Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN DASAR KONSELING (1):

MELIBATKAN DIRI DAN MENDENGARKAN

Dasar Konseling
- Augustina Sulastri -
1. MENYAPA KLIEN:
1. Menyapa dengan ramah
2. Tidak terlihat superior (sangat ahli) – setara
dan hangat
3. Terbuka dan informal

→ Membuat klien merasa nyaman dan diterima


(2) MENGAMATI KLIEN
 Ketika pertama bertemu, jadilah pengamat yang
baik
 Tariklah sebanyak mungkin informasi tentang
klien tanpa harus banyak bertanya
 Amati dari: penampilan secara umum, cara klien
duduk, cara berjabat tangan, cara memandang,
dlsb.
(3) MEMBUAT KLIEN MERASA NYAMAN
 Sesi 1: mengajaknya “ngobrol” materi-materi
yang lebih “ringan” → untuk membuat klien
merasa tenang
 Sesi berikutnya: tetap menyapa dengan ramah,
tapi ijinkan klien yang lebih banyak berbicara
(4) PERMINTAAN BICARA (A)
 Klien kadang kesulitan untuk memulai cerita,
maka gunakan pertanyaan-pertanyaan pembuka
untuk meminta mereka membicarakan masalah
mereka.
 Contoh:

a. “Apa yang membuat Anda memutuskan untuk


bertemu dengan saya hari ini?”
b. “Kita memiliki waktu kira-kira satu jam untuk
berbicara, kira-kira hal apakah yang ingin
Anda ceritakan kepada saya?”
c. “Hal apakah yang ingin Anda ceritakan kepada
saya?”
(4) PERMINTAAN BICARA (B)
 Untuk klien yang terlihat sangat gugup, maka
permintaan bicara dapat diganti dengan:
“Tidak perlu buru-buru, tenang saja dulu.
Pikirkan dengan tenang apa yang ingin Anda
ceritakan kepada saya”

Setelah itu konselor tetap perlu memberi waktu


cukup untuk klien mengungkapkan
permasalahan mereka.
(5) MENYIMAK
 Melibatkan diri berarti Anda sungguh-sungguh
“menyimak”, mendengarkan dengan sungguh-
sungguh apa yang diceritakan oleh klien
sehingga Anda merasa seperti “tersambung”
dengan klien
(6) MENDENGARKAN DISERTAI SIKAP YANG
MENUNJUKKAN KETERTARIKAN

6.1. Menggunakan respon-respon minimal


6.2. Permintaan-permintaan singkat untuk
melanjutkan
6.3. Perilaku non-verbal
6.4. Suara
6.5. Sikap
6.1. RESPON MINIMAL
 Respon minimal adalah sesuatu yang kita
munculkan secara spontan untuk menunjukkan
bahwa kita menyimak (mendengarkan) dan
terlibat dalam pembicaraan klien
 Bentuk-bentuk respon minimal:

a. Anggukan kepala

b. Tanggapan singkat, seperti: Yaa (yaak..), oke,


baik, oh.., tentu..
c. Tanggapan yang lebih panjang: “Saya mengerti
perasaan Anda”; “Oke, saya paham..”
6.2. PERMINTAAN SINGKAT UNTUK
MELANJUTKAN

 Ada kalanya konselor perlu memberi waktu klien


untuk berhenti dan berpikir, tetapi jika terlalu
lama atau nampak telah selesai memikirkan
sesuatu, maka konselor perlu melanjutkan sesi
konseling dengan menyatakan “permintaan
lanjutan”
 Contoh: Kemudian... (bagaimana?); Lalu.. (apa
yang terjadi?)
 Contoh lebih panjang: “Coba Anda ceritakan
lebih lanjut tentang....”
6.3. PERILAKU NON-VERBAL
 Kedekatan secara fisik: mengetahui jarak yang
benar dengan klien dengan memperhatikan
tingkat kenyamanan klien saat sesi konseling.
 Pemanfaatan gerak-gerik tubuh: condong ke
depan,
 Ekspresi Wajah: sesuai dengan cerita
(menunjukkan empati), menunjukkan sikap
tertarik pada cerita klien, atau peduli.
 Kontak mata: meskipun ada beberapa budaya
yang berbeda, tetapi secara umum perlu adanya
kontak mata dengan klien.
6.4. PENGGUNAAN SUARA
a. Kejelasan dan volume suara
b. Kecepatan berbicara
c. Nada suara
6.5. BERSIKAP DIAM
 Pada cerita yang cukup “emosional” untuk klien,
maka konselor perlu mengambil sikap diam
untuk memberi waktu kepada klien berpikir dan
merenungi apa yang baru saja dia sampaikan
kepada konselor.

Anda mungkin juga menyukai