Anda di halaman 1dari 3

RIVIEW AUDIT TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

dan Entitas Anaknya

TAHAP-TAHAP AUDIT

1. Vouching
Vouching adalah sebuah kegiatan dimana seorang auditor melakukan pemeriksaan
transaksi bisnis, dengan memeriksa dokumen, catatan, atau bukti-bukti lainnya yang
mempunyai cukup keabsahan untuk memenuhi pertimbangan auditor bahwa transaksi
tersebut telah benar, telah diotorisasi secara tepat, dan telah dicatat dalam pembukuan
dengan benar. Menurut Taylor and Perry, vouching adalah "pemeriksaan bukti yang
berhubungan dengan catatan dalam pembukuan, termasuk didalamnya pemeriksaan
sejauh tidak ada bukti yang telah dihilangkan dari pembukuan." Dari pengertian-
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan teknik vouching,
auditor memeriksa sebuah transaksi yang tercatat dalam item pembukuan dengan cara
melacak ke sumber dokumen dari item transaksi tersebut, dan hanya dengan cara in ia
akan sepenuhnya memahami arti dan situasi terjadinya beragam transaksi.
Pemeriksaan bukti pendukung dalam vouching meliputi pemilihan ayat jurnal dalam
catatan akuntansi dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan
sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian
pencatatan akuntansi. Dalam pemeriksaan piutang, auditor memeriksa (sampel) ayat
jurnal dalam buku bear piutang usaha (sisi debet akun piutang usaha) dan menelusuri
sampai faktur (pendukung) penjualan. Secara rinci juga dapat dilakukan pemeriksaan
sampel pengkreditan dan pendebetan secara individual dalam akun pelanggan untuk
kelompok transaksi yang dindikasikan ke ayat jurnal yang mengoffset
Contoh penerapan vouching dalam pemeriksaan piutang yaitu:
 Portofolio kredit BRI secara umum terdiri dari kredit yang diberikan dengan
suku bunga mengambang dan suku bunga tetap. Kredit yang diberikan
dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat. Nilai wajar dari kredit yang
diberikan menunjukkan nilai diskon dari perkiraan arus kas masa depan yang
diharapkan akan diterima oleh BRI. Perkiraan arus kas ini didiskontokan
dengan menggunakan suku bunga pasar untuk menentukan nilai wajar.
 Portofolio piutang dan pembiayaan syariah secara umum memiliki tingkat
margin mengambang dan piutang dan pembiayaan syariah yang diberikan
dengan jangka pendek dengan tingkat margin tetap.
 Piutang Sewa Pembiayaan Nilai wajar dihitung berdasarkan model diskonto
arus kas dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar.
2. Tracing
Tracing adalah suatu kegiatan yang merupakan kebalikan dari Vouching. Arah
kegiatan tracing adalah mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannya dalam
catatan akuntansi. adapun pelaksanaan dari tracing adalah mengikuti dokumen
sumber,seperti faktur penjualan atau laporan pengiriman,kemudian auditor melakukan
penelusuran dokumen sumber tersebut melalui sistem akuntansi ke pencatatan akhir
dalam catatan akuntansi,seperti jurnal dan buku besar. dapat digunakan untuk menguji
Assersi managemen mengenai kelengkapan (completeness),Tracing juga dapat
digunakan auditor untuk menguji assersi managemen mengenai penilaian (valuation)
serta penyajian dan pengungkapan (Presetation and disclosure).
Contoh penerapan tracing yaitu:
 Transaksi dan saldo dalam mata uang asing BRI dan entitas anaknya
menyelenggarakan catatan akuntansi dalam Rupiah. Transaksi yang
melibatkan mata uang asing dicatat pada nilai tukar pada saat terjadinya
transaksi. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, semua
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB (Waktu
Indonesia bagian Barat). Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan
pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
 Saldo kas sudah termasuk uang pada mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
sebesar Rp4.798.113 dan ASD560.420 (angka penuh) pada tanggal 30 Juni
2021 serta Rp6.041.368 dan ASD819.580 (angka penuh) pada tanggal 31
Desember 2020.
 Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, di dalam giro pada
Bank Indonesia terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah
masing-masing sebesar RpNihil dan Rp1.084.299.
 Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, semua giro pada
bank lain diklasifikasikan “Lancar”
 BRI melakukan penilaian cadangan kerugian penurunan nilai atas giro pada
bank lain secara individual dengan menggunakan bukti objektif (lanjutan)
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 tidak terdapat giro
pada bank lain yang dibatasi penggunaannya. Pada tanggal 30 Juni 2021 dan
31 Desember 2020 giro pada bank lain mengalami penurunan nilai secara
kolektif. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan
nilai telah memadai pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai