Tatib TATA TERTIB
Tatib TATA TERTIB
TENTANG
DESA PADALARANG
KECAMATAN PEDALARANG KABUPETEN BANDUNG BARAT
JL. LETKOL G.A.MANULANG NO. 53 TELP. (022) 6809848
PADALARANG 40711
1
KEPUTUSAN
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PADALARANG
KECAMATAN PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT,
TENTANG TATA—TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PADALARANG
Ditetapkan di : Padalarang
Pada tanggal : .........................
Badan Permusyawaratan Desa Padalarang
Ketua
3
LAMPIRAN : PERATURAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PADALARANG
KECAMATAN PADALARANG-KABUPATEN BANDUNG BARAT
NOMOR: .................................
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
a. Bupati, adalah Bupati Bandung Barat.
b. Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut Desa Padalarang
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah,
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat serta diakui
dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
c. Pemerintahan Desa, adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa Padalarang dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.
d. Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
e. BPD, adalah Badan Permusyawaratan Desa Padalarang merupakan
perwujudan Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
f. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain, adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintahan Desa dalam pemberdayaan masyarakat.
g. Dusun, adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan
kerja pelaksanaan pemerintahan Desa.
h. Peraturan Desa, adalah peraturan per Undang-Undangan yang dibuat oleh
Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa.
i. Panitia Pemilihan Anggota BPD, adalah panitia yang dibentuk oleh
Pemerintahan Desa disetiap dusun untuk menjaring bakal calon anggota
BPD berdasarkan keterwakilan dari dusun tersebut.
j. Anggota BPD, adalah anggota BPD terpilih dari hasil penyaringan serta
memperoleh suara terbanyak dari hasil pemilihan dan merupakan wakil
dari penduduk Desa Padalarang berdasarkan keterwakilan wilayah.
4
l. Sekretaris, adalah sekretaris BPD Padalarang.
m. Bidang-bidang, Badan Kehormatan dan Panitia-panitia adalah
kelengkapan BPD Padalarang
n. Rapat, adalah rapat-rapat yang diselenggarakan oleh BPD Padalarang
o. Pimpinan rapat, adalah pimpinan rapat pada rapat-rapat BPD Padalarang
p. Panmus, adalah Panitia Musyawarah BPD Padalarang
q. Pansus, adalah Panitia Khusus BPD Padalarang
r. Kunjungan Kerja, adalah kunjungan kerja BPD Padalarang.
s. Keputusan Pimpinan BPD, adalah keputusan kolektif dari hasil
musyawarah dalam rapat BPD Padalarang.
BAB II
Bagian Pertama
Kedudukan BPD
Pasal 2.
Bagian Kedua
Susunan Pengurus
Pasal3.
1. Pengurus BPD dipilih dari dan oleh anggota, pemilihannya dipimpin oleh
anggota BPD tertua dibantu oleh anggota BPD yang termuda.
2. Pengurus BPD terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris.
BAB III.
Pasal 4.
1. Fungsi BPD.:
5
BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa dan
menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat.
2. Wewenang BPD.:
a). Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.
b). Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan
peraturan Kepala Desa.
c). Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.
d). Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menindak
lanjuti serta menyalurkan aspirasi masyarakat.
e). Membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa(Pilkades).
f). Menyusun Tata-Tertib BPD.
Pasal 5.
1. Rancangan Peraturan Desa dapat berasal dari BPD maupun atas prakarsa
Kepala Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa atas prakarsa anggota BPD berserta
penjelasannya disampaikan secara tertulis kepada pimpinan BPD
selanjutnya diserahkan kepada bidang/panitia yang bersangkutan.
3. Rancangan Peraturan Desa atas usul prakarsa Kepala Desa disampaikan
kepada pimpinan BPD disertai nota pengantar Kepala Desa, selanjutnya
diserahkan kepada bidang/ panitia yang bersangkutan.
4. Yang dimaksud bidang atau panitia sebagaimana tertera pada ayat 2 dan 3
pasal ini adalah salah satu alat kelengkapan BPD yang menangani khusus
peraturan/legilasi dan urusan Pemerintahan pada lembaga Badan
Permusyawaratan Desa, selanjutnya berkaitan dengan Bidang dan Panitia
tersebut diatur/ditetapkan pada bab dan pasal berikutnya dalam tata-
tertib ini
Pasal 6
6
rapat paripurna BPD.
c). Rapat paripurna BPD adalah rapat anggota BPD bersama Kepala Desa
serta unsur terkait.
3. Tahap Pembahasan :
a). Apabila rancangan Peraturan Desa berasal dari usulan anggota BPD
maka dalam rapat paripurna BPD, Kepala Desa dimintakan pandangan
/pendapat kemudian anggota/bidang/panitia BPD yang bersangkutan
memberikan penjelasan terhadap pandangan/pendapat Kepala Desa.
b). Apabila rancangan Peraturan Desa berasal dari prakarsa Kepala Desa
maka dalam rapat paripurna BPD, agar dimintakan pandangan/penda-
pat umum forum rapat, selanjutnya Kepala Desa agar dapat memberi
kan penjelasan mengenai rancangan Peraturan Desa yang dimaksud.
c). Hasil dari pembahasan rancangan Peraturan Desa tersebut diatas
apabila sudah disepakati, maka pada setiap lembar konsep ranca-
ngan Peraturan Desa agar diparaf oleh seluruh peserta rapat pari-
purna sebagai dasar persetujuan proses awal penetapan rancangan
Peraturan Desa menjadi peraturan desa.
4. Tahap Penetapan :
Keputusan dan penetapan Peraturan Desa dilakukan dalam acara rapat
paripurna BPD, diatur sebagai berikut:
a). Laporan secara kronologis proses pembahasan rancangan Peraturan
Desa oleh sekretaris BPD.
b). Penyampaian kesimpulan proses pembahasan rancangan Peraturan
Desa menjadi peraturan desa dilakukan oleh bidang/panitia yang
bersangkutan.
c). Penetapan rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa dilaku-
kan oleh pimpinan BPD.
d). Sambutan Kepala Desa.
e). Hasil Notulen rapat penetapan rancangan Peraturan Desa menjadi
Peraturan Desa disampaikan kepada pimpinan BPD untuk ditanda -
tangani, sebagai dasar (legal formal) pembuatan berita-acara dan
surat keputusan penetapan Peraturan Desa.
Pasal 7.
BPD mempunyai wewenang untuk mengawasi konsistensi Kepala Desa dalam rangka
melaksanakan/menerapkan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa, sebagai dasar
hukum Kepala Desa membuat/menetapkan kebijakan/keputusan dalam sistim penye-
lenggaraan Pemerintahan Desa.
1. Apabila pada saat penyelenggaraan pemerintahan Desa, Kepala Desa terdapat/
membuat keputusan/kebijakan yang menyimpang dari kaidah dan norma serta
rambu-rambu lainnya yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa maupun pe -
raturan Kepala Desa, maka :
7
a). Pertama, BPD akan memberikan surat resmi pemberitahuan bahwa telah
terjadi adanya penyimpangan kebijakan/keputusan.
b). Kedua, apabila surat resmi pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada hu-
ruf a diatas ayat 1 pasal ini tidak ditanggap baik, maka BPD akan memberikan
surat teguran resmi.
c). Ketiga, dan apabila masih juga tidak dtanggapi surat teguran resmi
sebagaimanadimaksud pada huruf b ayat 1 pasal ini, maka BPD akan
menerbitkan surat pe -ringatan.
2. Tahapan Surat Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a,b dan c pada
pasal ini, sebelum dibuat dan diberikan kepada Kepala Desa terlebih dahulu diada-
kan musyawarah dalam rapat terbatas/rapat paripurna BPD.
3. Kepala Desa diharuskan memberikan tanggapan/klarifikasi dalam bentuk surat
resmi dan menjelaskan langsung dalam rapat paripurna BPD.
4. Keputusan/kebijakan yang menyimpang dari kepala Desa sebagaimana dmaksud
pada ayat 1 pasal ini, apabila menimbulkan dampak negative yang merupakan
kepentingan masyarakat banyak dan pemerintah.
Pasal 8.
Hal-hal lainnya mengenai sanksi bagi Kepala Desa diatur dala Peraturan Daerah Nomor
---Tahun-----, Bab---- mengenai larangan dan pemberhentian Kepala Desa pasal………
Pasal 9.
8
pasal…….
c.4. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan, sebagaimana diatur dalam
perda nomor….tahun...bab…..,mengenai pelantikan kepala desa pasal…
c.5. Tidak melaksanakan kewajiban sebagai Kepala Desa.
c.6. Melanggar larangan sebagaimana diatur dalam peraturan daerah Nomor
….tahun….bab…, pasal…….
d) Yang dimaksud dengan tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa
sebagaimana tertera pada ayat 2 huruf c.3 pasal ini, adanya
penyimpangan/pelanggaran ketentuan persyaratan sebagai Kepala Desa
antara lain: Pemalsuan Ijazah, memalsukan usia dan terlibat kasus tindak
pidana korupsi/kriminal.
e) Yang dimaksud dengan tidak melaksanakan kewajiban sebagai Kepala Desa
sebagaimana tertera pada ayat 2, huruf c.5 pasal ini selanjutnya diatur dalam
peraturan daerah nomor….tahun….
Pasal 10.
Pasal 11.
Menyusun Tata-Tertib
Pasal 12
9
1. Tata-Tertib BPD merupakan dasar aturan/acuan disemua aspek kegiatan antara
lain :
a). Dalam rangka membuat kebijakan/keputusan.
b). Pedoman kegiatan/kerja dengan memperhatikan batas-batas kewenangan dan
kewajiban.
c). Larangan dan sanksi.
d). Menyelenggarakan administrasi yang baik, teratur dan tertib.
Tata-Tertib bersumber dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah. Peraturan
Daerah dan Surat Bupati.
2. BPD membentuk tim perumus tata-tertib yang tugasnya membuat konsep
peraturan tata-tertib untuk dibahas pada rapat BPD.
3. Penetapan tata-tertib BPD dilakukan pada rapat dan ditetapkan oleh pimpinan
BPD.
4. Aturan-aturan dalam bab maupun pasala pada peraturan tata-tertib ini dapat
direvisi sesuai dengan perkembangan kondisi.
BAB IV.
Pasal 13.
Pasal 14.
Hak-hak BPD:
1. Hak BPD dan
2. Hak anggota BPD.
Hak BPD
Pasal 15.
Hak BPD secara kelembagaan adalah hak meminta keterangan kepada Pemerintah
Desa dan hak menyatakan pendapat.
1. Hak meminta keterangan kepada pemerintah desa, hal ini dipertanyakan dikare-
nakan tidak ada keseuaian antara kebijaksanaan/keputusan Kepala Desa dengan
fakta dilapangan.
2. Kerbijaksanaan/keputusan yang dilakukan oleh Kepala Desa menimbulkan dampak
negative, sehingga terjadi reaksi masyarakat berakibat terganggunya pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintah desa
3. Dalam rangka upaya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, serta meningkat-
kan kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa, BPD selaku lembaga bagian dari
10
penyelenggara pemerintah desa akan memberikan masukan maupun kritikan yang
membangun demi kepentingan desa.
Pasal 16.
Pasal 16.
1. Salah satu atau beberapa anggota BPD berhak mengajukan rancangan peraturan
desa mengenai semua aspek urusan desa maupun masyarakat sebagai usulan
prakarsa.
2. Usulan prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, disampaikan kepada
pimpinan BPD secara tertulis beserta penjelasannya.
3. Oleh Pimpinan BPD, konsep usulan prakarsa tersebut diatas diserahkan kepada
panitia legislasi/panitia musyawarah bersama bidang yang terkait guna dipelajari
dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk dibahas dalam rapat BPD/rapat
Pleno.
4. Acara pembahasan usulan rancangan peraturan desa pada rapat BPD/rapat
paripurna diatus sebagai berikut:
a). Pemprakarsa usulan diberi kesempatan untuk memberikan penjelasan.
b). Penadapat/pandangan umum forum rapat.
c). Tanya jawab/klarifikasi.
5. Selama usulan prakarsa rancangan peraturan desa belum diputus-resmi menjadi
usulan/produk hukum BPD, pengusul diberi kesempatan untuk mengadakan peru-
bahan dan/atau menariknya kembali.
Pasal 17.
11
Pasal 18.
1. Setiap usulan dan pendapat para anggota BPD diajukan dalam rapat BPD.
2. Usulan dan pendapat yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini, dapat berupa usulan
dan pendapat lisan maupun tulisan.:
a). Usulan dan pendapat lisan dicatat dalam buku notulen rapat oleh sekretaris
BPD.
b). Usulan dan pendapat disampaikan secara tertulis harus ditanda-tangani.
c). Usul dan pendapat lisan maupun tertulis dibahas dalam rapat dengan memberi
kesempatan pada forum rapat untuk menyampaikan pandangannya terhadap
usul dan pendapat tersebut.
3. Keputusan disetujui atau ditolaknya suatu usulan dan pendapat ditetapkan dari
hasil musyawarah mufakat bersama yang merupakan keputusan kolektif dengan
legal-formal berita acara yang ditanda-tangani.
Pasal 19.
Setiap anggota BPD mempunyai hak memilih dan dipilih, untuk dan atas namanya mau-
pun anggota lainnya, demi kebersamaan serta tanggung-jawab, dalam rangkamengem-
ban tugas/amanat masyarakat.
Pasal 20.
KEWAJIBAN
Pasal 21.
12
8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan kelembagaan
masyarakat.
Pasal 22.
Larangan
Pasal 23.
1. Pimpinan dan anggota BPD tidak boleh rangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan
perangkat desa.
2. Pimpinan dan anggota BPD dilarang :
a). Sebagai pelaksana proyek.
b). Merugikan kepentingan umum, meresahkan kelompok masyarakat,
mendiskrimanasi warga atau golongan.
c). Korupsi, Kolusi, Nepotisme, menerima uang/barang dan atau jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan/tindakan.
d). Menyalahkan-gunakan wewenang.
e). Melanggar sumpah-janji.
f). Membuat keputusan khusus untuk kepentingan diri-sendiri, anggota keluarga,
kroni/pertemanan dan golongan tertentu.
g). Melakukan provokasi terhadap masyarakat untuk kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan.
h). Melanggar norma-norma kehidupan yang berkembang di masyarakat.
i). Lalai melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga merugikan kepentingan
masyarakat.
j). Melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain.
k). Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat dan kehormatan.
BAB V.
Pasal 24.
13
1. Sanksi-sanksi:
a). Pimpinan BPD akan memberikan teguran/peringatan/sanksi resmi berdasarkan
hasil musyawarah mufakat bersama dengan badan kehormatan BPD.
b). Sanksi ringan adalah tindakan administrasi, sedangkan sanksi berat adalah
pemberhentian.
c). Sanksi administrasi/teguran, keputusannya dapat dilakukan langsung oleh pim-
pinan BPD apabila anggota :
c.1. Tidak menghadiri berturut-turut 3(tga) kali rapat BPD.
c.2. Lalai dalam menunaikan tugas dan kewajiban.
d). Sanksi berat/diberhentikan, setelah diabaikannya surat peringatan, hal inidila-
kukan oleh pimpinan BPD berpedoman kepada pasal 23 pada peraturan tata -
tertib ini dan pula atas hasil pertimbangan yang dimufakati bersama pada rapat
khusus BPD.
e). Semua bentuk surat-surat sanksi disimpan/diarsipkan secara baik.
f). Sanksi yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi/criminal, selain diberhenti
kan dari keanggotaan BPD juga diberlakukan ketentuan peraturan dan per-
undang undangan yang berlaku.
g). Pimpinan BPD menyampaikan laporan/tembusan surat kepada Bupati melalui
camat.
h). Sanksi bagi pimpinan BPD diputuskan dalam rapat pleno BPD.
2. Penghargaan.
Anggota BPD yang berakhire masa jabatannya dan tidak lagi menjadi anggota,
diberikan penghargaan oleh pemerintah daerah.
BAB VI.
Pasal 25.
Pasal 26.
14
BAB VII
MEKANISME KERJA.
Pasal 27.
Pasal 28.
Rapat-rapat BPD.
1. Rapat BPD dipimpin oleh Ketua/pimpinan BPD.
2. Apabila Ketua BPD berhalangan melaksanakan tugas, maka rapat dipimpin oleh
wakil Ketua BPD.
3. Sekretaris mencatat semua hasil-hasil rapat BPD dan bertanggung-jawab secara
administratif.
4. Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu), dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya1/2 dari jumlah anggota BPD, dan keputusan
ditetapkan dengan suara terbanyak.
5. Dalam hal tertentu rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya ½ ditambah 1 dari jumlah anggota BPD yang
hadir.
6. Hasil rapat BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen
rapat yang dibuat sekretaris BPD.
7. BPD melaksanakan rapat/musyawarah minimal tiga kali dalam setahun.
BAB VII.
Pasal 29.
15
c. Bersifat konsultatif< yaitu memberikan pengawasan, arahan serta saran dan
menjadi alat penyampaian aspirasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa.
BAB VIII.
Pasal 30.
Pasal 31.
Pasal 32.
BAB IX.
PEMBINAAN
Pasal 33.
16
1. Pembinaan kepada BPD dilakukan Bupati.
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu) berupa pedoman standar,
pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan
dan pelatihan, konsultasi, supervise, monitoring, pengawasan umum serta evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa.
3. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu), dapat dilimpahkan kepada
camat.
4. Pelimpahan kewenangan ke[ada camat sebagaimana dimaksud pada ayat 3(tiga),
ditetapkan dengan peraturan bupati.
BAB X.
Pasal 34.
Bagian kesatu
Pimpinan BPD
Pasal 35.
1. Pimpinan BPD terdiri dari 1(satu) orang ketua, 1(satu) orang wakil ketua dan
1(satu) orang sekretaris.
2. Pimpinan BPD adalah sebagai alat kelengkapan BPD merupakan pimpinan bersifat
kolektif.
3. Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu), dipilih dari dan oleh
anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus dan
diresmikan secara administrasi dengan keputusan Bupati.
Pasal 36.
17
mengambil keputusan.
b). Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara ketua dan
wakil ketua.
c). Melaksanakan dan mensosialisasikan keputusan BPD.
d). Mengadakan konsultasi dengan kepala desa dan aparat desa lainnya sesuai
dengan keputusan BPD.
e). Mewakili BPD dan/atau alat kelengkapan BPD di pengadilan.
f). Melaksanakan keputusan BPD berkenaan dengan penetapan sanksi atau reha-
bilitasi anggota sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
g). Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas dalam rapat paripurna BPD.
2. Memberikan pendapat dan pandangan mengenai masalah-masalah dan kegiatan
BPD kepada masyarakat atau media massa.
Pasal 37
Setiap keputusan pimpinan BPD harus melalui mekanisme pembahasan dalam rapat
BPD untuk menerima masukan dan pertimbangan dari anggota BPD yang lain dan di-
dukung dengan berita acara hasil musyawarah BPD.
Pasal 38.
Pasal 39.
Bagian kedua
Bidang-bidang
18
Pasal 40.
1. Bidang merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dibentuk oleh BPD
pada awal masa jabatan keanggotaan BPD.
2. Setiap anggota BPD kecuali pimpinan BPD, menjadi anggota salah satu bidang.
3. Penempatan anggota BPD dalam bidang-bidang dan perpindahan ke bidang-
bidang didasarkan hasil musyawarah dengan memperhatikan latar belakang
pendidikan atau pengalaman dalam tugas dan kompetensinya.
4. Ketua dan sekretaris bidang dipilih dari dan oleh anggota bidang dan dilaporkan
dalam rapat paripurna BPD.
5. Masa tugas sebagai pimpinan/anggota bidang paling lama 3(tiga) tahun, setelah
itu dapat dipilih kembali pada bidang yang sama atau pindah ke bidang yang lain.
Pasal 41.
Bidang Pemerintahan
Pasal 42.
19
g. Sosial- politik.
Bidang Kesejahteraan
Pasal44
Bagian ketiga
Badan Kehormatan BPD
Pasal 45.
1. Badan Kehormatan merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dan
dibentuk oleh BPD pada awal masa jabatan keanggotaan BPD yang berjumlah
ganjil.
2. Pimpinan badan kehormatan terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua
yang dipilih dari dan oleh anggota badan kehormatan.
3. Masa tugas anggota badan kehormatan paling lama 3(tiga) tahun.
Pasal 46.
20
b. Meniliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota BPD terhadap peraturan tata-
tertib dank ode etik BPD serta larangan sebagai anggota BPD atau melanggar
sumpah sebagai anggota BPD.
c. Melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan BPD,
masyarakat atau pemilih.
d. Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi
sebagaimana dimaksud pada huruf c, sebagai rekomendasi untuk ditindak-lanjuti
oleh BPD.
e. Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan BPD berupa rehabilitasi nama baik
apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota BPD atas
pengaduan pimpinan BPD, masyarakat atau pemilih.
Pasal 47.
Bagian Ke-empat
Panitia Anggaran
Pasal 48.
1. Panitia anggaran merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dan
dibentuk pada awal masa jabatan keanggotaan BPD.
2. Susunan keanggotaan pasnitia anggaran terdiri atas seorang ketua dan seorang
wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota panitia anggaran dengan
memperhatikan latar belakang pendidikan, kemampuan dan pengalaman dari
masing-masing anggota BPD.
3. Jumlah keanggotaan panitia anggaran sebanyak-banyaknya 5(lima) orang.
4. Masa tugas keanggotaan panitia anggaran adalah 1(satu) tahun dan dapat dipilih
kembali.
Pasal 49.
21
c. Memberikan saran dan pendapat kepada pimpinan BPD mengenai pra Rancangan
APBDesa, Rancangan APBDesa baik penetapan, perubahan dan pertanggung-
jawaban pelaksanaan APBDesa yang telah disampaikan oleh kepala desa.
d. Memberikan saran dan pendapat terhadap rancangan perhitungan anggaran yang
disampaikan oleh kepala desa keapada BPD.
e. Menyusun anggaran belanja BPD dan memberikan saran terhadap penyusunan
anggaran belanja sekretariat BPD.
f. Melakukan kajian dan memberi saran, pendapat kepada kepala desa dan pimpinan
BPD mengenai upaya yang perlu dilakukan dalam penggalian sumber peandapatan
asli desa yang baru dan potensial.
g. Memberikan saran dan pendapat dalm perumusan atau pembahasan peraturan
desa tentang pendapatan asli desa.
Panitia Legislasi
Pasal 50.
1. Panitia legislasi merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dan dibentuk
oleh BPD pada awal masa jabatan keanggotaan BPD.
2. Susunan keanggotaan panitia legislasi terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota panitia legislasi dengan memperhatikan
latar belakang pendidikan, kemampuan serta pengalaman dari masing-masing
anggota BPD.
3. Jumlahnya keanggotaan panitia legislasi sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
4. Masa tugas anggota panitia legislasi paling lama 3(tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali.
Pasal 51.
22
f. Melaporkan hasil kerjanya kepada pimpinan BPD secara berkala 3(tiga) bulan
sekali.
Panitia Musyawarah
Kedudukan, Susunan Panitia dan Tugas
Pasal 52.
Panitia Khusus
Kedudukkan dan Susunan
Pasal 53.
Pasal 54.
23
BAB XI.
Pasal 55.
1. Rapat pemilihan pimpinan BPD harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota BPD.
2. Apabila jumlah peserta rapat masih belum memenuhi quorum, pimpinan rapat
dapat menunda palaing lama 1(satu) jam, dan seandainya masih juga belum
mencapai quorum pula maka ditunda lago paling lama 1(satu) jam selanjutnya
dapat diselenggarakan pemilihan.
3. Pimpinan rapat pemilihan diketuai oleh salah satu anggota yang tertua dan
pelaksanaannya dibantu oleh anggota BPD yang termuda.
4. Proses pelaksanaan pemilihan pimpinan BPD dapat dilakukan denagn cara:
a. Pertama proses pemilihan ketua, selanjutnya ketua tepilih menunjuk
Wakil ketua dan sekretaris yang memiliki kemampuan dan pengetahuan
sehingga menjadi tim kerja yang sinergik.
b. Kedua proses pemilihan bertahap, masing pemilihan ketua, kemudian wakil
ketua selanjutnya pemilihan sekretarsi.
c. Azas pemilihan, demokrasi, langsung, rahasia, jujur dan adil.
5. Hasil akhir tahapan pemilihan pimpinan BPD diputuskan dan ditetapkan dalam
beriata-acara pemilihan pimpinan BPD.
6. Ketua BPD terpilih menyampaikan sambutan.
Pasal 56.
1. Apabila terjadi kekosongan salah satu jabatan pimpinan BPD, maka akan dilakukan
pemilihan kembali.
2. BPD memberitahukan kepada Bupati melalui camat mengenai adanya kekosongan
jabatan pimpinan BPD dan rencana pemilihan kembali.
BAB XII.
KODE ETIK
Pasal 57.
24
maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak patut
dilakukan oleh anggota BPD.
2. Tujuan Kode etik BPD, adalah bertujuan untuk menjaga martabat, kehormatan,
citra dan kredibilitas serta akuntabilitas anggota BPD sebagai cermin dan sikap
anggota BPD dalam rangka menjalankan tugas, wewenang serta kewajibannya
untuk kepentingan masyarakat dan Negara.
3. Senantiasa santun berucap, bijak bersikap, tegas bertindak, jujur berperilaku,
menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan/atau antar penyelenggara
pemerintahan desa maupun antar anggota BPD dan pihak lain.
4. Menghindari hal-hal yang tidak patut dan layak untuk dilakukan.
5. Menjaga etika dalam penyampaian pendapat, tanggapan dan jawaban sanggahan
dengan menghargai kesempatan hak berbicara.
6. Pelanggaran terhadap kode-etik BPD akan dibahas dalam rapat/ musyawarah
badan kehormatan BPD untuk memutuskan dan menetapkan sanksi.
BAB XIII
RAPAT-RAPAT BPD
Pasal 58.
Jenis-jenis Rapat
Pasal 59.
25
Pasal 60.
Rapat Paripurna
Pasal 61.
Rapat Paripurna, adalah rapat rapat anggota BPD bersam pemerintah desa, dipimpin
oleh pimpinan BPD, merupakan forum rapat tertinggi dalam melaksanakan tugas dan
wewenang diantaranya dalam rangka menetapkan rancangan peraturan desa menjadi
peraturan desa atau menetapkan keputusan desa.
Pasal 62.
Rapat Paripurna Khusus, adalah rapat anggota BPD diselenggarakan oleh pimpinan
BPD untuk membahas permasalahan khusus.
Rapat Pimpinan
Pasal 63.
Rapat Pimpinan BPD, adalah rapat unsur pimpinan BPD dalam rangka membahas
rencana kegiatan disekitar tugas dan kewajiban selaku pimpinan BPD.
Pasal 64.
Rapat Panitia Musyawarah, adalah rapat anggota BPD dipimpin oleh Ketua
Panitia musyawarah dalam rangka untuk mengambil kebijakan/keputusan pada
Semua aspek kegiatan atau permasalahan BPD dan lain sebagainya.
Rapat Bidang
Pasal 65.
Rapat Bidang, adalah rapat unsure anggota bidang dipimpin oleh ketua bidang,
membahas permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban bidang
masing-masing.
26
Rapat Gabungan Bidang
Pasal 66.
Rapat Gabungan Bidang, adalah rapat dari unsur semua bidang alat kelengka-
Pan BPD dalam rangka member laporan kepada pimpinan BPD guna diputuskan
Dan ditetapkan sebagai hasil lembaga, dipimpin oleh ketua BPD.
Pasal 67.
Rapat Badan Kehormatan, adalah rapat dari unsure anggota badan kehormatan
dalam rangka membahas terdapatnya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
anggota BPD, dipimpin oleh ketua badan kehormatan dimana hasilnya akan dila
porkan kepada pimpinan BPD selanjutnya akan diputuskan dan ditetapkan bentuk
sanksi pada rapat khusus.
Rapat Panitia
Pasal 68.
Rapat Panitia, adalah rapat dari unsur anggota panitia dalam rangka membahas
Rencana tugas dan kewajiban, di pimpin oleh masing-masing ketua panitia.
Pasal 69.
Rapat Panitia Khusus, adalah rapat dari unsur anggota panitia khusus, dipimpin
Oleh ketua pansus dalam hal ini eakil ketua BPD,
Rapat Kerja
Pasal 70.
Rapat Kerja, adalah rapat anggota BPD juga dihadiri oleh pemerintah desa maupun
dari unsur lembaga kemasyarakatan, lembaga kemitraan, serta elemen terkait, da-
lam rangka evaluasi kinerja atau penyampaian sosialisasi mengenai kebijakanpeme-
rintah, rapat kerja ini dipimpin oleh pimpinan BPD.
Pasal 71.
Rapat Dengar Pendapat, adalah rapat-rapat yang dapat diselenggarakan oleh pim -
27
pinan BPD, unsur-unsur alat kelengkapan BPD, dalam rangka untuk mencari atau
menampung informasi dari sumber-sumber yang terkait sehubungan dengan tugas
dan kewajiban masing-masing.
Sifat-sifat Rapat
Pasal 72.
Rapat-rapat yang diselenggarakan oleh BPD, pada umumnya bersifat terbuka untuk
umum, terkecuali atas permintaan dari anggota PD dan atau bila dipandang perlu oleh
pimpinan BPD dan dinyatakan sebagai rapat tertutup.
Pasal 73.
1. Rapat Terbuka:
Rapat yang diselenggarakan oleh BPD dan terbuka untuk dihadiri oleh umum.
2. Rapat Tertutup:
a. Rapat yang diselenggarakan oleh BPD dan dinyatakan tidak diperkenankan
dihadiri oleh umum.
b. Karena sifatnya tertutup/rahasia, maka hasil keputusan rapat harus dijaga
kerahasiaannya oleh seluruh peserta rapat tertutup.
c. Yang dimaksud rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat 2huruf b pasal ini
adalah berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu diketahui oleh semua orang
demi kepentingan pemerintah/negaraDokumen hasil rapat tertutup harus
ditulis/dicantumkan tulisan “Rahasia”.
d. Notulen rapat/berita-acara rapat tertutup harus dipelihara dan
dijaga/diamankan secara baik. Rapat-rapat tertutup yang hasilnya perlu
diketahui oleh orang banyak/ umum ialah:
d.1. Pemilihan pimpinan BPD.
d.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
d.3. Utang-piutang dan beban kepala desa.
d.4. Badan Usaha Milik Desa.
d.5. Penghapusan tagihan sebagian atau keseluruhan.
d.6. Persetujuan penyelesaian perkara perdata secara musyawarah.
Waktu-waktu Rapat
Pasal 74.
Tata-Cara Rapat
28
Pasal 75.
Etika Rapat.
Pasal 76.
Pasal 77.
29
2. Berita-Acara/Risalah adalah merupakan catatan resmi rapat secara lengkap
memuat secara kronologis jalannya pembicaraan :
a. Jenis dan sifat rapat.
b. Pokok bahasan rapat.
c. Hari dan tanggal pelaksanaan rapat.
d. Tempat rapat.
e. Waktu pembukaan rapat.
f. Pimpinan rapat.
g. Jumlah peserta rapat yang hadir.
h. Jumlah dan keterangan peserta rapat yang tidak hadir.
i. Jumlah undangan lain yang hadir.
j. Proses pengambilan keputusan.
3. Sekretaris BPD segera menyusun rancangan berita-acara/risalah rapat untuk
segera disampaikan kepada para anggota BPD dan peserta rapat lainnya.
4. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang rancangan berita-acara/risalah maka
keputusan diserahkan kepada pimpinan rapat yang bersangkutan.
Pasal 78.
Pasal 79.
1. Acara rapat dapat berubah atas usul sekurang-kurangnya 3(tiga) orang anggota
peserta rapat kepada pimpinan rapat.
2. Usul perubahan dimaksud ayat 1, pasal ini baik yang berupa perubahan waktu
atau pokok pembicaraan maupun yang menghendaki acara baru dimasukan
kedalam agenda rapatdisampaikan melalui pimpinan rapat.
3. Usul perubahan sebagaimana pada ayat 2(dua) pasal ini, diajukan selambat-
lambatnya 2(dua) hari sebelum acara rapat berlangsung.
4. Usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3(tiga) pasal ini, diputuskan
oleh panitia musyawarah/rapat.
5. Apabila panitia rapat tidak dapat mengadakan rapat sebagaimana dimaksud pada
ayat 4(empat) pasal ini, pimpinan BPD dapat menerapkan jadwal rapat dengan
memperhatikan pendapat para ketua bidang.
Pasal 80.
1. Undangan ialah :
a. Mereka yang bukan anggota BPD yang hadir atas undangan pimpinan BPD.
30
b. Anggota BPD yang hadir dalam rapat alat kelengkapan BPD, dan yang bukan
anggota alat kelengkapan BPD yang bersangkutan.
2. Peninjau, ialah mereka yang hadir dalam rapat paripurna BPD tanpa undangan
pimpinan BPD.
3. Undangan dan peninjau disediakn tempat tersendiri.
4. Undangan dan peninjau wajib mentaati tata-tertib serta ketentuan lain yang
ditetapkan oleh BPD.
5. Undangan rapat dapat bernicara dalam rapat atas permintaan dan persetujuan
pimpinan rapat, namun tidak mempunyaihak suara.
6. Peninjau tidak mempunyai hak suara, tidak boleh menyatakan sesuatu baik
dengan perkataan maupun dengan cara lain.
Pasal 81.
1. Surat undangan rapat paripurna, rapat paripurna khusus dan rapat paripurna
istimewa ditanda-tangani oleh ketua BPD atau wakil ketua BPD.
2. Surat undangan untuk rapat pimpinan BPD, rapat bidang, rapat gabungan bidang,
rapoat panitia, rapat kerja dan rapat dengar pendapat ditanda-tangani oleh
pimpinan BPD.
Pasal 82.
Pasal 83.
BAB XIV
Pasal 84.
31
2. Pimpinan dan anggota BPD diresmikan oleh Bupati paling lama 15(limabelas) hari
terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati.
3. Peresmian pimpinan dan anggota BPD dilaksanakan dia aula desa Jayamekar di
hadapan masyarakat dan atau dilaksanakan ditempat lain.
Pasal 85.
Pasal 86.
Apabila pelaksanaan peresmian pimpinan dan anggota BPD jatuh pada hari libur, maka
peresmian dilakukan/dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelum hari
libur.
BAB XV.
SEKRETARIAT BPD
Kedudukan dan tugas
Pasal 87.
Pasal 88.
Tata-cara pencatatan surat masuk dan surat keluarserta pengelolaannya diatur oleh
sekretaris BPD dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.
32
BAB XVI
KUNJUNGAN KERJA
Pasal 89.
BAB XVII
Pasal 90.
1. Penjabat Kepala Desa, adalah sekretaris desa yang bersangkutan atau perangkat
desa lainnya yang ditunjuk/dipilih oleh BPD, pengangkatannya ditetapkan dengan
keputusan BPD.
2. Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu)
pada pasal ini, terhitung tanggal pelantikannya sampai dengan dilantiknya Kepala
Desa baru hasil pemilihan.
3. Penjabat Kepala Desa diambil sunpah/janji dan dilantik oleh pejabat yang
berwenang.
4. Hak, wewenang dan kewajiban penjabat kepala desa adalah sama dengan hak,
wewenang dan kewajiban kepala desa sebagaimana diatur dalam peraturan
daerah kabupaten Bandung Barat Nomor……….tahun……… pada pasal……
BAB XVIII
Pasal 91.
33
b. Laporan akhir tahun anggaran dari penggunaan biaya operasionil mencakup
perkembangan pelaksanaan dan penyerapan biaya operasionil BPD.
4. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 3(tiga) disampaikan oleh
BPD kepada Kepala Desa
Pasal 92.
1. BPD menyampaikan laporan kegiatan selama satu tahun, dan permasalahan atau
kendala yang dihadapi, menjelang akhir tahun Anggaran dalam rapat musyawarah
BPD dapat dengan mengundang perwakilan masyarakat yang menjadi asal
keterwakilan.
2. Mekanisme rapat musyawarah BPD, sebagaimana ayat 1(satu) diatur dalam
pertaturan tata-tertib ini.
BAB XIX
Pasal 93.
BAB XX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 94.
1. Dalam hal pembentukan keanggotaan BPD tidak dapat dilaksanakan tepat waktu
karena alas an-alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, pembentukan
keanggotaan BPD dapat ditangguhkan/ditunda untuk paling lama 1(satu) tahun.
2. Usulan penundaan pelaksanaan pembentukan keanggotaan BPD, sebagaimana
dimaksud pada ayat 1(satu) disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati melalui
camat berdasarkan musyawarah desa.
3. Dalam hal adanya penundaan pelaksanaan pembentukan keanggotaan BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu), susunan keanggotaan BPD masih diisi
oleh anggota lama.
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
34
Pasal 95.
Masa keanggotaan BPD desa masih tetap berlaku sampai berakhirnya masa jabatan
BPD.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 96.
1. Mengenai hal-hal yang belum diatur dalam peraturan tata-tertib ini, akan
ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh pimpinan BPD setelah dilakukan
pembahasan dalam rapat panitia musyawarah.
2. Rancangan tata-tertib ini ditanda-tangani pada setiap lembarnya sebagai
persetujuan mufakat dari seluruh anggota BPD.
Pasal 97.
Ditetapkan di : P a d a l a r a n g
Pada tanggal : -------------------
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
PADALARANG
35
DALAM MENTERJAMHKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 20011, TENTANG
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM, PERLU TERBENTUKNYA KPU, PPK, PPS DAN KELOMPOK
PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA, BAPAK IBU YANG MANA TADI TELAH DISASSIKAN OLEH YANG
HADIR DISINI DAN TELAH SAYA I LANTIK YANG MANA SUDAH TERWUJUDLAH SEBAGAI KETUA, DAN
ANGGOTA KPPS DESA PADALARANG YANG AKAN MELAKSANAKAN TAHAPAN PROSES PEMILIHAN
UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBENUR JAWA BARAT TAHUN 2013, YANG AKAN KITA LAKSANAKAN
PADA TANGGAL 24 PEBRUARI 2013,
BAPA IBU YANG KAMI HORMATI PADA PELAKSANAAN PEMILIHAN SAYA MOHON UNTUK TUNDUK
PADA ATURAN YANG TELAH DITETAPKAN SESUAI DENGAN APA YANG TERTERA DAN JANJI APA YANG
TELAH DIUCAPKAN TADI SAYA UCAPKAN TADI OLEH KARNA ITULAH MARI BERSAMA UNTUK
MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMILI INI DENGAN JURDIL , KARENA HARUSLAH KITA INGAT
TBERAPA BESARNYA BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH , PIKIRAN DAN TENAGA YANG
HARUS KITA SATUKAN UNTUK SUKSESNYA PEMILIHAN INI. BAPA IBU YANG KAMI HORMATI
PENGHARGAAN YANG SANGAT TINGGI BAGI BAPA DAN IBU YAG TELAH IKUT DALAM KEANGGOTAAN
KPPS, DAN SAYA UCAPKAN KEPADA PERSONIL PPDP, PARA KETUA RT, DAN RW, YANG TELAH
MEMBANTU DALAN PROSES TAHAPAN PENDATAAN HAK PILIH DARI MULAI DPS SAMPAI DENGAN DPT,
MUDAH-MUDAHAN APA YANG SUDAH KITA LAKSANAKAN DAN YANG BELUM KITA LAKSANAKAN
MENDAPAT LINDUNGAN DARI ALLOH SUHANAWATAALLA. AMIN.
36
37