Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL TEKNIS

Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL


Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

PROPOSAL TEKNIS
DOKUMEN LINGKUNGAN (AMDAL/UKL/UPL)
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
BENGKULU

1
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

C. I. PEMAHAMAN ATAS JASA LAYANAN YANG


TERCANTUM DALAM KAK
1.1. TANGGAPAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN
KERJA
1.1.1. Pengertian Ruas Jalan
Ruas jalan, kadang-kadang juga disebut sebagai Jalan Raya atau daerah milik jalan (right of
way/ROW). Pengertian jalan meliputi badan jalan, trotoar, drainase dan seluruh perlengkapan
jalan yang terkait, seperti rambu lalu lintas, lampu penerangan, marka jalan, median jalan, dan
lain-lain. Jalan memiliki 4 fungsi yaitu :

(1) Melayani kendaraan yang bergerak.


(2) Melayani kendaraan yang parkir.
(3) Melayani pejalan kaki dan kendaraan tak bermotor.
(4) Pengembangan akses wilayah dan akses ke darah pemilikan.

Ruas jalan juga diartikan sebagai penggal jalan diantara dua simpul/persimbangan sebidang
atau tidak sebidang, baik yang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas atau tidak.
Gambar ikstiar ruas jalan disajikan seperti pada Gambar berikut.

1.1.2. Pengertian Terkait Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makluk,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain. Ekosistem merupakan
tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam memberntuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara

2
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia,
makluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Daya tampung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energy, dan/atau komponen lain
yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

1.1.3. Pengertian Dokumen Lingkungan Hidup


Dokumen lingkungan hidup merupakan dokumen yang berisi tentang kajian mengenai
dampak rencana kegiatann atau kegiatan terhadap segenap komponen lingkungan hidup.
Dokumen lingkungan hidup dapat berupa :
(1) Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
(2) Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
(3) Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
(4) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).

1.1.4. Pengertian Tentang Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)


Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) adalah dokumen yang memuat pengelolaan
dan pementauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari evaluasi proses pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah
memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen AMDAL.
DELH disusun dengan format sebagai berikut :
(1) Pendahuluan, terdiri dari :
a. Latar Belakang Kegiatan
b. Identitas Perusahaan
c. Perizinan yang Dimiliki
(2) Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan, meliputi :
a. Kegiatan Utama dan Kegiatan Pendukung
b. Kegiatan Konstruksi/operasional yang menjadi sumber dampak.
c. Identifikasi Dampak yang telah/sedang terjadi.
d. Pengelolaan dan Pemantauan yang telah Dilakukan.
(3) Evaluasi Dampak, harus memenuhi :
a. Keterkaitan antara komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak, dampak atau
limbah yang dihasilkan, rona lingkungan terkena dampak, baku mutu, efektivitas
upaya pengelolaan dan pemantauan, dan informasi tentang kegiatan sekitar.
b. Hasil kajian evaluasi dampak harus dapat menyimpulkan dampak yang terjadi,
efektifitas pengelolaan dan pemantauan, serta usulan pengelolaan dan pemantauan
yang seharusnya dilakukan.

3
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

c. Kajian evaluasi dampak dilakukan dalam rangka menentukan seberapa jauh langkah-
langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang harus dilakukan untuk
setia[ dampak yang terjadi.
d. Hasil Kajian evaluasi merumuskan arahan pengelolaab da pemantauan lingkungan
hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih rinci.
(4) Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

1.1.5. Pemahaman Tentang Pekerjaan AMDAL


AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan menurut UU RI No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
Dokumen AMDAL mencakup :
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak LIngkungan (KA-ANDAL)
b. Dokumen Analisis Dampak LIngkungan (ANDAL)
c. Dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)

Ketiga jenis dokumen ini menjadi satu kesatuan tidak terpisahkan, dan proses
penyusunanannya dibarengi dengan proses pembahasan dan penilaian oleh Tim Teknis dan
Tim Komisi AMDAL hingga disetujuinya Dokumen AMDAL oleh Komisi AMDAL dan
dikeluarkannya Rekomendasi Kelayakan Lingkungan, sebagai dasar dalam proses pengajuan
Izin Lingkungan atas usaha dan/atau kegiatan yang seang direncanakan.

1.1.6. Pemahaman Tentang Latar Belakang Rencana Kegiatan


Dalam KAK telah dijelaskan bahwa kegiatan ini adalah berupa pelaksanaan Jalan Nasional
Bengkulu Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan serta melakukan penyiapan,
pelaksanaan dan pengolahan data dan informasi jalan dan jembatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Jalan menyelenggarakan beberapa fungsi, salah satunya adalah pelaksanaan
analisis mengenai dampak lingkungan. Sebagai upaya khususnya untuk memenuhi Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan PP Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan dan Permen PU No.
10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan jenis rencana usaha dan atau kegiatan bidang PU yang
wajib dilengkapi dengan UK/UPL.

4
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Dengan demikian bisa ditegaskan bahwa kegiatan Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu
bermaksud melakukan Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Kegiatan Penyusunan
Dokumen UKL/UPL.

1.1.7. Pemahaman Justifikasi Wajib AMDAL


Dasar hukum untuk melihat suatu rencana kegiatan masuk wajib AMDAL atau tidak adalah
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Dalam peraturan ini diatur bahwa Pembangunan dan/atau Peningaktan Jalan yang masuk
kategori wajib AMDAL adalah Pemangunan dan/atau Peningkatan Jalan dengan Pelebaran
untuk di pedesaan :
(1) Panjang jalan ≥ 5 km dengan luas pengadaan lahan ≥ 40 ha; atau
(2) Luas pengadaan lahan ≥ 50 ha
Dijelaskan di atas bahwa rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah penyusunan dokumen
lingkungan. Bila luas pelebarannya ≥ 40 ha, maka bisa masuk kategori wajib menyusun
Dokumen AMDAL. Namun bila luas pengadaan lahannya < 40 ha, maka tidak masuk
kategori wajib AMDAL dan cukup menyusun Dokumen UKL-UPL. Izin yang akan
diperoleh sama yaitu Izin Lingkungan, namun dasar kajiannya cukup UKL-UPL.

1.1.8. Pemahaman Proses AMDAL


Proses AMDAL diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.
16 Tahun 2012 tetang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri
Lingkungan Hidupn Republik Indoneia No. 17 Tahun 212 tentang Keterlibatan Masyarakat
Dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republiki Indonesia No 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan. Secara rinci proses AMDAL
dilukiskan dalam diagram seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Konsultasi Publik :
Proses AMDAL diawali dengan “konsultasi publik”seperti yang diatur dalam Peraturan
Menteri LIngkungan Hidup No. 17 Tahun 2012. Sebelum konsultasi public dilaksanakan,
terlebih dulu dilakukan pemasangan iklan di Media Masa Lokal yang banyak dibaca oleh
masyarakat dan pemasangan spanduk di lokasi tapak proyek.

5
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Gambar 1. Diagram Proses AMDAL

Tujuan utama pelaksanaan konsultasi publik adalah untuk menjaring saran, pendapat dan
tanggapan masyarakat atas rencana kegiatan atau rencana proyek yang akan dijalankan. Saran
pendapat dan tanggapan dari masyarakat ini merupakan salah satu bahan penting dalam
proses penyusunan Kerangka Acuan, khsusnya pada saat merumuskan Dampak Penting
Hipotetik atau pada saat proses pelingkupan. Saran, pendapatan, dan tanggapan masyarakat
akan ikut menentukan apakah suatu dampak potensial akan ditetapkan menjadi dampak
penting hiptetik atau tidak.

Penyusunan KA ANDAL :
Langkah berikut setelah pelaksanaan konsultasi publik adalah penyusunan Kerangka Acuan
Andal. Dalam proses penyusunan KA Andal terdapat beberapa aspek yang harus dicapai
yaitu :
(1) Memastikan bahwa peruntukan lokasi proyek adalah sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
(2) Rencana kegiatan dapat terdeskripsi dengan benar dan baik.
(3) Kondisi rona lingkungan hidup terdeskripsi dengan benar dan lengkap.
(4) Dampak Penting Hipotetik (DPH) terumuskan dengan benar dan tajam, sebagai
suatu dampak yang akan dikaji mendalah dalam Study Andal.

6
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

(5) Batas wilayah study terumuskan dengan baik dan fokus sehingga kajian Andal
tidak terlalalu sempit dan juga tidak terlalu luas, sesuai dengan potensi sebaran
dampaknya.
(6) Plot contoh untuk pengamatan atau survey lapangan.
(7) Metodologi pegumpulan data, analisis data, metode prakiraan dampak penting,
dan metode evaluai dampak penting.

Uji Administrasi :
Setelah KA ANDAL selesai disusun, selanjutnya diusulkan kepada Komisi AMDAL
untuk dilakukan uji administrasi, yaitu apakah secara adminsitratif dokumen KA Andal
telah memenuhi syarat. Pegajuan dokumen untuk uji administrasi diajukan secara tertulis
oleh pemrakarsa kepada Sekretariat AMDAL. Sekretariat Amdal selanjutnya
memberikan jawaban secara tertulis kepada pemrakarsa apakah dokumen telah memenuhi
syarat administrative atau belum. Bila telah memenuhi syarat adminsitratif, maka
dokumen KA Andal bisa diperbanyak untuk bahan pembasan dengan Tim Teknis.
Sebaliknya bila dinyatakan belum lengkap, maka harus dilengkapi sesuai dengan
kekurangan.

Pangajuan Dokumen KA ANDAL untuk Sidang :


Dokumen KA Andal yang telah memenuhi syarat administrative selanjutnya diperbanyak
dan diajukan secara tertulis untuk diakukan penilaian. Penilaian Dokumen KA Andal
akan memberikan harus berita acara hasil penilaian, untuk selanjutnya diperbaiki sesuai
dengan notulensi dan berita acara dalam rapat penilaian tersebut.

Verifikasi dan Berita Acara Kesepakatan KA ANDAL :


Dokumen KA Andal yang telah diperbaiki, selanjutnya diajukan kembali kepada
Sekretariat AMDAL untuk bahan verifikasi dengan Tim Teknis. Verifikasi bertujuan
untuk memastikan bahwa segenap saran perbaikan telah dilakukan perbaikan seperti yang
diminta. Setelah dilakukan verifiiasi dan dinyatakan telah sesuai, maka selanjutnya
dibuatkan Berita Acara Kesepakatan KA Andal oleh Komisi AMDAL.

Survey Lapangan :
Setelah KA ANDAL disepakati, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan survey
lapangan. Survey lapangan bertujuan untuk mengumpulkan data lapangan, baik berupa
data primer maupun data sekunder. Survey primer akan meliputi :
- Kualitas udara
- Kebisingan
- Kualitas air permukaan

7
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

- Kualitas air tanah


- Lalu lintas
- Vegetasi (Flora)
- Fauna
- Biota air
- Sosial Ekonomi dan Budaya
- Kesehatan Masyarakat
- Data/parameter lainnya

Pengolahan Data :
Data yang telah dikumpulkan saat survey lapangan, selanjutnya diolah dan dianalisis
sesuai dengan bidang dan parameter masing-masng. Pengolahan data dilakukan melalui
tabulasi, pengolahan secara spasial, grafik, dan sebagainya. Pengolahan data ini
dimaksudkan agar sejumlah data bisa diinterpretasikan dan dideskripsikan dalam rona
lingkungan hidup. Penolahan data juga diarahkan untuk bisa diperoleh gambaran tentang
kondisi kualitas lingkungan sesuai kondisi masing-masing parameter.

Analisis Laboratorium :
Analisis laboratorium ditujukan untuk sampel parameter lingkungan yang telah diambil
saat survey lapangan. Analisis laboratorium mencakup :
- Analisis laboratorium kualitas udara
- Analisis laboratorium kualitas air
- Analisis laboratorium biota air
- Analisis laboratorium tanah

Penulisan Dokumen ANDAL, RKL/RPL :


Setelah data diolah, dianalisis, dan diinterpretasi, langkah selanjutnya adalah penulisan
laporan. Penulisan Laporan ANDAL, RKL-RPL berpedoman pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup, Lampiran 2.
Dokumen ANDAL terdiri dari :
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Rona Lingkungan Hidup Awal
Bab 3. Prakiraan Dampak Penting
Bab 4. Evaluasi Dampak Pentig

8
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Dokumen RKL-RPL terdiri dari :


Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bab 3. Rencana Pemantauan LIngkungan Hidup
Bab 4. Izin PPLH yang Diperlukan
Bab 5. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan

Uji Administrasi Dokumen ANDAL, RKL/RPL :


Dokumen ANDAL, RKL-RPL yang telah disusun, selanjutnya diajukan ke Sekretariat
AMDAL unntuk dilakukan uji administrasi. Sama dengan uji administrasi Kerangka
Acuan ANDAL, uji adminsitrasi ANDAL, RKL-RPL ini juga diajukan secara tertulis
dengan surat pengantar dari pemrakarsa. Bila dinyatakan telah lengka, maka selanjutnya
bis diperbanyak, dan sebaliknya bila oleh Sekretariat AMDAL dikataka masih belum
lengkap, maka harus dilengkapi sesuai yang diminta dalam surat jawaban hasil uji
adminstrasi.

Permohonan SIdang Tim Teknis :


Doumen ANDAL, RKL-RPL yang dinyatakan telah lengkap, selanjutnya dibernayak
untuk bahan pembahasna oleh Tim Teknis AMDAL. Permohonan Sidang Tim Teknis
juga diajukan secara tertulis dengan surat permohonan oleh Pemrakarsa.

Sidang Tim Teknis :


Sidang Tim Teknis adalah pembahasan aspek teknis dari substansi Dokumen ANDAL,
RKL-RPL dalam rangka penyempurnaan dokumen untuk selanjutnya dibahas di Sidang
Komisi AMDAL guna diambil keputusan apakah rencana kegiatan layak atau tidak layak
dari aspek lingkungan hidup. Sidang Tim Teknis menghasilkan berita acara rapat dan
notulensi untuk ditindaklanjuti dengan menyempurnakan dokumen sesuai masukan dalam
Sidang Tim Teknis.

Perbaikan Dokumen berdasarkan Hasil Sidang Tim Teknis :


Setelah sidang Tim Teknis, langkah selanjutnya adalah perbaikan dokumen, sesuai hasil
sidang Tim Teknis yang dituangkan dalam Dokumen Berita Acara dan Notulensi. Hasil
perbaikan diseahkan kembali ke Sekretariat AMDAL untuk dilakukan sidang verifikasi
apakah perbaikan dokumen telah dilakukan sesuai dengan notulensi.

9
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Sidang Verifikasi Perbaikan Dokumen ANDAL, RKL/RPL :


Sidang verifikasi bertujuan untuk mencocokan antara perbaikan dengan notulensi hasil
Sidang Tim Teknis. Semua anggota Tim Teknis akan mengecek satu per satu hasil
perbaikan disesuaikan dengan pertanyaan atau masukan yang telah diberikan saat Sidang
Tim Teknis. Bila pertanyaan atau masukan belum bisa dijawab atau diperbaiki, maka
harus diberikan penjelasan alasannya.

Perbanyakan Dokumen ANDAL, RKL/RPL untuk Sidang Komisi AMDAL :


Setelah perbaikan diterima oleh Tim Teknis, selanjutnya dilakukan perbanyakan
dokumen untuk kebutuhan Sidang Komisi AMDAL. Komsi AMDAL terdiri dari instansi
teknis dan wakil mayarakat, serta wakil dari kelompok pemerhati lingkungan, yang
biasanya diwakili oleh LSM.

Permohonan Sidang Komisi AMDAL :


Setelah dokumen ANDAL, RKL-RPL diperbanyak, selanjutnya diserahkan ke Sekretariat
AMDAL guna bahan pembahasan oleh Komisi AMDAL, Pengajuan permohonan
dilakukan secara tertulis oleh pemrakarsa.

Sidang Komisi AMDAL :


Salah satu tujuan utama SIdang Komisi AMDAL adalah untuk nenelaah dan memutuskan
apakah rencana kegiatan layak secara lingkungan atau tidak. Dalam dokumen ANDAL
kelayakan lingkungan hidup ini dirumuskan dalam Bab 4. Selain memutuskan kelayakan
lingkungan hidup, Sidang Komisi biasanya juga memberikan saran perbaikan dokumen
serperti yang dilakukan oleh Tim Teknis. Saran dan masukan ini akan mengikuti tupoksi
masing-masing instansi yang tergabung dalam Komisi AMDAL. Selain berita acara,
Sidang Komisi AMDAL juga akan menghasilan notulensi untuk perbaikan diokmen.

Perbaikan Dokumen ANDAL, RKL/RPL :


Sidang Komisi AMDAL harus diikuti dengan perbaikan dokumen sesuai masukan yang
dirangkum dalam notulensi hasil rapat. Dokumen yang telah diperbaiki, sepanjutnya
diperbanyak dan diserahkan ke Sekretariat AMDAL untuk dilakukan verifikasi perbaikan
hasil SIdang Komisi AMDAL.

Verifikasi Perbaikan Dokumen ANDAL, RKL/RPL :


Verifikasi hasil perbaikan Sidang Komisi AMDAL biasanya dilakukan oleh Penanggung
Jawab Teknis di Sekretariat AMDAL. Bila dinyatakan telah memenuhi syarat,
selanjutnya akan dbuatkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan untuk diajukan sebagai
persyaratan Permohonan Izin Lingkungan.

10
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

1.1.9. Pemahaman Tentang Strip Map


Strip map menggambarkan kondisi lingkungan dan rencana pengelolaannya di sepanjang ruas
jalan yang dilakukan study. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam melakukan
implementasi pengelolaan lingkungan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap
pemeliharaan jalan.
Acuan normative penyusunan strip map adalah :

11
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Strip map dibuat dengan ketentuan-ketentuan :

1.1.10. Langkah-langkah Pembuatan Strip Map


Langkah-langkah pembuatan strip map digambarkan sebagai berikut :

1.1.11. Pemahaman Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan terdiri dari Penyusunan Dokumen AMDAL dan Penyusunan Dokumen
LARAP.

12
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Penyusunan Dokumen AMDAL meliputi :

1.1.12. Pemahaman Tentang Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan adalah Laporan Strip Map, Dokumen AMDAL, dan Izin Lingkungan
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu.

1.1.13. Pemahaman tentang Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Pemahaman tentang jangka waktu pelaksanaan pekerjaan penting disampaikan untuk
memberikan klarifikasi apakah jangka waktu pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam
KAK dinilai cukup untuk mencapai hasil akhir dari pekerjaan. Dan bila dinilai tidak cukup
maka bisa dikemukakan strategi pencapaian agar sasaran akhir pelaksanana pekerjaan dapat
dicapai. Dalam KAK disebutkan bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 6 bulan
atau 180 hari kalender. Waktu ini dinilai cukup ideal untuk mencapai hasil akhir Laporan
AMDAL dan Laporan Strip Mapping dengan catatan bahwa kelengkapan adminustrasi telah
tersedia sehingga tidak memakan waktu dala proses administrasi di Komisi AMDAL. Salah
satu kelengkapan administrasi adalah adanya izin renana kegiatan dan Surat Keterangan
Kesesuaian dengan RTRW. Kedua surat ini bisa disiapkan sejak awal agar dalam
pelaksanaan nanti tidak terkendala.

1.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK

13
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Tanggapan dterhadap susunan personil penting untuk meliht apakah susunan personil yang
diminta dalam KAK telah sesuai dengan kebutuhan penyusunan Dokumen Lingkungan untuk
bangunan jalan. Kalau susunan personil dinilai belum menceminkan kebutuhan untuk
penyusunan dokumen lingkungan Jalan, maka perlu diusulkan tambah atau penggantian agar
pelaksanaan penyusunan dokumen AMDAL dapat berjalan lancar.
Dalam KAK telah disebutkan kebutuhan personil terdiri dari :
(1) Ketua Tim (KTPA) dan SKA Jalan-Madya
(2) Ahli Lingkungan (Ahli Teknik Lingkungan-Madya)
(3) Ahli Manajemen Proyek (Sosial Ekonomi Budaya)
(4) Ahli Manajemen Konstruksi (GIS)

Tenaga Ahli Sub Profesional yang terdiri dari :


(1) Asisten Ahli Teknik Lingkungan
(2) Asisten Ahli Teknik Jalan

Tenaga Pendukung :
(1) Surveyor
(2) Operator Komputer

Susunan tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Kompetensi yang terbiasa dalam
penyusunan AMDAL. Mengingat pokok utama pekerjaan adalah Penyusunan Dokumen
AMDAL/UKL-UPL maka seyogyanya Ketua Tim Penyusun dan atau Anggota Tim Penyusun
adalah Tenaga Ahli yang memiliki kompetensi di bidang Penyusunan Dokumen Lingkungan
yang bersertifikasi dari Kemen LHK (KTPA dan atau ATPA) tapi tidak harus memiliki SKA
Jalan atau SKA lainnya. Karena Parameter yang di analisis dan di kaji seperti Air Permukaan,
Udara Ambien, Kebisingan, Kualitas tanah, Getaran, dampak sosial ekonomi masyarakat
sekitar pada prinsipnya sama formulanya baik di bidang jalan atau pun di luar bidang jalan.
Ahli Jalan (tanpa perlu keahlian Amdal) dibutuh kan ketika mensinergikan dampak
lingkungan yang terintegrasi dengan konstruksi atau pun peralatan pembangunan konstruksi
jalan.

Ahli manjemen proyek tidak urgensi dibutuhkan dalam mengidentifikasi dampak sosial
ekonomi dan budaya yang bersifat relatif (tidak pasti) dan akan lebih tepat di fungsikan Ahli
Sosial Ekonomi dan Budaya untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak sosial ekonomi
dan budaya terhadap keberadaan proyek pembangunan jalan sehingga menjadi bahan rujukan
kepada tim Penyusun Amdal untuk merumuskan prediksi dampak yang bisa dan akan terjadi
sehingga Tim Penyusun dapat merekomendasikan manjemen Upaya Pengelolaan Lingkungan
secara tepat untuk meminimalisir dampak pembangunan jalan tersebut.

14
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

15
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

C. II. METODOLOGI
2.1. METODOLOGI PENYUSUNAN AMDAL
2.1.1 Pendekatan Teknis
Penyusunan AMDAL akan mengacu pada :
- PermenLH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
- PermenLH No 17 Tahun 2012 tentang Partisipasi Masyarakaat Dalam Proses
AMDAL dan Ijin Lingkungan.

2.1.2 Pendekatan Study


Pelaksanaan kajian Dokumen Lingkungan ini akan dilaksanakan melalui pendekatan
ekologis, holistik, dan sistematis. Kaidah-kaidah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Kaidah Ekologis :
Perubahan lingkungan yang terjadi akan ditelaah secara ekologis. Kaidah dan konsep-konsep
ekologi digunakan sebagai dasar atau perspektif untuk menilai karakter dampak penting yang
timbul dan menganalisis mata rantai aliran dampak penting. Melalui pendekatan ini
selanjutnya dirumuskan langkah-langkah atau upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan
memantau dampak lingkungan secara efektif dan efisien.

Kaidah Holistik-Komprehensif :
Fenomena dampak penting lingkungan yang timbul sebagai akibat kegiatan pembanguannd an
pengoperasian bandara akan diidentifikasi, dianalisis, diprakirakan, dan dievaluasi secara
holistik. Hubungan sebab-akibat antar komponen lingkungan yang mengalami perubahan
mendasar ditelaah secara komprehensif dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya
waktu, tenaga, dan biaya.

Manajemen Studi yang Terarah dan Sistematis :


Pelaksanaan kajian Dokumen Lingkungan akan dilakukan secara sistematis dan terencana,
dengan memperhatikan tahapan-tahapan krusial yang terjadi selama rentang waktu
penyusunan. Beberapa tahapan krusial dalam penyusunan kajian Dokumen Lingkungan yang
perlu memperoleh perhatian adalah:

a. Proses Pelingkupan
Titik kritis pertama dalam penyusunan kajian Dokumen Lingkungan adalah saat
dilakukannya proses pelingkupan untuk penetapan dampak penting hipotetik dan isu-

16
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

isu pokok lingkungan yang perlu dikaji secara cermat dan mendalam dalam Study
ANDAL. Secara diagramatis proses pelingkupan dalam AMDAL adalah seperti
tersaji pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Proses Pelingkupan.

b. Survei Lapang
Titik kritis kedua adalah saat penyusunan rencana survei lapang dan saat survei lapang
dilaksanakan. Survey lapangan merupakan kegiatan pengumpulan data lapangan baik
data primer maupun data sekunder. Kegiatan ini mencakup :
i. Melakukan kajian an evaaluasi terhadap desain, metode pelaksanaan, maupun
rencana operasi pemeliharaan, sebagai acuan untuk melaksanakan dokumen
AMDAL.
ii. Mekakukan identifikasi berbagai jenis kegiatan yang potensial menimbulkan
dampak penting lingkungan hidup.
iii. Melakukan identifikasi komponen dan parameter lingkungan yang diduga
mengalami perubahan mendasar atau komponen lingkungan terkena dampak
rencana kegiatan.
iv. Melakukan pengambilansampel kualitas udara di area terdampak .
v. Melakukan survey biologi di area terdampak pengamatan. Survey biologi
mencakup

17
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

 Biologi air
 Biologi darat
 Mikrobiologi air (Colli form)
vi. Melakukan survey kualitas air permukaan (air sungai) beserta uji labnya.
vii. Melakukan survey getaran dan kebisingan di area terdampak .
viii. Melakukan survey kesehatan masyarakat di lokasi permukiman terdampak,
antara lain tentang jenis penyakit dominan, fasilitsa dan pelayanan kesehatan.
ix. Survey sosial ekonomi, antara lain tentang demografi, perekonomian
masyarakat, dan kondisi sosial masyrakat.

c. Prakiraan Dampak dan Evaluasi Dampak


Titik kritis ketiga adalah saat dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak besar dan
penting secara holistik guna menilai kelayakan lingkungan bagi rencana kegiatan.
Arah dampak dibedakan atas dampak positif (+) dan dampak negatif (-). Dampak
positif adalah jenis dampak yang timbul dan yang menguntungkan bila ditinjau dari
segi lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Sedangkan dampak negatif
adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari segi
lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia. Besar dampak ditentukan dengan
cara membandingkan perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat
dilaksanakannya rencana kegiatan dengan kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
dengan rumus sebagai berikut :

Perubahan Kualitas Lingkungan = Δ KL = KL (dk) – KL (tk)


Besaran Dampak = { Δ KL/ KL (tk)} x 100 %
dimanan :
KL (dk) : Kualitas lingkungan yang akan datang dengan kegiatan
KL (tk) : Kualitas lingkungan yang akan datang tanpa kegiatan

Prakiraan besar perubahan kualitas lingkungan akan didekati dengan menggunakan


metode formal berupa model matematika dan/atau metode non formal berupa teknik
analogi dengan dampak kegiatan sejenis di wilayah yang memiliki karakteristik
hampir sama serta profesional judgement dari tenaga ahli dengan mempertimbangkan
masukan dari masyarakat atau seluruh pihak (stake holder) yang terlibat dalam
penyusunan dan penilaian dokumen. Skala kualitas lingkungan hidup baik pada Rona
Lingkungan Hidup Awal (RLA) maupun pada saat kegiatan berlangsung (setiap tahap)
ditampilkan dalam skala numerik dari 1 s/d 5. Skala kualitas lingkungan tersebut
mengacu kepada baku mutu lingkungan yang berlaku dan baku kriteria lainnya yang
telah ditetapkan serta literatur lain yang telah dipublikasikan.

18
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Besar dampak dinyatakan dalam skala perubahan kualitas lingkungan sebagai berikut :
1. Dampak dikatakan SANGAT BESAR, apabila dampak yang timbul akibat
kegiatan menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek
(without project ) dan dengan adanya proyek (with project) sebesar > 80 %.
2. Dampak dikatakan BESAR, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without
project ) dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 60 – 80 %.
3. Dampak dikatakan SEDANG, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without
project ) dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 40 – 60 %.
4. Dampak dikatakan KECIL, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without
project ) dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 20 – 40 %.
5. Dampak dikatakan SANGAT KECIL, apabila dampak yang timbul akibat
kegiatan menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek
(without project ) dan dengan adanya proyek (with project) sebesar < 20 %.

Prakiraan sifat penting dampak akan dilakukan dengan berpedoman kepada 7 (tujuh)
Kriteria Dampak Penting sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat (2) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, Penjelasan Pasal 3.
Dampak lingkungan dinyatakan penting apabila perubahan satu atau lebih komponen/
indikator/parameter lingkungan memenuhi salah satu kriteria dampak penting.
Karena kriteria yang ketujuh belum ada yang dapat dirujuk dan ditetapkan oleh tim
studi sebagai kriteria dampak penting, maka pada studi ini yang akan dipakai adalah
kriteria 1 (satu) – 6 (enam), yaitu :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak,
2. Luas persebaran dampak,
3. Lamanya dampak berlangsung dan Intensitas dampak,
4. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak,
5. Sifat kumulatif dampak,
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak,
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Defenisi operasional dari 6 (enam) kriteria dampak penting tersebut didekati dengan
merujuk/mempergunakan Keputusan Kepala Bapedal No. Kep 056/1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, seperti disajikan pada tabel di bawah.

19
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Tabel 1. Definisi Operasional Dampak Penting Lingkungan


No Ukuran Dampak
Kriteria Dampak Penting
. Penting
1. Jumlah manusia Jumlah manusia di wilayah studi yang terkena dampak
terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat rencana
usaha dan/atau kegiatan, sama atau lebih besar dari
jumlah manusia yang menikmati rencana usaha dan/atau
kegiatan.
2. Luas wilayah Kegiatan proyek mengakibatkan adanya wilayah yang
persebaran dampak mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas
dampak atau tidak berbaliknya dampak atau segi
kumulatif dampak.
3. Lamanya dampak Dampak lingkungan dinyatakan bersifat penting ditinjau
berlangsung dan dari kriteria lamanya dampak berlangsung bila rencana
Intensitas Dampak usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya
perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau
tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak
yang berlangsung pada satu atau lebih tahapan kegiatan.
Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan
lingkung-an yang timbul bersifat hebat atau drastis, serta
berlangsung di area yang relatif luas dalam kurun waktu
yang relatif singkat. Dengan demikian dampak tergolong
penting ditinjau dari intensitas dampak bila :
 Rencana usaha dan/atau kegiatan akan menyebabkan
perubahan sifat-sifat fisik dan/atau hayati lingkungan
yang melampaui baku mutu lingkungan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Rencana usaha dan/atau kegiatan akan menyebabkan
perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang
melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah.
 Rencana usaha dan/atau kegiatan akan mengakibatkan
spesies-spesies yang langka dan/atau endemik dan/atau
dilindungi menurut peraturan perundangan yang
berlaku, terancam punah atau habitat alaminya
mengalami kerusakan.

20
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

No Ukuran Dampak
Kriteria Dampak Penting
. Penting

 Rencana usaha dan/atau kegiatan menimbulkan


kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung
(hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka
margasatwa dan sebagainya) yang ditetapkan menurut
peraturan perundang-undangan.
 Rencana usaha dan/atau kegiatan akan merusak atau
memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan
4. Banyaknya sejarah yang
Rencana usahabernilai
dan/atautinggi.
kegiatan menimbulkan dampak
komponen sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah
lingkungan lain komponennya lebih atau sama dengan komponen
yang terkena lingkungan yang terkena dampak primer.
dampak
5. Sifat kumulatif  Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan
dampak terus menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya.
 Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu
ruang tertentu, sehingga tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan
menimbulkan efek yang saling memperkuat
(sinergetik).
6. Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh komponen
berbaliknya dampak lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun
dengan intervensi manusia.
Sumber: Kepka Bapedal 056/1994

Dampak lingkungan yang diprakirakan akan terjadi terhadap komponen/indikator/


parameter lingkungan dinyatakan sebagai dampak penting melalui prosedur berikut:

21
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

1. Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak diberikan bobot tinggi, yaitu
nilai 3 (tiga). Hal ini dengan pertimbangan bahwa segala hasil
pembangunan/kegiatan adalah untuk kepentingan manusia.
2. Lima kriteria lainnya, yaitu luas wilayah penyebaran dampak, intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang
terkena dampak, sifat kumulatif dampak serta berbalik atau tidaknya dampak
diberi nilai bobot 1 (satu).
3. Apabila kumulatif bobot sifat penting pada tujuh kriteria diatas lebih besar atau
sama dengan tiga (ΣP ≥3), maka kesimpulannya dampak tersebut masuk
kategori dampak penting (P). Sebaliknya apabila kumulatif bobot sifat penting
dampak kurang dari tiga (ΣP < 3), maka dampak tersebut masuk kategori
dampak tidak penting (TP).

d. Penyusunan RKL dan RPL


Adapun titik kritis keempat, adalah saat penyusunan RKL dan RPL, dimana upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan yang tertuang dalam
dokumen RKL dan RPL, harus efektif guna mencegah dan mengendalikan dampak
penting lingkungan yang timbul, efisien dari segi biaya, dan dapat dilaksanakan
dengan sumberdaya manusia dan teknologi yang tersedia.

2.1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Pengumpulan data akan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei lokasi kegiatan dengan
melakukan pengukuran maupun penjajagan lapangan. Disamping itu juga akan dilakukan
pengambilan beberapa contoh yang akan dilanjutkan dengan analisa di laboratorium. Data
sekunder akan diperoleh melalui pustaka dan dokumen dari instansi terkait. Metode yang
digunakan untuk pengumpulan data akan disesuaikan dengan komponen yang akan ditelaah
secara cermat dan mendalam sesuai daftar dampak penting hipotetik yang disepakati.

2.1.3.1. Komponen Fisik-Kimia


A. Kualitas Udara dan Kebisingan Serta Getaran
1) Parameter yang Diteliti
Parameter kualitas udara yang akan ditelaah antara lain: SO2, NOx, CO, debu, dan
kebisingan, serta paameter getaran.
2) Metode dan Alat Pengumpulan Data
Data kualitas udara dan kebisingan akan dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lokasi
kegiatan dan analisa sampel di laboratorium rujukan. Pengambilan contoh debu akan

22
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

dilakukan dengan menggunakan alat penyaring dengan penjepit kertas saring, tripot, flow
meter, selang plastik, pompa isap, dan kertas grade GF/C.
Untuk pengambilan sampel udara dilakukan dengan tabung detektor. Sedangkan untuk
pengambilan data kebisingan akan dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter.

Gambar 3. Ilustrasi Sampling Kualitas Udara dan Kebisingan

3) Lokasi Pengambilan Data


Pengukuran dan pengambilan sampel kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan baik di
tapak proyek maupun luar tapak proyek dengan mempertimbangkan rencana aktivitas
kegiatan, kondisi arah angin, dan adanya aktifitas masyarakat, khususnya hunian dan fasilitas
umum lainnya seperti rumah sakit, sekolah, dsb yang peka terhadap adanya kebisingan.
Jumlah titik sampel adalah dengan pembagian berdasarkarkan kelompok kegiatan dengan
mempertimbangkan jarak antara kelompok aktivitas masyarakat tersebut dan morfologi
lingkungan.
Tabel 2. Ilustrasi Plot Pengamatan Kualitas Udara
Koordinat Geografis
Simbol Lokasi
Bujur Timur Lintang Selatan
Udara 1 -
Udara 2 -
Udara 3 -
Udara 4 -

4) Metode Analisis Data


Analisis data kualitas udara akan dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
pengukuran/analisa laboratorium kualitas udara terhadap baku mutu udara ambient menurut
Peraturan Pemerintah RI Nomor: 41 tahun 1999, sedangkan analisis kebisingan akan
dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran di lapangan dengan baku mutu
kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 sebagaiman
tersaji pada Tabel di bawah.

23
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Baku Mutu Kualitas Udara Ambient


Waktu
No Baku Metode
Parameter Pengukura Peralatan
. Mutu Pengukuran
n
1 SO2 365 1 jam Pararosanilin Spektrofotometer
2 NOx 10.000 1 jam DIR NDIR Analyzer
3 CO 400 1 jam Saltzman Spektrofotometer
4 TSP (Debu) 230 24 jam Gravimetric Hi-Vol
Sound level Spectrophotomete
5 Kebisingan 1 jam
meter r
Sumber: PP RI Nomor 41 tahun 1999 dan Kepmen-LH Nomor: 48/1996

B. Kualitas Air Permukaan dan Air Bersih


1) Parameter yang Diteliti
Parameter kualitas air sungai yang akan diteliti mencakup sifat fisik dan sifat kimia, yakni
Suhu, TDS, TSS, pH, BOD, COD, DO, total fosfat, NO3, NH3N, Co, B, Cd, Cr+6, Cu, Fe,
Pb, Mn, Zn, Cl, CN, F, NO2, Sulfat, klorin bebas, H2S, MBAS, Fenol, total coliform, dan
fecal coli (30 parameter).

Gambar 4. Ilustrasi Pengambilan Sample Kualitas Air Permukaan dan Biota Air

2) Metode dan Alat Pengumpulan Data


Sampel air sungai akan diambil dengan menggunakan water sampler dengan cara
mengkompositkan sampel yang diambil untuk masing-masing kedalaman air yang diinginkan.
Sedangkan sampel air bersih akan diambil dengan menggunakan botol/jerigen berwarna gelap.
Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu akan segera diukur di laboratorium
lapangan atau laboratorium induk setelah diberi pengawet. Adapun untuk parameter lain akan
dianalisa di laboratorium rujukan (Terakreditasi).

24
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

3) Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sample


Lokasi pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air permukaan dilakukan pada badan air
seperti sungai, sesuai dengan kondisi karkakteristik lokasi proyek.

Tabel . Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air (10 titik)


Koordinat Geografis
Simbol Lokasi
Bujur Timur Lintang Selatan
Air 1 -
Air 2 -

4) Metode Analisis Data


Analisis data kualitas air sungai akan dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
pengukuran/analisa laboratorium terhadap baku mutu kualitas air permukaan menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengendalian Pencemaran Air disajikan pada Tabel
berikut.
Tabel. Baku Mutu Air Permukaan
Baku Mutu
No. Parameter Satuan
Klas I Klas II Klas III Klas IV
I. FISIKA
1. Suhu 0
C Dev.3 Dev.3 Dev.3 Dev.5
2. TDS mg/l 1.000 1.000 1.000 2.000
3. TSS Mg/l 50 50 400 400
II. KIMIA
1. pH 6-9 6-9 6-9 5-9
2. BOD mg/l 2 3 6 12
3. COD mg/l 10 25 50 100
4. DO Mg/l 6 4 3 0
5. Amonium (NH3-N) mg/l 0.5 - - -
6. Nitrat (NO3-N) mg/l 10 10 20 20
7. Nitrit (NO2-N) mg/l 0,06 0,06 0,06 -
8. Sulfat (SO4) mg/l 400 - - -
9. Sulfida (H2S) Mg/l 0,002 0,002 0,002 -
10. Seng (Zn) mg/l 0.05 0.05 0.05 -
11. Besi (Fe) mg/l 0.3 - - -
12. Mangan (Mn) mg/l 0.1 - - -
13. Timbal mg/l 0.03 0.03 0.03 1
14. Tembaga (Cu) Mg/l 0,02 0,02 0,02 0,2

25
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Analisis data kualitas air tanah akan dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
pengukuran/analisa laboratorium terhadap Baku Mutu Kualitas Air Bersih Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX1990.

Baku Mutu Kualitas Air Bersih

No. Parameter Unit Baku Mutu


A. Fisika
1. Bau - Tidak berbau
2. TDS (Zat Padat Terlarut) mg/L 1.500
3. Kekeruhan NTU 25
4. Warna TCU 50
5. Suhu C Suhu Udara  3 C
B. Kimia
1. CaCO3 Mg/l 500
2. Nitrat (N) Mg/l 10
3. Nitrit (N) Mg/l 1,0
4. pH - 6,5 – 9,0
5. Seng Mg/l 15
6. Mangan Mg/l 0,5
7. Besi Mg/l 1,0
8. Sulfat Mg/l 400
9. Zat Organik Total (KMnO4) Mg/l
C. Microbiology
1. Coliform total (MPN) jumlah/100 ml 50
Sumber : Permenkes No.: 416/MENKES/PER/IX/1990

C. Transportasi
1) Parameter yang Diteliti
Parameter transportasi yang akan diamati adalah level of service atau tingkat pelayanan dari
jalan terkait dengan proses penganngkutan alat berat dan material bangunan.

2) Metode dan Alat Pengumpulan Data


Data tingkat pelayanan jalan akan dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lokasi
kegiatan dengan alat bantu hitung, form survey, alat ukur (meteran), stop watch, dan
speedometer. Survey lalu lintas akan dilakukan berdasarkan pembagian skenario hari dan
kemungkinan jam puncak. Maka dari itu survey akan dilakukan pada hari senin (awal

26
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

minggu), hari rabu (tengah minggu), sabtu (akhir minggu). Untuk pembagian jam dilakukan
sebanyak 3 kali, yaitu pukul 06.00-08.00, pukul 12.00-14.00, dan 16.00-18.00.

Gambar 5. Ilustrasi Pengamatan Lalu Lintas

Kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran kecepatan yang merupakan besaran yang
menunjukkan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh. Kecepatan dapat diukur
sebagai kecepatan titik, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang dan kecepatan gerak.
Kelambatan merupakan waktu yang hilang pada saat kendaran berhenti, atau tidak dapat
berjalan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan karena adanya sistem pengendali atau
kemacetan lalu-lintas. Adapun rumus untuk menghitung kecepatan :
d
V=
t
Dimana : V = kecepatan (km/jam, m/det)
d = jarak tempuh (km, m)
t = waktu tempuh (jam, detik)
Kepadatan adalah jumlah rata-rata kendaraan persatuan panjang jalur gerak dalam waktu
tertentu, dan dapat dihitung dengan rumus (Morlok, E. K. 1991) berikut :
n
K=
L

27
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Dimana : K = kepadatan (kend/km)


n = jumlah kendaraan di jalan
L = panjang jalan (km)

Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu jalan pada
jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu. Penghitungan kapasitas
suatu ruas jalan perkotaan (MKJI 1997) sebagai berikut :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs


dimana :
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = faktor penyesuaian pemisahan arah
FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = faktor penyesuaian ukuran kota

Penentu kapasitas dasar (Co) jalan ditentukan berdasarkan tipe jalan dan jumlah jalur, terbagi
atau tidak terbagi, seperti dalam tabel berikut.
Kapasitas Dasar (Co)
No Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Keterangan
(smp/jam)
1 Empat lajur terbagi 1650 Perlajur
2 Empat lajur tidak terbagi (4/2 UD) 1500 Perlajur
3 Dua lajur tidak terbagi (2/2 UD) 2900 Total untuk
dua arah
(Sumber: ( MKJI 1997)

Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas, yang
digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan.
Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau
tidak. Untuk menghitung derajat kejenuhan pada suatu ruas jalan perkotaan dengan rumus
(MKJI 1997) sebagai berikut :

DS = Q/C

28
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

dimana :
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus maksimum (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)

Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktifitas samping segmen
jalan. Banyaknya aktifitas samping jalan sering menimbulkan berbagai konflik yang sagat
besar pengaruhnya terhadap kelancaran lalu lintas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kelas hambatan samping dengan frekwesi
bobot kejadian per jam per 200 meter dari segmen jalan yang diamati, pada kedua sisi jalan.
(MKJI 1997) seperti tabel berikut :

Penentuan tipe fekwensi kejadian hambatan samping


Tipe kejadian hambatan samping Simbol Faktor
bobot
Pejalan kaki PED 0,5

Kendaraan parkir PSV 1.0


Kendaraan masuk dan keluar sisi jalan EEV 0.7
Kendaraan lambat SMV 0.4
Sumber : (MKJI 1997)

Untuk mengetahiu nilai kelas hanmbatan samping, maka tingkat hambatan samping telah
dikelompokkan dalam 5 kelas dari yang sangat rendah sampai tinggi dan sangat tinggi.
Nilai Kelas Hambatan Samping
Kelas Hambatan Kode Jumlah kejadian Kondisi Daerah
samping (SCF) per 200 m perjam
Sangat rendah VL <100 Daerah pemukiman; hampir
tidak ada kegitan
Rendah L 100-299 Daerah pemukiman; berupa
angkutan umum, dsb
Sedang M 300-499 Daerah industri, beberapa
toko disi jalan
Tinggi H 500-899 Daerah komersial; aktifitas
sisi jalan yang sangat tinggi
Sabgat tinggi VH >900 Daerah komersial; aktifitas
pasar di samping jalan
Sumber : (MKJI 1997)

29
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Dalam menentukan nilai Kelas hambatan samping digunakan rumus (MKJI 1997) :
SCF = PED + PSV + EEV + SMV
Dimana :
SFC = Kelas Hambatan samping
PED = Frekwensi pejalan kaki
PSV = Frekwensi bobot kendaraan parkir
EEV = Frekwensi bobot kendaraan masuk/keluar sisi jalan.
SMV = Frekwensi bobot kendaraan lambat

Faktor Pejalan Kaki :


Aktifitas pejalan kaki merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai kelas
hambatan samping, terutama pada daerah-daerah yang merupakan kegiatan masyarakat
seperti pusat-pusat perbelanjaan. Banyak jumlah pejalan kaki yang menyebrang atau berjalan
pada samping jalan dapat menyebabkan laju kendaraan menjadi terganggu. Hal ini semakin
diperburuk oleh kurangnya kesadaran pejalan kaki untuk menggunakan fasilitas-fasilitas jalan
yang tersedia, seperti trotoar dan tempat-tempat penyeberangan.

Faktor kendaraan parkir dan berhenti :


Kurangnya tersedianya lahan parkir yang memadai bagi kendaraan dapat menyebabkan
kendaraan parkir dan berhenti pada samping jalan. Pada daerah-daerah yang mempunyai
tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, kendaraan parkir dan berhenti pada samping
jalan dapat memberikan pengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas.
Kendaraan parkir dan berheti pada samping jalan akan mempengaruhi kapasitas lebar jalan
dimana kapasitas jalan akan semakin sempit karena pada samping jalan tersebut telah diisi
oleh kendaraan parkir dan berhenti.

Faktor kendaraan masuk/keluar pada samping jalan :


Banyaknya kendaraan masuk/keluar pada samping jalan sering menimbulkan berbagai konflik
terhadap arus lalu lintas perkotaan. Pada daerah-daerah yang lalu lintasnya sangat padat
disertai dengan aktifitas masyarakat yang cukup tinggi, kondisi ini sering menimbulkan
masalah dalam kelancaran arus lalu lintas. Dimana arus lalu lintas yang melewati ruas jalan
tersebut menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan.

Faktor kendaraan lambat :


Yang termasuk dalam kendaraan lambat adalah becak, gerobak dan sepeda. Laju kendaraan
yang berjalan lambat pada suatu ruas jalan dapat menggaggu aktifitas-aktifitas kendaraan

30
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

yang yang melewati suatu ruas jalan. Oleh karena itu kendaraan lambat merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai kelas hambatan samping.

Tingkat Pelayanan Jalan :


Tingkat pelayanan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas
jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Hubungan antara kecepatan
dan volume jalan perlu di ketahui karena kecepatan dan volume merupakan aspek penting
dalam menentukan tingkat pelayanan jalan. Apabilah volume lalu lintas pada suatu jalan
meningkat dan tidak dapat mempertahankan suatu kecepatan konstan, maka pengemudi akan
mengalami kelelahan dan tidak dapat memenuhi waktu perjalan yang direncanakan. Tingkat
pelayanan adalah ukuran kecepatan laju kendaraan yang dikaitkan dengan kondisi dan
kapasitas jalan. Morlok (1991), mengatakan, ada beberapa aspek penting lainnya yang dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan jalan antara lain : kenyamanan, keamanan, keterandalan,
dan biaya perjalanan (tarif dan bahan bakar).

Tingkat pelayanan jalan di klasifikasikan yang terdiri dari enam (6) tingkatan yang terdiri
dari Tingkat pelayanan A sampai dengan dengan tingkat pelayanan F. Selanjutnya tingkat
pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat Kecepatan Ideal
Pelayanan (km/jam) Karasteristik
jalan
A > 48,00 Arus bebas, volume rendah, kecepatan
tinggi, pengemudi dapat memilih
kecepatan yang dikehendaki
B 40,00 – 48,00 Arus stabil, volume sesuai untuk jalan
luar kota, kecepatan terbatas
C 32,00 – 40,00 Arus stabil, volume sesuai untuk jalan
kota, kecepatan dipengaruhi oleh
lalulintas
D 25,60 – 32,00 Mendekati arus tidak stabil, kecepatan
rendah
E 22,40 – 25,60 Arus tidak stabil, volume mendekati
kapasitas, kecepatan rendah
F 0,00 – 22,40 Arus terhambat, kecepatan rendah,
volume di atas kapasitas, banyak
berhenti
Sumber : Morlok , E. K. (1991)

31
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

3) Lokasi Pengambilan Data


Data primer transportasi dikumpulkan dari lokasi persilangan sebidang dan tidak sebidang
antara jalan rel dan jalan darat, terutama diambil di perlintasan pada jalan raya yang akan
mempengaruhi tingkat pelayanan jalan akibat pekerjaan konstruksi maupun pada saat
operasional.
4) Metode Analisis Data
Analisis data kualitas udara akan dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
pengukuran/analisa dengan standar pelayanan minimum transportasi.

2.1.3.2. Komponen Biologi


A. Flora/Tumbuhan
1) Parameter yang diteliti
Parameter yang akan diteliti meliputi: jenis pohon.

Metode dan Alat Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengamatan vegetasi yaitu dengan Metode Jalur Berpetak.
Petak pengamatan untuk semai berukuran (2x2) m, pancang (5x5) m, tiang (10x10) m dan
pohon (20x20) m. Untuk tingkat pohon dan tiang dilakukan pengukuran dan pencatatan nama
jenis, diameter dan tinggi pohon, sedangkan untuk pancang dan semai dilakukan pencacatan
nama pohon dan jenisnya
20 m

10 m

5m

2m Jalur Rintis
20 m

Gambar 6. Jalur Pengamatan Vegetasi

Kriteria yang digunakan adalah:


Semai : Dari anakan sampai vegetasi yang tingginya < 1,5 m,
Pancang : Tinggi dari 1,5 m dengan diameter batang sampai <10 cm
Tiang : Diameter batang dari 10 cm sampai dengan <20 cm
Pohon : Diameter batang  20 cm

32
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Pencatatan jenis non kayu dilakukan pada jalur pengambilan sampel vegetasi. Selain itu
dilakukan pula pengamatan secara kualitatif untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang
dimanfaatkan oleh masyarakat.

2) Lokasi Pengamatan
Pengambilan contoh dilakukan pada masing-masing kondisi penutupan lahan, baik pada areal
berhutan maupun areal non hutan. Koordionat lokasi rencana pengambilan sampel vegetasi
dan satwa liar sebagaimana Tabel berikut..

Lokasi Pengambilan Sampel Vegetasi dan Satwa Liar


Koordinat Geografis
Simbol Keterangan
Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)
V-1 Vegetasi dan Satwa Liar
V-2 Vegetasi dan Satwa Liar
V-3 Vegetasi dan Satwa Liar
Dst

3) Metode Analisis Data


Dari data yang dikumpulkan, digunakan untuk menghitung frekuensi, kerapatan, dominasi
jenis dan nilai penting jenis, serta keanekaragaman jenis (H) dan potensi hutan.

1) Indeks Nilai Penting:

INP = KR + FR + DR

dalam hal ini adalah :


Jumlah individu suatu jenis
K = Kerapatan =
Luas seluruh plot

Kerapatan suatu jenis


KR = Kerapatan Relatif = x 100 %
Kerapatan seluruh jenis

Jumlah petak berisi suatu jenis


F = Frekuensi =
Jumlah seluruh petak

33
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Frekuensi suatu jenis


FR = Frekuensi Relatif = x 100 %
Frekuensi seluruh jenis

Basal areal suatu jenis


D = Dominasi =
Luas seluruh plot

Dominansi suatu jenis


DR = Dominansi Relatif = x 100 %
Dominansi seluruh jenis

2) Keanekaragaman Jenis (H’)

H’ = -  pi x log2 ( pi )

ni
Pi =
N

dimana :
N = Jumlah nilai penting individu seluruh jenis
ni = Jumlah nilai penting individu suatu jenis

3) Volume Kayu

V = ¼ x  x d2 x t x f

dimana:
V = Volume kayu (m3)
 = 22/7 (≈ 3,14)
d = Diameter batang (m)
t = Tinggi pohon bebas cabang (m)
f = Angka bentuk (= 0,7)

B. Fauna/Satwa

1) Parameter yang Diteliti

34
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Pengamatan satwaliar meliputi parameter keanekaragaman jenis dan penyebaran kelimpahan


individu (jenis endemik/dilindungi/ekonomis/ maskot daerah) mencakup mamalia, aves dan
reptilia. Khusus untuk aves (burung), selain melalui parameter di atas, juga ditelaah sampai
kekayaan jenis dan heterogenitasnya.
2) Metode dan Alat Pengumpulan Data
Jenis burung diamati dengan metode Indences Point of Abudance (IPA), sedangkan mamalia
dan reptilia dengan metode jalur dan Concentration Count. Selain itu, keberadaan satwaliar
juga didasarkan dari informasi masyarakat setempat. Metode pengumpulan data sebagai
berikut:
(i) Metode IPA
Metode IPA khusus digunakan untuk pengamatan dari kelas aves yang umumnya
mempunyai daya mobilitas tinggi dan sangat sensitif terhadap kehadiran manusia.
Prosedur metode ini adalah, sebagai berikut:
- Pada setiap jalur pengamatan dibuat plot contoh minimal sebanyak 10 plot;
- Plot contoh berbentuk lingkaran dengan luas 0,1 ha. Plot tersebut diletakkan di
sepanjang jalur pengamatan, dimana jarak antar titik pengamatan tidak tumpang
tindih.
- Pada setiap plot contoh dilakukan pengamatan selama 15 menit. Pengamatan
spesies dilakukan dengan cara pengamatan langsung, yaitu perjumpaan, dan cara
tidak langsung melalui analisa suara.
(ii) Metode Jalur
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekayaan jenis, penyebaran dan kondisi
habitat dari kelas mamalia dan reptilia. Prosedur pengamatan dengan metode ini
adalah:
- Pertama ditentukan lokasi unit contoh, arah dan titik awal jalur tersebut (batas
jalan/sungai/petak tebangan).
- Pengamatan dengan berjalan sepanjang jalur contoh yang telah ditentukan (2-3
km) dan mencatat spesies yang dijumpai, jumlahnya dan tipe vegetasi (kerapatan,
jenis pohon dominan, penutupan vegetasi). Pengamatan dilakukan secara
langsung (perjumpaan) dan tidak langsung (analisa jejak, kotoran, bekas cakaran,
sarang, sisa makanan, bulu, tanduk dan sebagainya).
(iii) Metode Concentration Count
Metode Concentration Count merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk
pengamatan satwaliar yang mempunyai perilaku tertentu di dalam/pada suatu daerah
(lokasi) tertentu. Metode ini digunakan untuk pengamatan dari kelas mamalia,
umumnya mempunyai perilaku dan habitat khusus. Cara pengamatannya adalah mencari
daerah konsentrasi satwaliar, seperti tempat bersarang, tempat berkubang, tempat tidur
kelompok, tempat makan kelompok, dan lain sebagainya.

35
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan satwaliar dilakukan pada jalur sepanjang Lokasi proyek yang akan dibangun.

4) Metode Analisis Data


Metode analisis terhadap satwa/fauna dilakukan secara matematis, diskriptif dan tabulasi data-
data lapangan terutama jenis-jenis yang dilindungi undang-undang. Analisis indeks
keanekaragaman jenis burung berdasarkan rumus Shannon, sebagai berikut:
 Keanekaragaman Jenis (H’)
H’ = -  pi x log2 ( pi )

ni
Pi =
N
dimana :
H’ = Indeks keanekaragaman jenis burung
N = Jumlah individu seluruh jenis
ni = Jumlah individu suatu jenis

C. Biota Perairan
1) Parameter yang diteliti
Parameter yang ditelaah meliputi kelimpahan, keragaman, keseragaman, jenis dan kelimpahan
Nekton yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis.

2) Alat dan Metode Pengumpulan Data


Plankton; Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan mempergunakan plankton net
mesh size 25 (dapat menyaring fitoplankton dan zooplankton sekaligus), dengan lokasi
pengambilan sampel yang sama dengan kualitas fisik-kimia air sungai dan air laut. Untuk
setiap titik dilakukan penyaringan air sebanyak 100 liter yang diambil dari berbagai
kedalaman, kemudian sampel tersebut dikompositkan. Contoh plankton disimpan dalam
wadah dan diberikan bahan pengawet larutan lugol, dan selanjutnya akan diidentifikasi
dilaboratorium.
Benthos; Pengambilan contoh benthos dilakukan pada lokasi yang sama dengan pengambilan
sampel kualitas air dengan menggunakan “Eckman dredge” (alat pengambil lumpur) untuk
dasar sungai berlumpur atau Petersen Grab untuk perairan berdasar keras (lempung, batu dan
pasir). Untuk perairan sungai yang dangkal (< 0,6 m) dengan aliran deras dengan dasar
perairan berbatu-batu, pengambilan sampel benthos dilakukan dengan mempergunakan Jala
Surber (Surber Net). Pengambilan sample untuk setiap lokasi pengambilan sampel dilakukan

36
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

tiga kali, kemudian sampel-sampel tersebut dikompositkan. Benthos dipisahkan dari substrat
dan disimpan dalam wadah (pail) yang diisi larutan formalin sebagai pengawet (konsentrasi
formalin 4 %), dan selanjutnya akan diidentifikasi di laboratorium.
Nekton; pendataan/inventarisasi jenis-jenis ikan yang ada, baik di perairan sungai maupun
perairan laut di sekitar areal studi dilakukan dengan mewawancarai penduduk sekitar serta
mengumpulkan data-data sekunder yang tersedia.

3) Lokasi Pengambilan Sampel


Sampel plankton dan benthos akan diambil pada titik/lokasi yang sama dengan pengambilan
sampel kualitas fisik-kimia air sungai. Sedangkan wawancara mengenai keberadaan ikan di
sungai akan dilakukan terhadap penduduk sekitar sungai. Jumlah titik pengamatan adalah 23
titik dengan posisi mengikuti titik pengambilan sampel kualitas air.

4) Metode Analisis Data


Plankton; Identifikasi dan perhitungan kelimpahan plankton dilakukan di laboratorium.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung parameter komunitas plankton dan benthos
adalah sebagai berikut :

Indeks Keanekaragaman Jenis ( diversity index), menurut Shanon-Weiner (1963)


H’ = -  pi (log2 pi )
ni
Pi =
N
dimana:
H’ = Indeks keanekaragaman
N = Jumlah plankton semua jenis
ni = Jumlah plankton jenis ke-1
Indeks Kesamaan (Equitability)
H’
E=
HMmax

Dimana : E = Indeks kesamaan


H’ = Indeks keanekaragaman
Hmaks = log2S
S = jumlah taksa

37
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Nekton; analisis nekton dilakukan guna mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang masih bisa
dijumpai baik pada perairan sungai yang mengalir di dalam dan di sekitar lokasi kegiatan,
maupun pada perairan laut di sekitarnya. Analisis data akan disajikan dalam bentuk tabulasi.
2.1.3.3.Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
A. Kesempatan Kerja
1) Parameter yang Diteliti
Parameter kesempatan kerja yang akan diteliti adalah: Jumlah angkatan kerja, Jumlah non
angkatan kerja, Jumlah pekerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT), jenis pekerjaan yang ditekuni masyarakat, tingkat pendidikan
dan keterampilan Angkatan Kerja, serta spesifikasi dan jumlah kebutuhan tenaga kerja.

2) Metode dan Alat Pengumpulan Data


Data ketenagakerjaan akan dihimpun melalui pengumpulan data sekunder dan pengumpulan
data primer. Pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan metode kolektif
(permohonan data dari pemrakarsa kegiatan dan Dinas/Instansi terkait). Adapun data sekunder
yang akan dikumpulkan berupa data statistik yang dikeluarkan oleh BPS. Sedangkan
pengumpulan data primer akan dilakukan melalui teknis: wawancara dan diskusi kelompok.
Jumlah sampel/responden akan ditentukan pada proses pelingkupan.

Gambar 7. Ilustrasi Survey Sosial Ekonomi Masyarkat

3) Lokasi Pengamatan
Data sekunder dikumpulkan dari lokasi: Kantor Pemrakarsa, Kantor Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial, Kantor Badan Pusat Statistik, Kantor Distrik dan Kantor Kampung.

38
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Sedangkan pengambilan data primer melalui wawancara dan diskusi kelompok akan
dilakukan terhadap masyarakat Kampung setempat.

4) Metode Analisis Data


Analisis data kesempatan kerja dilakukan dengan metode: kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Untuk menilai kualitas rona lingkungan kesempatan kerja, digunakan standar kualitas
lingkungan sosial (lampiran).

B. Peluang Usaha
1) Parameter yang Diteliti
Parameter peluang berusaha yang akan diteliti, antara lain adalah: keberadaan lembaga
ekonomi (pasar, bank dan koperasi), jenis-jenis usaha sektor informal, jenis barang kebutuhan
sehari-hari, potensi dan peluang usaha yang dapat dikembangkan.

2) Metode Pengumpulan Data


Data peluang berusaha akan dihimpun dengan metode pengumpulan data sekunder dan
pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan metode
kolektif melalui permohonan data dari Pemrakarsa kegiatan dan Dinas/Instansi terkait. Data
sekunder yang diperlukan adalah: Dokumen Kabupaten Dalam ANgka, dan Monografi
Kampung. Sedangkan pengumpulan data primer akan dilakukan melalui teknis: wawancara,
diskusi kelompok, dan observasi lapangan. Jumlah total sampel 100 orang responden yang
disebar berdasarkan klasifikasi dan tipologi kampung secara proporsional. Peralatan yang
diperlukan untuk pengumpulan data, antara lain adalah: alat tulis, panduan wawancara,
kuisioner, kamera, alat rekam dan lain-lain.

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan dampak peluang berusaha dilakukan pada kampung/permukiman sepanjang
tapak proyek rencana pembangunan pendendalian banjir.

4) Metode Analisis Data


Analisis data peluang usaha dilakukan dengan metode: kuantitatif dan deskriptif kualitatif
dengan membandingkan jenis-jenis peluang usaha yang tercipta dan kebutuhan tenaga kerja
sebelum dan pada saat kegiatan Tahap Konstruksi dan Tahap Operasi. Untuk menilai kualitas
rona lingkungan, digunakan standar kualitas lingkungan sosial .

C. Pendapatan Rumah Tangga


1) Parameter yang diteliti

39
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Parameter pendapatan rumah tangga yang akan dikumpulan adalah: Jenis pekerjaan dan jenis
usaha, pola kerja dan pola usaha, nilai gaji/upah tenaga kerja, nilai keuntungan usaha serta
nilai insentif kerja dan insentif usaha .

2) Metode Pengumpulan Data


Data sekunder dikumpulkan melalui permohonan data dari Dinas/Instansi terkait. Data
sekunder yang diperlukan adalah: kabupaten Dalam Angka. Sedangkan pengumpulan data
primer akan dilakukan melalui: diskusi kelompok dan wawancara. Jumlah total sampel 100
orang responden yang disebar berdasarkan klasifikasi dan tipologi kampung secara
proporsional. Peralatan yang diperlukan untuk pengumpulan data, antara lain adalah: alat
tulis, panduan wawancara, kuisioner, kamera, alat rekam dan lain-lain.

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan dampak peluang berusaha dilakukan pada kampung/permukiman sekitar tapak
proyek.

4) Metode Analisis Data


Analisis data pendapatan rumah tangga dilakukan dengan metode : kuantitatif dan deskriptif
kualitatif dengan membandingkan pendapatan rumah tangga masyarakat sebelum dan pada
saat kegiatan proyek normalisasi kali.

D. Persepsi Masyarakat
1) Parameter yang diteliti
Parameter yang akan diteliti adalah: pemahaman masyarakat terhadap rencana kegiatan,
dampak dan manfaat serta sikap masyarakat terhadap rencana kegiatan .

2) Metode dan Alat Pengumpulan Data


Pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan metode kolektif (permohonan data dari
Dinas/Instansi terkait). Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui teknis: wawancara,
diskusi kelompok dan observasi lapangan. Jumlah total sampel 100 orang responden yang
disebar berdasarkan klasifikasi dan tipologi kampung secara proporsional. Peralatan yang
diperlukan untuk pengumpulan data, antara lain adalah: alat tulis, panduan wawancara,
kuisioner, kamera, alat rekam dan lain-lain.

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan dampak persepsi masyarakat dilakukan pada masyarakat yang tinggal di
kampung/permukiman sepanjang rencana jalur proyek.

40
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan metode: kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan
membandingkan persepsi (sikap positif/negatif) masyarakat terhadap dampak lingkungan
yang terjadi akibat pelaksanaan bentuk-bentuk kegiatan pada Tahap Konstruksi dan Tahap
Operasi. Untuk menilai kualitas rona lingkungan pesepsi masyarakat, digunakan standar
kualitas lingkungan sosial (lampiran).

2.1.3.4.Komponen Kesehatan Masyarakat

A. Sanitasi Lingkungan
1) Parameter yang diteliti
Parameter sanitasi lingkungan yang ditelaah, antara lain adalah: akses pada sumber air bersih,
kepemilikan jamban keluarga, kondisi rumah tinggal, Pola Hidup Bersih dan Sehat,
keberadaan dan teknsi pengelolaan limbah dan sampah.

2) Metode Pengumpulan Data


Data sanitasi lingkungan akan dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder dan
pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan cara mengambil
data dari instansi terkait. Data sekunder yang dikumpulkan anatara lain: Profile Kesehatan
Puskesmas, Kecamatan Dalam Angka dan Statistik Dinas Kebersihan . Sedangkan
pengumpulan data primer dilakukan melalui teknis: wawancara, diskusi kelompok dan
observasi lapangan. Jumlah total sampel 100 orang responden yang disebar berdasarkan
klasifikasi dan tipologi kampung secara proporsional. Peralatan yang diperlukan untuk
pengumpulan data, antara lain adalah: alat tulis, panduan wawancara, kuisioner, kamera, alat
rekam dan lain-lain.

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan dampak sanitasi lingkungan dilakukan pada kampung/permukiman sepanjang
tapak proyek rencana Pengembangan/Pembangunan Rumah Sakit

Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan metode: kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan
membandingkan kondisi sanitasi lingkungan sebelum dan pada dan/atau setelah kegiatan
bandara. Untuk menilai kualitas rona lingkungan sanitasi lingkungan digunakan standar
kualitas lingkungan sosial (lampiran).

41
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

B. Penyebaran Penyakit
1) Parameter yang diteliti
Parameter yang diteliti untuk mengetahui penyebaran penyakit adalah: kondisi sanitasi
lingkungan, habitat dan vektor penyakit, perilaku serta pola hidup bersih dan sehat dan jenis
penyakit yang berjangkit pada masyarakat.

2) Metode dan Alat Pengumpulan Data


Data penyebaran penyakit akan dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder dan
pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan cara mengambil
data dari instansi terkait. Data sekunder yang diperlukan adalah: Profile Kesehatan
Puskesmas, Distrik Dalam Angka, Statistik Dinas Kesehatan, dan Status Lingkungan Hidup
Daerah. Sedangkan pengumpulan data primer dilakukan melalui teknis: wawancara, diskusi
kelompok, dan observasi lapangan. Jumlah total sampel 100 orang responden yang disebar
berdasarkan klasifikasi dan tipologi kampung secara proporsional. Peralatan yang diperlukan
untuk pengumpulan data, antara lain adalah: alat tulis, panduan wawancara, kuisioner,
kamera, alat rekam dan lain-lain.

3) Lokasi Pengamatan
Pengamatan dampak penyebaran penyakit dilakukan di wilayah study yang ditetapkan saat
proses pelingkupan.

4) Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan metode : kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan
membandingkan tingkat penyebaran penyakit sebelum dan pada dan/atau setelah kegiatan.
Untuk menilai kualitas rona lingkungan penyebaran digunakan standar kualitas lingkungan
sosial.

2.1.4. METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


Dampak penting lingkungan akan diperkirakan dalam dua bentuk, yakni besar dampak
(magnitude of impact) dan sifat penting dampak (importance of impact). Berikut diutarakan
metode perkiraan dampak yang akan digunakan. Arah dampak dibedakan atas dampak positif
(+) dan dampak negatif (-). Dampak positif adalah jenis dampak yang timbul dan yang
menguntungkan bila ditinjau dari segi lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia.
Sedangkan dampak negatif adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila
ditinjau dari segi lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia.

42
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2.1.4.1. Prakiraan Besaran Dampak


Prakiraan besaran dampak dilakukan dengan cara mengukur perubahan kualitas lingkungan
yang terjadi akibat adanya kegiatan. Besaran dampak dinyatakan dalam skala perubahan
kualitas lingkungan. Besar dampak ditentukan dengan cara membandingkan perubahan
kualitas lingkungan yang terjadi akibat dilaksanakannya rencana kegiatan dengan kualitas
lingkungan tanpa adanya kegiatan dengan rumus sebagai berikut :

Perubahan Kualitas Lingkungan = Δ KL = KL (dk) – KL (tk)


Besaran Dampak = { Δ KL/ KL (tk)} x 100 %
dimanan :
KL (dk) : Kualitas lingkungan yang akan datang dengan kegiatan
KL (tk) : Kualitas lingkungan yang akan datang tanpa kegiatan

Prakiraan besar perubahan kualitas lingkungan akan didekati dengan menggunakan metode
formal berupa model matematika dan/atau metode non formal berupa teknik analogi dengan
dampak kegiatan sejenis di wilayah yang memiliki karakteristik hampir sama serta
profesional judgement dari tenaga ahli dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat
atau seluruh pihak (stake holder) yang terlibat dalam penyusunan dan penilaian dokumen.
Skala kualitas lingkungan hidup baik pada Rona Lingkungan Hidup Awal (RLA) maupun
pada saat kegiatan berlangsung (setiap tahap) ditampilkan dalam skala numerik dari 1 s/d 5
sebagaimana disajikan pada Lampiran. Skala kualitas lingkungan tersebut mengacu kepada
baku mutu lingkungan yang berlaku dan baku kriteria lainnya yang telah ditetapkan serta
literatur lain yang telah dipublikasikan.

Besar dampak dinyatakan dalam skala perubahan kualitas lingkungan sebagai berikut :
1) Dampak dikatakan SANGAT BESAR, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without project )
dan dengan adanya proyek (with project) sebesar > 80 %.
2) Dampak dikatakan BESAR, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without project )
dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 60 – 80 %.
3) Dampak dikatakan SEDANG, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without project )
dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 40 – 60 %.
4) Dampak dikatakan KECIL, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without project )
dan dengan adanya proyek (with project) sebesar 20 – 40 %.

43
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

5) Dampak dikatakan SANGAT KECIL, apabila dampak yang timbul akibat kegiatan
menyebabkan perubahan kualitas lingkungan antara tanpa proyek (without project )
dan dengan adanya proyek (with project) sebesar < 20 %.

1. Kualitas Udara
Untuk memprediksi kadar partikel debu di sepanjang jalan jalur mobilisasi peralatan, material,
dan pengangkutan TBS ditentukan oleh frekuensi truk yang lewat per-jam dan lamanya hari
tidak hujan. Sebaran debu di sepanjang jalan pengangkutan akibat beroperasinya truk di
prediksi dengan rumus empirik dari Midwest Research Institute USA, sebagai berikut:
eu= 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5 (d/365)
dimana:
eu = Jumlah debu per panjang jalan (1b/mile)
s = Silt conten (%)
S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan

Prakiraan penurunan kualitas udara oleh emisi kendaraan juga menggunakan formula
gaussian sebagai berikut:

∆C(x,y,z) =
Q
2πσyσzU
exp
[ ( )]
-1
2
Y2
σy2

Pengaruh crosswind
∆C = Konsentrasi emisi (g/m³)
Q = Laju emisi dari sumbernya (g/det) = jumlah polutan yang diemisikan per satuan
waktu
H = Tinggi menara cerobong
U = Kecepatan angin (m/det)
σ = koefisien dispersi

44
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Tabel 12. Koefisien Dispersi Polutan


Kategori Pasquill Koefisien dispersi horizontal σy (meter) Koefisien dispersi vertikal σz (meter)
Perdesaan
A 0,22x (1 + 0,0001x)-0,5 0,20x
B 0,16x (1 + 0,0001x)-0,5 0,12x
C 0,11x (1 + 0,0001x)-0,5 0,08x (1 + 0,0002x)-0,5
D 0,08x (1 + 0,0001x)-0,5 0,06x (1 + 0,0015x)-0,5
E 0,06x (1 + 0,0001x)-0,5 0,03x (1 + 0,0003x)-1
F 0,04x (1 + 0,0001x)-0,5 0,016x (1 + 0,0003x)-1

Perkotaan
A-B 0,32x (1 + 0,0004x)-0,5 0,24x (1 + 0,001x)0,5
-0,5
C 0,22x (1 + 0,0004x) 0,20x
-0,5
D 0,16x (1 + 0,0004x) 0,14x (1 + 0,0003x)-0,5
E-F 0,11x (1 + 0,0004x)-0,5 0,08x (1 + 0,0015x)-0,5
Sumber: Boubel dkk., 1994 dan The Meteorological Resouece Centre, 2002 (dalam Diah Wijayanti, Surabaya)

Tabel 13. Klasifikasi Stabiitas Atmosfer

Q = EF x A x (1 – ER/100)
EF = Faktor Emisi =jumlah polutan yang diemisikan oleh tiap unit komponen kegiatan
dari suatu sumber emisi, sebagaimana tabel di bawah:

Tabel 14. Faktor Emisi Kualitas Udara


Jenis Kegiatan/ Faktor Emisi Parameter Kualitas Udara
Satuan
peralatan CO CO2 NOx HC
Berbahan bakar Gram/liter
462,63 2597,86 21,35 54,09
bensin bensin
Berbahan bakar Gram/liter
35,57 2924,9 39,53 8,15
solar solar
A = intensitas kegiatan per-satuan waktu
ER = Efisiensi pengurangan polutan dari system pengendali emisi yang digunakan

45
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2. Kebisingan
Kegiatan mobilisasi peralatan kerja pada tahap awal konstruksi dan kegiatan
mobilitasyapengangkutan hasil pada tahap operasional diprakirakan akan menimbulkan
kebisingan. Prakiraan tingkat kebisingan dari sumber bergerak di jalan raya dapat dilakukan
dengan menggunakan model yang dikeluarkan oleh Federal Highway Administration
(FHWA). Diasumsikan semua kendaraan bergerak pada posisi ‘center line’ di jalur lalu
lintas. Masing-masing kelas kendaraan, yaitu light duty vehicle, medium duty vehicle, dan
heavy duty vehicle dapat dihitung tingkat kebisingannya dengan rumus:
Leq(h)i = LoE i + 10 log (Ni/V.T) + 10 log (15/d)1+@ +  - 13
Dimana:
Leq(h)i = Kebisingan aktual sejumlah kendaraan sekelasnya (i)
LoE i = Kebisingan rata-rata dari sejumlah kendaraan sekelasnya (i) pada
kecepatan tertentu (km/jam), sesuai gambar grafik berikut.
Ni = Jumlah kendaraan sekelasnya (i), yang berlalu selama 1 jam.
V = Kecepatan rataan dalam km/jam dari sejumlah kendaraan sekelasnya (i)
T = Durasi terukur, normalnya 1 jam
d = Jarak antara sumber bunyi dengan dengan pengamat.
@ = Faktor absorbsi oleh permukaan tanah, seperti rumput, pohonan.
 = Faktor perisai kebisingan (sound barrier) dan masing-masing sound
barrier tersebut diperhitungkan sesuai dengan spesifikasinya, seperti gedung, tanggul
tanah (open cut), dsb.

Prakiraan dampak kebisingan juga menggunakan formula kebisingan fungsi jarak sebagai
berikut:

L2 = L1 - 10 log (R2/R1)
L2 = Tingkat kebisingan (dBA) pada jarak R2 (meter) dari sumber bising
L1 = Tingkat kebisingan (dBA) pada jarak R1 (meter) dari sumber bising
R2 = Jarak pendengar dari sumber bising (meter)
R1 = Jarak bising dari sumbernya (meter)

3. Kualitas air permukaan


Sumber dampak penurunan kualitas air sungai adalah meningkatnyan laju erosi tanah pada
tahap konstruksi dan operasional. Lumpur tererosi yang terbawa oleh aliran permukaan
sebagian akan masuk ke badan air permukaan (sungai) dan menyebabkan meningkatnya
kandungan padatan teruspensi (TSS) pada air sungai. Prakiraan besarnya peningkatan TSS
pada air sungai dapat dihitung dengan rumus:

46
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

(A x L)
∆ TSS =
(Qp x ∆Q)

dimana:
 TSS = Peningkatan TSS total suspenden solid (mg/l).
A = Laju erosi (ton/ha/tahun)
L = Luas lahan tererosi (ha).
Qp = Debit sungai (liter/detik)
Q = Debit aliran permukaan (liter/detik)
0,53 = Nisbah pelepasan sedimen ke sungai (Robinson, 1979 dalam Arsyad, 2000)
Dampak kualitas air dikatakan besar jika peningkatan kadar parameter air melebihi baku mutu
lingkungan yang berlaku.

2.1.4.2. Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak didasarkan pada: Enam Kriteria Dampak Penting. Dampak
lingkungan dinyatakan penting apabila satu atau lebih komponen/indikator/ parameter
lingkungan memenuhi kriteria dampak penting sebagaimana Keputusan Kepala Bapedal No.
Kep 056/1994, sebagaimana Tabel di bawah. Enam kriteria dimaksud mencakup:
1) Jumlah manusia yang terkena dampak,
2) Luas persebaran dampak,
3) Lamanya dampak berlangsung dan Intensitas dampak,
4) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak,
5) Sifat kumulatif dampak,
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Tabel 15. Kriteria Dampak Penting Lingkungan


Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting
Jumlah manusia di wilayah studi yang terkena dampak
Jumlah manusia lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat proyek, sama
1
terkena dampak atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati
proyek.
Kegiatan proyek mengakibatkan adanya wilayah yang
Luas wilayah
2 mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas
persebaran dampak
dampak atau segi kumulatif dampak.
3 Lamanya dampak  Kegiatan proyek mengakibatkan timbulnya perubahan

47
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting
berlangsung dan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak
Intensitas Dampak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak yang
berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan
kegiatan.
 Kegiatan proyek akan menyebabkan perubahan sifat-
sifat fisik atau hayati lingkungan yang melampaui baku
mutu lingkungan menurut peraturan perundang-
undangan.
 Kegiatan proyek akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui
kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
 Kegiatan proyek akan mengakibatkan spesies-spesies
yang langka dan atau endemic dan atau dilindungi
menurut peraturan perundangan yang berlaku, terancam
punah atau habitatnya mengalami kerusakan.
 Kegiatan proyek menimbulkan kerusakan atau gangguan
terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam,
taman nasional, suaka margasatwa dan sebagainya) yang
ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan.
 Kegiatan proyek akan merusak atau memusnahkan
benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah yang
bernilai tinggi.
 Kegiatan proyek akan mengakibatkan konflik atau
kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah
atau pemerintah pusat.
 Kegiatan proyek mengubah atau memodifikasi areal
yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi.
Kegiatan proyek menimbulkan dampak sekunder dan
Banyaknya komponen
dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih
4 lingkungan lain yang
atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena
terkena dampak
dampak primer.
5 Sifat kumulatif dampak  Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus
menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya.

48
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Ukuran Dampak
No. Kriteria Dampak Penting
Penting
 Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu
ruang tertentu, sehingga tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan
menimbulkan efek yang saling memperkuat (sinergetik).
Perubahan yang akan dialami oleh komponen lingkungan
Berbalik atau tidak
6 tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan
berbaliknya dampak
intervensi manusia.
Sumber: Kepka Bapedal 056/1994

2.1.5. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING


Evaluasi dampak penting akan ditelaah secara “holistic kausatif” terhadap komponen
lingkungan yang diprakirakan terkena dampak. Untuk keperluan ini, maka akan digunakan
alat bantu berupa matrik evaluasi dampak (Leopold yang dimodifikasi) dan bagan alir
evaluasi dampak. Matrik Evaluasi Dampak merupakan matrik interaksi antara komponen
kegiatan dan komponen lingkungan yang memuat besaran dampak (Magnitude of Impact) dan
derajat penting dampak (Importance of Impact). Sedangkan bagan alir digunakan untuk
melacak hubungan “causative-holostik” sehingga mampu menggambarkan rincian komponen
kegiatan sebagai sumber dampak dan ordo dampak, yakni dampak langsung (primer) dan
dampak tidak langsung (sekunder), serta dampak-dampak turunan lainnya. Dari kajian sumber
dampak penting dan dampak penting lingkungan ini diharapkan dapat diidentifikasi dampak-
dampak strategis yang perlu dikelola.

2.2. METODE PENYUSUNAN LARAP

49
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Seperti dijelaskan diatas bahwa strip map disusun dengan pendekatan seperti pada
Gambar berikut :

Gambar. Diagram Proses Penyusunan Strip Map

2.3. APRESIASI DAN INOVASI


Proses AMDAL di Komisi AMDAL akan diawali dengan proses Uji Adminisntrasi. Terdapat
persyaratan pokok yang harus dipenuhi dalam uji administrasi yaitu :
1) Persetujuan prinsip
2) Kesesuaian Rencana usaha dengan RTRW
3) Tidak berada di dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru

Berbagai peryaratab tersebut harus didukung dengan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh
instansi berwenang. Agar waktu pelaksanaan AMDAL efektif dan tidak terkendala karena
proses pemenuhan persyaratan administratif tersebut, maka sebaiknya persyarakat
administratif tersebut diurus sejak sekarang.

2.4. DUKUNGAN DATA


Pelaksana pekerjaan akan mengusahakan data, khususnya data sekunder yang bisa diakses.
Jenis data ini adalah :
a. Kecamata/kabupaten/kota/provinsi dalam angka yang dikeluarkan oleh BPS
b. Data spasial yang bisa diperoeh tanpa bayar
c. Data tutupan lahan dari Google Earth
d. Data penunjang lain yang ada di kantor konsultan

50
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2.5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan ini akan diselesaikan dalam waktu 180 hari kalender. Secara rinci jadwal
pelaksanaan pekerjaan ini adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

51
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Tabel. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. PENYUSUNAN AMDAL
1. Persiapan
2. Penyusunan Laporan RMK
3. Penyusunan Laporan Pendahuluan
4. Konsultasi Publik
5. Penyusunan Dokumen KA Andal
6. Uji Administrasi KA Andal
7. Sidang KA ANDAL x
8. Survey Lapangan
9. Analisis Lab
10. Penyusunan Laporan Antara
11. Pemysunan Draft Laporan Akhir
12. Penyusunan ANDAL, RKL, RPL
13. Pembahasan Draft Laporan Akhir
14. Uji Administrasi Andal, RKL-RPL x
15. Sidang Tim Teknis x
16. Perbaikan dan Perbanyakan Dokumen
17. Sidang Komisi AMDAL x
18. Finalisasi
19. Penyerahan Hasil X

52
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2.6. PROGRAM KERJA


Mengacu pada Proses Penyusunan Dokumen Lingkungan seperti yang diatur dalam Permen
LH No. 16 dan No. 17 tahun 2012, yang secara garis besar tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Tahap persiapan
- Penyusunan Rencana Kerja
- Konsultasi Publik
- Penyusunan Laporan Pendahuluan
- Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL
- Uji Adminsitrasi KA Andal
- Survey Lapangan
- Analisis Lab
- Penyusunan Laporan Antara
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL
- Uji Administrai ANDAL, RKL-RPL
- Pembahasan Laporan Dokumen AMDAL
- Finalisasi
- Penyerahan Hasil

Tahap Persiapan :
Pada tahapan persiapan ini, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah meliputi :
- Penyiapan materi/literatur yang terkait dengan substansi pekerjaan
- Koordinasi dengan tim teknis.
- Konsolidasi tim konsultan.
- Pendalaman dan pemahaman Kerangka Acuan Kerja

Tahap Penyusunan Rencana Kerja :


Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana kerja secara detail untuk menentukan langkah-
langkah kegiatan sesuai dengan tatwaktu yang benar sebagai acuan dalam monitoring dan
pengendalian pelaksanaan kegiatan agar pelekansakaan kegiatan dapat tepat waktu.

Survey Lapangan :
Survey lapangan dilakukan setelah KA ANDAL dibahas dan atau disepakati oleh Tim Teknis.
Dengan kata lain bahwa survey lapangan tidak bias mendahului pembahasan KA ANDAL.

Analisis LAB :

53
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Analisis Lab dilakukan terhadap sampel kualitas udara, kualitas air, dan biota perairan yang
telah diambil pada saat survey lapangan.
Tahap Penyusunan Laporan Antara :
Laporan Antara berisikan hasil survey lapangan ditambah dengan data hasil analisis
laboratorium atas uji kualitas udara dan kualitas air.

Penyusunan Dokumen LIngkungan (Draft Laporan Akhir) :


Dokumen lingkungan akan terdiri dari DELH dan lanjutan Andal dari ruas jalan yang telah
dibuat KA Andalnya dan belum dilanjut dengan dokumen ANdal, RKL-RPL.

Pembahsaan Draft Laporan AKhir :


Draft Laporan Akhir yang telah disusun selanjutnya dibahas untuk memperoleh pengesahan.

Finalisasi :
Pada tahap ini dilakukann finalisasi untuk memnyempurnakan laporan sesuai masukan rapat.

54
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2.7. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

Dalam KAK telah disebutkan kebutuhan personil terdiri dari :


(1) Ketua Tim
(2) Ahli Lingkungan
(3) Ahli Manajemen Proyek (Sosial Ekonomi Budaya)
(4) Ahli Manajemen Konstruksi (GIS)

Tenaga Ahli Sub Profesional yang terdiri dari :


(1) Asisten Ahli Teknik Lingkungan
(2) Asisten Ahli Teknik Jalan

Tenaga Pendukung :
(1) Surveyor
(2) Operator Komputer

55
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Tabel. Personalia dan Uaraian Tugas dan Tanggung Jawabnya

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
A. TENAGA AHLI (PERSONIL INTI)
1 Lokal S1 Teknik Sipil Ketua Tim  Mengkoordinir seluruh aktifitas 6 OB
ARIF ASHARI PT. CITRA Ahli Teknik tim dalam pelaksanaan kegiatan;
UTAMA Jalan-Madya
CONINDO.  Bertanggung jawab terhadap
dan bersertifikat pemberi pekerjaan yang berkaitan
KTPA dari dengan kegiatan tim pelaksana
kemen LHK pekerjaan dan pelaksana pekerjaan
yang sedang berjalan;
 Membuat jadwal dan rencana
kerja;
 Mengkoordinir pelaksanaan
koordinasi dengan pihak terkait,
survey dan penyusunan dokumen;
 Merumuskan komponen
lingkungan hidup awal yang
terkena dampak, analisis
identifikasi dan evaluasi dampak
lingkungan;
 Melakukan pelingkupan dampak
potensial, merumuskan dampak
penting hipotetik, menyusun
klasifikasi dan prioritas dampak
penting hipotetik;
 Menyusun dokumen Kerangka
Acuan, ANDAL dan RKL-RPL;

56
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
 Melaksanakan presentasi dan
pembahasan KA-ANDAL,
ANDAL dan RKL-RPL.
2 IMRON HASAN PT. CITRA Lokal S2 Teknik Ahli Lingkungan  Melakukan analisis dan kajian 6 OB
UTAMA Lingkungan terhadap kondisi lingkungan;
CONINDO memiliki SKA  Melakukan survey lapangan guna
Ahli Teknik mengumpulkan data primer dan
Lingkungan- data sekunder;
Madya
 Mengidentifikasi kondisi
lingkungan di lokasi konstruksi;
 melaksanakan pekerjaan berkaitan
dengan penyusunan rona
lingkungan hidup, dan prediksi
dampak komponen Lingkungan
 Merumuskan komponen
lingkungan hidup awal yang
terkena dampak, analisis
identifikasi dan evaluasi dampak
lingkungan;
 Melakukan pelingkupan dampak
potensial, merumuskan dampak
penting hipotetik, menyusun
klasifikasi dan prioritas dampak
penting hipotetik;
 Menyusun dokumen Kerangka
Acuan, ANDAL dan RKL-RPL;
 Melaksanakan presentasi dan

57
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
pembahasan KA-ANDAL,
ANDAL dan RKL-RPL.
3 TUKIMAN PT. CITRA Lokal S1 Teknik Sipil Tenaga Ahli  Melakukan analisis dan kajian 3 OB
UTAMA memiliki SKA Manajemen Proyek terhadap kondisi lingkungan;
CONINDO Ahli Manajemen (Sosial Ekonomi  Melakukan survey lapangan guna
Proyek-Madya Budaya) mengumpulkan data primer dan
data sekunder;
 Mengidentifikasi kondisi
lingkungan di lokasi konstruksi;
 melaksanakan pekerjaan berkaitan
dengan penyusunan rona
lingkungan hidup, dan prediksi
dampak komponen sosial
ekonomi budaya.
 Merumuskan komponen
lingkungan hidup awal yang
terkena dampak, analisis
identifikasi dan evaluasi dampak
lingkungan;
 Melakukan pelingkupan dampak
potensial, merumuskan dampak
penting hipotetik, menyusun
klasifikasi dan prioritas dampak
penting hipotetik;
 Menyusun dokumen Kerangka
Acuan, ANDAL dan RKL-RPL;
 Melaksanakan presentasi dan

58
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
pembahasan KA-ANDAL,
ANDAL dan RKL-RPL.
4YOKA MAHENDRA PT. CITRA Lokal S2 Teknik Sipil Tenaga Ahli  Melaksanakan survei dan 3 OB
UTAMA memiliki SKA Manajemen identifikasi dampak lingkungan
CONINDO Ahli Manajemen Konstruksi pada aspek Biologi
Konstruksi-  Memprediksi dampak yang akan
Madya terjadi berkaitan dengan aspek
biologi.
 Melaksanakan uji kualitas
lingkungan pada aspek biologi
sesuai standar yang telah
ditetapkan (SNI dll).
 Menyusun dokumen AMDAL
khususnya pada aspek biologi.
 Membantu ketua tim dalam
penyusunan laporan-laporan
yang disyaratkan dalam KAK.
Melaksanakan tugas-tugas
lainnya sesuai dengan
keahliannya sebagai Ahli biologi.

B. TENAGA PENDUKUNG
5 MERI EKA SARI PT. CITRA Lokal S1 Teknik Assisten Tenaga  Bertanggung jawab langsung 6
UTAMA Lingkungan Ahli Teknik kepada Ketua Tim atas jalannya
CONINDO berpengalaman Lingkungan pekerjaan dari awal sampai
lebih dari 2 selesai.
tahun di bidang  Membantu semua Tenaga Ahli
Lingkungan dan sebagai Asisten Ahli Jalan dalam

59
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
Jalan meyelesaikan penyusunan
Laporan.
 Membantu semua Tenaga Ahli
menyiapkan Materi yang akan
dipakai diskusi dan Presentasi.
6 MOCHAMAD PT. CITRA Lokal S1 Teknik Sipil Assisten Ahli  Bertanggung jawab langsung 6 OB
AKBAR UTAMA berpengalaman Teknik Jalan kepada Ketua Tim atas jalannya
CONINDO lebih dari 2 pekerjaan dari awal sampai
tahun bidang selesai.
Jalan dan  Membantu semua Tenaga Ahli
sebagai Asisten Ahli Lingkungan
dalam meyelesaikan penyusunan
Laporan.
 Membantu semua Tenaga Ahli
menyiapkan Materi yang akan
dipakai diskusi dan Presentasi.
C. TENAGA PENUNJANG
7 RUBIANTO PK PT. CITRA Lokal S1 Teknik Sipil Surveyor  Bertanggung jawab langsung 4 OB
UTAMA kepada Ketua Tim atas jalannya
CONINDO pekerjaan dari awal sampai
selesai.
 Membantu semua Tenaga Ahli
8 RIZON PT. CITRA Lokal S1 Teknik Sipil Surveyor 4 OB
sebagai Administrasi Kantor
UTAMA
dalam meyelesaikan penyusunan
CONINDO
Laporan.
 Membantu Ketua Tim membuat
surat-menyurat dengan pihak-

60
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Asing Keahlian
Bulan
pihak terkait baik instansi
pemerintah maupun swasta
selama dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
 Membantu Ketua Tim dalam
menyiapkan absensi personil yang
terlibat dalam pekerjaan ini.
 Membantu Ketua Tim dalam
menyiapkan semua masalah
administrasi kantor dan
membantu dalam pendistribusian
laporan kepada Pengguna Jasa.
9 F. SYAHMOKOADI PT. CITRA Lokal S1 Ekonomi Operator Komputer  Bertanggung jawab langsung 6 OB
UTAMA Manajemen kepada Ketua Tim atas jalannya
CONINDO pekerjaan dari awal sampai
selesai.
 Membantu semua Tenaga Ahli
10 PUTRI ERSA PT. CITRA Lokal S1 Teknik Sipil Operator 6 OB
MARETA Komputer sebagai Administrasi Kantor
UTAMA
dalam meyelesaikan penyusunan
CONINDO
Laporan.
 Membantu Ketua Tim dalam
menyiapkan semua masalah
administrasi kantor dan
membantu dalam pendistribusian
laporan kepada Pengguna Jasa.

61
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

2.8. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Tabel. Jadwal Keterlibatan Personil


Orang
No. PERSONIL POSISI I II III IV V VI
Bulan
A. TENAGA AHLI
1. ARIF ASHARI Ketua Tim 6
2. IMRON HASAN Ahli Lingkungan 6
3. TUKIMAN Ahli Manajemen Proyek 3
4. YOKA MAHENDRA Ahli Manajemen Konstruksi 3
Jumlah A 18

B. TENAGA SUB
PROFESIONAL
1. MERI EKA SARI Asisten Ahli Teknik Lingkungan 6
2. MOCHAMAD AKBAR Asisten Ahli Teknik Jalan 6
Jumlah B 12
C. TENAGA PENDUKUNG
1. RUBIANTO PK Surveyor 4
2. RIZON Surveyor 4
3. F.SYAHMOKOADI Operator Komputer 6
4. PUTRI ERSA MARETA Operator Komputer 6
Jumlah C 20
Jumlah A + B + C 50

62
PROPOSAL TEKNIS
Penyusunan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL/UPL
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu

IV. GAGASAN BARU


4.1. Izin Prinsip
Hal penting kedua yang perlu dilengkapi adalah tentang Izin Prinsip yang menjelaskan
tentang prinsip bahwa rencana kegiatan pembangunan dan pengoperasian dapat dilakukan.
Pemrakarsa perlu menyiapkan dan atau mempersiapkan Izin Prinsip karena penting sebagai
satu dasar dalam proses AMDAL.

4.2. Surat Keterangan Kesesuaian dengan RTRW


Sangat penting untuk mempersiapkan Surat Keterangan dari BKPRD yang menjelaskan
bahwa lokasi yang akan dibebaskan peruntukannya menurut RTRW adalah sesuai dan dapat
digunakan untuk lokasi Project.

63

Anda mungkin juga menyukai