Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN Ponorogo)
“ Rendahnya semangat belajar siswa
sering diakibatkan karena kurang
diberikannya stimulus/rangsangan di
awal pembelajaran”
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
“Motivasi yang kurang didapat baik di
rumah maupun di sekolah”
3. Pengawas (Ade Sudiana)
“Pembelajaran yang dilakukan guru
masih bersipat ceramah atau
konvensional”
4. Teman Sejawat (Yani Yuniawati,
S.Si Guru IPA dan Guru
Penggerak Kab
Sumedang)
“Rendahnya minat belajar siswa
dipengaruhi oleh rendahnya minat baca
siswa”
Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti,
M.Pd dosen Pendidikan IPA IAIN
Ponorogo)
“Kurangnya diadakan
pertemuan/virtualnya meeting/adanya
media/buku
penghubung antara ortu dan guru
sehingga menjadi kendala komunikasi
antar keduanya”
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
“Kurangnya pertemuan dengan orang
tua siswa yang mebicarakan tentang
kemajuan belajar peserta didik secara
periodic diberikan”
3. Pengawas (Ade Sudiana)
“Guru masih punya anggapan bahwa
komunikasi dengan orangtua hanya
membuang waktu percuma”
4. Teman Sejawat (Yani Yuniawati, S.Si
Guru IPA dan Guru Penggerak Kab
Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN Ponorogo)
“Kurang disesuaikan dengan kondisi
awal siswa, harusnya ada asesmen
diagnostik diawal pembelajaran”
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
“Guru masih berpikir mengejar
penyampaian materi pembelajaran, serta
belum
mau menerima hal hal inovatif yang
baru atau praktik baik untuk
mencobanya”
3. Pengawas
Kurangnya wawasan dan
pemahaman guru terhadap model-
model
pembelajaran yang sesuai konsep materi
pembelajaran
4. Teman Sejawat
(Yani Yuniawati, S.Si Guru IPA
dan Guru Penggerak Kab Sumedang)
“Guru harus selalu mengupdate ilmu
sesuai kodrat zaman”
4 Masalah terkait Kajian Literasi Berdasarkan analisis
materi dari hasil kajian
pembelajaran 1. Guru lebih fokus pada literatur dan hasil
literasi numerasi penguasaan materi dan jarang wawancara penyebab
material, menggunakan model pembelajaran Pembelajaran di kelas
miskonsepsi, yang menuntut peserta didik untuk masih belum berbasis
HOTS. melakukan pengamatan secara HOTS (Higher
langsung melalui kegiatan Order Thinking
penyelidikan. Hal tersebut Skill) adalah:
menyebabkan siswa menjadi kurang 1. Kurangnyanya
aktif dalam proses pembelajaran aktivitas belajar
dan rendahnya kemampuan siswa peserta didik yang
dalam menyelesaikan permasalahan melatihkan
berupa menganalisis, mengkreasi dan ketrampilan HOTS.
mencipta yang merupakan 2. Kurangnya media
komponen HOTS . Rendahnya pendukung
kemampuan HOTS juga terlihat dari pembelajaran yang
hasil ulangan harian peserta didik. Selain melatihkan
itu, rata-rata kemampuan kognitif ketrampilan HOTS.
peserta didik juga masih berada pada 3. Guru masih
taraf mengingat, memahami dan sering memberikan
menerapkan berdasarkan soal yang soal level C1 dan
diberikan.
Kondisi ini dapat dilihat dari soal- C2 berbasis hafalan
soal latihan pada buku pegangan
yang digunakan di kelas (Nurochman : sehingga HOTs
2022). belum bisa intens
2. Menurut Siska , 2022 Terdapat dilatihkan ke peserta
beberapa kendala diantaranya belajar didik.
yang tidak efektif, siswa tidak paham
dengan materi saat proses
pembelajaran secara daring, siswa
malas dalam mengerjakan tugas,
serta buku yang digunakan hanya
buku paket yang disediakan oleh
sekolah. Buku paket tersebut berupa
buku kemendikbud, buku penunjang
belajar, dan buku LKS yang dibeli dari
penerbit buku. Buku-buku yang
digunakan dalam proses pembelajaran
tersebut berbasis Socio-Scientific
Issue (SSI). Keadaan seperti ini
membuat siswa menjadi malas
mengerjakan tugas dan materi tidak
yang disampaikan menjadi tidak tuntas
3. Contoh program yang
menggabungkan pengajaran berpikir
tingkat tinggi dan
penggunaan komputer adalah program
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking
Skills/HOTS) yang dikembangkan
oleh Stanley Pogrow di Universitas
Arizona. Program HOTS merupakan
jenis program yang mempromosikan
pengajaran berpikir sebagai mata
pelajaran yang terpisah. Keterampilan
yang dipelajari diharapkan dapat dibawa
kembali ke ruang kelas dan
meningkatkan prestasi siswa (Helen &
Paris:2022).
Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN
Ponorogo)
Guru masih sering memberikan soal
level C1 dan C2 berbasis hafalan
sehingga HOTs belum bisa intens
dilatihkan ke siswa,
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
Banyak bapak ibu guru terjebak
mengejar materi, menganggap siswa
lemah dalam soal soal mendasar
salah satu solusi guru mencoba
memberikan soal soal terbuka yang
cara menjawabnya tidak tunggal
sehingga siswa menjawab sesuai dengan
pemikiran dan kemampuanya
3. Pengawas (Ade Sudiana)
Adanya keengganan guru untuk
membuat rancangan pembelajaran sendir
4. Teman Sejawat (Yani Yuniawati, S.Si
Guru IPA dan Guru Penggerak Kab
Wawamcara
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN
Ponorogo) “Kurang terampilnya Guru
dalamnya mengoperasikan IT,
kurangnya referensi/kurang update
pendidik terhadap aplikasi2
pembelajaran interaktif
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
Sarana dan prasarana yang terbatas di
sekolah serta terbatasnya fasilitas
yang dimiliki peserta didik
3. .Pengawas (Ade Sudiana)
Guru sudah merasa berada di zona
nyaman dengan pembelajaran
konvensional
4. Teman Sejawat ( Yani Yuniawati,
S.Si Guru IPA dan Guru Penggerak Kab
Sumedang) “Kurangnya guru
mengikuti perkembangan zaman dan
menyesuaikan dengan karakter peserta
didik”
Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN Ponorogo)
“Kurang disesuaikan dengan kondisi
awal siswa, harusnya ada asesmen
diagnostik diawal pembelajaran”
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
“Guru masih berpikir mengejar
penyampaian materi pembelajaran, serta
belum
mau menerima hal hal inovatif yang
baru atau praktik baik untuk
mencobanya”
3. Pengawas
Kurangnya wawasan dan
pemahaman guru terhadap model-
model
pembelajaran yang sesuai konsep materi
pembelajaran
4. Teman Sejawat
(Yani Yuniawati, S.Si Guru IPA
dan Guru Penggerak Kab Sumedang)
“Guru harus selalu mengupdate ilmu
sesuai kodrat zaman”
Wawancara:
1. Pakar (Rahmi Faradisya Ekapti, M.Pd
dosen Pendidikan IPA IAIN Ponorogo)
“Kurangnya diberikan asesmen yang
melatihkan kemampuan analisis, soal2
yang biasa diberikan Guru masih banyak
yang level C1, C2, atau hafalan”
2. Kepala Sekolah (Hartanto, M.Pd ,
SMPN 1 PAMULIHAN)
“karena rendahnya minat baca siswa”
3. Pengawas (Ade Sudiana)
“Ya, karena tujuan pembelajaran yang
disusun guru masih belum terfokus pada
aspek Taksonomi Bloom-Anderson di
tahapan C1 atau C2”
4. Teman Sejawat (Yani Yuniawati,
S.Si Guru IPA dan Guru Penggerak
Kab
Sumedang)
“Kemampuan dasar analisis siswa masih
lemah karena siswa jarang diberikan
materi materi atau soal yang menantang
dalam proses penyelesaianya”
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, M. J., & Nelwati, S. (2020). Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP
Negeri 1 Painan. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 6(2),
148-156.
Pratiwi, S. E., & Maftujianah, M. (2023). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas 8 Di Smpn 2 Kalisat.
ScienceEdu, 6(1), 64-74.
Rohman, A. A., & Karimah, S. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
motivasi belajar siswa kelas XI. Jurnal At-Taqaddum, 10(1), 95-108.
Salsabilah, A. P., & Kurniasih, M. D. (2022). Analisis kemampuan literasi numerasi
ditinjau dari efikasi diri pada peserta didik SMP. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika,
12(02), 138-149.
Afifah, S. (2021). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa Kelas Ix Selama
Pandemi Covid 19 Di Smp Negeri 1 Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2020/2021 (Doctoral Dissertation, Universitas Widya Dharma Klaten)
Wajdi, F. (2021). Manajemen Perkembangan Siswa SD Melalui Peran Guru Dan Orang
Tua Pada Masa Pandemi. JAMP: Jurnal Administrasi Dan Manajemen Pendidikan, 4(1), 41-
50
Karter, J., Tandi, H. Y., & Gagaramusu, Y. (2014). Hubungan komunikasi orang tua
dan guru dengan prestasi belajar siswa SDN Inpres 2 Lolu. Jurnal Dikdas, 2(1).
Yuhao Cen (2018) Teaching for developmental growth: learning partnerships and
student development in graduate education in China, Teaching in Higher Education, 23:1, 30-
46, DOI: 10.1080/13562517.2017.1359156
Rahmawati, L., & Nuraida, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Scriptyang Dipadu denganThink Pair Share untuk meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Biologi. In Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 15, No. 1, pp. 153-158).
Arsita, D. R., & Dibia, K. (2020). Peningkatan hasil belajar IPA melalui
model pembelajaran group investigation berbantuan media konkret. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Pendidikan, 4(2), 262-269.
Nurochman, R. (2022). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Dengan Pendekatan Blended Learning Terhadap Higher Order
Thinking Skill (HOTS) Siswa SMP/MTs Pada Materi Sistem Gerak Manusia. Journal of
Natural Sciences Learning, 1(1), 61-6
Antara, I. G. W. S., Suma, K., & Parmiti, D. P. (2022). E-Scrapbook: Konstruksi Media
Pembelajaran Digital Bermuatan Soal-soal Higher Order Thinking Skills. Jurnal Edutech
Undiksha, 10(1), 11-20.
Selpiyanti, S. (2022). Pengembangan Modul Ipa Berbasis Socio-Scientific Issue (Ssi)
Untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skill (Hots) Pada Mata Pelajaran Ipa Untuk
Siswa Kelas Vii Smp (Doctoral dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu)
Helen Drenoyianni & Paris Kourtis. (2022) Investigating the development of higher
order thinking in an elementary classroom: results from a mixed methods study. Education 3-
13 0:0, pages 1-19.
Dhaniawaty, R. P., Suci, A. L., & Hardiyana, B. (2021). Aplikasi Pembelajaran
Multimedia Interaktif Mata Pelajaran IPA Mengenai Sistem Pencernaan Manusia Untuk
Siswa SMP Kelas VII. Jurnal Teknologi dan Informasi, 11(2), 183-194.
Abdi, A., Aristya, P. D., & Budiarso, A. S. (2023). Pengembangan modul flipbook
digital berbasis stem materi sistem pencernaan manusia untuk meningkatkan literasi sains.
Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, 13(1), 57-66.
Yunia, N. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Digital Biologi Berbasis
Nilai Karakter Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan Untuk Kelas Viii Mts Negeri
1 Bandar Lampung (Doctoral dissertation, Iain Raden Intan Lampung).
Alatas, F., & Fauziah, L. (2020). Model problem based learning untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains pada konsep pemanasan global. JIPVA (Jurnal
Pendidikan IPA Veteran), 4(2), 102-113.
Muzijah, R., Wati, M., & Mahtari, S. (2020). Pengembangan e-modul menggunakan
aplikasi Exe-Learning untuk melatih literasi sains. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(2), 89-
98