Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LASDINA PAKPAHAN

NIM : 22423299391

LK.1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi


diidentifikasi Penyebab Masalah
1 1. motivasi Kajian literature Setelah
belajar siswa -. Menurut Setiawan, A. (2016) Beberapa faktor yang dianalisis,penyebab
yang rendah menyebabkan motivasi belajar siswa rendah adalah motivasi belajar siswa
kurang dukungan dari orang tua, guru atau lingkungan rendah adalah:
sekitar. Ternyata peserta didik
tidak mendapat perhatian
- Artikel Kompas (2019) mengatakan motivasi belajar dari orang tua oleh karena
siswa tergolong rendah disebabkan beberapa faktor orang tua sibuk bekerja
internal atau eksternal
- Ternyata peserta didik
Wawancara dengan siswa merasa bosan di dalam
- Ternyata peserta didik tidak mendapat perhatian dari kelas karena pembelajaran
orang tua oleh karena orang tua sibuk bekerja kurang variatif.

- Ternyata peserta didik merasa bosan di dalam kelas Sarana dan prasarana yang
karena pembelajaran kurang variatif. kurang memadai

Wawancara dengan teman guru Bahasa Inggris


AHMAD NURFACRI,S.Pd.MPd
- factor keluarga yaitu kurangnya dukungan
orang tua hal ini terlihat dari siswa tidak mau
mengulang pelajaran dirumah
- factor lingkungan yaitu akses yang sulit di
sekolah sehingga siswa berfikir pendidikan
kurang penting

wawancara dengan teman guru Matematika Bapak


YOSSAR,S.Pd.Gr
penyebab motivasi belajar siswa rendah:
- adanya pepbatasan KKM
- dihapuskannya UN sehingga siswa
menganggap meraka akan lulus tanpa ujian
wawancara dengan bapak Kepala Sekolah
Syafrizal,S.SPd
beliau mengatakan motivasi belajar siswa rendah
karena kurangnya inovasi guru dalam
pembelajaran.pembelajaran hanya berpussat dari guru
sehingga diakhir pembelajaran siswa tidak mampu
memberikan respon.
Wawancara dengan pakar bapak HARMAINI,S.Pd
selaku pengawas sekolah
Menurut beliau penyebab motivasi belajar siswa
rendah yaitu:
- cita-cita atau aspirasi siswa
- unsur-unsur dinamis belajar
- upaya guru membelajarkan siswa
wawancara dengan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Bangkinang Bapak RAUF TETUKO
menurut beliau penyebab rendahnya motivasi siswa:
- factor internal ( kondisi jasmani rohani siswa
dan cita-cita siswa)
- factor eksternal( lingkungan siswa dan upaya
guru dalam mengolah kelas)

2 1.Siswa masih belum Kajian literature Setelah dianalisi


menguasai bahasa 1. bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan Indonesia penyebab siswa nbelum
indonesia 2. Anak berkesulitan membaca mampu membaca
2.Masih ada siswa sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak adalah:
yang belum lancar penuh 1. Malu ketika
membaca dan ketegangan seperti mengernyitkan kening, berbicara bahasa
menulis gelisah,irama, suara Indonesia
meninggi, atau 3menggigit bibir. Menurut Mercer, ada Tidak terbiasa
empat kelompok menggunakan
karakteristik kesulitan membaca, yaitu 1) kebiasaan bahasa Indonesia
membaca, 1. Siswa masih
2)kekeliruan mengenal kata, 3) kekeliruan masih malas
pemahaman, dan 4) gejala- untuk belajar
gejala serba aneka. membaca
2. Orangtua tidak
Wawancara dengan teman guru AHMAD mau membantu
NURFACRI,S.Pd.MPd anaknya dirumah
- siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa untuk membaca
Indonesia
- takut ditertawakan jika berbicara bahasa
Indonesia

wawancara dengan teman guru matematika Bapak


YOSSAR,S.Pd.Gr
-. Pengaruh lingkungan yaitu sudah terbiasa
menggunakan bahasa daerah dan jarang menggunakan
bahasa Indonesia
wawancara dengan bapak Kepala Sekolah
Syafrizal,S.SPd
menurut beliau siswa belum mampu menggunakan
Bahasa Indonesia siswa sudah terbiasa menggunakan
bahasa daerah

3 1. Guru belum Kajian literature Setelah dianalisis


mengoptima Menurut Wahyuari (2012), bahwa ciri – ciri penyebab masalah guru
lkan model pembelajaran inovatif antara lain: belum maksimal dalam
pembelajara 1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk pemanfaatan model
n yang memodifikasi perilaku siswq pembelajran inovatif
inovatif 2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus berdasarkan
sesuai yaitu perubahan perilaku positif siswa karakteristik,karena:
dengan 3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus 1. Guru belum bias
karakteristik dan kondusif menetukan model
pelajaran 4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran
pembelajaran sehingga bias menetapkan inovatif yang
kriteria keberhasilan dalam proses belajar tepat sesuai
mengajar denga
5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong karesteristik
siswa aktif dalam lingkungannya siswa
Wawancara dengan teman guru bahasa inggris 2. Guru hanya
bapak AHMAD NURFACRI,S.Pd.MPd mengandalkan
- Kurangnya keahlian guru dalam satu model
menggunakan model pembelajaran sehingga pembelajaran
pembelajaran lebih monoton. pada semua
- Sarana dan prasaran yang kurang memadai jenjang kelas,
wawancara dengan teman guru matematika sehingga terkesan
Bapak YOSSAR,S.Pd.Gr monoton
1. terkendala dalam melakukan apersepsi dengan 3. Guru kurang
mengaitkan pembelajaran nhari ini dengan mendapatkan
pembelajaran yang lalu pelatihan
2. Guru kendala dalam mengarahkan siswa mengenai model
bekerjasama dalam kelompok hanya beberapa pembelajaran
siswa yang terlibat aktif dalam proses yang inovatif
pembelajaran, sebagian siswa juga hanya
diam dan tidak memberikan pendapat dalam
kelompok
wawancara dengan bapak Kepala Sekolah
Syafrizal,S.SPd
menurut beliau kendalanya adalah
- guru belum maksimal dan belum menguasai
model pembelajaran
- Guru tidak mau merubah gaya mengajar yang
membuat siswa aktif.
Wawancara dengan pakar bapak HARMAINI,S.Pd
selaku pengawas sekolah
Menurut beliau mengapa guru belum menggunakan
model pembelajaran yaitu:
- Ketidakpahaman guru dalam menyesuaikan
model pempelajaran dengan materi ajar
- Tidask bias menyiasati nwaktu yang ada
sehingga kurang termotivasi untuk
menerapkannya.

wawancara dengan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi Bangkinang Bapak RAUF TETUKO
menurut beliau penyebab guru belum optimal dalam
pengguanaan model pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa:
- Guru belum mengetahui jenis-jenis model
pembelajaran
- Guru kurang pelatihan
4 1. Kurang nya Kajian literature Setelah
pemahaman Muliana Zulkifli HOTS merupakan suatu proses dianalisis,penyebab
guru tentang berfikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih pembelajran yang
pembuatan tinggi yang meliputi di dalamnya kemampuan dilakukan dikelas masih
soal HOTS pemecahan masalah, kemampuan berfikir kreatif , belum berbasis HOTS
berfikir kritis, kemampuan berargumen dan adalah:
kemampuan mengambil keputusan. 1. Cara mengajar
grur yang tidak
Berdasarkan pada taksonomi yang sudah direvisi mudah siswa
Anderson maka terdapat tiga ranah atau jenis dakam mengerti baik itu
aktivitas kemampuan berfikir yaitu: dalam
1.HOTS penggunaan
HOTS atau kemapuan berfifkir tingkat tinggi yang istilah yang
termasuk kedalamnya adalah aspek menganalisis (C4) masih sulit
aspek mengevaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6) dipahami
2. MOTS 2. Siswa banyak
Kemapuan berfikir tingkat menengah yang termasuk yang tidak
kedalamnya yaitu, aspek menerapakan (C3) memperhatikan
3. LOTS saat grur
Kemapuan berfikir tingkat rendah diantaranya, aspek mengajar
mengingat (C1)bdan aspek memahami memahami(C2) dikelasbahkan
ada siswa yang
Wawancara dengan teman guru bahasa inggris mengantuk,
bapak mengobrol
AHMAD NURFACRI,S.Pd.MPd dengan teman
- Guru belum mengerti cara pembuatan soal sehingga materi
HOTS yang dijarkan
- Kurangnya kemamuan guru untuk belajar aleh guru sulit
wawancara dengan teman guru matematika Bapak untuk mereka
YOSSAR,S.Pd.Gr terima,
dampaknya
- Guru menganggap soal HOTS itu sulit ketika guru
- Guru tidak mau membuka diri dengan sesuatu bertanya
yang baru mengenai materi
Wawancara dengan kepala sekolah bapak yang sudah
SYAFRIZAL,S.Pd dijelaskan maka
Menurut beliau Guru belum mampu menerapkan siswa tidak
pembelajaran HOTS secara maksimal. Guru juga mampu untuk
menganggap nsoal berbasis HOTS lebih sulit menjawab
dikerjakan siswa 3. Siswa kurang
Wawancara dengan pakar bapak HARMAINI,S.Pd mengerti apa itu
selaku pengawas sekolah soal HOTS
Menurut beliau guru kurang mendaptakkan pelatiahan
dan guru susah diajak untuk melakukan perubahan
karna berada di daerah 3T.

wawancara dengan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi Bangkinang Bapak RAUF TETUKO
menurut beliau kurangnya pemahaman guru tentang
pembuatan soal HOTS:
- Kurangnya guru membaca dan guru kurang
mau mengupdate pengetahuannya
5 1. Tidak Kajian literature Setelah dianalisis, guru
adanya Teknologi pendidikan adalah gabungan penggunaan belum maksimal dalam
teknologoi perangkat keras dan persngkst lunsk computer dengsan memanfaatkan teknologi
yang teori pendidikan dan praktek untuk memfasilitasi atau inovasi dalam
menunjang pembelajaran. pembelajaran yaitu;
pembelajara 1. Belum
n/ inovasi Wawancara dengan teman guru bahasa Inggris tersedianya
dalam Bapak AHMAD NURFACRI,S.Pd.MPd jaringan internet
pembelajara Kendala yang dihadai guru dalam penggunaan dan PLN yang
n teknologi dalam pembelajaran: masih terbatas
- Tidak adanya aliran listrik disekolah
- Tidak ada jaringan internet sehingga
pembelajaran
wawancara dengan teman guru matematika Bapak berbasis
YOSSAR,S.Pd.Gr teknologi hamper
- Sarana prsarana yang kurang mendukung tidak ada
- Kurangnya pelatihan mengenai inovasi 2. Guru lebih
pembelajaran banyak
menggunakan
Wawancara dengan kepala sekolah bapak metode ceramah
SYAFRIZAL,S.Pd dimana
Menurut beliau kendala yang dihadapi yaitu komunikasi
- tidak adanya aliran listrik dan jaringan hanya terjadi satu
internet sehingga guru tidak paham tentang arah sehingga
teknologi dalam pembelajaran siswa kurang
- Guru lebih banyak menggunakan metode mendapatkan
ceramah kesempatan
dalam
Wawancara dengan pakar bapak HARMAINI,S.Pd mengungkapkan
selaku pengawas sekolah pendapatnya
Guru belum tau tata cara menggunakna dan membuat 3. Tidak adanya
media pembelajaran yang kreatif pelatihan
1. Belum adanya pelatihan pemanfaatan mengenai inovasi
teknologi dan inovasi pembelajaran dari dalam
dinas terkait. pembelajaran.
2. Guru belum mengenal apa itu
pembelajaran berbasis teknologi
wawancara dengan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Bangkinang Bapak RAUF TETUKO
menurut beliau penyebab pengunaan teknologi dalam
pembelajaran/ inovasi belajar :
- Guru belum paham apa manfaat teknologi
dalam pembelajaran
- Sarana dan prasarana yang tidak memadai

Anda mungkin juga menyukai