maka aku tidak mendengar
bicaramu.
Ya’cub Alqari’ ketika ia sedang sembahyang tiba-tiba datang orang
mencopet (mengambil) sorbannya, dan dibawa kepada kawan-kawannya,
maka kawan-kawannya mengetahui bahwa itu sorban Ya’cub Alqari’, karena
itu mereka menasehatkan kepada pencopet itu supaya mengembalikannya,
sebab kami kuatir terkena do’anya, maka segera dikembalikan, sedang
Ya’cub belum selesai sembahyang, lalu ia minta ma’af setelah selesai
sembahyang dan memberitahu padanya. Ya’cub berkata saya tidak merasa
siapa yag mengambil dan siapa yang mengembalikannya.
Rabi’ah Al-Adawiyah pernah sembahyang dan ketika sujud,
mendadak matanya tercucuk oleh duri, tetapi tidak merasa kecuali sesudah
selesai sembahyang.
Nabi S.A.W melihat orang sembahyang sambil meluruskan
jenggotnya, maka nabi S.A.W bersabda :
(Andaikan khusyu’ hatinya pasti khusyu’ anggota badannya)

Saied bin Jubair berkata, ketika kami bersama Ibnu Abbas r.a. di
masjid Tha’if, juga bersama Ikrimah, Ma’mun bin Mahran dan Abdul Aliyah,
tiba-tiba muadzin naik dan berseru : Allahu Akbar 2x, tiba-tiba Ibnu Abbas
menangis sehingga basah serbannya dan merah matanya. Abul Aliyah
bertanya : Hai sepupu Rasulullah, mengapa begitu sedih dan menangis, kami
biasa mendengar adzan dan tidak menangis, tetapi kami menangis karena
tangismu? Ibnu Abbas berkata. Andaikan manusia mengetahui apa yang
dikatakan oleh Mu’addzin pasti tidak dapat istirahat dan tidur. Lalu ditanya :
Tolong beritahukan kepada kami apakah yang diserukan oleh Mu’addzin itu!
Ibnu Abbas r.a. berkata “Apabila Mu’addzin berseru Allahu Akbar, Allahu
Akbar, maka berarti ia berkata “Hai orang-orang yang sibu, hentikan
kesibukanmu untuk menyambut adzan, istirahatkan badanmu, dan
segerakan untuk berbuat kebaikanmu. Dan jika berseru Asyhadu an la ilaha
illallah, seolah-olah berseru “Aku persaksikan kepada semua penduduk
langit dan bumi, supaya menjadi saksi untukku disisi Allah pada hari
qiyamat bahwa aku telah memanggil kamu. Dan jika berseru “Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah berarti berseru “Menyaksikan untukku pada hari
qiyamat para Nabi dan juga Nabi Muhammad S.A.W bahwa aku
memberitahu kepadamu tiap hari lima kali. Dan bila berseru Hayya alash
sholah, seolah-olah berkata “Sungguh Allah telah menegakkan agama untuk
kamu maka tegakkanlah olehmu. Dan bila ia berseru “Hayya alal falah,
seolah-olah berseru “Masuklah kalian dalam rahmat, dan ambillah bagimu
dari petunjuk, dan bila berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar seolah-olah
berseru “Haram segala pekerjaan sebelum mengerjakan sembahyang. Dan
bila berkata Lailaha illallah, seolah-olah berkata “Inilah amanat tujuh petala
langit dan bumi telah diletakkan diatas lehermu, maka terserah padamu jika
kamu akan melaksanakan atau mengabaikan.

Anda mungkin juga menyukai