Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PENERAPAN PROSEDUR KOMPRES

HANGAT PADA PASIEN GOUT ARTHRITIS DENGAN


GANGGUAN NYERI KRONIS DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

FEYBE GLADY THERESIA OMBO


190029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESELAMATAN


PALU PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PENERAPAN PROSEDUR KOMPRES
HANGAT PADA PASIEN GOUT ARTHRITIS DENGAN
GANGGUAN NYERI KRONIS DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

FEYBE GLADY THERESIA OMBO


190029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESELAMATAN


PALU PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
2022
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Feybe Glady Theresia Ombo

Nim : 190029

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa judul proposal “Asuhan Keperawatan Penerapan

Kompres Hangat Pada Pasien Gout Arthritis Dengan Gangguan Nyeri Kronis”

benar bebas dari plagiat dan apabila terbukti tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagaimana

mestinya.

Palu, Yang Membuat Pernyataan

Feybe Glady Theresia Ombo


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Feybe Glady Theresia Ombo

Nim : 190029

Program Studi : Diploma 3 Keperawatan

Institusi : STIKes Bala Keselamatan Palu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal yang saya tulis ini adalah benar-

benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran

saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Palu, …..2022

Pembuat Pernyataan

Feybe Glady Theresia Ombo

Mengetahui Pembimbing

Ida Yanriatuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN 160401740
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh : Feybe Glady Theresia Ombo NIM 190029 Dengan judul “Asuhan

Keperawatan Prosedur Penerapan Kompres Hangat Pada Pasien Gout Arthritis

Dengan Gangguan Nyeri Krronis” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Palu, Maret 2022

Pembimbing

Ida Yanriatuti, S.Kep,.Ns.,M.Kep


NIDN : 1604017401
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan anugrahNya dan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal ini tepat pada waktunya. Adapun judul Proposal ini

adalah, “Asuhan Keperawatan Penerapan Prosedur Kompres Hangat Pada Pasien

Gout Arthritisi Dengan Gangguan Nyeri Kronis Di Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah” yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bala Keselamatan Palu.

Dalam proses penyusunan Proposal ini, penulis mendapat banyak bantuan

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. Ibu Estelle Lilian Mua, SKM., M.Kep selaku ketua STIKes yang

memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bala Keselamatan Palu.

2. Ibu Ida Yanriatuti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

proposal, yang telah membimbing dalam penulisan Proposal dan

membantu penulis selama mengikuti pendidikan.

3. Kepada kedua orang tua saya Ibu Meyskeline Uniplaita dan Bapak Daniel

Ombo serta keluarga yang selalu memberikan dukungan doa, semangat

maupun material yang tak ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bala Keselamatan Palu.


4. Seluruh teman-teman Angkatan XXI yang telah banyak membantu

terutama untuk sahabat-sahabat saya Chenly Sosibong, Einstein Namoda,

Meiska Boro serta semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa hasil penulisan Proposal ini memiliki

banyak kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga

Proposal ini dapat menjadi sumber yang layak sebagai bahan bacaan yang

berguna dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya untuk setiap usaha yang telah dihasilkan.

Palu, Maret 2022

Feybe Glady Theresia Ombo


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam urat (Gout Arthritis) adalah penyakit sendi yang di akibatkan oleh

tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi dalam

darah melebihi batas normal yang menyebabkan penumpukan asam urat di

dalam persendian dan organ lainnya ( Susanto ,2013 ) . Gout Arthritis adalah

salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, yang di

tandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun

disekitaran persendian. Monosodium ini berasal dari metabolism purin. Hal

penting yang mempengaruhi penumpukan kristal urat adalah hiperurisemia

dan supersaturasi jaringan tubuh terhadap asam urat.(Madoni, 2018).

Di Amerika Serikat penyakit Gout Arthritis mengalami kenaikan

jumlah penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2010. Pada orang

dewasa penyakit gout arthritis mengalami peningkatan dan mempengaruhi

8,3 juta (4%) orang Amerika (Songgigilan, 2019; Jaliana dkk, 2018).

Sedangkan di Indonesia prevalensi penyakit Gout Arthritis pada usia 55-64

tahun sebanyak 45%, usia 65-74 tahun sebanyak 51,9%, usia > 75 tahun

sebanyak 54,8%. Angka ini menunjukkan bahwa penyakit Gout Arthritis

sangat mengganggu aktivitas masyarakat di Indonesia (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data dari provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa usia di

atas 15 tahun banyak yang terrkena penyakit sendi, diantaranya usia 65-74

tahun sebesar 21,81%, usia > 75 tahun sebesar 19,64%, usia 55-64 tahun

sebesar 18.61% dan usia 45-54 tahun sebanyak 11,78%. Penelitian yang
dilakukan Rahmad di RS Anutapura Palu menunjukkan bahwa penyakit gout

arthritis sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yang berumur 18-59 tahun

sebanyak 71,86%, dan pendidikan SMA 21,86%.(Riskesdas, 2018)

Gout arthritis biasanya paling banyak terdapat pada sendi jempol jari

kaki, sendi pergelangan, sendi kaki, sendi lutut, dan sendi siku, yang dapat

menyebabkan nyeri yang meradang karena adanya penumpukan zat purin

yang dapat membentuk kristal-kristal yang mengakibatkan nyeri, jika nyeri

yang dialami tidak segera ditangani akan mengakibatkan gangguan terhadap

aktifitas fisik sehari-hari seperti menurunnya aktifitas fisik (Rianti, 2009).

Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat

yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,

pergelangan dan kaki bagian tengah ( Aspiani , 2014 ) .

Seseorang yang mengalami gout arthritis dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, salah satunya yaitu pola makan yang tidak terkontrol dan

sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi

(Daging, Ikan teri, Alkohol dll). Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah

penyakit gout arthritis, pencegahan dapat dilakukan dengan menjauhi

makanan dan minuman yang dapat memicu penyakit gout arthritis,

menurunkan berat badan, dan cukup minum air putih banyak (Trianipurna,

2017).

Penatalaksanaan gout dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara

farmakologis dan non farmakologi. Pengobatan secara farmakologi dilakukan

dengan pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi

nyeri dan peradangan sendi, kemudian kelompok obat inhibito xanthine


oxidiase (IXO) untuk meningkatkan pengeluaran asam urat, dan untuk

menghambat produksi asam urat digunakan kelompok obat Urikosurik.

Sedangkan non farmakologi dilakukan dengan beberapa cara yang pertama

dengan terapi diet makanan yang merupakan sumber purin seperti daging

merah, daging (bebek,angsa,burung) yang dimasak dengan kulitnya, dan ikan

laut tidak bersirip. Terapi nonfarmakologis selanjutnya adalah kompres, baik

itu kompres hangat dan kompres hangat jahe merah. (Lingga, 2012).

Pemberian kompres hangat merupakan mekanisme penghambat

reseptor nyeri pada serabut saraf besar dimana akan mengakibatkan

terjadinya perubahan mekanisme yaitu gerbang yang akhirnya dapat

memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai ke

korteks serebri menimbulkan persepsi nyeri dan reseptor otot sehingga nyeri

dapat perkurang (Perry & Pottre, 2005). Selain itu, terapi non farmakologi

yaitu menggunakan tanaman jane (Zingiber officinale) (Wijayakusuma,

2006).

Nyeri adalah sebuah sensori tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang terkait dengan aktual atau potensi masalah kerusakan

jaringan atau gambaran tanpa kerusakan jaringan. Nyeri kronis adalah nyeri

konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri

kronis berlangsung lama, intensitas yang bervariasi, dan biasa berlangsung

lebih dari enam bulan. Nyeri kronis tidak mempunyai awitan yang

ditetapkan dengan tetap dan sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini

tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada

penyebabnya. (Mihalko, 2018 dan Williams,2011).


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian studi kasus dengan judul,“Asuhan Keperawatan Penerapan

Kompres Hangat pada pasien Gout Arthritis dengan gangguan nyeri kronis

di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam proposal studi kasus ini adalah, “Bagaimana gambaran

asuhan keperawatan Penerapan Prosedur Kompres Hangat Pada Pasien Gout

Arthritis dengan Gangguan Nyeri Kronis di kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah?”

1.3 Tujuan

Menggambarkan Asuhan Keperawatan Penerapan Prosedur Kompres Hangat

Pada Pasien Gout Arthritis Dengan Gangguan Nyeri Kronis. Di Kota Palu

Provinsi Sulawesi Tengah.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Gout Arthritis

dan cara penanganan non farmakologi yaitu kompres hangat untuk

mengurangi nyeri sehingga masyarakat dapat melakukan kompres

hangat ini dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Keperawatan

Hasil studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan dalam penerapan kompres hangat pada pasien Gout

Arthritis.
1.4.3 Bagi Penulis

Dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan studi kasus dan

kemampuan mengembangkan keterampilan kompres hangat pada

pasien Gout Arthritis dengan gangguan nyeri kronis


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Asuhan Keperawatan Nyeri Kronis Pada Pasien Gout Arthritis

2.1.1.1 Pengkajian

Pengkajian Keperawatan adalah tahap awal dari proses

keperawatan dan merupakan suatu proses sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Pengkajian Keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam

keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan

pengkajian yang lengkap dan sistematis sesuatu dengan fakta

atau kondisi yang ada pada klien, sangat penting untuk

merumuskan diagnosa keperawatan dan dalam memberikan

asuhan keperawatan. (Budiono, 2016)

Konsep pengkajian pada pasien Gout Arthritis Dengan

Gangguan Nyeri Kronis adalah sebagai berikut :

1) Identitas Klien

Meliputi Nama , Jenis Kelamin, Alamat , Status,

Agama, Suku, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan

Bahasa yang digunakan.


2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi Nama , Umur , Pekerjaan , Alamat , dan

Hubungan dengan klien.

3) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan Utama

Di dapatkan Klien sering mengeluh nyeri , gelisah ,

disertai sulit tidur.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan dominan yang dialami klien Gout Arthritis

muncul gejala nyeri , sering gelisah , aktivitas

terbatasi , serta sebelumnya klien tidur sangat baik

(Naviri et al., 2019).

c) Riwayat Penyakit Dahulu

Memiliki riwayat penyakit hipertensi dan penyakit-

penyakit lainnya, ada kaitannya dengan nyeri

misalnya penyakit asam urat. Tindakan medis yang

pernah di dapat, maupun obat-obatan yang biasa

digunakan penderit. (Andarmoyo, 2013).

d) Riwayat Alergi (obat , makanan , binatang ,

lingkungan , dll)

Apakah klien memiliki alergi terhadap obat ,

makanan , binatang , dan lingkungan .

e) Riwayat Penyakit Keluarga ( Genogram dan

Keterangan )
Gout Arthritis dapat berpontesi pada keturunan

keluarga karena kelainan gen (Prasertyo, 2019) .

4) Riwayat Psikososial dan Spiritual

Gout Arthritis dapat terjadi jika klien pernah mengalami

atau sedang mengalami stress baik secara fisik maupun

emosional yang dapat menyebabkan depresi . Nilai

keyakinan mungkin meningkat seiring dengan

kebutuhan mendapatkan sumber kesembuhan dari

Tuhan. (Hoesny et al., 2018)

5) Pola Aktivitas

a) Pola Nutrisi

Nafsu makan baik , tidak mengikuti diet , dan berat

badan baik .

b) Kebutuhan Eliminasi

Kebutuhan Eliminasi pada pasien Gout Arthritis

baik .

c) Istirahat Tidur

Pola tidur yang berubah .

6) Pemeriksaan Fisik

a) Status Kesehatan Umum

Meliputi keadaan umum penderita, kesadaran,

tinggi badan , berat badan dan tanda-tanda vital.

b) Sistem pernapasan

Tidak ada kelainan pada system pernapasan.


c) Sistem Endokrin

Tidak ada kelainan pada kelenjar tiroid dan kelenjar

paratiroid

7). Pengkajian nyeri

Beberapa aspek yang harus diperhatikan perawat dalam mengkaji nyeri

antara lain (Andarmoyo, 2013) :

a) Penentuan ada tidaknya nyeri

Hal terpenting yang dilakukan perawat ketika mengkaji adanya

nyeri adalah penentuan ada tidaknya nyeri pada klien, perawat

harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya

ketidaknyamanan (nyeri) meskipun perawat tidak menemukan

tanda cedera atau luka dan nyeri yang dilaporkan klien adalah

nyata adanya. Adapula pasien yang berbohong mengenai ada

tidaknya nyeri karena takut dengan pengobatan.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri yang dirasakan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga penting bagi

perawat untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang

mempengaruhi nyeri pada pasien. Hal ini akan memberikan

kemudahan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

c) Pengalaman nyeri

Mengetahui pengalaman nyeri pasien akan membantu perawat

mengetahui pada fase apa nyeri yang dirasakan pasien dan apakah
pasien mengetahui nyeri yang sedang dialaminya. Fase tersebut

adalah fase antisipatori, fase sensasi, dan fase akibat (aftermath).

d) Ekspresi nyeri

Amati cara verbal dan non verbal pasien dalam mengekspresikan

nyeri yang dirasakan. Meringis dan menekuk salah satu bagian

tubuh, dan salah satu postur tubuh yang tidak lazim merupakan

contoh ekspresi nyeri secara non verbal.

e) Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri yang dikaji dengan istilah PQRST adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1 Pengkajian Nyeri PQRST


Singkatan Pertanyaan
P:Provokes, palliative Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal yang
(penyebab) menyebabkan kondisi memburuk/membaik; apa yang dilakukan jika
sakit/ nyeri timbul; apakah nyeri ini sampai mengganggu tidur.

Q:quality(kualitas) Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam, sakit,
seperti diremas, menekan, membakar, nyeri berat, kolik, kaku, atau
seperti ditusuk (biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan kata-
katanya).

R:Radiates Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik.
(penyebab)

S:Severety Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 bearti tidak
sakit dan 10 yang paling sakit. Cara lain adalah menggunakan skala
(keparahan) FACES untuk pasien anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien dengan
kesulitan bicara.

T:Time (waktu) Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-tiba;
apakah nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-kadang; apakah
pasien pernah mengalami nyeri seperti ini sebelumnya, apabila “iya”
apakah nyeri yang muncul merupakan nyeri yang sama atau berbeda.

Sumber (Kartikawati, 2011)


2.1.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman

atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan

atau pada proses kehidupan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017a).

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul menurut Tim Pokja

SDKI DPP PPN I(2017):

1. Nyeri Kronis ( D . 0078 )

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan

konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.

2. Penyebab :

a. Kondisi muskuloskeletal kronis

b. Kerusakan sistem saraf

c. Penekanan saraf

d. Infiltrasi tumor

e. Ketidakseimbangan neurotransmiter,neuromodulator, dan

reseptor

f. Gangguan imuntas ( mis. Neuropati terkait HIV,virus

varicella-zoster)

g. Gangguan fungsi metabolik

h. Riwayat posisi kerja statis

i. Peningkatan indeks massa tubuh

j. Kondisi pasca trauma


k. Tekenan emosional

l. Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis,seksual)

m.Riwayat penyalahgunaan obat/zat

3. Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

a) Mengeluh nyeri

b) Merasa depresi

Objektif

a) Tampak meringis

b) Gelisah

c) Tidak mampu menuntaskan aktivitas

4. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

a) Merasa takut mengalami cedera berulang

Objektif

a) Bersikap proteltif (mis.posisi menghilakan nyeri)

b) Waspada

c) Pola tidur berubah

d) Anoreksia

e) Focus menyempit

f) Berfokus pada diri sendiri

5) Kondisi Klinis Terkait

a) Kondisi kronis (mis arthritis reumatoid)


b) Infeksi

c) Cedera modula spinalis

d) Kondisi pasca trauma

e) Tumor

2.1.1.3 Perencanaan Keperawatan

1) Perencanaan keperawatan adalah segala bentuk treatment yang

dikerjakan oleh perawat berdasarkan pada pengetahuan dan penilaian

klinis untuk mencapai tujuan luaran yang di harapkan. Ada bagian

penting dalam perencanaan keperawatan yaitu observasi, terapeutik,

edukasi, dan kolaborasi. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

2) Intervensi Keperawatan merupakan segala terapi yang dikerjakan

oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis

untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan

klien individu, keluarga, dan komunitas.(Abarca, 2021)

Adapun Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada klien dengan

diagnosa nyeri kronis dapat di lihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.1 Intervensi keperawatan


Standar Standar Luaran Standar Intervensi
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Indonesia(Tim
Keperawatan Indonesia Pokja SIKI DPP PPNI, 2017)
Indonesia (Tim (Tim Pokja SLKI DPP
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
PPNI, 2017)

(D.0078) (L.08066) (I.08238)


Nyeri Kronis Luaran utama Setelah Observasi :
dilakukan tindakan,
diharapkan tingkat 1. Identifikasi
nyeri menurun dengan lokasi,karakteristik,
kriteria hasil : durasi,frekuesi,kuali
tas,intensitas nyeri.
1. Keluhan 2. Identifikasi skala
nyeri nyeri
menurun 3. Identifikasi respons
2. Meringis nyeri non verbal
menurun 1. Identifikasi factor
3. Sikap yang memperberat
protektif dan memperingan
menurun nyeri
4. Gelisah 2. Identifikasi
menurun pengetahuan dan
5. Kesulitan keyakinan tentang
tidur nyeri
menurun 3. Identifikasi
6. Menarik diri pengaruh nyeri pada
meningkat kualitas hidup
7. Berfokus 4. Monitor
pada diri keberhasilan terapi
sendiri komplementer yang
menurun sudah diberikan
8. Diaforesi 5. Monitor efek
menurun samping
9. Perasaan penggunaan
depresi analgetik
menurun Terapeuti :
10. Perasaan
takut 1. Berikan teknik
mengalami nonfarmakologis
cedera untuk mengurangi
berulang rasa nyeri (mis.
menurun TENS,
11. Anoreksia hypnosis,akupresur,t
meningkat erapi musik,
12. Perineum biofeedback,
terasa terapipijat,
tertekan aromaterapi,teknik
menurun imajinasi
13. Uterus teraba terbimbing,kompres
membulat hangat/dingin,terapi
menurun bermain)
14. Ketegangan 2. Kontrol lingkungan
otot menurun yang memperberat
15. Pupil dilatasi rasa nyeri (mis.
menurun Suhu rungan,
16. Muntah pencahayaan,kebisin
menurun gan)
17. Mual 3. Fasilitasi istirahat
menurun dan tidur
18. Pola napas 4. Pertimbangkan jenis
membaik dan sumber nyeri
19. Tekanan dalam pemilihan
darah strategi meredakan
membaik nyeri
20. Proses Edukasi :
berfikir 1. Jelaskan penyebab ,
membaik periode , dan
21. Fokus pemicu nyeri
membaik 2. Jelaskan strategi
22. Fungsi
berkemih meredakan nyeri
membaik 3. Anjurkan
23. Perilaku memonitor nyeri
membaik secara mandiri
24. Nafsu makan 4. Anjurkan
membaik menggunakan
25. Pola tidur analgetik secara
membaik tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik , jika
perlu

Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

2.1.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi (pelaksanaan) keperawatan merupakan komponen dan

proses keperawatan yang di kategorikan sebagai perilaku keperawatan

dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam

teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti

komponen perencanaan dari proses keperawatan .

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi guna membantu pasien

mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pada tahap implementasi perawat

yang mengasuh keluarga kesehatan di rumah. Pesan perawat adalah

sebagai koordinator. Namun ,perawat juga dapat mengambil peran

sebagai pelaksana asuhan keperawatan. (Hoesny et al., 2018).


2.1.1.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan umpan balik bagi proses keperawatan dimana perawat

mencari kepastian keberhasilan rencana dan proses serta merupakan

mekanisme untuk menilai efektif atau tindakan proses keperawatan yang

telah dilakukan,dengan membandingkan hasil asuhan keperawatan yang

telah diberikan oleh klien. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan SOAP sebagai pola pikir :

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah

baru

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada

respon klien yang terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut

perawat

2.1.2 Konsep Dasar Kompres Hangat

2.1.4.1 Definisi

Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan

cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman , mengurangi atau

membebaskan nyeri, mengurangi atau mencengah terjadinya spasme otot,


dan memberikan rasa hangat , dan tujuannya untuk melancarkan sirkulasi

darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri (Hoesny et al., 2018).

Kompres hangat adalah mekanisme penghambat reseptor nyeri pada

serabut saraf besar dimana akan mengakibatkan terjadinya perubahan

mekanisme yaitu gerbang yang akhirnya dapat memodifikasi dan

merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai ke korteks serebri m,

terapi non farmakologis yaitu menggunakan( Tanaman jahe), (Prasertyo,

2019) menimbulkan persepsi nyeri dan reseptor otot sehingga nyeri dapat

berkurang .

2.1.4.2 Tujuan kompres hangat

Kompres hangat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh

darah) yang berguna untuk proses penyembuhan. Pada 48 jam pertama

setelah terjadinya cedera atau peradangan lutut, hindari berbagai hal yang

dapat menyebabkan peningkatan bengkak seperti mandi hangat, berendam

di air hangat, kompres hangat, dan mengkomsumsi minuman beralkohol.

Sedangkan bila lewat 48 jam namun pembengkakan sudah berkurang,

kompreslah daerah radang dengan bentuk hangat. Kesimpulannya, terapi

panas, misalnya dengan kompres (heating pad) atau pun mandi air hangat,

cenderung lebiuh tepat untuk mengurangi sendi yang nyeri dan otot yang

lelah. Hal ini disebabkan karena panas dapat memperbaiki sirkulasi dan

mengantarkan nutrisi terhadap sendi dan otot yang bermasalah. Terapi

kompres hangat dan dingin dapat membantu menghilangkan nyeri, dan

pembengkakan pada sendi lutut (Huether & McCance, 2019).


2.1.4.3 Manfaat kompres hangat

Menurut (Naviri et al., 2019) manfaat pemberian kompres hangat

adalah sebagai berikut :

1. meredakan nyeri

2. meningkatkan relaksasi psikologis

3. meningkatkan relaksasi otot

4. meningkatkan sirkulasi

5. memberikan rasa nyaman

2.1.4.4 Prosedur kompres hangat

Adapun langkah-langkah pemberian kompres hangat dapat dilihat pada

table dibawah ini.

Tabel 2.2. Prosedur kompres hangat


No Tahap persiapan

1 Jelaskan prosedur dan tujuan kepada keluarga dan klien cara


kompres hangat.
2 Persiapan alat :
a) ember atau waskom
b) air hangat (43-46˚c)
c) perlak
d) thermometer air raksa
e) kain/waslap
f) selimut, jika perlu
Tahap kerja

1 Membawa alat ke dekat pasien

2 Mencuci tangan

3 Memasang sampiran

4 Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat

5 Pasang pengalas dibawah tempat yang akan dikompres

6 Bentangkan waslap/kain ke daerah yang akan di kompres


7 Lakukan perasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program

8 Ganti setiap 5 menit sekali

(Sriyanti, 2016)

2.1.4.5 Mekanisme kerja kompres hangat terhadap nyeri sendi

Pemberian kompres air hangat adalah intervensi keperawatan yang sudah

lama diaplikasi oleh perawat, kompres air hangat dianjurkan untuk

menurunkan nyeri karena dapat meredahkan nyeri, meningkatkan

relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologi,

dan memberi rasa nyaman. Pada tahap psikologi kompres hangat

menurunkan nyeri lewat transmisi dimana sensasi hangat pada pemberian

kompres dapat menghambat pengeluaran mediator inflamasi seperti

sitokini pro inflamasi, kemokin, yang dapat menurunkan sensitivitas

nosiseptor yang akan meningkatkan rasa ambang pada rasa nyeri

sehingga terjadilah penurunan nyeri (Koizier & Erb, 2009).

2.1.4.6 Prinsip kompres hangat

Pemakaian kompres hangat biasanya dilakukan hanya setempat

saja pada bagian tunuh tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-

pembuluh darah melebar sehingga akan memperbaiki peredaran darah

didalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan bahan

makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat dan dibuang

akan diperbaiki. Jadi akan timbul proses pertukaran zat yang lebih baik.

Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit dan akan

menunjang proses penyembuhan luka, radang yang setempat seperti abses,


bisul-bisul yang besar dan bernanah, radang empedu, dan juga radang

persendian. Pada otot-otot, panas memiliki efek menghilangkan

ketegangan, salah satu keuntungan besar terapi panas ialah kemudahannya

dan keperaktisannya (Potter & Perry, 2010).

2.1.3 Kontraindikasi kompres hangat

Kontraindikasi pemberian kompres hangat menurut (Hasrul & Muas,

2006), yaitu :

a) Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik.

Rasional: Panas akan meningkatkan peredarahan dan

pembengkakan

b) Perdarahan aktif.

Rasional : Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan

meningkatkan peredarahan.

c) Edema non inflamasi.

Rasional : Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema

d) Tumor ganas terlokalisasi karena panas mempercepat metabolism

sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat

mempercepat metastase (tumor sekunder)

e) Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas

dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.


BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Peneliti menggunakan desain deskriptif merupakan suatu metode studi kasus

yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa penting yang terjadi atau

sesuatu keadaan secara objektif dengan pendekatan studi kasus . Studi kasus

merupakan rancangan penelitian yang mencangkup pengkajian secara

intensif.

3.2 Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus adalah seseorang yang menderita penyakit Asam urat

(Gout Arthritis) dengan masalah gangguan nyeri kronis dengan kriteria

inklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi :

1. Klien usia ≥ 15 tahun

2. Menandatangi informed consent

3. Berdomisili di kota Palu

Kriteria eksklusi :

Kriteria eksklusi adalah menghubungkan/mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi dari berbagai sebab (Setyorini &

Setyaningrum, 2018).
3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus yang menjadi kajian utama dari kasus diatas adalah

penerapan Kompres Hangat pada pasien Gout Arthritis dengan masalah

gangguan nyeri kronis.

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Gout Arthritis adalah Klien yang terdiagnosa penyakit Gout Arthritis

3.4.2 Nyeri kronis yaitu nyeri berulang yang dialami oleh klien dengan gout

arthritis pada daerah lutut.

3.4.3 Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengurangi nyeri sesuai dengan SOP.

3.5 Instrumen Studi Kasus

Instrumen Studi kasus yang digunakan untuk membantu

peneliti dalam mengumpulkan data yaitu: Format Pengkajian, dan lembar

Standar Operasional Prosedur (SOP) kompres hangat.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Wawancara

Melakukan wawancara kepada individu dengan menanyakan

langsung keluhan-keluhan yang dirasakan responden.


3.6.2 Observasi Langsung

Melihat langsung keadaan pasien dan mencatat hasil tindakan serta

mengobservasi keadaan umum pasien sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan keperawatan.

3.7 Tempat Dan Waktu

3.7.1 Tempat Studi Kasus

Tempat atau pelaksanaan dilakukan di kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah .

3.7.2 Waktu Studi Kasus

Rencana waktu pelaksanaan studi kasus pada bulan Maret sampai

April tahun 2022

3.8 Penyajian data

Penyajian data yang disajikan penulis secara deskriptif yaitu memaparkan dan

menggambarkan hasil dari pengkajian sampai evaluasi dilakukan pada klien

Gout Arthritis dengan penerapan kompres hangat, dimana data disajikan

berupa data subjektif dan objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian

maupun pemeriksaan fisik.

3.9 Etika Studi Kasus

Sebelum melakukan penelitian, peneliti wajib mengajukan permohonan

izin kepada responden untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah

mendapatkan persetujuan barulah peneliti melakukan penelitian dengan


menegakkan masalah etika keperawatan. Dalam melaksanakan studi kasus ada

beberapa etika yang harus ditaati, yaitu :

3.9.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Bentuk persetujuan yang dilakukan yaitu responden dengan

memberikan lembar persetujuan.

3.9.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Etika yang dimaksud yaitu tidak mencantumkan nama responden pada

lembar pengkajian (hanya menggunakan kode atau inisial).

3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Sesuatu yang dilakukan dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abarca, R. M. (2021). Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Pada Lanjut


Usia Dengan Osteoarthrits DI UPTD Tresna Werda Natar Lampung Selatan
TAHUN 2020. Nuevos Sistemas de Comunicación e Información, 2013–
2015.
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar- Ruzz.
Hasrul, & Muas. (2018). Pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas
nyeri gout Artritis pada lansia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7, 84–89.
Hoesny, R., Alim, Z., & Hartina, R. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
Skala Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara
Kota Palopo Tahun 2017. Jurnal Fenomena Kesehatan, 1(1), 38–43.
Huether, S. E., & McCance, K. L. (2019). Buku Ajar Patofisiologi (6th ed.).
Elsevier.
Kesehatan, J. I., Husada, S., & Radharani, R. (2020). Warm Ginger Compress to
Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout. 11(1), 573–578.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.349
Madoni, A. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Gout Arthritis Pada Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017. XII Jilid III, XII(79), 1–7.
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/viewFile/530/469
Mihalko, S. L., Cox, P., Beavers, D. P., Miller, G. D., Nicklas, B. J., Lyles, M.,
Hunter, D. J., Eckstein, F., Guermazi, A., Loeser, R. F., Devita, P., &
Messier, S. P. (2018). Effect of intensive diet and exercise on self-efficacy in
overweight and obese adults with knee osteoarthritis: The IDEA randomized
clinical trial. April, 1–9. https://doi.org/10.1093/tbm/iby037
Naviri, I., Dwirahayu, Y., & Andayani, S. (2019). Studi Kasus : Upaya
Penurunan Nyeri Pada Anggota Keluarga Ny.P Penderita Penyakit Gout
Arthritis Di Puskesmas Siman Ponorogo. Health Sciences Journal, 3(2), 64.
https://doi.org/10.24269/hsj.v3i2.275
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamentals of Nursing Fundamental
Keperawatan (7th ed.). Elsevier.
Prasertyo, D. A. (2019). Upaya Menurunkan Intensitas Nyeri Melalui Kompres
Serai Hangat Pada Asuhan Keperawatan Gerontik. PROFESI (Profesional
Islam) Media Publikasi Penelitian; 2019., 1–8.
Rianti, E., Kustanti, C., & Yogyakarta, S. N. (2021). Pada Keluarga Dengan
Anggota Keluarga Lansia Yang Mengalami Gout Arthritis diakibatkan oleh
tingginya kadar asam purin . Hal penting yang mempengaruhi. 3, 68–77.
Riskesdas. (2018). Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan.
Setyorini, A., & Setyaningrum, N. (2018). Pengaruh Latihan Range Of Motion
(ROM) Aktif Assitif Terhadap Rentang Gerak Sendi Pada Lansia Yang
Mengalami Immobilisasi Fisik. 13(2), 77–84.
Songgigilan, A. M. ., Rumengan, I., & Kundre, R. (2019). Hubungan Pola Makan
Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada
Penderita Gout Artritis Di Puskesmas Ranotana Weru. Jurnal Keperawatan,
7(1), 1–8. https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24325
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017b). Standar Luaran Keprawatan Indonesia.
Trianipurna, A. (2017). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri
pada Lansia. 182–187.
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Tahun 2021
Des Jan Feb Mar Apr
1. Tahap persiapan penelitian

a. Pengajuan judul dan


penetapan judul
b. Penyusunan proposal

c. Konsul proposal

d. Perbaikan proposal

e. Pengajuan proposal

f. Ujian proposal

g. Perbaikan

Tahap pelaksanaan
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengkajian s/d
implementasi
b. Penyusunan studi kasus
c. Pengajuan
3. Tahap hasil
a. ujian hasil
b. Revisi ujian hasil
c. Pembukuan
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1) Kami adalah Peneliti berasal dari STIKes Bala Keselamatan Palu program

studi DIII keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi

dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan

Penerapan Kompres Hangat Pada Pasien Gout Arthritis dengan Gangguan

Nyeri Kronis.

2) Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah Menggambarkan Asuhan

Keperawatan Penerapan Kompres Hangat Pada Pasien Gout Arthritis

dengan Gangguan Nyeri Kronis yang dapat memberikan Manfaat berupa:

 Bagi masyarakat, dapat meningkatkan pengetahuan dalam merawat

pasien gout arthritis melalui cara penanganan non farmakologi

kompres hangat secara tepat sehingga masyarakat dapat menerapkan

kompres hangat dalam kehidupan sehari-hari.

 Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan, menambah

wawasan ilmu dan teknologi penerapan di bidang keperawatan

dalam melaksanakan asuhan penerapan krompres hangat pada pasien

gout arthritis dengan gangguan nyeri kronis.

 Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman dan mengaplikasikan

hasil riset keperawatan khususnya studi kasus tentang pelaksanaan

asuhan keperawatan penerapan kompres hangat pada pasien gout

arthritis dengan gangguan nyeri kronis


Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Maret-April 2022.

3) Proses pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin /

observasi dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan

berlangsung kurang lebih 15-20 menit. Cara ini mungkin akan

menyebabkan ketidaknyamanan tetapi saudara tidak perlu khawatir karena

penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan / pelayanan

keperawatan.

4) Keuntungan yang saudara peroleh keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah turut terlibat aktif mengikuti perkembangan tindakan yang diberikan.

5) Nama dan jati diri saudara beserta seluruh informasi yang saudara

sampaikan akan tetap dirahasiakan.

6) Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor HP : 082296203102

Peneliti

Feybe Glady Theresia Ombo


INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi Partisipant)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh Gledis Prastika Ismail dengan judul “ Asuhan Keperawatan

Penerapan Prosedur Kompres Hangat Pada Pasien Gout Arthritis Dengan

Gangguan Nyeri.”

Saya memutuskan setuju untuk ikut partisipan pada penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

Palu, Maret 2022

Saksi

Yang memberikan persetujuan

Palu, Maret 2022

Peneliti

Feybe Glady Theresia Ombo


FORMAT PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Alamat :

5. Status :

6. Jumlah anak :

7. Agama :

8. Suku :

9. Tingkat pendidikan :

10. Bahasa yang digunakan :

11. Pekerjaan :

B. Penanggung Jawab

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Hubungan dengan klien :


C. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama :

2. Riwayat penyakit sekarang:

3. Riwayat penyakit dahulu :

4. Riwayat Alergi :

5. Riwayat penyakit keluarga:

(Genogram dan Keterangannya)

D. Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola Nutrisi

Frekuensi makan ?, jenis makanan?, makanan yg tdk disukai ?, alergi

terhadap makanan?, pantangan makanan?, keluhan yg berhubungan

dengan makan?

2. Eliminasi

BAK : Frekuensi & waktu?, kebiasaan BAK pada malam hari?,

keluhan yang berhubungan dengan BAK?

BAB : Frekuensi & waktu?, konsistensi?, keluhan yang

berhubungan dengang BAB?, pengalaman memakai pencahar?

3. Pola istirahat tidur

Lama tidur malam?, tidur siang?, keluhan yang berhubungan dengan

tidur?

E. Pengkajian Fisik

(a) Status kesehatan umum

Keadaan umum :
Kesadaran :

Tinggi badan :

Berat badan :

(b) Tanda-tanda vital

 Suhu :

 Tekanan darah :

 Nadi :

 Respirasi :

 Berat badan :

 Tinggi badan :

 (IMT) :
STIKes BALA KESELAMATAN PALU
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA : Feybe Glady Theresia Ombo


NIM /NPM : 190029
NAMA PEMBIMBING : Ida Yanriatuti S.Kep., Ns.,, M, Kep

PARAF
NO. TANGGAL REKOMENDASI PEMBIMBING
PEMBIMBING
1 21 Maret 2022  Perbaiki penulisan
 Perbaiki tanda baca

2 21 Maret 2022  Edit latar belakang sesuai urutan


(Masalah, Skala, Kronologi, dan
Solusi)
 Edit tabel tanda mayor dan minor
3 22 Maret 2022  Perhatikan jarak dan huruf
 Dalam kotak spasi 1, huruf 10

4 22 Maret 2022  Tambahkan pengkajian khusus nyeri


 Tambahkan SOP kompres hangat
 Tambahkan nama penulis pengkajian
dan penjelasan
5 23 Maret 2022  Sumber di bawah tabel
 Tambahkan jurnal yang membuktikan
kompres hangat dapat menurunkan
nyeri.
6 24 Maret 2022  Tambahkan indikasi dan
kontraindikasi kompres hangat
 Tambahkan lampiran PSP (penjelasan
untuk mengikuti penelitian)
 Tambahkan Jadwal Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai