Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di


pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan
memiliki luas 37.530,52 km² dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa Provinsi ini
mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah
3.626.616 jiwa (2010).
Di provinsi Kalimantan terdapat beberapa komoditas pertanian salah
satunya tanaman rambutan. Tanaman rambutan (Nephelium Sp) termasuk keluarga
Sapidaceae. Tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropis basah
asli Indonesia, dan saat ini telah menyebar luas di daerah beriklim tropis seperti
Filipina dan negara-negara Amerika Latin. Produk rambutan di Indonesia sebagian
besar berasal dari pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Dari data yang ada di Balai
Penelitian Tanaman Holtikultura Pasar Minggu Jakarta terdapat sekitar 22 jenis
rambutan di Indonesia. Banyaknya jenis rambutan yang ada disebabkan oleh karena
tanaman ini melakukan penyerbukan secara menyilang sehingga dalam kondisi alami
variasi genetik dari rambutan menjadi banyak, disamping jenis-jenis yang diusahakan
oleh manusia sendiri. Umumnya rambutan dapat tumbuh didataran rendah pada
ketinggian antara 30 – 500 meter diatas permukaan laut.

Rambutan tumbuh baik pada tanah yang subur dan gembur serta
mengandung sedikit pasir, namun pada prinsipnya rambutan mampu tumbuh dan
berkembang pada segala tipe tanah. Tanah rambutan tidak tahan hidup pada keadaan
air tanah yang dangkal dan menggenang. Oleh karena itu perlu dijaga kelembapan
tanah dengan cara melakukan sistem pengairan yang baik ke dalaman air tanah yang
ideal untuk tanaman rambutan adalah antara 100–150 cm dari permukaan tanah.
Tanaman rambutan dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu secara generatif
(dengan menggunakan biji) dan secara vegetatif (dengan cangkok) atau vegetatif-
2

generatif (okulasi). Dengan adanya komoditas rambutan tersebut terbukalah suatu


proses pemasaran yang umumnya disebut dengan tataniaga pertanian.
Tataniaga adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan
jasa dari titik produksi hingga barang dan jasa tersebut ada di tangan konsumen.
Berdasarkan pengertian tataniaga di atas maka didefinisikan pengertian tataniaga
pertanian secara umum, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan
hak milik dan fisik barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke tangan
konsumen termasuk kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. 
Di provinsi Kalimantan selatan sendiri komoditas rambutan umumnya
banyak di konsumsi oleh masyarakatnya dikarenakan rasa buah yang enak dan praktis
namun juga sebagian besar digunakan sebagai bahan baku industri. Melalui
penjelasan tersebut maka tulisan ini akan membahas tentang barang yang dikonsumsi
sendiri/dihabiskan langsung oleh konsumen (Consumer goods) atau barang mentah
yang dibeli untuk diolah kembali menjadi barang atau barang setengah jadi (industrial
goods).

Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apakah komoditas tanaman
rambutan sebagai barang Consumer Goods atau Industrial Goods di Provinsi
Kalimantan Selatan dan bagaimana cara mengembangkan pemanfaatannya dari segi
pengolahan dan pemasarannya.
Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah makalah ini adalah untuk mengetahui apakah
komoditas tanaman rambutan sebagai barang Consumer Goods atau Industrial Goods
di Provinsi Kalimantan Selatan dan bagaimana cara mengembangkan
pemanfaatannya dari segi pengolahan dan pemasarannya.
BAB II
PEMBAHASAN

Barang Consumer Goods atau Industrial Goods

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar agar
diperhatikan, diminta, dibeli, dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan.
Produk merupakan suatu output dari suatu proses produksi yang berupa barang dan
jasa.
Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise.
Dalam manufaktur produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai
barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian
sering pula disebut sebagai komoditas. Dalam marketing, produk adalah apapun yang
bisa ditawarkan ke sebuah pasar guna mendapatkan perhatian untuk dimiliki,
digunakan, dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan. Suatu produk dapat
berupa suatu benda, jasa dan keinginan lain-lain untuk melukiskan sesuatu yang dapat
memenuhi keinginan. Untuk itu setiap pengusaha harus mengetahui perkembangan
kebutuhan konsumen melalui penelitian pasar agar dapat mengetahui dan dapat
menyesuaikan diri dalam menciptakan produk. Bukan hanya kualitas produk/service
yang diberikan atau kecanggihan teknologinya, tetapi kemasan yang
menarik/wrapping, tepat fungsinya sesuai kebutuhan target dan kemudahan
penggunaan produk dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Dalam mengamati suatu produk, yang perlu diperhatikan adalah
pengklasifikasian produk berdasarkan tujuan penggunaannya, apakah produk tersebut
ditujukan untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen (consumer goods) atau produk
tersebut dibeli untuk diproduksi kembali dan kemudian baru dipasarkan ke konsumen
(industrial goods), ).
Jika termasuk consumer goods maka produk perlu diklasifikasikan lagi
berdasarkan berdasarkan tingkat durabilitas: apakah produk termasuk durable
goods atau produk yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang
atau nondurable goods yaitu produk yang habis dikonsumsi seperti
4

makanan. Consumer goods dibagi menjadi beberapa sub kategori, yang perlu


dicermati adalah apakah produk tersebut termasuk subkategori convenience
goods: produk yang mana konsumen hanya butuh sedikit usaha untuk
mendapatkannya (umumnya adalah nondurable goods, seperti sabun, minuman,
makanan, dll), shopping goods adalah barang yang dibeli setelah konsumen
melakukan perbandingan, faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan
konsumen adalah harga, kualitas barang, style, dan warna (contohnya adalah barang
elektronik), specialty goods: yaitu barang yang unik dan tidak umum, paling tidak
bagi si konsumen (misalnya gaun pengantin, barang antik, perhiasan) atau unsought
goods yaitu produk yang belum dirasakan penting manfaatnya bagi konsumen
misalnya asuransi.
Ada 5 subkategori untuk industrial goods, yaitu: installations, accessory
equipment, raw materials, fabricated parts and materials, and industrial supplies.

Pengembangan Komoditas Rambutan di Provinsi Kalimantan Selatan


Tanaman rambutan di kalsel dapat dijadikan suatu komoditas unggulan
dikarenakan sangat cocok dengan iklim yang ada di provinsi tersebut, yang mampu
membuat tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik yang memberikan suatu
produktivitas yang sangat baik. Dalam pengembangan agribisnis rambutan provinsi
kalsel sangat berpotensi ikut menyumbang pendapatan daerah dan negara karena
mempunyai suatu peluang yang sangat besar untuk di segmentasikan kepada
pemasaran yang berorientasi kepada kegiatan ekspor.
Namun di kalsel sendiri buah rambutan umumnya dikonsumsi secara
langsung (consumer goods) oleh masyarakatnya dikarenakan buahnya yang enak dan.
cukup praktis untuk dikonsumsi. Walaupun ada juga yang digunakan sebagai bahan
baku produksi industri rumah tangga namun tak sebanyak seperti consumer goods
tersebut. Maka dari itulah diperlukan suatu pengembangan komoditas rambutan
5

tersebut dari segi pengolahan seperti menjadi bahan baku industri ataupun produk
olahan rumahan yang nantinya mampu meningkatkan pendapatan semua orang yang
terlibat di dalam kegiatan tersebut.
Pengolahan buah rambutan menjadi berbagai produk pangan bukan merupakan hal
yang sulit untuk dilakukan. Meskipun tidak memerlukan teknologi yang rumit,
pengolahan buah rambutan merupakan usaha yang prospektif untuk dikembangkan.
Sebagaimana produk lainnya di daerah ini pada saat musim buah rambutan sudah
mulai ada gejolak harganya jatuh. Dalam rangka mengantisipasi stabilitas pendapatan
petani perlu diterapkan pengolahan produk rambutan dalam berbagai jenis olahan.
Produk olahan yang mempunyai prospek yang baik dan banyak digemari oleh
masyarakat misalnya cocktail dan manisan rambutan ataupun produk olahan lainnya.
Dengan sedikit sentuhan pengemasan yang baik dan menarik serta tetap
memperhatikan dari segi kesehatan bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Adapun
dari segi pemasarannya diperlukan suatu strategi yang menggunakan prinsip
pemasaran seperti :
1. Produk (product): Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama merek,
Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Garansi, Imbalan.
2. Harga (Price): Daftar harga, diskon, Potongan harga khusus, Periode
pembayaran, Syarat kredit.
3. Tempat (Place): Saluran pemasaran, Cakupan pasar, Pengelompokkan,
Lokasi, Persediaan, Transportasi.
4. Promosi (Promotion): Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga penjualan,
Kehumasan/ public relation, Pemasaran langsung.
Apabila kepuasan konsumen tersebut terpenuhi, maka hasil penjualan produk
akan meningkat, dan akhirnya tujuan pemasaran dapat tercapai, yaitu perolehan laba.
Sebaliknya, apabila kebutuhan konsumen diabaikan dan hanya berfikir dari sudut
6

pandang produsen saja, kemungkinan hasil penjualan produk akan menurun, sehingga
laba yang diperoleh minim, bahkan dapat terjadi kerugian.
7

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
8

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai