Anda di halaman 1dari 4

1.

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan seluruh tubuh


atau fisiknya untuk mengekspresikan ide dan perasaan yang ada didalam dirinya, serta
keterampilan menggunakan tangan untuk mengubah atau menciptakan sesuatu. Contoh
kecerdasan kinestetik dapat kita lihat pada menari. Menari sangat berguna untuk melatih
keseimbangan dan meningkatkannya, menyelaraskan gerak tubuh, serta menguatkan dan
melenturkan otot tubuh terutama pada masa kanak – kanak.
Keterampilan gerak dasar adalah keterampilan gerak yang digunakan oleh manusia
untuk melakukan gerak yang sederhana hingga gerak yang kompleks. Gerak dasar selalu
digunakan manusia untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau berolahraga. Gerak dasar
terdiri dari tiga macam, yakni gerak lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak
manipulatif.

A. Gerak lokomotor. Gerak lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh manusia dan
ditandai dengan adanya perpindahan tempat dari tempat asal ke tempat lain. Contoh dari
gerak dasar lokomotor adalah berjalan, berlari, melompat, dan berguling.
B. Gerak non lokomotor. Gerak non lokomotor adalah gerak yang dilakukan oleh
manusia tanpa adanya perpindahan tempat dari tempat asal. Contoh dari gerak dasar non
lokomotor adalah membungkuk, menoleh, mengayun tangan, dan memutar sendi kaki.
C. Gerak manipulatif. Gerak manipulatif adalah gerak yang dilakukan oleh manusia dan
membutuhkan alat bantu seperti bola dan tongkat. Contoh dari gerak dasar manipulatif
adalah melempar bola, menangkap bola, dan memukul bola.

2. Menurut Yudha M. Saputra (2003:9) permainan memiliki makna kegembiraan melalui


bermain. Kegiatannya membangkitkan daya tarik dan mempesona anak. Permainan yang
dilakukan secara tertata mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Ini
semua ditandai dengan aspek-aspek sebagai berikut: 1. Menempatkan diri pada situasi,
gerakan, dan irama tertentu.2. Kegemaran berlomba, berkompetisi, bersaing secara sehat.
3. Kegembiraan dan kepuasan dalam menggunakan alat. 4. Tugas-tugas yang
mengandung resiko mengandung tantangan. 5. Kegembiraan atau kepuasan dengan
memperlihatkan ketangkasan yang dikuasainya. Sudah kita ketahui bersama bahwa anak-
anak tertarik dan berminat terhadap bertanding atau bersaing satu sama lain dalam
mencari perbandingan dengan anak yang lain. Atletik dengan beragam cabang olahraga
yang dimilikinya, menyediakan wadah yang bagus sekali bagi bermacam hubungan
interaksi sesama anak-anak. Sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87, atletik
merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang wajib diberikan kepada
para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas. Oleh sebab itu, para guru olahraga haruslah mengembangkan permainan atletik agar
tidak monoton dan dapat menarik minat para siswa ketika mempraktekan atletik tersebut
dalam suatu permainan.
3. Tahapan pembelajaran mengapung di dalam air :

A. Membiasakan diri dalam air

Dalam belajar renang, membiasakan diri untuk terbiasa di air juga menjadi salah satu
poin penting sebelum nantinya kita melakukan teknik mengapung di air. Caranya,
cukup buat tubuh dan pikiran Anda rileks untuk berada di dalam air. Hal pertama
yang dapat dilakukan adalah dengan berjalan dari tepi menuju bagian kolam yang
lebih dalam dengan tetap berpegangan ada tepian kolam ataupun menggunakan papan
pelampung. Usahakan wajah Anda sesekali berada di dalam air. Kemudian terus
berlatih hingga tubuh dan otak terbiasa dan merasa nyaman di dalam kolam renang.

B. Memegang Tepian Kolam

Ketika hendak belajar mengapung untuk menguasai olahraga renang, maka yang
harus Anda lakukan salah satunya adalah memegangi tepian kolam. Cara ini
umumnya banyak dilakukan untuk pemula dengan dilanjutkan bersamaan menarik
napas dalam-dalam sebelum nantinya melakukan pengapungan secara perlahan.

C. Angkat Kaki Hingga Sejajar dengan Tubuh

Teknik dasar mengapung selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah dengan
mengangkat kedua kaki hingga sejajar dengan tubuh. Hal ini dilakukan supaya
semakin memudahkan Anda untuk dapat terapung di air. Cobalah untuk melakukan
cara ini hingga Anda merasakan keseimbangan antara tubuh dengan kedua kaki ketika
berada di air.

D. Cobalah untuk Bergerak

Langkah selanjutnya, setelah mahir untuk menyeimbangkan tubuh dengan kedua kaki,
maka kemudian yang patut dipelajari adalah teknik bergerak di dalam air.

Sebagai awalan, Anda dapat menggunakan papan pelampung untuk bergerak ke


depan dengan cara rentangkan tangan menggunakan papan pelampung hingga lurus.

Setelah itu, lalu coba dorong tubuh Anda dengan menendang kedua kaki secara
bergantian. Jangan lupa untuk biasakan mengambil napas dengan memutar kepala ke
kiri dan ke kanan secara bergantian.

E. Melatih Teknik Kaki


Supaya tetap dapat tetap terapung di air namun dengan melibatkan teknik gerakan
kaki, maka yang harus Anda lakukan dengan melakukan ritme naik turun antara satu
dengan yang lain secara bergantian.

Anda dapat melakukan latihan tersebut dengan berpegangan pada tepian kolam
ataupun langsung dengan menggunakan bantuan papan pelampung sebagai latihan
pemula.

F. Melatih Teknik Lengan

Teknik dasar mengapung yang terakhir yaitu melatih lengan. Ketika berenang,
menguasai teknik lengan sangat diperlukan. 

Dalam olahraga renang, salah satu yang perlu Anda perhatikan adalah dengan
mempelajari teknik lengan. Sebab, ketika berenang tubuh akan bergerak maju ke
depan jika Anda menggerakkan lengan. Sehingga teknik ini juga harus Anda kuasai.

Ketika berenang, maka posisikan lengan untuk lurus ke depan. Kemudian, coba
gerakkan lengan dengan perlahan seperti mengayuh.

4. Evaluasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk memantau perkembangan belajar dan
mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh siswa (Adang Suherman
dan Agus Mahendra, 2001) Sebagai seorang guru yang profesional untuk melakukan
evaluasi atau menilai muridnya perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dasar
penilaian sebagai berikut:

1. Objektif

Setiap guru untuk menilai muridnya harus bersifat objektif tanpa dipengaruhi oleh
pribadinya. Apa yang dinilai oleh guru tersebut tidak membedakan murid yang satu
dengan murid lainnya, yang disenangi atau tidak disenangi sehingga nilai yang
dihasilkan oleh para murid tersebut betul-betul merupakan hasil yang didapatkan oleh
murid sendiri yang sebenarnya.

2. Reliabel

Dalam menilai murid dengan instrumen penilai dapat dipercaya dan diandalkan,
instrumen penilaian tersebut, dilaksanakan dengan sistimatis dan kriteria yang jelas
keberhasilannya serta dapat dilaksanakan oleh siapa saja.
3. Menyeluruh

Penilaian ini bersifat menyeluruh yang meliputi aspek proses pembelajaran dan
keberhasilannya sehingga terlihat perubahan tingkah laku murid. Dengan demikian
penilaian yang bersifat menyeluruh tersebut meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan
dan kemampuan terhadap nilai yang berlaku di masyarakat.

4. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana bertahap, dan terus-menerus. Dengan demikian akan
mendapatkan gambaran tentang hasil dari pembelajaran berupa perubahan tingkah laku
siswa yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai